Você está na página 1de 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia melakukan berbagai cara
agar kebutuhan itu dapat terpenuhi. Salah satunya adalah dengan melakukan
kegiatan ekonomi yang bisa berupa kegiatan jual beli barang atau jasa,
memproduksi barang, mendistribusikan barang, maupun melakukan konsumsi
barang atau jasa tertentu. Dalam menjalankan kegiatan ekonomi itu tentu harus
diiringi dengan adanya suatu alat tukar-menukar atau lebih populer dengan alat
tukar yang berupa uang.
Uang sendiri memiliki sejarah yang panjang dalam perkembangannya
sampai sekarang. Diawali dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan
kompleks, akhirnya sistem barter dirasa harus digantikan oleh adanya cara baru
dalam bertransaksi, yaitu dengan menggunakan suatu alat tukar yang diakui dan
dipakai oleh banyak orang. Pada awalnya, alat tukar itu berupa barang-barang
sederhana yang kemudian semakin ditingkatkan nilai kriterianya dengan membuat
alat tukar yang cara memperolehnya harus ada pengorbanan, hingga lama
kelamaan lahirlah berbagai macam uang dengan menggunakan logam yang
terbuat dari emas, perak, maupun perunggu. Karena perkembangan zaman, bentuk
uang dikembangkan lagi hingga terciptalah uang kertas yang kemudian
dilanjutkan adanya produk uang yang dihasilkan oleh bank.
Dari penjelasan diatas, telah jelas bahwa uang adalah hal penting yang
harus ada di dalam setiap kegiatan ekonomi. Namun dalam menjalankan
peranannya dalam kegiatan ekonomi dari masa ke masa, uang tidak dapat
dilepaskan dari perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia yang
mengikutinya. Bila melihat kondisi saat ini, perekonomian dunia tengah
mengalami krisis dan keterpurukan dan masih mencoba untuk bangkit dari itu.
Salah satu alternatif yang telah menjadi pilihan untuk saat ini adalah dengan
menerapkan prinsip-prinsip ekonomi yang telah diatur oleh Islam atau sering
disebut Ekonomi Islam ataupun Ekonomi Syariah.
1

Jika dikembalikan kepada konsep uang yang telah dikemukakan di awal,


maka telah jelas jika masing-masing model ekonomi ini memiliki versi
perspektifnya masing-masing tentang konsep uang. Oleh karena itu dibuatlah
makalah ini agar nantinya dapat memperjelas
kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang selama ini masih belum diketahui oleh banyak
orang yang akhirnya nanti dapat dimanfaatkan oleh orang banyak sebagai salah
satu rujukan pengetahuan mengenai konsep uang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep uang menurut pandangan ekonomi konvensional dan
ekonomi islam ?
2. Apa perbedaan konsep uang antara ekonomi konvensional dengan
ekonomi islam ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui apa saja konsep uang menurut pandangan ekonomi
konvensional dan ekonomi islam.
2. Dapat mengetahui perbedaan konsep uang antara ekonomi konvensional
dengan ekonomi islam.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Uang
1. Nilai sekarang
Nilai sekarang atau present value adalah berapa nilai uang saat ini untuk nilai
tertentu di masa yang akan datang. Present value atau nilai sekarang bisa di cari
dengan menggunakan rumus future value atau dengan rumus berikut ini :
PV = FV ( 1 + r ) ^-n
Keterangan

FV = ( Future value ( nilai pada akhir tahun ke n )


PV = ( Nilai sekarang ( nilai pada tahun ke 0 )
r = Suku bunga
n = Waktu ( tahun )
^ = tanda pangkat
Rumus diatas mengasumsikan bahwa bunga di gandakan hanya sekali
dalam setahun, jika bunga digandakan setiap hari, maka rumusnya menjadi:
PV = FV ( 1 + r / 360 ) ^-360 n
Untuk menggambarkan penggunaan rumus diatas , maka diberi contoh berikut
ini

Harga sepeda motor 2 tahun mendatang sebesar Rp 10.000.000. Tingkat bunga


rata-rata 12% setahun. Berpa yang harus ditabung Agung saat ini agar dapat
membelinya dua tahun mendatang, dengan asumsi:
Bunga dimajemukkan setahun sekali
Bunga dimajemukkan sebulan sekali
Jawab :
PV = Rp 10.000.000 ( 1 + 0,12 ) ^ -2 = Rp 7.971.939
PV = Rp 10.000.000 ( 1 + 0,12/12 ) ^ -12 ( 2 ) = Rp 7.875.661

