Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
com/
PROSES
Kompleks produksi ASC yang terintegrasi mulai dari Klor-Alkali hingga Polivinil
Klorida terdiri dari tiga proses utama.
Dalam proses yang pertama yaitu Proses Klor-Alkali, caustic soda (NaOH) merupakan
produk utama yang dihasilkan, disamping produk-produk sampingan berupa gas klorin (Cl2),
gas hydrogen (H2) dan natrium hipoklorit (NaOCl).
Dalam Proses Klor-Alkali ini garam natrium klorida (NaCl) dilarutkan dalam air dan
dimurnikan serta dikonsentrasikan. Larutan garam yang murni dan terkonsentrasi ini
kemudian dielektrolisa melalui teknologi klor-alkali mutakhir yang dkembangkan oleh Asahi
Glass Company (AGC), yaitu teknologi membran penukar kation (cation exchange
membrane) menghasilkan caustic soda, gas klorin dan gas hydrogen. Natrium hipoklorit
merupakan produk turunan yang didapat dengan mereaksikan caustic soda dan gas klorin.
ASC memanfaatkan teknologi Klor-Alkali yang paling ramah lingkungan karena
mengkonsumsi energi secara minimum, bebas polusi dan menghasilkan kualitas produk yang
superior.
Proses yang kedua, yaitu Proses EDC/VCM, menghasilkan monomer vinil klorida (vinyl
chloride monomer atau disingkat dengan VCM) sebagai produk utama. Proses produksi VCM
yang dipraktekkan secara komersil menggunakan dua rute secara bersamaan, yaitu melalui
rute Proses Direct Chlorination (DC) dan rute Proses Oxy-Chlorination (OC).
Dalam Proses Direct Chlorination, gas klorin yang dihasilkan dari Proses Klor-Alkali
direaksikan dengan ethylene untuk menghasilkan ethylene dichloride (EDC) yang
penggunaan utamanya di dunia ini adalah sebagai bahan baku pembuatan VCM.
Dalam Proses Oxy-Chlorination, ethylene direaksikan dengan asam klorida (HCl) dan
oksigen (O2) menghasilkan ethylene dichloride (EDC).
Ethylene dichloride yang dihasilkan melalui kedua rute diatas kemudian di-cracking
menjadi vinil klorida (VCM) sebagai produk utama dan asam klorida (HCl) sebagai produk
sampingan. Sebagian dari asam klorida yang dihasilkan dari proses cracking EDC kemudian
digunakan kembali dalam Proses Oxy-Chlorination untuk menghasilkan EDC, sementara
sebagian lainnya dikirim ke pelanggan.
Dalam proses yang ketiga, yaitu Proses PVC, vinil klorida (VCM) dipolimerisasi menjadi
resin polivinil klorida (PVC) dalam reactor batch. Setelah proses polimerisasi, sisa VCM
yang tidak bereaksi dalam proses polimerisasi kemudian dipisahkan dari resin PVC melalui
proses stripping. Resin PVC kemudian dikeringkan hingga didapat resin PVC berkualitas
tinggi dengan tingkat kemurnian tinggi yang memenuhi standard kesehatan dan higienis
internasional disamping memenuhi standard teknis untuk tuntutan aplikasi yang tinggi.
Proses Klor Alkali ASC memanfaatkan teknologi membran penukar kation (cation
exchange membrane) yang merupakan teknologi klor alkali termodern yang sangat efisien,
paling ramah lingkungan dan menghasilkan produk berkualitas tinggi yang memenuhi
beragam aplikasi yang menuntut kualitas prima. Proses klor alkali melibatkan proses
elektrolisa larutan garam natrium klorida (NaCl) di dalam suatu sel membran, menghasilkan
produk-produk berupa gas klorin (Cl2), soda api (biasa juga disebut caustic soda atau natrium
hidroksida, NaOH) dan gas hidrogen (H2).
