Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abses Hati
Proses infeksi nekrosis di
sentral dgn debris seluler
dikelilingi infiltrasi lekosit &
limfosit yang masif, di luarnya
ada proliferasi fibroblastik
membentuk jaringan ikat.
Dibagi dua :
Abses Hati Amebik
Abses Hati Piogenik
Patogenesis
Cara penularan fekal oral
Di usus tropozoit (E.proteolitik) ulkus
mukosa aliran darah porta ke hati.
Amoeba tersangkut menyumbat venula
porta intra hepatik infark hepatosit.
E. Proteolitik melisis parenkim hati
abses. Disentralnya terjadi pencairan
jaringan hati yg nekrotik berwarna coklat
kemerahan (anchovy sauce)
Amoebanya didinding abses.
Infeksi sekunder 25% AHA purulen.
Patologi
Letak abses Lobus kanan 87
87.5%
Lobus kiri 6.2 6.7%
Lobus kanan kiri 4.3 6.2%
Soliter, ukuran bervariasi
Gambaran Klinis :
Gejala
Demam
Nyeri perut kanan atas
Anoreksia
Nausea
Vomitus
BB
Batuk
Bengkak perut kanan
Ikterus
Berak darah
Persentase
86.9 96.7%
86.9 100%
82.9 93.5%
60.5 91.6%
8.3 22.5%
35.2 67.5%
8.3 45.1%
41.9 100%
9.6 21.7%
4.3 8.3%
Persentase
Ikterus
21.7 33.3%
Febris
73.9 83.3%
Malnutrisi
43.4 80.6%
Hepatomegali
91.3 100%
91.3 100%
Fluktuasi
17.3 96.7%
Pemeriksaan Radiologis
Gambaran USG :
Abses hati amuba
Bentuk bulat atau oval
Tunggal ( 85 % )
Abses hati piogenik
Bentuk bulat atau oval
Multipel
CT Scan Hati
Diagnosis
Ramachandran (1973) :
Hepatomegali nyeri tekan
Riwayat desentri
Lekositosis
Kelainan radiologis
Respon pada R/Amebesid
USG rongga dalam hati
Seroamuba (+) 1/128
Komplikasi :
Ruptur ke pleura, paru. usus
Intra peritoneal, perikardium.
kulit
Superinfeksi
Parasitemia aliran darah
otak abses otak Amebik
Pengobatan :
Metronidazol 3x 500 mg : 10 hr
kloroquinfosfat 3x 750 mg : 2 hr
dilanjutkan 500 mg/hr selama 20 hr
Dehidroemetin 1-1.5 mg/KgBB/hr im
selama 10 hr (max 99 mg/hr)
Aspirasi jarum dgn tuntunan USG indikasi
aspirasi jarum :
Abses besar > 7 10 cm
Respon terapi medik kurang
Infeksi campuran
Letak abses dekat kulit
Ada tanda perforasi
Abses pada lobus hati
Pengobatan :
Drainase secara operasi :
Abses dengan ancaman ruptue
Abses sulit dicapai
Gagal dengan aspirasi biasa
Piothorax/ efusi pleura dgn fistula
Bronchopleura perlu WSD
Prognosis :
Mortalitas di RS 2%
Fasilitas di RS kurang mortalitas 10%
Kasus operasi mortalitas 12%
Peritonitis mortalitas 40 50 %
Sebab kematian sepsis, sindroma
hepatorenal
Etiopatogenesis :
Septikemi/Bakteriemi dari infeksi di
tempat lain
Kriptogenik : tanpa faktor predisposisi
yg jelas pada usia lanjut.
Bakteriologi : penyebab terbanyak
gram (-) E.coli, S.fekalis, P.vulgaris,
S.typhi
Bakteri anaerob : Bakteroides,
aerobakter,
Patologi :
Umumnya multipel pada dua lobus,
52.3%, lob.kanan 41.8%, lob.kiri 4.8%.
Peradangan perihepatitis
perlengketan
Flebitis v.porta & cab.nya atau
cholangitis & cabnya.