2. Nilai yang akan datang


Nilai yang akan datang atau future value adalah nilai uang di massa yang
akan datang dengan tingkat bunga tertentu.Future value atau nilai yang akan
datang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
FV = PV ( 1 + r ) ^ n
Keterangan:
FV = ( Future value ( nilai pada akhir tahun ke n )
PV = ( Nilai sekarang ( nilai pada tahun ke 0 )
r = Suku bunga
n = Waktu ( tahun )
^ = tanda pangkat
Rumus diatas mengasumsikan bahwa bunga di gandakan hanya sekali dalam
setahun, jika bunga digandakan setiap hari , maka rumusnya menjadi:
FV = PV ( 1 + r /360 ) ^ 360n
Untuk menggambarkan penggunaan rumus diatas, maka diberi contoh berikut
ini:
Pada tanggal 2 januari 2000, Agung menabung uangnya ke bank mandiri
sebesar Rp 2.000.000 dengan tingkat bunga sebesar 12 % pertahun. Hitung
nilai tabungan agung pada tanggal 2 Januari 2002 dengan asumsi:
Bunga dimajemukkan setahun sekali
Bunga dimajemukkan sebulan sekali
Bunga dimajemukkan setiap hari
Jawab :
FV = Rp 2.000.000 ( 1 + 0,12 ) ^2 = Rp 2.508.800
FV = Rp 2.000.000 ( 1 + 0,12 /12 ) ^12 ( 2 ) = Rp 2.539.470
FV = Rp 2.000.000 ( 1 + 0,12 /360 ) ^360 ( 2 ) = 2.542.397
3. Anuitas
Anuitas adalah suatu rangkaian penerimaan atau pembayaran tetap yang
dilakukan secara berkala pada jangka waktu tertentu. Selain itu anuitas juga
diartikan sebagai kontrak di mana perusahaan asuransi memberikan
4

pembayaran secara berkala sebagai imbalan premi yang telah Anda bayar.
Contohnya adalah bunga yang diterima dari obligasi atau dividen tunai dari
suatu saham preferen.
1. Anuitas biasa
anuitas yang pembayaran atau penerimaannya terjadi pada akhir
periode. Berdasarkan tanggal pembayarannya, anuitas biasa dapat dibagi 3
bagian:
1. Ordinary annuity
2. Annuity due
3. Deferred annuity.
Rumus dasar future value anuitas biasa adalah sebagai berikut:
FVn = PMT1 + in 1 i
Keterangan

FVn = Future value (nilai masa depan dari anuitas pada akhir tahun ke-n)
PMT = Payment (pembayaran anuitas yang disimpan atau diterima pada setiap
periode)
i=

Interest

rate

(tingkat

bunga

atau

diskonto

tahunan)

n = Jumlah tahun akan berlangsungnya anuitas


Rumus dasar present value anuitas biasa adalah sebagai berikut:
PVn = FVn1 1 ( 1 + i ) n i
Keterangan:
PVn = Present value (nilai sekarang dari anuitas pada akhir tahun ke-n)
2. Anuitas terhitung
Anuitas yang pembayarannya dilakukan pada setiap awal interval. Awal
interval pertama merupakan perhitungan bunga yang pertama dan awal
interval kedua merupakan perhitungan bunga kedua dan seterusnya.
Rumus dasar future value anuitas terhutang:
FVn = PMT ( FVIFAi,n ) ( 1 + i )
Rumus dasar present value anuitas terhutang:
PVn = PMT ( PVIFAi,n ) ( 1 + i )