Dalam sel membrane tersebut, ruang anoda dan ruang katoda dipisahkan oleh suatu
membrane yang dapat dilalui oleh kation (ion positif). Larutan garam natrium klorida jenuh
yang mengandung ion-ion Na+ and Cl dialirkan ke dalam ruang anoda.
Suatu arus searah (DC) kemudian dialirkan melalui sel tersebut.
Pada anoda, ion-ion klorida (Cl) dalam larutan garam (NaCl) dioksidasi menjadi gas klorin
(Cl2):
2 NaCl (aq) + 2 H2O (l) 2 NaOH (aq) + Cl2 (g) + 2 H+ + 2 e
Sementara pada katoda, ion-ion hydrogen (H+) dalam air direduksi menjadi gas hydrogen
(H2):
2
H+ + 2
e
H2 (g)
Membran yang dapat dilalui kation (ion-ion positif) terletak di tengah sel dan memisahkan
ruang anoda dan ruang katoda. Membran ini memiliki peranan penting karena menjadi media
yang memungkinkan terjadinya perpindahan ion-ion natrium (Na+) dari ruang anoda ke
ruang katoda, dimana ion-ion natrium (Na+) tersebut kemudian bereaksi dengan ion-ion
hidroksida (OH) menghasilkan soda api (NaOH).
Reaksi elektrolisa larutan garam (NaCl) secara keseluruhan dapat digambarkan
sebagai berikut:
2NaCl
+
2H2O
Cl2 +
H2 +
2NaOH
Produk lain, yaitu natrium hipoklorit (NaClO), kemudian diproduksi dengan mereaksikan gas
klorin (Cl2) dengan soda api (NaOH).
Cl2 +
2
NaOH
NaCl
+
NaClO
+
H2O
Karena gas klorin (Cl2) bersifat korosif, anoda harus dibuat dari logam yang tidak
reaktif seperti titanium, sementara katoda dapat dibuat dari nikel
Proses EDC/VCM
(1)
(2)
(3)
Dengan menjumlahkan Reaksi (1), (2) dan (3), didapat reaksi keseluruhan
dari kombinasi proses Direct Chlorination dan Oxy-Chlorination:
2 CH2=CH2 + Cl2 + O2 2 CH2=CHCl + H2O
(4)
Proses PVC
didapat resin PVC yang hanya mengandung sangat sedikit air. Resin PVC
ini selanjutnya dialirkan ke dalam unit pengering (dryer) hingga dihasilkan
resin PVC yang kering, siap untuk dikirim kepada para pelanggan.
PRODUK
Caustic Soda (NaOH)
Caustic soda merupakan bahan baku penting dan juga bahan yang
digunakan dalam berbagai proses kimia di banyak industri. ASC
menghasilkan produk caustic soda dalam bentuk larutan dengan
konsentrasi 48% (Liquid caustic Soda) dan juga dalam bentuk padat
dengan tingkat kemurnian diatas 98% (Flake Caustic Soda).
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu pengguna terbesar produk
caustic soda di seluruh dunia, dimana caustic soda digunakan sebagai
bahan baku dalam proses pulping dan bleaching. Caustic soda juga
digunakan dalam proses daur ulang kertas bekas, yaitu dalam proses deinking kertas bekas, disamping juga banyak digunakan dalam proses
pengolahan air.
Dalam industri tekstil, caustic soda digunakan dalam pemrosesan kapas
disamping juga dalam proses pewarnaan serat sintetik seperti nilon dan
polyester.
Dalam industri sabun dan deterjen, caustic soda digunakan dalam reaksi
saponifikasi, yaitu reaksi konversi minyak nabati menjadi sabun. Caustic
soda juga digunakan dalam pembuatan surfaktan anionic yang
merupakan komponen penting dalam produk deterjen maupun produk
pembersih.
Industri minyak dan gas bumi (migas) memanfaatkan caustic soda dalam
tahap eksplorasi, produksi maupun pemrosesan minyak dan gas alam,
dimana caustic soda digunakan untuk menghilangkan bau yang berasal
dari hidrogen sulfida (H2S) maupun mercaptan.