Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia melakukan berbagai cara
agar kebutuhan itu dapat terpenuhi. Salah satunya adalah dengan melakukan
kegiatan ekonomi yang bisa berupa kegiatan jual beli barang atau jasa,
memproduksi barang, mendistribusikan barang, maupun melakukan konsumsi
barang atau jasa tertentu. Dalam menjalankan kegiatan ekonomi itu tentu harus
diiringi dengan adanya suatu alat tukar-menukar atau lebih populer dengan alat
tukar yang berupa uang.
Uang sendiri memiliki sejarah yang panjang dalam perkembangannya
sampai sekarang. Diawali dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan
kompleks, akhirnya sistem barter dirasa harus digantikan oleh adanya cara baru
dalam bertransaksi, yaitu dengan menggunakan suatu alat tukar yang diakui dan
dipakai oleh banyak orang. Pada awalnya, alat tukar itu berupa barang-barang
sederhana yang kemudian semakin ditingkatkan nilai kriterianya dengan membuat
alat tukar yang cara memperolehnya harus ada pengorbanan, hingga lama
kelamaan lahirlah berbagai macam uang dengan menggunakan logam yang
terbuat dari emas, perak, maupun perunggu. Karena perkembangan zaman, bentuk
uang dikembangkan lagi hingga terciptalah uang kertas yang kemudian
dilanjutkan adanya produk uang yang dihasilkan oleh bank.
Dari penjelasan diatas, telah jelas bahwa uang adalah hal penting yang
harus ada di dalam setiap kegiatan ekonomi. Namun dalam menjalankan
peranannya dalam kegiatan ekonomi dari masa ke masa, uang tidak dapat
dilepaskan dari perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia yang
mengikutinya. Bila melihat kondisi saat ini, perekonomian dunia tengah
mengalami krisis dan keterpurukan dan masih mencoba untuk bangkit dari itu.
Salah satu alternatif yang telah menjadi pilihan untuk saat ini adalah dengan
menerapkan prinsip-prinsip ekonomi yang telah diatur oleh Islam atau sering
disebut Ekonomi Islam ataupun Ekonomi Syariah.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Uang
1. Nilai sekarang
Nilai sekarang atau present value adalah berapa nilai uang saat ini untuk nilai
tertentu di masa yang akan datang. Present value atau nilai sekarang bisa di cari
dengan menggunakan rumus future value atau dengan rumus berikut ini :
PV = FV ( 1 + r ) ^-n
Keterangan
pembayaran secara berkala sebagai imbalan premi yang telah Anda bayar.
Contohnya adalah bunga yang diterima dari obligasi atau dividen tunai dari
suatu saham preferen.
1. Anuitas biasa
anuitas yang pembayaran atau penerimaannya terjadi pada akhir
periode. Berdasarkan tanggal pembayarannya, anuitas biasa dapat dibagi 3
bagian:
1. Ordinary annuity
2. Annuity due
3. Deferred annuity.
Rumus dasar future value anuitas biasa adalah sebagai berikut:
FVn = PMT1 + in 1 i
Keterangan
FVn = Future value (nilai masa depan dari anuitas pada akhir tahun ke-n)
PMT = Payment (pembayaran anuitas yang disimpan atau diterima pada setiap
periode)
i=
Interest
rate
(tingkat
bunga
atau
diskonto
tahunan)
Langkah 4:
Jumlahkan komponen-komponen yang diperoleh dari langkah 1 hingga
Langkah 3 tersebut :
$ 94,34 + $ 653,80 + $ 665,10 = $1413,24
6. Periode kemajemukan tengan tahunan atau periode lainnya
Bunga majemuk tahunan adalah proses aritmatika untuk menentukan nilai
akhir dari arus khas atau serangkaian arus kas apabila suku bunga
ditambahkan satu kali dalam setahun. Sedangkan bunga majemuk setengah
tahunan adalah proses aritmatika untuk menentukan nilai akhir dari arus khas
atau serangkaian arus kas apabila suku bunga ditambahkan dua kali dalam
setahun.
7. Amortisasi Pinjaman
Merupakan suatu pinjaman yang akan dibayarkan dalam periode yang
sama panjangnya (bulanan, kuartalan, atau tahunan).