3. Nilai sekarang anuitas


Nilai Sekarang Anuitas adalah nilai hari ini dari pembayaran sejumlah dana
tertentu yang dilakukan secara teratur selama waktu yang telah ditentukan.
Dengan kata lain, jumlah yang harus anda tabung dengan tingkat bunga
tertentu untuk mandapatkan sejumlah dana tertentu secara teratur dalam
jangka waktu tertentu.
4. Anuitas Abadi
Anuitas abadi adalah serangkaian pembayaran yang sama jumlahnya dan
diharapkan akanberlangsung terus menerus.
PV (Anuitas Abadi) = Pembayaran = PMT
5. Nilai sekarang dan seri pembayaran yang tidak rata
Dalam pengertian anuitas tercakup kata jumlah yang tetap, dengan kata lain
anuitas adalah arus kas yang sama di setiap periode. Persamaan umum berikut
ini bisa digunakan untuk mencari nilai sekarang dari seri pembayaran yang tak
rata:
Nilai sekarang anuitas abadi = pembayaran/tingkat diskonto = PMT/r
Langkah 1:
Cari nilai sekarang dari $ 100 yang akan diterima di tahun 1:
$100 (0,9434) = $ 94,34
Langkah 2:
Diketahui bahwa dari 2 tahun sampai tahun 5 akan diterima anuitas sebesar $
200 setahun. Dicari dulu anuitas 5 tahun, kemudian kurangi dengan anuitas 1
tahun, sisanya adalah anuitas 4 tahun dengan pembayaran pertama yang
diterima setelah tahun ke-2:
Pvanuitas = $ 200(PVIFA(6%,5tahun))- $ 200 (PVIFA(6%,1tahun))
Pvanuitas = $ 200(PVIFA(6%,5tahun))- $ PVIFA(6%,1tahun)
Pvanuitas= $ 200(4,2124-0,9434)
Pvanuitas= $653,80
Langkah 3:
Cari nilai sekarang dari $1000 yang akan diterima di tahun ke-7
$1000(0,6651) = $ 665,10
6

Langkah 4:
Jumlahkan komponen-komponen yang diperoleh dari langkah 1 hingga
Langkah 3 tersebut :
$ 94,34 + $ 653,80 + $ 665,10 = $1413,24
6. Periode kemajemukan tengan tahunan atau periode lainnya
Bunga majemuk tahunan adalah proses aritmatika untuk menentukan nilai
akhir dari arus khas atau serangkaian arus kas apabila suku bunga
ditambahkan satu kali dalam setahun. Sedangkan bunga majemuk setengah
tahunan adalah proses aritmatika untuk menentukan nilai akhir dari arus khas
atau serangkaian arus kas apabila suku bunga ditambahkan dua kali dalam
setahun.
7. Amortisasi Pinjaman
Merupakan suatu pinjaman yang akan dibayarkan dalam periode yang
sama panjangnya (bulanan, kuartalan, atau tahunan).
Digunakan untuk menghitung pembayaran pinjaman atau angsuran sampai
jatuh tempo.
a. Dalam pembayaran angsuran terkandung : pembayaran cicilan hutang dan
bunga.
b. Angsuran berupa pembayaran yang tetap seperti anuitas.
c. Pinjaman atau loan, diterima pada saat ini atau present value sehingga
konsepnya menggunakan present value annuity (PVIFA)
d. Pembayaran angsuran dapat dilakukan di awal periode atau diakhir periode.
e. Formula dapat disesuaikan dengan antara annuity due atau ordinary annuity.
f. Pada saat jatuh tempo nilai saldo hutang sama dengan nol atau mendekati
nilai nol.
g. Pembayaran bunga berdasarkan pada jumlah saldo pinjaman, sehingga
bunga dapat semakin menurun.
Referensi:
Uang dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang sangat
penting, terutama bagi perputaran roda perekonomian suatu wilayah tertentu.
Dalam segi teori uang di definisikan sebagai sesuatu yang secara umum diterima
7

di dalam pembayaran, untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta


untuk pembayaran utang-utang. Uang juga dapat didefinisikan sebagaimana
fungsinya, yaitu sebagai alat tukar, sebagai unit penghitung, sebagai alat
penyimpan

nilai/daya

beli,

dan

sebagai

standar

pembayaran

yang

tertangguhkan.
Kemudian pengertian uang juga dapat dikelompokkan menurut tingkat
liquiditasnya. Yaitu :
1. M1 adalah uang kartal (currency) yang beredar di masyarakat plus
simpanan dalam bentuk uang giral (demand deposits). Disebut juga uang
beredar dalam arti sempit atau narrow money.
2. M2

adalah

M1

plus

tabungan

(saving

deposits)

