Você está na página 1de 6

http://dlingo-giriloji.blogspot.

com/
PROSES

Kompleks produksi ASC yang terintegrasi mulai dari Klor-Alkali hingga Polivinil
Klorida terdiri dari tiga proses utama.
Dalam proses yang pertama yaitu Proses Klor-Alkali, caustic soda (NaOH) merupakan
produk utama yang dihasilkan, disamping produk-produk sampingan berupa gas klorin (Cl2),
gas hydrogen (H2) dan natrium hipoklorit (NaOCl).
Dalam Proses Klor-Alkali ini garam natrium klorida (NaCl) dilarutkan dalam air dan
dimurnikan serta dikonsentrasikan. Larutan garam yang murni dan terkonsentrasi ini
kemudian dielektrolisa melalui teknologi klor-alkali mutakhir yang dkembangkan oleh Asahi
Glass Company (AGC), yaitu teknologi membran penukar kation (cation exchange
membrane) menghasilkan caustic soda, gas klorin dan gas hydrogen. Natrium hipoklorit
merupakan produk turunan yang didapat dengan mereaksikan caustic soda dan gas klorin.
ASC memanfaatkan teknologi Klor-Alkali yang paling ramah lingkungan karena
mengkonsumsi energi secara minimum, bebas polusi dan menghasilkan kualitas produk yang
superior.
Proses yang kedua, yaitu Proses EDC/VCM, menghasilkan monomer vinil klorida (vinyl
chloride monomer atau disingkat dengan VCM) sebagai produk utama. Proses produksi VCM
yang dipraktekkan secara komersil menggunakan dua rute secara bersamaan, yaitu melalui
rute Proses Direct Chlorination (DC) dan rute Proses Oxy-Chlorination (OC).
Dalam Proses Direct Chlorination, gas klorin yang dihasilkan dari Proses Klor-Alkali
direaksikan dengan ethylene untuk menghasilkan ethylene dichloride (EDC) yang
penggunaan utamanya di dunia ini adalah sebagai bahan baku pembuatan VCM.
Dalam Proses Oxy-Chlorination, ethylene direaksikan dengan asam klorida (HCl) dan
oksigen (O2) menghasilkan ethylene dichloride (EDC).
Ethylene dichloride yang dihasilkan melalui kedua rute diatas kemudian di-cracking
menjadi vinil klorida (VCM) sebagai produk utama dan asam klorida (HCl) sebagai produk
sampingan. Sebagian dari asam klorida yang dihasilkan dari proses cracking EDC kemudian
digunakan kembali dalam Proses Oxy-Chlorination untuk menghasilkan EDC, sementara
sebagian lainnya dikirim ke pelanggan.
Dalam proses yang ketiga, yaitu Proses PVC, vinil klorida (VCM) dipolimerisasi menjadi
resin polivinil klorida (PVC) dalam reactor batch. Setelah proses polimerisasi, sisa VCM
yang tidak bereaksi dalam proses polimerisasi kemudian dipisahkan dari resin PVC melalui
proses stripping. Resin PVC kemudian dikeringkan hingga didapat resin PVC berkualitas
tinggi dengan tingkat kemurnian tinggi yang memenuhi standard kesehatan dan higienis
internasional disamping memenuhi standard teknis untuk tuntutan aplikasi yang tinggi.

Proses Chlor Alkali

Proses Klor Alkali ASC memanfaatkan teknologi membran penukar kation (cation
exchange membrane) yang merupakan teknologi klor alkali termodern yang sangat efisien,
paling ramah lingkungan dan menghasilkan produk berkualitas tinggi yang memenuhi
beragam aplikasi yang menuntut kualitas prima. Proses klor alkali melibatkan proses
elektrolisa larutan garam natrium klorida (NaCl) di dalam suatu sel membran, menghasilkan
produk-produk berupa gas klorin (Cl2), soda api (biasa juga disebut caustic soda atau natrium
hidroksida, NaOH) dan gas hidrogen (H2).
Dalam sel membrane tersebut, ruang anoda dan ruang katoda dipisahkan oleh suatu
membrane yang dapat dilalui oleh kation (ion positif). Larutan garam natrium klorida jenuh
yang mengandung ion-ion Na+ and Cl dialirkan ke dalam ruang anoda.
Suatu arus searah (DC) kemudian dialirkan melalui sel tersebut.
Pada anoda, ion-ion klorida (Cl) dalam larutan garam (NaCl) dioksidasi menjadi gas klorin
(Cl2):
2 NaCl (aq) + 2 H2O (l) 2 NaOH (aq) + Cl2 (g) + 2 H+ + 2 e
Sementara pada katoda, ion-ion hydrogen (H+) dalam air direduksi menjadi gas hydrogen
(H2):
2
H+ + 2
e
H2 (g)
Membran yang dapat dilalui kation (ion-ion positif) terletak di tengah sel dan memisahkan
ruang anoda dan ruang katoda. Membran ini memiliki peranan penting karena menjadi media
yang memungkinkan terjadinya perpindahan ion-ion natrium (Na+) dari ruang anoda ke
ruang katoda, dimana ion-ion natrium (Na+) tersebut kemudian bereaksi dengan ion-ion
hidroksida (OH) menghasilkan soda api (NaOH).
Reaksi elektrolisa larutan garam (NaCl) secara keseluruhan dapat digambarkan
sebagai berikut:
2NaCl
+
2H2O

