Você está na página 1de 19

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Hipertensi dalam kehamilan adalah tekanan darah sistolik dan diastolik
140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2
kali selang 4 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi.
1.2 Epidemiologi
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan mordibitas
ibu bersalin. Di Indonesia mortalitas dan mordibitas hipertensi dalam
kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan selain oleh etiologi
tidak jelas, juga oleh perawatan dalam persalinan masih ditangani oleh
petugas non medik dan sistem rujukan yang belum sempurna. Hipertensi
dalam kehamilan dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga
pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus benarbenar dipahami oleh semua tenaga medik baik pusat maupun daerah.
1.3 Klasifikasi
Terdapat beberapa perbedaan mengenai klasifikasi hipertensi pada
hipertensi secara umum dengan hipertensi dalam kehamilan. NHBPEP
(National High Blood Pressure Education Working Group Report on High
Blood Pressure in Pregnancy) memiliki klasifikasi tersendiri karena pada
kehamilan, terjadi beberapa perubahan hemodinamik yang mempengaruhi
tekanan darah.

Tabel1.1.Perbedaan Klasifikasi Kriteria Hipertensi Hamil dan Tidak Hamil


Klasifikasi JNC 7 (TidakHamil)

Klasifikasi NHBPEP (Hamil)


1

Normal:

Normal/acceptable pada kehamilan

TDS 120 mmHg

TDS 140 mmHg

TDD 80 mmHg
Pre Hipertensi:

TDD 90 mmHg

TDS 120 - 139 mmHg


TDD 80 - 89 mmHg
Hipertensi Stage 1:

Hipertensi Ringan:

TDS 120 mmHg

TDS 140 -150 mmHg

TDD 80 mmHg
Hipertensi Stage 2

TDD 90 - 109 mmHg


Hipertensi Berat

TDS 160 - 179 mmHg

TDS 160 mmHg

TDD 100 - 110 mmHg


Hipertensi Stage 3

TDD 110 mmHg

TDS 180 - 209 mmHg


TDD 110 - 119 mmHg
Hipertensi dalam kehamilan memiliki terminologi tersendiri. Diambil
dari Report on the National High Blood Pressure Education Program Working
Group on High Blood Pressure in Pregnancy. Hipertensi dalam kehamilan
meliputi:
1.

Hipertensi Gestasional
Hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan
hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau kehamilan
dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa proteinuria.

2.

Preeklampsi
Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria

3.

Eklampsi
Preeklampsia yang disertai dengan kejang-kejang dan atau koma.

4.

Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsi


Hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik
disertai proteinuria.

5.

Hipertensi kronik (preexisting hypertention)

Hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi


yang pertama kali didiagnosa setelah umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan
1.4 Faktor Risiko
1. Primigravida, primipaternitas
2. Hiperplasentosis (misal: mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes
3.
4.
5.
6.

melitus, hidrops fetalis, bayi besar)


Umur yang ekstrim
Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklamsia
Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
Obesitas

1.5 Patofisiologi
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan
jelas. Banyak teori telah mengemukakan tentang terjadinya hipertensi
dalam kehamilan, tetapi tidak ada satu pun teori tersebut yang dianggap
mutlak benar. Teori-teori yang sekarang banyak dianut adalah:
1. Teori kelainan vascularisasi plasenta
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
4. Teori adaptasi kardiovaskular genetik
5. Teori defisiensi gizi
6. Teori inflamasi

1.6 Diagnosis
Selain pemantauan tekanan darah, diperlukan pemeriksaan laboratorium
guna memantau perubahan dalam hematologi, ginjal, dan hati yang dapat
mempengaruhi prognosis pasien dan janinnya. Pemeriksaan laboratorium yang
dianjurkan untuk memantau pasien hipertensi dalam kehamilan adalah
hemoglobin

dan

hematokrit

untuk

memantau

hemokonsentrasi

yang

mendukung diagnosis hipertensi gestasional. Pemeriksaan enzim AST, ALT,


dan LDH untuk mengetahui keterlibatan hati. Urinalisis untuk mengetahui
adanya proteinuria atau jumlah ekskresi protein urin 24 jam. Kreatinin serum
diperiksa untuk mengetahui fungsi ginjal, yang umumnya pada kehamilan
kreatinin serum menurun. Asam urat perlu diperiksa karena kenaikan asam urat
biasanya dipakai sebagai tanda beratnya preeklampsia. Pemeriksaan EKG
diperlukan pada hipertensi kronik. Seperti juga pada kehamilan tanpa
hipertensi, perlu pula dilakukan pemeriksaan gula darah dan kultur urin.