dan deposito

berjangka (time deposits) pada bank umum. Disebut juga uang beredar
dalam arti luas atau broad money.
3. M3 adalah M2 plus simpanan pada lembaga keuangan non bank.
Seluruh simpanan yang ada pada bank dan lembaga keuangan non bank
tersebut disebut uang kuasi atau quasi money.
Berdasarkan ketiga definisi uang tersebut, tingkat liquiditas yang paling
tinggi adalah M1, karena proses untuk menjadikan M1 ke dalam uang tunai
adalah yang paling cepat.
Selanjutnya uang juga dapat berupa benda apa saja yang dapat diterima
masyarakat sebagai alat pembayaran yang sah dan ditetapkan oleh undangundang Negara. Uang dapat dibuat dari logam emas, perak dan logam biasa
atau terbuat dari batu,

ternak

atau

demikian, ada lima prasyarat atau

kertas dan lain sebagainya. Namun


kriteria yang dapat dipakai

untuk

menjadikan benda sebagai alat tukar atau uang. Adapun kriteria tersebut
adalah sebagai berikut :
1.

Portability, atau mudah dibawa dan mudah untuk ditransfer.

2.

Durability, atau secara fisik tahan lama. Karena itu barang yang tidak
tahan lama tidak layak dijadikan uang, misalnya kecap.

3.

Divisibility, atau mudah dan dapat dibagi-bagi menjadi besar, sedang


dan kecil, sehingga mudah untuk dibelanjakan. Misalnya nilai transaksi
8

perdagangan yang berjumlah besar seharusnya menggunakan uang yang


berjumlah besar pula, tetapi nilai transaksi yang berjumlah kecil sebaiknya
menngunakan satuan mata uang yang lebih kecil juga. Contoh satuan
mata uang yang bernilai Rp. 1000,-, Rp. 500,- dan lain sebagainya. Karena
itu sapi misalnya sangat sulit untuk dijadikan sebagai uang.
4.

Standardizability, atau menstandarkan nilai dan kualitas


uang serta dapat dibedakan dengan barang lainnya. Hal ini berarti harus
ada prasyarat stability of value, di mana manfaat dari dijadikannya uang
adalah

nilai

uang

itu harus dijaga supaya tidak berfluktuasi secara

berlebihan. Sebab sebagian masyarakat ada menyimpan kekayaaannya


dalam bentuk uang, sehingga bila uang berfluktuasi terlalu cepat dan
dalam skala besar, maka orang tidak akan dapat menerimanya.
5.

Recognizability, atau mudah dibedakan dan dikenal secara umum. Sedang


dalam buku lain disebutkan acceptability and cognizability,

artinya

prasyarat utama dari sesuatu barang yang pantas dijadikan uang adalah
dapat diterima dan diketahui secara umum. Dengan kata lain, diterima
sebagai alat pembayaran, sebagai alat penyimpan kekayaan atau daya
beli, sebagai alat tukar dan alat satuan hitung seperti fungsi dan peran
uang yang sudah dikenal secara umum oleh masyarakat.
Apapun bentuk dan rupa uang, secara alamiah dan secara inheren, uang
mempunyai pengertian riil bahwa uang merupakan klaim seseorang yang
dapat digunakan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa dalam ekonomi.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Uang Dalam Konsep Ekonomi Konvensional
Pada mulanya uang berbentuk barang komoditas atau barang barter,
kemudian berevolusi kedalam bentuk mata uang, baik dalam bentuk logam
maupun kertas. Meskipun demikian keduanya disahkan dan diakui sebagai alat
pembayaran. Dengan adanya uang sebagai alat tukar, maka kegiatan ekonomi
menjadi mudah untuk dilaksanakan. Dengan kata lain uang muncul sebagai
terobosan untuk menghilangkan kesukaran-kesukaran yang ada pada sistem
ekonomi barter.
Menurut teori konvensional, uang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi
hukum dan dari sisi fungsi. Secara hukum uang adalah sesuatu yang dirumuskan
oleh undang-undang sebagai uang. Jadi segala sesuatu dapat diterima sebagai
uang, jika ada aturan atau hukum yang manunjukkan bahwa sesuatu itu dapat
digunakan sebagai alat tukar-menukar. Sementara secara fungsi, yang dikatakan
sebagai uang adalah segala sesuatu yang menjalankan fungsi sebagai uang, yaitu :
transaksi
spekulasi
jaga-jaga (precautionary).
Hadirnya uang dalam sistem perekonomian akan mempengaruhi
perekonomian suatu negara, yang biasanya berkaitan dengan kebijakan-kebijakan
moneter. Dan pada umumnya analisis ekonomi suatu negara ditentukan oleh
analisis atas ukuran uang yang beredar. Menurut Samuelsen, banyak ekonom
percaya bahwa perubahan jumlah uang yang beredar dalam jangka panjang akan
menghasilkan tingkatan harga, sedangkan dampaknya terhadap output real, adalah
sedikit atau tidak ada.
Dengan kata lain, ekspansi moneter akan akan menurunkan tingkat bunga
pasar, sehingga hal ini akan meningkatkan pengeluaran untuk investasi usaha riil
yang sangat sensitif terhadap perubahan tingkat bunga. Melalui mekanisme
pengganda yaitu adanya penambahan persediaan atau cadangan uang yang
diakibatkan adanya tabungan masyarakat maka permintaan agregat akan