Digunakan untuk menghitung pembayaran pinjaman atau angsuran sampai
jatuh tempo.
a. Dalam pembayaran angsuran terkandung : pembayaran cicilan hutang dan
bunga.
b. Angsuran berupa pembayaran yang tetap seperti anuitas.
c. Pinjaman atau loan, diterima pada saat ini atau present value sehingga
konsepnya menggunakan present value annuity (PVIFA)
d. Pembayaran angsuran dapat dilakukan di awal periode atau diakhir periode.
e. Formula dapat disesuaikan dengan antara annuity due atau ordinary annuity.
f. Pada saat jatuh tempo nilai saldo hutang sama dengan nol atau mendekati
nilai nol.
g. Pembayaran bunga berdasarkan pada jumlah saldo pinjaman, sehingga
bunga dapat semakin menurun.
Referensi:
Uang dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang sangat
penting, terutama bagi perputaran roda perekonomian suatu wilayah tertentu.
Dalam segi teori uang di definisikan sebagai sesuatu yang secara umum diterima
7
nilai/daya
beli,
dan
sebagai
standar
pembayaran
yang
tertangguhkan.
Kemudian pengertian uang juga dapat dikelompokkan menurut tingkat
liquiditasnya. Yaitu :
1. M1 adalah uang kartal (currency) yang beredar di masyarakat plus
simpanan dalam bentuk uang giral (demand deposits). Disebut juga uang
beredar dalam arti sempit atau narrow money.
2. M2
adalah
M1
plus
tabungan
(saving
deposits)
dan deposito
berjangka (time deposits) pada bank umum. Disebut juga uang beredar
dalam arti luas atau broad money.
3. M3 adalah M2 plus simpanan pada lembaga keuangan non bank.
Seluruh simpanan yang ada pada bank dan lembaga keuangan non bank
tersebut disebut uang kuasi atau quasi money.
Berdasarkan ketiga definisi uang tersebut, tingkat liquiditas yang paling
tinggi adalah M1, karena proses untuk menjadikan M1 ke dalam uang tunai
adalah yang paling cepat.
Selanjutnya uang juga dapat berupa benda apa saja yang dapat diterima
masyarakat sebagai alat pembayaran yang sah dan ditetapkan oleh undangundang Negara. Uang dapat dibuat dari logam emas, perak dan logam biasa
atau terbuat dari batu,
ternak
atau
untuk
menjadikan benda sebagai alat tukar atau uang. Adapun kriteria tersebut
adalah sebagai berikut :
1.
2.
Durability, atau secara fisik tahan lama. Karena itu barang yang tidak
tahan lama tidak layak dijadikan uang, misalnya kecap.
3.
nilai
uang
artinya
prasyarat utama dari sesuatu barang yang pantas dijadikan uang adalah
dapat diterima dan diketahui secara umum. Dengan kata lain, diterima
sebagai alat pembayaran, sebagai alat penyimpan kekayaan atau daya
beli, sebagai alat tukar dan alat satuan hitung seperti fungsi dan peran
uang yang sudah dikenal secara umum oleh masyarakat.
Apapun bentuk dan rupa uang, secara alamiah dan secara inheren, uang
mempunyai pengertian riil bahwa uang merupakan klaim seseorang yang
dapat digunakan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa dalam ekonomi.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Uang Dalam Konsep Ekonomi Konvensional
Pada mulanya uang berbentuk barang komoditas atau barang barter,
kemudian berevolusi kedalam bentuk mata uang, baik dalam bentuk logam
maupun kertas. Meskipun demikian keduanya disahkan dan diakui sebagai alat
pembayaran. Dengan adanya uang sebagai alat tukar, maka kegiatan ekonomi
menjadi mudah untuk dilaksanakan. Dengan kata lain uang muncul sebagai
terobosan untuk menghilangkan kesukaran-kesukaran yang ada pada sistem
ekonomi barter.
Menurut teori konvensional, uang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi
hukum dan dari sisi fungsi. Secara hukum uang adalah sesuatu yang dirumuskan
oleh undang-undang sebagai uang. Jadi segala sesuatu dapat diterima sebagai
uang, jika ada aturan atau hukum yang manunjukkan bahwa sesuatu itu dapat
digunakan sebagai alat tukar-menukar. Sementara secara fungsi, yang dikatakan
sebagai uang adalah segala sesuatu yang menjalankan fungsi sebagai uang, yaitu :
transaksi
spekulasi
jaga-jaga (precautionary).
Hadirnya uang dalam sistem perekonomian akan mempengaruhi
perekonomian suatu negara, yang biasanya berkaitan dengan kebijakan-kebijakan
moneter. Dan pada umumnya analisis ekonomi suatu negara ditentukan oleh
analisis atas ukuran uang yang beredar. Menurut Samuelsen, banyak ekonom
percaya bahwa perubahan jumlah uang yang beredar dalam jangka panjang akan
menghasilkan tingkatan harga, sedangkan dampaknya terhadap output real, adalah
sedikit atau tidak ada.