Histologis nekrosis central dikelilingi
lekosit & limfosit yg masif, diluarnya
tdp proliferasi fibroblastik
Gambaran Klinik :
Manifestasi sistemik lebih
berat daripada abses hati
amebik
Keluhan
Persentase
Demam
79 98%
Menggigil
30 77%
Nyeri perut
51 90%
Nausea vomitus
15 70%
BB turun
25 69%
Anoreksi
26 65%
Malaise
20 34%
Pemeriksaan Fisik
Persentase
Hepatomegali
39 89%
42 91%
Ikterus
22 52%
Kelainan paru
21 37%
Laboratorium
Lekositosis
Persentase
60 87%
Anemi
50%
Alkali phosphat
90%
33 74%
34 54%
Ro Foto Thorax/CT-Scan :
Diafragma kanan meninggi
Efusi pleura kanan
Atelektasis basiler
Emfiema atau abses paru
Abses lobus kiri mendesak kurvatura minor
Komplikasi :
Septikemi/ Bakteriemi 45 86%
Ruptur Abses peritonitis generalisata
Kelainan pleura pulmonal 15%
Lain-lain : gagal hati, perdarahan rongga
abses, hemobilia, empiem, fistula
hepatobronkial ruptur ke perikard, ruptur retro
peritonium
Pengelolaan :
Pencegahan :
Dekompresi obstruksi bilier
Ligasi arteri hati, beri A.B
Sepsis intra abdominal segera diatasi
Terapi definitif :
A.B masif sesuai dgn perkiraan bakterinya
Drainase abses aspirasi perkutan dgn
tutunan USG
*Sanyal, et al Hepatology
Fatty liver
normal
Hepar
Epidemiologi
Non-alcoholic liver disease
Merupakan penyakit liver non alkoholik terbanyak di
Amerika Serikat (AS)
Merupakan penyebab ke-4 tersering untuk transplantasi
hepar
Diprediksi menjadi penyebab utama transplantasi liver
dalam 10-20 tahun ke depan
Mengenai 20-40% orang dewasa dan 6 juta anak-anak
Mengenai 46% kalangan usia lanjut dan 50% pasien
dengan dislipidemia
PATOGENESIS
Penyakit autoimun
Malnutrisi
Pertumbuhan bakteri
intestin yang berlebih
Fatty liver akut pada
kehamilan
HELLP syndrome
Faktor keturunan
Grieco, et al. Hepatology 2009
Medicines*,
AI Hepatitis
TPN
Hepatitis C
* MTX, VA, Acetaminophen,
TC, Tamoxifen,
Inherited
Nefidepine, Amiodarone,
CCl4
syndromes
41
Clinical Presentation
Asymptomatic
Routine blood tests
Liver enzymes
Enlarged Liver (1/3)
RUQ periumb. Pain
Fatigue. Malaise
Anorexia, Nausea
> 90% are obese
USG e/o fatty liver
Acanthosis
Nigricans
DM, HTN, Lipid abn.
OSAS, Snoring
42
Laboratory Abnormalities
2 - 4 fold GPT &
GOT
SGOT: SGPT Ratio < 1
AKP slight in 1/3
Dyslipidemia - TG
FBG and PPBG
BUN & Creatinine - N
Normal Albumin. PT
Low ANA + < 1 in
320
Serum Ferritin
Iron saturation
SGOT: SGPT Ratio > 1
if Cirrhosis sets in
43
Diagnosis
NAFLD merupakan diagnosis
eksklusi dari beberapa diagnosis
di bawah ini:
-Hepatitis alkoholik
-Hepatitis terinduksi obat (tamoxifen,
amiodarone)
-Hepatitis viral (HBV/HCV)
-Hepatitis autoimun
Screening Perlemakan
Hepar (NAFLD)
Pemeriksaan
Radiologis
ULTRASONOGRAFI
USG Doppler
Mengamati abnormalitas perfusi parenkim hepar,
pola Doppler dari vena hepatika, dan Indeks
Perfusi Doppler (rasio aliran darah arteri hepatika
dan aliran total darah pada hepar).
Fatty Infiltration
impaired visualization of
borders of hepatic vessels
Biopsi Hepar
Merupakan Gold Standard diagnosis dan
prognosis NAFLD
Tidak diindikasikan jika ditemukan secara tidak
sengaja melalui pemeriksaan radiologis, tetapi
enzim hepar normal
Jika ada sindroma metabolik atau peningkatan
enzim hepar yang persisten, biopsi hepar
kemungkinan bermanfaat
Pasien dengan sirosis yang terbukti melalui biopsi
hepar wajib menjalani screening rutin untuk
varises esofagus dan hepatocellular carcinoma
(HCC)
MANAJEMEN NAFLD
Statin
Risiko kardiovaskuler meingkat pada pasien dengan
NAFLD sehingga dislipidemia perlu ditangani dengan
tepat
Statin membantu menghambat metabolisme lemak
berlebih pada hepar, terutama penumpukan kolesterol
LDL, sehingga perlemakan hepar tidak bertambah
parah
*Chalasani, et al. Am J Gastro 2012
Selamat Belajar