Você está na página 1de 6

MA`RIFATULLAH

1.1 Latar Belakang


Allah SWT telah menciptakan dan menjadikan alam ini seluruhnya lengkap
dengan sistem yang menyeluruh. Antara satu sama lain ada perakitan dan
manfaatnya sendiri. Allah SWT yang menjadikan semua isi alam ini dari yang
sekecil-kecilnya hingga yang paling besar, yang nyata dan yang ghaib. Dari
sifat pengetahuan Allah SWT yang Maha Mengetahui inilah, sehingga Allah
SWT menjadi sumber ilmu.

1.2 Pembahasan
1. KARAKTERISTIK AQIDAH ISLAM
Aqidah Islam adalah Aqidah Rabbaniy (berasal dari Allah ) yang bersih
dari pengaruh penyimpangan dan subyektifitas manusia. Aqidah Islam memiliki
karakteristik berikut ini :
1. Al Wudhuh wa al Basathah ( jelas dan ringan) tidak ada kerancuan di
dalamnya seperti yang terjadi pada konsep Trinitas dsb.
2. Sejalan dengan fitrah manusia, tidak akan pernah bertentangan antara aqidah
salimah (lurus) dan fitrah manusia. Firman Allah : Fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah
Allah.. QS. 30:30
3. Prinsip-prinsip aqidah yang baku, tidak ada penambahan dan perubahan dari
siapapun. Firman Allah :Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan
lain selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak
diizinkan Allah ? QS. 42:21
4. Dibangun di atas bukti dan dalil, tidak cukup hanya dengan doktrin dan
pemaksaan seperti yang ada pada konsep-konsep aqidah lainnya. Aqidah Islam
selalu menegakkan : Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah
orang yang benar QS 2:111

5. Al Wasthiyyah (moderat) tidak berlebihan dalam menetapkan keesaan maupun


sifat Allah seperti yang terjadi pada pemikiran lain yang mengakibatkan
penyerupaan Allah dengan makhluk-Nya. Aqidah Islam menolak fanatisme
buta seperti yang terjadi dalam slogan jahiliyah Sesungguhnya kami
mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami
orang-orang yang mendapat petunjuk dengan mengikuti jejak mereka QS.
43:2.

2. PENGERTIAN MARIFATULLAH
Marifatullah (mengenal Allah) bukanlah mengenali dzat Allah, karena
hal ini tidak mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia yang terbatas. Sebab
bagaimana mungkin manusia yang terbatas ini mengenali sesuatu yang tidak
terbatas?. Segelas susu yang dibikin seseorang tidak akan pernah mengetahui
seperti apakah orang yang telah membuatnya menjadi segelas susu.
Menurut Ibn Al Qayyim : Marifatullah yang dimaksudkan oleh ahlul
marifah (orang-orang yang mengenali Allah)

adalah ilmu yang membuat

seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi
pengenalannya.
Marifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun
mariaftullah dimaknai dengan pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan
manusia dekat dengan Allah, mengenalkan rintangan dan gangguan yang ada
dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah.
3. CIRI-CIRI DALAM MARIFATULLAH
Seseorang dianggap marifatullah

(mengenal Allah) jika

ia telah

mengenali
1. asma (nama) Allah
2. sifat Allah dan
3. afal (perbuatan) Allah, yang terlihat dalam ciptaan dan tersebar dalam
kehidupan alam ini.

Kemudian dengan bekal pengetahuan itu, ia menunjukkan :


1. sikap shidq (benar) dalam ber -muamalah (bekerja) dengan Allah,
2. ikhlas dalam niatan dan tujuan hidup yakni hanya karena Allah,
3. pembersihan diri dari akhlak-akhlak tercela dan kotoran-kotoran jiwa
yang membuatnya bertentangan dengan kehendak Allah SWT
4. sabar/menerima pemberlakuan hukum/aturan Allah atas dirinya
5. berdawah/ mengajak orang lain mengikuti kebenaran agamanya
6. membersihkan dawahnya itu dari pengaruh perasaan, logika dan
subyektifitas siapapun. Ia hanya menyerukan ajaran agama seperti
yang pernah diajarkan Rasulullah SAW.
Figur teladan dalam marifatullah ini adalah Rasulullah SAW. Dialah
orang yang paling utama dalam mengenali Allah SWT. Sabda Nabi : Sayalah
orang yang paling mengenal Allah dan yang paling takut kepada-Nya. HR Al
Bukahriy dan Muslim. Hadits ini Nabi ucapkan sebagai jawaban dari pernyataan
tiga orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah dengan keinginan dan
perasaannya sendiri.
Tingkatan berikutnya, setelah Nabi adalah ulama amilun ( ulama yang
mengamalkan ilmunya). Firman Allah : Sesungguhnya yang takut kepada Allah
di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama QS. 35:28
Orang yang mengenali Allah dengan benar adalah orang yang mampu
mewarnai dirinya dengan segala macam bentuk ibadah. Kita akan mendapatinya
sebagai orang yang rajin shalat, pada saat lain kita dapati ia senantiasa berdzikir,
tilawah, pengajar, mujahid, pelayan masyarkat, dermawan, dst. Tidak ada ruang
dan waktu ibadah kepada Allah, kecuali dia ada di sana. Dan tidak ada ruang dan
waktu larangan Allah kecuali ia menjauhinya.
Ada sebagian ulama yang mengatakan : Duduk di sisi orang yang
mengenali Allah akan mengajak kita kepada enam hal dan berpaling dari enam
hal, yaitu : dari ragu menjadi yakin, dari riya menjadi ikhlash, dari ghaflah (lalai)