Dengan kata lain, ekspansi moneter akan akan menurunkan tingkat bunga
pasar, sehingga hal ini akan meningkatkan pengeluaran untuk investasi usaha riil
yang sangat sensitif terhadap perubahan tingkat bunga. Melalui mekanisme
pengganda yaitu adanya penambahan persediaan atau cadangan uang yang
diakibatkan adanya tabungan masyarakat maka permintaan agregat akan
10
meningkat, yang akan menyebabkan naiknya output dan harga di atas tingkat yang
tidak dicapai dalam situasi normal.
Ada beberapa teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku dalam
ekonomi. Di antara teori tersebut adalah :
B. Teori Moneter (Permintaan Uang) Klasik
Teori permintaan uang klasik tercermin dalam teori kuantitas uang. Pada
awalnya teori ini digunakan untuk menerangkan peranan uang dalam
perekonomian. Secara sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang
ditunjukkan dengan rumus sebagai berikut :
MV = PT
Di mana M adalah jumlah uang, V adalah tingkat perputaran uang, yakni berapa
kali suatu mata uang pindah tangan dari satu orang kepada orang lain dalam suatu
periode tertentu. Kemudian P adalah harga barang, dan T adalah volume barang
yang menjadi objek transaksi. Dari rumus diatas, maka dapat dipahami bahwa
jumlah unit barang yang ditransaksikan (T) dikalikan dengan harganya (P), harus
selalu sama dengan jumlah uang (M) dikalikan dengan perputarannya. Dengan
kata lain, total pengeluaran (MV) sama dengan nilai barang yang dibeli (PT).
Dalam teori kuantitas ini, Irving Fisher mengasumsikan bahwa keberadaan
uang pada hakikatnya adalah flow concept. Keberadaan uang ataupun permintaan
uang tidak dipengaruhi oleh suku bunga, akan tetapi besar kecilnya uang akan
ditentukan oleh kecepatan perputaran uang itu sendiri. Pada saat yang hampir
bersamaan Marshal dan Pigou dari Universitas Cambridge, mengembngkan
formulasi yang hampir sama dengan Fisher, namun pada hakikatnya berbeda.
Formula tersebut adalah sebagai berikut :
M=kPO
M = k.Y
Di mana k = 1/v, dengan demikian permintaan uang akan menjadi formula sebagai
berikut :
Md = k P O = k Y
Secara sistematik, fomula Marshal ini sama dengan formula Irving Fisher,
namun mempunyai filosofi yang berbeda. Marshal-Pigou menyatakan bahwa, k
11
adalah sebagai turunan dari 1/v yang merupakan tingkat keinginan seseorang
untuk menyimpan sebagian kekayaannya, dan penyimpanan uang adalah satu
kekayaan yang dimiliki oleh seorang individu. Oleh karena itu ia menganggap
bahwa uang adalah salah satu cara untuk melakukan penyimpanan kekayaan,
maka keberadaan uang dalam teori ini disebut sebagai stock concept.
Oleh karena itu uang juga difungsikan sebagai alat untuk menyimpan
kekayaan, maka seorang individu akan menentukan pilihan individunya dalam
memelihara komposisi kekayaan yang dimilikinya, apakah akan disimpan dalam
bentuk bond, stock atau money, dan lain-lain.
1. Teori Keynes
Dalam bukunya yang bejudul The General Theory of Employment, Interest,
and Money, Keynes menyatakan bahwa mekanisme pasar tidak dapat secara
otomatis menjamin adanya full employment dalam perekonomian. Selanjutnya
dia menyarankan adanya campur tangan dari pemerintah dalam perekonomian.
Kemudian Keynes berpendapat bahwa seseorang mengatur uang atau
asetnya dipengaruhi oleh tiga hal yaitu :
2. Money demand for transaction
Permintaan jenis ini adalah permintaan uang yang dilakukan untuk transaksi
karena adanya suatu kebutuhan, di mana uang difungsikan sebagai alat
pembayaran.
3. Money demand for precautionary
Permintaan jenis ini adalah permintaan uang dengan motif untuk berjagajaga, di mana uang digunakan untuk memenuhi kemungkinan-kemungkinan yang
tidak terduga.
4. Money demand for speculation
Permintaan jenis ini adalah permintaan uang yang digunkan untuk motif
berspekulasi, di mana uang digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang
kemungkinannya tidak terduga, yang biasanya lebih bersifat mendapat
keuntungan namun masih belum pasti.