Algoritma Diagnosis Hipertensi pada Kehamilan


1. Hipertensi Gestasional
Kriteria Diagnosis pada hipertensi gestasional yaitu :

Tekanan darah 140/90 mmHg

Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal di


usia kehamilan <12 minggu

Tidak ada proteinuria.

Dapat disertai tanda dan gejala preeklampsi, seperti nyeri ulu hati dan
trombositopenis

TD kembali normal < 12 minggu postpartum.

Diagnosis akhir baru bisa ditegakkan postpartum.

2. Pre Eklampsia dan Eklampsia


Kriteria diagnosis pada preeklamsi terdiri dari :
Kriteria ringan, yaitu :

TD 140/90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu.

Proteinuria 300 mg/24 jam atau 1+ dipstick.

Kemungkinan terjadinya preeklamsi berat :

TD > 160/110 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu

Proteinuria 2+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan


hasil > 5 g/24 jam

Atau disertai keterlibatan organ lain:


-

Trombositopenia (<100.000 sel/ uL), hemolisis mikroangiopati

Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas

Sakit kepala, skotoma penglihatan

Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion

Oliguria (<500 ml/24 jam), kreatinin >1,2 mg/dl

3. Superimposed Preeclampsia
Kriteria diagnosis Superimposed Preeclampsia adalah :

Proteinuria 300 mg/24 jam pada wanita dengan hipertensi yang belum
ada sebelum kehamilan 20 minggu.

Peningkatan tiba-tiba proteinuria atau tekanan darah atau jumlah


trombosit <100.000/mm3 pada wanita dengan hipertensi atau
proteinuria sebelum kehamilan 20 minggu (Brooks, 2005).

4. Hipertensi Kronis
Diagnosis hipertensi kronis yang mendasari dilakukan apabila :

Hipertensi ( 140/90 mmHg) terbukti mendahului kehamilan.

Hipertensi ( 140/90 mmHg) diketahui sebelum 20 minggu, kecuali


bila ada penyakit trofoblastik.

Hipertensi berlangsung lama setelah kelahiran.


Hipertensi kronis dalam kehamilan sulit didiagnosis apalagi wanita

hamil tidak mengetahui tekanan darahnya sebelum kehamilan. Pada


beberapa kasus, hipertensi kronis didiagnosis sebelum kehamilan usia 20
minggu, tetapi pada beberapa wanita hamil, tekanan darah yang meningkat
sebelum usia kehamilan 20 minggu mungkin merupakan tanda awal
terjadinya preeklamsi.
6

Pada beberapa wanita dengan hipertensi kronis, tekanan darah dapat


meningkat sampai tingkat abnormal, khususnya setelah 24 minggu. Jika
disertai oleh proteinuria, maka preeklamsi yang mendasarinya dapat
didiagnosis. Preeklamsi yang mendasari hipertensi kronis ini sering
berkembang lebih awal pada kehamilan daripada preeklamsi murni, dan hal
ini cenderung akan menjadi lebih berat dan sering menyebabkan hambatan
dalam pertumbuhan janin.
1.7 Penatalaksanaan
Pada umumnya, frekuensi kunjungan antenatal menjadi sering pada
akhir trimester untuk menemukan awal preeklamsi. Wanita hamil dengan
tekanan darah yang tinggi (140/90 mmHg) akan dievaluasi di rumah sakit
sekitar 2-3 hari untuk menentukan beratnya hipertensi. Wanita hamil dengan
hipertensi yang berat akan dievaluasi secara ketat bahkan dapat dilakukan
terminasi kehamilan. Wanita hamil dengan penyakit yang ringan dapat
menjalani rawat jalan.
Perawatan di rumah sakit dipertimbangkan pada wanita dengan
hipertensi berat, terutama apabila terdapat hipertensi yang persisten atau
bertambah berat atau munculnya proteinuria.
a. Pengobatan Hipertensi Kronis
Wanita hamil dengan hipertensi kronis harus dievaluasi sebelum
kehamilan sehingga obat-obat yang memiliki efek berbahaya terhadap janin
dapat diganti dengan obat lain seperti metildopa dan labetalol. Metildopa
merupakan obat anti hipertensi yang umum digunakan dan tetap menjadi obat
pilihan karena tingkat keamanan dan efektivitasnya yang baik. Terapi diuretik
berguna pada wanita dengan hipertensi sensitif garam atau disfungsi diastolik
ventrikel. Akan tetapi diuretik harus dihentikan apabila terjadi preeklamsi
atau tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat. Keputusan untuk memulai
terapi anti hipertensi pada hipertensi kronis tergantung dari beratnya
hipertensi, ada tidaknya penyakit kardiovaskular yang mendasari, dan potensi
kerusakan target organ. Obat lini pertama yang biasanya dipergunakan adalah