Cl2 +
H2 +
2NaOH

Produk lain, yaitu natrium hipoklorit (NaClO), kemudian diproduksi dengan mereaksikan gas
klorin (Cl2) dengan soda api (NaOH).
Cl2 +
2
NaOH

NaCl
+
NaClO
+
H2O
Karena gas klorin (Cl2) bersifat korosif, anoda harus dibuat dari logam yang tidak
reaktif seperti titanium, sementara katoda dapat dibuat dari nikel
Proses EDC/VCM

Etilen merupakan bahan baku yang digunakan dalam hampir semua


proses produksi vinil klorida di dunia saat ini. Proses produksi vinil klorida
yang dipraktekkan secara komersial saat ini merupakan kombinasi
seimbang dari dua jenis proses untuk menghasilkan etilen diklorida (EDC)
yang merupakan produk-antara (intermediate) dalam proses produksi vinil
klorida. Kedua proses tersebut dinamakan Direct Chlorination (DC) dan
Oxy-Chlorination (OC).
Dalam proses Direct Chlorination (DC), etilen (CH2=CH2) di-klorinasi untuk
menghasilkan etilen diklorida (CH2Cl-CH2Cl).
CH2=CH2 + Cl2 CH2Cl-CH2Cl

(1)

Etilen diklorida kemudian di-cracking (dipanaskan tanpa paparan


oksigen) untuk menghasilkan vinil klorida (CH2=CHCl) dan asam klorida
(HCl).
CH2Cl-CH2Cl CH2=CHCl + HCl

(2)

Sementara itu dalam proses Oxy-Chlorination (OC), etilen (CH2=CH2),


asam klorida (HCl) yang dihasilkan dari Reaksi (2) dan oksigen (O 2)
direaksikan untuk menghasilkan etilen diklorida (CH2Cl-CH2Cl).
CH2=CH2 + Cl2 + O2 CH2Cl-CH2Cl + H2O

(3)

Dengan menjumlahkan Reaksi (1), (2) dan (3), didapat reaksi keseluruhan
dari kombinasi proses Direct Chlorination dan Oxy-Chlorination:
2 CH2=CH2 + Cl2 + O2 2 CH2=CHCl + H2O

(4)

Proses PVC

Mayoritas proses produksi resin PVC di dunia saat ini menggunakan


metode polimerisasi suspensi. Dalam suatu proses polimerisasi suspensi,
sejumlah air bebas mineral (demineralized water) dialirkan ke dalam
suatu reactor, kemudian ditambahkan juga bahan-bahan lain berupa
inisiator, buffer dan zat pensuspensi (protective colloid atau biasa juga
disebut suspending agent). Reaktor kemudian ditutup dan udara yang ada
di dalam reactor di-evakuasi. Selanjutnya vinil klorida (VCM) dialirkan ke
dalam reactor. Aksi dari zat pensuspensi ditambah dengan proses
pengadukan memungkinkan terbentuknya butiran-butiran VCM berukuran
mikro di dalam media air.
Reaktor kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu reaksi polimerisasi
sehingga mengaktivasi inisiator untuk memulai reaksi polimerisasi. Begitu
reaksi polimerisasi secara efektif berlangsung, panas dihasilkan dari reaksi
tersebut. Panas yang dihasilkan harus diserap oleh air pendingin yang
dialirkan di dalam jaket reactor. Reaksi polimerisasi biasanya dibiarkan
berlangsung hingga konversi dari VCM ke PVC mencapai lebih dari 75%,
yaitu ketika jumlah VCM yang tersisa (belum bereaksi) hanya tinggal
sedikit saja.
Di akhir reaksi polimerisasi, slurry PVC (partikel resin PVC di dalam air)
dialirkan keluar dari reactor dan kandungan VCM yang tersisa dalam
partikel PVC dipisahkan (stripping) dalam suatu kolom stripping (stripping
column) yang sangat efektif. Slurry PVC selanjutnya di-sentrifugasi guna
memisahkan sebagian besar kandungan air dari resin PVC, sehingga

didapat resin PVC yang hanya mengandung sangat sedikit air. Resin PVC
ini selanjutnya dialirkan ke dalam unit pengering (dryer) hingga dihasilkan
resin PVC yang kering, siap untuk dikirim kepada para pelanggan.