C. Time Value of Money Menurut Ekonomi Konvensional
Dalam teori ekonomi konvensional uang dipandang sebagai sesuatu yang
sangat berharga dan dapat berkembang dalam suatu waktu tertentu. Anggapan
12
demikian kemudian melahirkan konsep time value of money. Time value of money
adalah nilai waktu dari uang yang bisa bertambah dan berkurang sebagai akibat
perjalanan waktu. Dengan memegang uang orang dihadapkan pada risiko
menurunnya daya beli dari kekayaannya sebagai akibat dari inflasi. Sedangkan
dengan memilih menyimpan uang dalam bentuk surat berharga, pemilik akan
memperoleh bunga yang diperkirakan diatas inflasi yang terjadi. Dengan
demikian, nilai uang saat sekarang nilai substitusinya terhadap barang akan lebih
tinggi dibanding nilainya di masa yang akan datang.
Definisi time value of money tersebut tampak tidak akurat, sebab setiap
investasi selalu mempunyai kemungkinan untuk mendapat nilai positif, negatif
atau bahkan tidak menghasilkan apa-apa. Itulah sebabnya dalam teori keuangan,
selalu dikenal risk-return relation. Ini berarti, bisnis selalu terkait dengan risiko
dan perolehan. Bagi ekonomi konvensional ada dua hal yang menjadi alasan
munculnya konsep time value of money, yaitu :
1. Presence of inflation
Argumen ini tidak dapat diterima karena tidak lengkap kondisinya. Dalam
setiap perekonomian selalu ada keadaan inflasi dan keadaan deflasi. Bila keadaan
inflasi yang dijadikan dasar munculnya konsep time value of money, seharusnya
keadaan deflasi harus dijadikan alasan munculnya konsep negative time value of
money. Kenyataannya, kondisi inflasi sajalah yang dijadikan acuan dalam
menentukan konsep time value of money, sementara keadaan deflasi selalu
diabaikan.
2. Preference of present consumption to future comsumption.
Argumen kedua, preferensi konsumsi saat ini ke masa yang akan datang.
Konsumsi atau investasi masa depan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah :
a.
Ketidakpastian return
Dalam ekonomi konvensional, penerapan time value of money tidak senaif
yang dibayangkan, misalnya dengan mengabaikan ketidakpastian return yang
akan diterima. Jika unsur ketidakpastian return ini dimasukan, ekonomi
konvensional menyebut kompensasinya sebagai discount rate.
b. Current goods dan future goods
13
d.
f.
g.
income atau setiap perubahan pada future income akan merubah titik endowment.
Change in current income
Berubahnya pendapatan seseorang saat ini akan menentukan perubahan
h.
tingkat permintaannya.
Change in future income
Berubahnya pendapatan seseorang pada masa yang akan datang akan
menentukan perubahan tingkat permintaannya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan materi mengenai perbedaan konsep uang antara prinsip
ekonomi konvensional dengan prinsip ekonomi syariah, dapat disimpulkan bahwa
memang ada perbedaan dan persamaan pandangan mengenai konsep uang
dalam ekonomi konvensional dan ekonomi Islam, demikian juga dengan
kelebihan dan kelemahannya.
Uang yang menurut ekonomi Islam hanya berfungsi sebagai alat tukar
dan satuan hitung, tidak dapat dipaksakan sebagai alat penyimpan nilai atau
14
daya beli. Hal ini tak lepas dari teori permintaan uang dengan motif
spekulatif
B. Saran
Dari sekian ribu kata yang tersusun diatas, sangatlah jelas bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun struktur
penulisan yang tepat. Namun disini setidaknya penulis mampu menguji
kemampuan dalam kepenulisan dan kemampuan keilmuan khususnya dalam ilmu
ekonomi islam. Kemudian kritik dan saran penulis harapkan dari para pembaca
agar nantinya dapat mengembangkan kemampuan dalam kepenulisan dan dapat
mengembangkan dari segi ilmu pengetahuan itu sendiri. Dan yang terakhir,
ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Wahyu yang telah memberikan
bimbingan materi tentang aturan kepenulisan karya ilmiah sebagai bekal penulis
nanti untuk menulis Skripsi yang baik dan benar sebagai salah satu syarat untuk
15
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mansur. 2010. Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam dan
Ekonomi
Konvensional.
http://ejournal.sunan-ampel.ac.id/index.php/al-
16
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah
tentang Uang Sekarang dan Uang Yang Akan Datang
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang ber sifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita Amin.
Bima,
November 2016
Penulis
i
17
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN.
A. LatarBelakang................................................................................
B. RumusanMasalah...........................................................................
C. Tujuan penulisan............................................................................
1
2
2
10
11
13
15
16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
17
ii
18