menjadi ingat, dari cinta dunia menjadi cinta akhirat, dari sombong menjadi
tawadhu (randah hati), dari buruk hati menjadi nasehat
4. URGENSI MARIFATULLAH
a. Marifatullah adalah puncak kesadaran yang akan menentukan perjalanan
hidup manusia selanjutnya. Karena marifatullah akan menjelaskan tujuan
hidup manusia yang sesungguhnya. Ketiadaan marifatullah membuat
banyak orang hidup tanpa tujuan yang jelas, bahkan menjalani hidupnya
sebagaimana makhluk hidup lain (binatang ternak). QS.47:12
b. Marifatullah adalah asas (landasan) perjalanan ruhiyyah (spiritual)
manusia secara keseluruhan. Seorang yang mengenali Allah akan
merasakan kehidupan yang lapang. Ia hidup dalam rentangan panjang
antara bersyukur dan bersabar.
Sabda Nabi : Amat mengherankan urusan seorang mukmin itu, dan tidak
terdapat pada siapapun selain mukmin, jika ditimpa musibah ia bersabar,
dan jika diberi karunia ia bersyukur (HR.Muslim)
Orang yang mengenali Allah akan selalu berusaha dan bekerja untuk
mendapatkan ridha Allah, tidak untuk memuaskan nafsu dan keinginan
syahwatnya.
c. Dari Marifatullah inilah manusia terdorong untuk mengenali para nabi
dan rasul, untuk mempelajari cara terbaik mendekatkan diri kepada Allah.
Karena para Nabi dan Rasul-lah orang-orang yang diakui sangat mengenal
dan dekat dengan Allah.
d. Dari Marifatullah ini manusia akan mengenali kehidupan di luar alam
materi, seperti Malaikat, jin dan ruh.
e. Dari Marifatullah inilah manusia mengetahui perjalanan hidupnya, dan
bahkan akhir dari kehidupan ini menuju kepada kehidupan Barzahiyyah
(alam kubur) dan kehidupan akherat.

5. SARANA MARIFATULLAH

Sarana yang mengantarkan seseorang pada marifatullah adalah :


a. Akal sehat
Akal sehat yang merenungkan ciptaan Allah. Banyak sekali ayat-ayat Al
Quran yang menjelaskan pengaruh perenungan makhluk (ciptaan) terhadap
pengenalan al Khaliq (pencipta) seperti firman Allah : Katakanlah
Perhatikanlah apa yang ada di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan
Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman. QS 10:101, atau QS 3: 190-191
Sabda Nabi : Berfikirlah tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berfikir
tentang Allah, karena kamu tidak akan mampu HR. Abu Nuaim
b. Para Rasul
Para Rasul yang membawa kitab-kitab yang berisi penjelasan sejelas-jelasnya
tentang marifatullah dan konsekuensi-konsekuensinya. Mereka inilah yang
diakui sebagai orang yang paling mengenali Allah. Firman Allah :
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan
neraca (keadilan ) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan..
57:25
c. Asma dan Sifat Allah

QS.

Mengenali asma (nama) dan sifat Allah disertai dengan perenungan makna
dan pengaruhnya bagi kehidupan ini menjadi sarana untuk mengenali Allah.
Cara inilah yang telah Allah gunakan untuk memperkenalkan diri kepada
makhluk-Nya. Dengan asma dan sifat ini terbuka jendela bagi manusia untuk
mengenali Allah lebih dekat lagi. Asma dan sifat Allah akan menggerakkan
dan membuka hati manusia untuk menyaksikan dengan seksama pancaran
cahaya Allah. Firman Allah :
Katakanlah : Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang
mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asma al husna (nama-nama yang
terbaik) QS. 17:110
Asma al

husna

inilah

yang

Allah

perintahkan

pada

kita

untuk

menggunakannya dalam berdoa. Firman Allah :


Hanya milik Allah asma al husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut asma al husna itu QS. 7:180
Inilah sarana efektif yang Allah ajarkan kepada umat manusia untuk
mengenali Allah SWT (marifatullah). Dan marifatullah ini tidak akan realistis
sebelum seseorang mampu menegakkan tiga tingkatan tauhid, yaitu : tauhid
rububiyyah, tauhid asma dan sifat. Kedua tauhid ini sering disebut dengan tauhid
al marifah wa al itsbat ( mengenal dan menetapkan) kemudian tauhid yang
ketiga yaitu tauhid uluhiyyah yang merupakan tauhid thalab (perintah) yang
harus dilakukan.
Wallahu alam

Você também pode gostar