metil dopa. Bila terdapat kontra indikasi (menginduksi kerusakan hepar)


maka obat lain seperti nifedipin atau labetalol dapat digunakan.
Tabel 1. Obat Hipertensi Gestational atau Hipertensi kronis pada Kehamilan
Obat ( Risko FDA )
Dosis
Keterangan
agen Lini Pertama
Metildopa ( B )

0,5 sampai 3,0 g/hari di


bagi 2 dosis

agen lini kedua


Labetalol (C)

200-1200 mg /hari di
bagi dalam 2 sampai 3
dosis

Nifedipine (C)

30 sampai 120 mg/hari

Menghambat kerja dan


memiliki aksi sinergis
dengan
magnesium sulfat di BP
menurunkan ; sedikit
pengalaman dengan
blocker entri kalsium
lainnya

Hydralazine (C)

50-300 mg/hari di bagi


dalam 2 sampai 4 dosis

beberapa uji coba


terkontrol, pengalaman
panjang dengan beberapa
efek samping
didokumentasikan;
berguna dalam
kombinasi dengan agen
simpatolitik ; dapat
menyebabkan
trombositopenia neonatal

-Receptor blockers (C)

Tergantung pada agen


tertentu

Dapat menurunkan aliran


darah uteroplasenta;
mungkin
mengganggu respon janin
terhadap stres hipoksia;
resiko dari
pembatasan pertumbuhan
ketika dimulai pada
pertama atau kedua
trimester ( atenolol );

obat pilihan sesuai dengan


NHBEP; keselamatan
setelah
trimester pertama
didokumentasikan dengan
baik
mungkin terkait dengan
terbatasnya pertumbuhan
janin

mungkin berhubungan
dengan
hipoglikemia neonatal
pada dosis yang lebih
tinggi
Hydrochlorothiazide (C)

12,5 sampai 25,0


mg/hari

Kontraindikasi ACE -I dan


angiotensin
tipe 1 reseptor antagonis
(D)

Mayoritas terkontrol pada


normotensi
wanita hamil daripada
hipertensi
pasien; dapat
menyebabkan kontraksi
volume dan
gangguan elektrolit;
mungkin berguna dalam
kombinasi dengan
metildopa dan vasodilator
untuk
mengurangi kompensasi
retensi cairan
Menyebabkan hilangnya
janin pada hewan;
digunakan manusia
terkait dengan cacat
jantung , fetopathy ,
oligohidramnion ,
pembatasan
pertumbuhan , ginjal
agenesis dan gagal ginjal
anuric neonatal ,
yang mungkin berakibat
fatal

Tidak ada antihipertensi yang terbukti aman untuk digunakan selama trimester
pertama, terapi obat diindikasikan untuk hipertensi kronis tanpa komplikasi saat
diastolik TD 100 mm Hg ( Korotkoff V ). Pengobatan di tingkat bawah dapat
diindikasikan untuk pasien dengan diabetes mellitus, penyakit ginjal, atau
kerusakan target organ. NHBPEP menunjukkan Tekanan Darah Tinggi Nasional
Pendidikan Program Kelompok Laporan Kerja Tekanan Darah Tinggi di
Kehamilan.
* Klasifikasi Food and Drug Administration .

Kami menghilangkan beberapa agen ( misalnya : clonidine dan -blocker )


karena keterbatasan data tentang penggunaan untuk hipertensi kronis dalam
kehamilan .
Kami akan menggolongkan ini dalam kategori X
b. Pilihan obat Antihipertensi pada Preeklampsia dan Eklamsia
Prinsip pengobatan antihipertensi pada pasien dengan preeklamsia
dan eklamsia adalah untuk mencegah hipertensi meningkat secara progresif,
mempertahankan tekanan darah pada level yang memiliki resiko terendah
terhadap gangguan kardiovaskular dan serebrovaskular pada ibu (Abalos
et.al, 2007).Target pengobatan terhadap kedaruratan hipertensi berat dalam
kehamilan adalah penurunan tekanan diastolic menjadi 90-100 mmHg.
Tabel 2. Obat Pengendalian yang penting pada Hipertensi berat di Kehamilan
Obat ( FDA Risiko * )
Dosis dan Cara Pemakaian
Keterangan
Labetalol (C)