PRODUK
Caustic Soda (NaOH)
Caustic soda merupakan bahan baku penting dan juga bahan yang
digunakan dalam berbagai proses kimia di banyak industri. ASC
menghasilkan produk caustic soda dalam bentuk larutan dengan
konsentrasi 48% (Liquid caustic Soda) dan juga dalam bentuk padat
dengan tingkat kemurnian diatas 98% (Flake Caustic Soda).
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu pengguna terbesar produk
caustic soda di seluruh dunia, dimana caustic soda digunakan sebagai
bahan baku dalam proses pulping dan bleaching. Caustic soda juga
digunakan dalam proses daur ulang kertas bekas, yaitu dalam proses deinking kertas bekas, disamping juga banyak digunakan dalam proses
pengolahan air.
Dalam industri tekstil, caustic soda digunakan dalam pemrosesan kapas
disamping juga dalam proses pewarnaan serat sintetik seperti nilon dan
polyester.
Dalam industri sabun dan deterjen, caustic soda digunakan dalam reaksi
saponifikasi, yaitu reaksi konversi minyak nabati menjadi sabun. Caustic
soda juga digunakan dalam pembuatan surfaktan anionic yang
merupakan komponen penting dalam produk deterjen maupun produk
pembersih.
Industri minyak dan gas bumi (migas) memanfaatkan caustic soda dalam
tahap eksplorasi, produksi maupun pemrosesan minyak dan gas alam,
dimana caustic soda digunakan untuk menghilangkan bau yang berasal
dari hidrogen sulfida (H2S) maupun mercaptan.

Dalam proses produksi aluminium, caustic soda digunakan untuk


melarutkan bijih baiksit yang merupakan bahan baku dalam produksi
aluminium.
Dalam industri kimia, caustic soda digunakan sebagai bahan baku atau
bahan kimia proses yang menghasilkan berbagai produk kimia hilir,
seperti bahan plastic, obat-obatan, pelarut, kain sintetik, adesif, zat
pewarna, cat, tinta, dan lain-lain. Caustic soda juga digunakan secara luas
untuk menetralisasi limbah yang bersifat asam dan juga untuk menyerap
komponen dalam gas buang yang bersifat asam.
Contoh aplikasi caustic soda yang digunakan dalam jumlah kecil
diantaranya produk pembersih rumah tangga, pembersih botol minuman,
pembuatan sabun skala kecil, dan lain-lain.
Klorin (Cl2)
Klorin banyak dimanfaatkan dalam produk yang sehari-hari ada
disekeliling kita dan merupakan bahan yang penting untuk menopang
kehidupan suatu masyarakat yang sehat. Di seluruh dunia, klorin memiliki
peran penting sebagai disinfektan air dalam proses pembuatan air minum
yang aman bagi kesehatan manusia. Klorin juga merupakan bahan kimia
yang penting dalam proses pemurnian air di unit-unit pengolahan air.
Klorin dalam air merupakan disinfektan yang sangat efektif
melawanEscherichia coli dan digunakan untuk membunuh bakteri dan
mikroba yang lain di kolam renang umum.
Delapan puluh lima persen dari seluruh obat-obatan modern mengandung
atau menggunakan klorin dalam proses produksinya. Klorin juga secara
ekstensif digunakan dalam proses produksi kertas, zar pewarna, tekstil,
perminyakan, antiseptik, insektisida, makanan, solven, cat, plastik dan
banyak lagi produk-produk masal yang bermanfaat bagi masyarakat.

Você também pode gostar

  • Laporan Tetap Ekstraksi Kafein Dari Kopi
    Laporan Tetap Ekstraksi Kafein Dari Kopi
    Documento11 páginas
    Laporan Tetap Ekstraksi Kafein Dari Kopi
    Ultri Amalia
    50% (4)
  • Blower Dan Kipas Sentrifugal
    Blower Dan Kipas Sentrifugal
    Documento3 páginas
    Blower Dan Kipas Sentrifugal
    Ultri Amalia
    Ainda não há avaliações
  • Mocaf
    Mocaf
    Documento4 páginas
    Mocaf
    Ultri Amalia
    Ainda não há avaliações
  • Faiz Muhammad ATKII
    Faiz Muhammad ATKII
    Documento3 páginas
    Faiz Muhammad ATKII
    Ultri Amalia
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento23 páginas
    Bab I
    Ultri Amalia
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento2 páginas
    Daftar Pustaka
    Ultri Amalia
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Tetap Karbohidrat
    Laporan Tetap Karbohidrat
    Documento19 páginas
    Laporan Tetap Karbohidrat
    Ultri Amalia
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar
    Ultri Amalia
    Ainda não há avaliações
  • WIRI
    WIRI
    Documento21 páginas
    WIRI
    Ultri Amalia
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento42 páginas
    Bab I
    Ultri Amalia
    50% (2)
  • DIFUSI
    DIFUSI
    Documento2 páginas
    DIFUSI
    Ultri Amalia
    Ainda não há avaliações