10

meningkat, yang akan menyebabkan naiknya output dan harga di atas tingkat yang
tidak dicapai dalam situasi normal.
Ada beberapa teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku dalam
ekonomi. Di antara teori tersebut adalah :
B. Teori Moneter (Permintaan Uang) Klasik
Teori permintaan uang klasik tercermin dalam teori kuantitas uang. Pada
awalnya teori ini digunakan untuk menerangkan peranan uang dalam
perekonomian. Secara sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang
ditunjukkan dengan rumus sebagai berikut :
MV = PT
Di mana M adalah jumlah uang, V adalah tingkat perputaran uang, yakni berapa
kali suatu mata uang pindah tangan dari satu orang kepada orang lain dalam suatu
periode tertentu. Kemudian P adalah harga barang, dan T adalah volume barang
yang menjadi objek transaksi. Dari rumus diatas, maka dapat dipahami bahwa
jumlah unit barang yang ditransaksikan (T) dikalikan dengan harganya (P), harus
selalu sama dengan jumlah uang (M) dikalikan dengan perputarannya. Dengan
kata lain, total pengeluaran (MV) sama dengan nilai barang yang dibeli (PT).
Dalam teori kuantitas ini, Irving Fisher mengasumsikan bahwa keberadaan
uang pada hakikatnya adalah flow concept. Keberadaan uang ataupun permintaan
uang tidak dipengaruhi oleh suku bunga, akan tetapi besar kecilnya uang akan
ditentukan oleh kecepatan perputaran uang itu sendiri. Pada saat yang hampir
bersamaan Marshal dan Pigou dari Universitas Cambridge, mengembngkan
formulasi yang hampir sama dengan Fisher, namun pada hakikatnya berbeda.
Formula tersebut adalah sebagai berikut :
M=kPO
M = k.Y
Di mana k = 1/v, dengan demikian permintaan uang akan menjadi formula sebagai
berikut :
Md = k P O = k Y
Secara sistematik, fomula Marshal ini sama dengan formula Irving Fisher,
namun mempunyai filosofi yang berbeda. Marshal-Pigou menyatakan bahwa, k
11