10 sampai 20 mg IV , maka
20 sampai 80 mg setiap 20
sampai 30 menit ,
maksimum 300 mg ; untuk
infus : 1 sampai 2 mg / menit

Karena insiden lebih rendah


hipotensi maternal
dan efek samping lainnya,
penggunaannya sekarang
digantikan dengan
hydralazine; hindari pada
wanita dengan asma atau
gagal jantung kongestif

Hydralazine (C)

5 mg , IV atau IM , maka 5
sampai 10 mg setiap 20
sampai 40 menit ;
TD di observasi setiap 3 jam ;
untuk infus : 0,5
menjadi 10,0 mg /jam ; jika
tidak ada keberhasilan dengan
20 mg IV atau 30 mg IM ,
pertimbangkan obat lain

Sebuah obat pilihan sesuai


dengan NHBEP ;
keamanan dan efisiensinya

Nifedipine (C)

Tablet direkomendasikan
hanya : 10 sampai 30 mg PO ,
ulangi di 45
menit jika diperlukan

Persiapan long-acting ;
meskipun kebidanan
pengalaman dengan shortacting telah menguntungkan,
hal ini tidak disetujui oleh
FDA untuk pengelolaan

10

hipertensi
Diazoxide (C)

30 sampai 50 mg IV setiap 5
sampai 15 menit

menyebabkan hiperglikemia

kontraindikasi relatif
nitroprusside ( C )

infus konstan 0,25-5,00

toksisitas sianida akan timbul


jika digunakan >4 jam

g / kg per menit

Obat diindikasikan untuk peningkatan akut TD diastolik 105 mmHg; tujuannya


adalah pengurangan bertahap TD menjadi 90 sampai 100 mm Hg. NHBPEP
adalah Tinggi Nasional Tekanan darah Program Education Group Laporan Kerja
Tekanan Darah Tinggi di Kehamilan; FDA, Food and Drug Administration.
* Klasifikasi Food and Drug Administration, C menunjukkan bahwa baik studi
pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik, embryocidal,
atau lainnya) dan / atau tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada
wanita dan hewan tidak tersedia. Obat hanya harus diberikan jika potensi manfaat
membenarkan potensi risiko pada janin.
Efek samping untuk semua agen, kecuali seperti yang tercantum, mungkin
termasuk kemerahan sakit kepala, mual, dan takikardia (terutama karena terjad
hipotensi dan refleks aktivasi simpatik).
Kami akan mengklasifikasikan dalam kategori D: ada bukti positif dari risiko
janin manusia, tapi manfaat penggunaan pada wanita hamil dapat diterima
meskipun risiko (misalnya, jika obat yang dibutuhkan dalam situasi yang
mengancam jiwa atau penyakit yang serius dimana obat yang lebih aman tidak
dapat digunakan atau tidak efektif).

BAB II
LAPORAN KASUS

11

2.1 Identitas Pasien


Nama

: Ny. AH

Usia

: 36 tahun

No. RM

: 124303

Alamat

: Kampung jawa

Tanggal

: 08-05-2016

2.2 Anamnesa
1. Keluhan Utama
Seorang wanita berusia 36 tahun datang ke Ponek Kebidanan
RSUD Solok tanggal 08 Mai 2016 pukul 03.30 WIB dengan keluhan
utama nyeri pinggang menjalar ke ari ari sejak 2 jam sebelum masuk
rumah sakit.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri pinggang menjalar ke ari ari sejak 2 jam yang lalu (+)
Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan ( - )
Keluar darah yang banyak dari kemaluan ( - )
Keluar air air yang banyak dari kemaluan ( - )
Tidak haid sejak 9 bulan yang lalu
HPHT: 13/08/2015 TP: 20/05/2016
Gerak anak dirasakan sejak 4 bulan yang lalu
RHM: Mual (+), Muntah (+), Perdarahan (-)
ANC: Kontrol ke bidan setiap bulan
RHT : Mual (+), Muntah (-), Perdarahan (-)
Riwayat menstruasi: Menarche awal kira-kira usia 15 tahun,
siklus haid teratur, 1 x 28 hari tiap bulannya, lamanya 5-7 hari,
2 kali ganti duk per hari.
3. Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit jantung, paru, hari, ginjal, diabetes melitus
-

tidak ada.
Riwayat Hipertensi (-), hipertensi ada setelah hamil dengan

usia kehamilan 6 bulan


4. Riwayat penyakit keluarga
Anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular,
kejiwaan tidak ada.
5. Riwayat perkawinan

