Você está na página 1de 6

David Bayu

Pamungkas
15208241054

AGEN SOSIALISASI
A. Pengertian Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan
sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok
bermain, media massa, dan lembaga pendidikan sekolah. Pesan-pesan yang
disampaikan oleh agen sosialisasi satu sama lain berlainan dan tidak selamanya
sejalan. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi
bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di
sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan
menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa
mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media massa.
Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang
disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya
saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani
oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi
yang berlainan.

B. Macam-macam Agen Sosialisasi


1.KELUARGA (KINSHIP)
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara
kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersamasama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem
kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas
karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi
kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti.
Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi
dilakukan oleh orang-orang yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang
anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat
sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi (baby sitter). menurut Gertrudge Jaeger
peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar
karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang
tuanya sendiri.
2.TEMAN PERGAULAN

Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali


didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya,
teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun
dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak
pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih
banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan
hubungan tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi
dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan
orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok
bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang
yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.
3.LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL (SEKOLAH)
Sekolah merupakan salah satu agen sosialisasi yang paling berpengaruh.
Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca,
menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan
mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan
kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan
dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah
sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung
jawab.
Di sekolah, mereka belajar tentang perspektif yang lebih luas tentang segala
hal yang membantu mereka untuk menjalankan peran yang ada di luar keluarga.
Misal tentang patriotisme, kebaikan, demokrasi, kejujuran yang diselipkan dalam
pelajaran.
4.MEDIA MASSA
Yang termasuk dalam kelompok media massa di sini adalah media cetak
(surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film).
Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan
yang disampaikan.
Contoh:
Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan
penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus,yang sebenarnya hanya
disebabkan kurangnya perhatian orang tua kepada anaknya.
Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan
gaya hidup masyarakat pada umumnya.

Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau tv,
didahului dengan gelombang game eletronik dan segmen-segmen tertentu dari
media TV (horor, kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini telah
mengakibatkan kecanduan massal, penurunan kecerdasan, menghilangnya
perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya.
5.AGEN-AGEN LAIN
Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga
dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional masyarakat dan
lingkungan
kerja.
Semuanya
membantu
seseorang
dalam
membentuk
pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai
tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus,
pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.

Keluarga
Kelompok yang paling berperan dalam pembentukan pribadi seseorang
adalah keluarga.Dimana kita juag diperkenalkan tentang nilai gender
misal:anak perempuan membantu ibu di dapur dan anak laki-laki membantu
ayahnya membetulkan genting.

Lingkungan Tempat Tinggal


Berdasarkan hasil penelitian anak dari pemukiman miskin menjadi
anak yang sering bertabrakan dengan hukum dan anak yang berada di
lingkungan yang berada lebih terjaga biasanya menjadi lebih aman
keberadaannya.Atau bagaimana keluarga--keluarga yang tinggal di
lingkungan sampah tidak menganggap bahaya mengancam ketika anak
mereka bermain di tumpukan sampah.

Agama
Dengan nilai yang ada di dalamnya,agama menjadi penting bagi
kehidupan kita.Juga pada pemahaman baik dan buruk pada seseorang

Sekolah
Dalam konteks ini,mereka belajar tentang perspektif yang lebih luas
tentang segala hal yang membantu mereka untuk menjalankan peran yang
ada di luar keluarga.Misal tentang:patriotisme,kebaikan,demokrasi,kejujuran
yang diselipkan dalam pelajaran .Disekolah juga diajarkan pesan-pesan
khusus negara.

Kelompok Bermain

Nilai-nilai yang berkeliaran di antara teman dalam kelompok bermain


ini sering menjadi sangat menjengkelkan untuk orang tua karena kadang
sama sekali tidak pernah didengar di rumah atau di sekolah.Dan untuk
konteks remaja,misal keberadaan teman kongko-kongko juga tidak bisa
dikesampingkan yang sangat memengaruhi gaya dan tingkah laku kita.

Sumber: http://ayouk91.blogspot.co.id/2010/06/agen-sosialisasi.html

AGEN-AGEN SOSIALISASI
Latar belakang
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat
agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga
pendidikan sekolah.
Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama
lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa
yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak
merokok, meminum minman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi
mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media massa.
Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen
sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi,
di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan
oleh agen sosialisasi yang berlainan.
Pendahuluan
Menurut Tischler (1999 : 118) yang menjadi agen atau perantara dalam proses sosialisasi
mekiputi:
1.Keluarga (kinship)
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi seorang anak untuk tumbuh dan
berkembang.keluarga merupakan dasar pembantu utama struktur social yang lebih luas, denagn
pengertian bahwa lembaga lainya tergantung pada eksistensinya. Bagi keluarga inti (nuclear
family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum
menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang
menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas
karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek,
paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat
penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orang yang berada diluar anggota kerabat
biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat

sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi (baby sitter). menurut Gertrudge Jaeger peranan para
agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya
berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
Fungsi keluarga antara lain (munandar , 1989) :
1)Pengaturan seksual
2)Reproduksi
3)Sosialisasi
4)Pemeliharaan
5)Penempatan anak di dalam masyarakat
6)Pemuas kebutuhan perseorangan
7)Kontrol social
2.Teman pergaulan
Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia
mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok
yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah
keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih
banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat
(berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan
cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab
itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orangorang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.
3.Lembaga pendidikan formal (sekolah)
Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan
berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian
(independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan
rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai
pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh
rasa tanggung jawab.
4.Media massa
Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid),
media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada
kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
Tv adalah salahsatu media massa yang mempunyai peran penting dalam proses sosialisasi.
Kehadiran TV dalam satu keluarga atau masyarakat dapat merupakan factor pendukung maupun
factor penghambat dari suatu keluarga dalam menjalankan suatu fungsinya yakini
mensosialisasikan anak.
Contoh:
Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan penyimpangan perilaku
anak-anak dalam beberapa kasus.
Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup
masyarakat pada umumnya.

Menerut pendapat Donald F.Robert (1973 :25) yang menyatakan bahawa media televise
mempunyai berbagai fungsi yakini :
Media fantasi
Kedudukan fantasi dalam kehidupan anak-anak sangat penting. Bagi anak-anak dunia fantasi
sama eksistensinya dalam dunia nyata. Dengan barfantasi anak mamperoleh kesempatan untuk
mengembangakan imajinasinya dengan daya kreatifitasnya. Melalui fantasi anak akan
mendapatkan kenyataan yang luar biasa.
Media diversi
Fungsi ini sama dengan fungsi bermain yang diperlakukan anak sebagai alternative untuk
melepaskan ditri dari mekanisme kehidupan social sehari-hari. Acara nyanyian , music, filem,
drama merupakan program acara yang cenderung bersifat menghibur.
Media instruksi
Televisi merupakan media untuk memperoleh pengetahuan atau sebagai media pendidikan. Dari
televisi anaka akan memperoleh pengetahuan tentang norma, nilai, dan tata laku masyarakat
yang diiternalisasikan ke dalam diri anak-anak dan akan menjadi pedoman dan kerangka berfikir
dalam menilai baik buruknya suatu keadaan.
5.Agen-agen lain
Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh
institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan.
Semuanya membantu seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan
membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam
beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.

Sumber: http://tentangkomputerkita.blogspot.co.id/2010/01/agen-agensosialisasi.html

Você também pode gostar