adalah sebagai turunan dari 1/v yang merupakan tingkat keinginan seseorang
untuk menyimpan sebagian kekayaannya, dan penyimpanan uang adalah satu
kekayaan yang dimiliki oleh seorang individu. Oleh karena itu ia menganggap
bahwa uang adalah salah satu cara untuk melakukan penyimpanan kekayaan,
maka keberadaan uang dalam teori ini disebut sebagai stock concept.
Oleh karena itu uang juga difungsikan sebagai alat untuk menyimpan
kekayaan, maka seorang individu akan menentukan pilihan individunya dalam
memelihara komposisi kekayaan yang dimilikinya, apakah akan disimpan dalam
bentuk bond, stock atau money, dan lain-lain.
1. Teori Keynes
Dalam bukunya yang bejudul The General Theory of Employment, Interest,
and Money, Keynes menyatakan bahwa mekanisme pasar tidak dapat secara
otomatis menjamin adanya full employment dalam perekonomian. Selanjutnya
dia menyarankan adanya campur tangan dari pemerintah dalam perekonomian.
Kemudian Keynes berpendapat bahwa seseorang mengatur uang atau
asetnya dipengaruhi oleh tiga hal yaitu :
2. Money demand for transaction
Permintaan jenis ini adalah permintaan uang yang dilakukan untuk transaksi
karena adanya suatu kebutuhan, di mana uang difungsikan sebagai alat
pembayaran.
3. Money demand for precautionary
Permintaan jenis ini adalah permintaan uang dengan motif untuk berjagajaga, di mana uang digunakan untuk memenuhi kemungkinan-kemungkinan yang
tidak terduga.
4. Money demand for speculation
Permintaan jenis ini adalah permintaan uang yang digunkan untuk motif
berspekulasi, di mana uang digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang
kemungkinannya tidak terduga, yang biasanya lebih bersifat mendapat
keuntungan namun masih belum pasti.
C. Time Value of Money Menurut Ekonomi Konvensional
Dalam teori ekonomi konvensional uang dipandang sebagai sesuatu yang
sangat berharga dan dapat berkembang dalam suatu waktu tertentu. Anggapan
12

demikian kemudian melahirkan konsep time value of money. Time value of money
adalah nilai waktu dari uang yang bisa bertambah dan berkurang sebagai akibat
perjalanan waktu. Dengan memegang uang orang dihadapkan pada risiko
menurunnya daya beli dari kekayaannya sebagai akibat dari inflasi. Sedangkan
dengan memilih menyimpan uang dalam bentuk surat berharga, pemilik akan
memperoleh bunga yang diperkirakan diatas inflasi yang terjadi. Dengan
demikian, nilai uang saat sekarang nilai substitusinya terhadap barang akan lebih
tinggi dibanding nilainya di masa yang akan datang.
Definisi time value of money tersebut tampak tidak akurat, sebab setiap
investasi selalu mempunyai kemungkinan untuk mendapat nilai positif, negatif
atau bahkan tidak menghasilkan apa-apa. Itulah sebabnya dalam teori keuangan,
selalu dikenal risk-return relation. Ini berarti, bisnis selalu terkait dengan risiko
dan perolehan. Bagi ekonomi konvensional ada dua hal yang menjadi alasan
munculnya konsep time value of money, yaitu :
1. Presence of inflation
Argumen ini tidak dapat diterima karena tidak lengkap kondisinya. Dalam
setiap perekonomian selalu ada keadaan inflasi dan keadaan deflasi. Bila keadaan
inflasi yang dijadikan dasar munculnya konsep time value of money, seharusnya
keadaan deflasi harus dijadikan alasan munculnya konsep negative time value of
money. Kenyataannya, kondisi inflasi sajalah yang dijadikan acuan dalam
menentukan konsep time value of money, sementara keadaan deflasi selalu
diabaikan.
2. Preference of present consumption to future comsumption.
Argumen kedua, preferensi konsumsi saat ini ke masa yang akan datang.
Konsumsi atau investasi masa depan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah :
a.

Ketidakpastian return
Dalam ekonomi konvensional, penerapan time value of money tidak senaif
yang dibayangkan, misalnya dengan mengabaikan ketidakpastian return yang
akan diterima. Jika unsur ketidakpastian return ini dimasukan, ekonomi
konvensional menyebut kompensasinya sebagai discount rate.
b. Current goods dan future goods
13

Perilaku konsumsi seseorang saat ini dipengaruhi oleh harapannya di


masa depan. Meminjam akan memungkinkan seseorang meningkatkan konsumsi
c.

saat ini dengan harga yang harus dibayar di kemudian hari.


Intemporal budget line
Perilaku konsumsi seseorang dengan melibaykan lebih satu periode waktu

d.

disebut dengan intertemporal consumption pattern.


Deriving demand for current consumption
Permintaan seseorang atas suatu barang konsumsi yang akan di konsumsi
pada saat sekarang.
e. Deriving demand for future consumption
Permintaan seseorang atas suatu barang konsumsi yang akan di konsumsi

f.

pada saat yang akan datang.