12

Menikah 1x pada tahun 2010


6. Riwayat Kehamilan/ Abortus/ Persalinan
No
1
2

Usia
anak

Usia

4,5 tahun
3,5 tahun

kehamilan
40 minggu
40 minggu

: 3/0/2

Persalinan
Bayi
jenis tempat
penolong BB
JK
PN
PN

Praktek bidan
Praktek bidan

Bidan
Bidan

2800
3400

LK
LK

7. Riwayat kontrasepsi : 8. Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah tangga


9. Riwayat Kebiasaan
Konsumsi alkohol selama hamil (-), merokok (-), penggunaan obat
obat terlarang selama hamil (-)
2.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Sedang
Kesadaran
: Composmentis Coopertive
Tinggi Badan
: 152 cm
BB sebelum hamil
: 51 kg
BB sesudah hamil
: 60 kg
BMI
: 25,97
Status Gizi
: Baik
Tekanan darah
: 160/90 mmHg
Nadi
: 80x/i
Nafas
: 20x/i
Suhu
: 36.6C
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera

ikterik (-/-)
Leher

: JVP 5-2 cmH2O, kelenjar tiroid

tidak membesar
Thorak
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: Simetris dalam keadaan statis dan dinamis


: Fremitus kiri sama dengan kanan.
: Sonor dikedua lapangan paru
: Vesikular normal, ronki -/-, wheezing -/-

Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Genitalia
Ekstremitas

: Iktus kordis tidak terlihat


: Iktus kordis tidak teraba
: Batas jantung dalam batas normal
: Bunyi jantung murni, teratur bising (-)
: Status obstetrikus
: Status obstetrikus
: Edema (-/-), sianosis (-/-)
13

2.4 Status obstetrikus


- Muka
- Mammae
-

: Chloasma gravidarum ada.


:Membesar,
areola
dan

papilla

hiperpigmentasi, colostrum ada.


Abdomen
Inspeksi
: Perut membuncit sesuai usia kehamilan
Palpasi
:
L1 : Teraba masa lunak, noduler
TFU 3 jari dibawah processus hipoideus
L2 : Teraba tahanan terbesar sebelah kiri ( Punggung )
Teraba
tahanan
terkecil
sebelah
kanan
(Ekstremitas)
L3 : Teraba masa bulat, keras, melenting ( Kepala )
L4 : Paralel
TFU : 31 cm TBA : 2945 gr
HIS : 3/40/kuat
Perkusi
: Redup area janin
Auskultasi
: Bising usus (+) normal, BJA : 140 - 145
Genitalia
Inspeksi
: Vulva/uretra : Tenang
PPV (-)
VT

: Pembukaan

4-5 medial, tipis, lunak,

selket(+), preskep Hodge I-II UUK kiri


depan
2.5 Pemeriksaan penunjang
- Darah Rutin
Hb
: 11.2 g/dl
HCT
: 34.7 %
WBC
: 8.210/L
PLT
: 404.000/L
- Faal Ginjal
Ureum : 25,8 mg/dl
Kreatinin : 0,61 mg/dl
- Protein urine : (-) negatif
2.5 Diagnosis Kerja
G3P2A0H2 parturien aterm 39-40 minggu kala I fase aktif + HT
Gestasional
JHTIU Preskep Hodge I

2.6 Sikap

14

Obs KU, VS, HIS, DJJ


Obs kemajuan persalinan
IVFD D10% guyur 1 kolf
IVFD 2 line:
Kanan: Infus RL + oxytocin 1 amp mulai 10 tpm, naik 5
tpm/30 menit
Kiri: MgSO4 dosis inisial (4 gr dalam 15 menit), maintenance

(2 gr/jam selama 4 jam)


- Pemasangan folley cateter
- Metildopa 3x1 tab
2.7 Rencana
Persalinan normal + bantu kala II
2. 8 Laporan Persalinan
Pukul 07.00 Wib
S : Pasien meneran (+), gerak janin (+)
O : Ku

: Sedang

Kes

: Compos mentis cooperatif

TD

: 130/90 mmHg

Nadi

: 80 x/m

suhu

: 37 0c

Abdomen : HIS 4/40/kuat


DJJ 140-145
TFU 30 cm

Genitalia V/u tenang, PPV (-)