Change in endowment point and its effect on demand
Perubahan titik endowment adalah ditentukan oleh besarnya current
income dan besarnya future income. Oleh karena itu, setiap perubahan current

g.

income atau setiap perubahan pada future income akan merubah titik endowment.
Change in current income
Berubahnya pendapatan seseorang saat ini akan menentukan perubahan

h.

tingkat permintaannya.
Change in future income
Berubahnya pendapatan seseorang pada masa yang akan datang akan
menentukan perubahan tingkat permintaannya.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan materi mengenai perbedaan konsep uang antara prinsip
ekonomi konvensional dengan prinsip ekonomi syariah, dapat disimpulkan bahwa
memang ada perbedaan dan persamaan pandangan mengenai konsep uang
dalam ekonomi konvensional dan ekonomi Islam, demikian juga dengan
kelebihan dan kelemahannya.
Uang yang menurut ekonomi Islam hanya berfungsi sebagai alat tukar
dan satuan hitung, tidak dapat dipaksakan sebagai alat penyimpan nilai atau
14

daya beli. Hal ini tak lepas dari teori permintaan uang dengan motif
spekulatif

yang pada akhirnya akan menimbulkan bunga dalam sistem

perekonomian, instabilitas nilai mata uang, serta fluktuasi output dan


tingkat penyerapan tenaga kerja yang berakibat kepada distribusi pendapatan.
Fungsi uang sebagai standar pembayaran tertangguhkan juga tidak diterima
oleh ekonomi Islam. Karena hal ini dapat menjadikan uang sebagai komoditi
yang dapat diperjual-belikan, sehingga uang mempunyai harga yang tak lain
adalah bunga.
Sebagai perbandingan, dalam ekonomi konvensional konsep uang
adalah stock concept dan private property serta identik dengan modal, karena
uang adalah juga komoditas. Sebaliknya dalam ekonomi Islam, uang adalah
flow concept dan public goods yang harus selalu mengalir dan beredar di
masyarakat tanpa boleh diendapkan dan ditimbun. Hal ini tak dapat lepas
dari fungsi uang yang menurut ekonomi konvensional sebagai alat tukar, alat
satuan hitung, sebagai alat penyimpan nilai dan atau daya beli, dan sebagai
standar pembayaran tertangguhkan. Sementara dalam ekonomi Islam fungsi
uang hanya sebagai alat tukar dan sebagai alat satuan hitung.

B. Saran
Dari sekian ribu kata yang tersusun diatas, sangatlah jelas bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun struktur
penulisan yang tepat. Namun disini setidaknya penulis mampu menguji
kemampuan dalam kepenulisan dan kemampuan keilmuan khususnya dalam ilmu
ekonomi islam. Kemudian kritik dan saran penulis harapkan dari para pembaca
agar nantinya dapat mengembangkan kemampuan dalam kepenulisan dan dapat
mengembangkan dari segi ilmu pengetahuan itu sendiri. Dan yang terakhir,
ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Wahyu yang telah memberikan
bimbingan materi tentang aturan kepenulisan karya ilmiah sebagai bekal penulis
nanti untuk menulis Skripsi yang baik dan benar sebagai salah satu syarat untuk
15

lulus dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mansur. 2010. Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam dan
Ekonomi

Konvensional.

http://ejournal.sunan-ampel.ac.id/index.php/al-

Qanun/article/view/41/34. Diakses pada tanggal 2 April 2013.


Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi. 2003. Fiqih Ekonomi Umar bin Al-Khathab.
Terjemahan oleh Asmuni Solihan Zamakhsyari. 2006. Jakarta: KHALIFA
(Pustaka Al-Kautsar Grup).
Muhammad. 2002. Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam. Jakarta:
Salemba Empat

16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah
tentang Uang Sekarang dan Uang Yang Akan Datang
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang ber sifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita Amin.

Bima,

November 2016

Penulis

i
17

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN.
A. LatarBelakang................................................................................
B. RumusanMasalah...........................................................................
C. Tujuan penulisan............................................................................

1
2
2

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Definisi Uang...............................................................................

BAB III PEMBAHASAN


A. Uang dalam konsep ekonomi konvesional.................................
B. Teori moneter(permintaan uang) klasik....................................
C. Time value of money menurut ekonomi konvesional...............

10
11
13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................
B. Saran.............................................................................................

15
16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

17

ii
18

Você também pode gostar