VT pembukaan lengkap, selket (+), sisa jernih, preskep, Hodge III-IV,
UUK depan
A : G3P2A0H2 parturien aterm 39-40 minggu kala II + hipertensi
gestasional JHTIU preskep hodge III-IV
P : Rencana pervaginam + bantu dengan forcep
Terapi/ Cefadroxil 2x1 tab
Vitamin C 3x1 tab

15

Asam mefenamat 3x1 tab


SF 1x1 tab
Metildopa 3x1 tab
IVFD RL + oxitocyn 1 amp drip 20 tpm
Pasien dalam regiment
Pukul 07.30 WIB
Bayi lahir dengan dibantu forcep a.i hipertensi gestasional, lahir seorang
bayi dengan :- Jenis kelamin
: Laki-laki
-

Berat badan
Panjang badan
A/S
Anus

: 2950 gram
: 50 cm
: 8/9
:+

Plasenta lahir lengkap jumlah satu buah bentuk dan ukuran normal, insersi
parasentralis
A : P3A0H3 post forcep a.i hipertensi gestasional
Ibu baik, bayi dalam perawatan
P : Observasi KU, VS, PPV, kontraksi
Terapi/ IUFD RL + 1 amp oxytocin + metergin 20 tpm
Cefadroxil 2x1 tab
Asam mefenamat 3x1 tab
Vitamin C 3x1 tab
SF 1x1 tab
Metildopa 3x1 tab
Pasien dalam regiment
Follow up
09 Mei 2016
S : Demam (-), BAK (+), BAB (-), PPV (-), nyeri perut (-), badan letih (+).
O : Ku
Kes

: Sedang
: Compos mentis cooperatif
16

TD

: 130/90 mmHg

Nadi

: 80 x/m

suhu

: 37 0c

Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat


Genitalia : PPV (-)
A: P3A0H3 post forcep a.i hipertensi gestasional
Ibu dan bayi dalam perawatan
P : Aff cateter dan infus
Terapi/ Cefadroxil 2x1 tab
Asam mefenamat 3x1 tab
SF 1x1 tab
Vitamin C 3x1 tab

BAB III
ANALISA KASUS
Seorang wanita berusia 36 tahun, G3P2A0H2 parturien aterm 39-40
minggu datang dengan keluhan nyeri pinggang menjalar ke ari ari sejak 2 jam
sebelum masuk rumah sakit. Pada anamnesa didapatkan riwayat penyakit
hipertensi disangkal, tetapi hipertensi ada setelah hamil dengan usia kehamilan

17

6 bulan, pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah: 160/90 mmHg,


Nadi: 80x/i, Nafas: 20x/i, Suhu: 36.6C, dan, pemeriksaan urine didapatkan
protein urine negatif (-). Sehingga didiagnosis sebagai hipertensi gestasional.
Dan untuk proses persalinan direncanakan untuk persalinan pervaginam dengan
di bantu kala II.

DAFTAR PUSTAKA
Abalos E, Duley L, Steyn D, danHenderson-Smart D. 2007. Antihypertensivedrug
therapy
for
mild
to
moderate
hypertension
during
pregnancy.http://hyper.ahajournals.org/content/51/4/960.(3 Januari 2013)
August

P.
2009.Management
of
Hypertension
in
Pregnancy.
http ://www.uptodate.com/patients/content/topic.(29 Desember 2012)

Beardmore KSdan Morris JM. 2002. Excretion of antihypertensivemedication into


human breast milk: a systematic review. Hypertensi Pregnancy.
Brooks M. 2005.Pregnancy and Preeclampsia. http : //www.emedicine.com.(1
Januari 2013).
Cunningham FG. 2005. Obstetri William Edisi 21. Jakarta: EGC.
Davis GK, Mackenzie C, Brown MA, Homer CS, Holt J,dan McHugh MG. 2007.
Predicting transformation from gestational hypertension preeclampsia in

18

clinical practice: a possible role for 24 hour ambulat blood pressure


monitoring.Hypertens Pregnancy.
Gibson

Pdan Carson M. 2009.Hypertension


//emedicine.medscape.com/article/261435.

and

Pregnancy.

http

Levine RJ, Maynard SE, Qian C, Lim KH, England LJ, Yu KF,Schisterman EF,
Thadhani R, Sachs BP, Epstein FH, Sibai BM,Sukhatme VP,
danKarumanchi SA. 2004. Circulating angiogenic factors and therisk of
preeclampsia. N Engl J Med. 350: 97-110.

19

Você também pode gostar