Você está na página 1de 2

ANCAMAN BAGI ORANG YANG TIDAK MAU BERZAKAT

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:


"Barangsiapa yang telah Allah datangkan padanya kekayaan lalu
dirinya enggan mengeluarkan zakatnya. Maka akan dijadikan kelak
pada hari kiamat harta tersebut baginya seekor ular yang berkepala
botak dengan dua lidah yang berbisa kemudian mengejarnya, sambil
mematuki dengan mulutnya sembari berkata, Akulah hartamu, akulah
simpananmu. Kemudian beliau membaca firman Allah: Sekali-kali
janganlah orang-orang yang bakhil...." (al-Imraan: 180) (HR. alBukhari dan Muslim)
Penjelasan
Rasulullah mengabarkan bahwa harta dari orang yang tidak mau
mengeluarkan zakatnya karena kikir, maka kelak pada hari kiamat
harta tersebut oleh Allah akan diubah menjadi seekor ular jantan yang
botak. Ular tersebut tidak memiliki bulu di kepalanya karena
rambutnya rontok lantaran banyaknya racun yang dimiliki. Ular itu
akan dijadikan sebagai kalung di atas leher orang tersebut dan akan
memakannya dengan dua rahangnya, karena sewaktu di dunia orang
itu memakan hartanya dan menolak membayar zakat yang wajib
padanya. Ular itu juga akan berkata, Aku adalah hartamu, dan aku
adalah harta simpananmu. Betapa besar penyesalan yang dia
rasakan pada waktu itu lantaran dia kikir dengan harta yang dia
simpan untuk dirinya, padahal karenanyalah dia disiksa pada hari
Kiamat. Kita memohon keselamatan kepada Allah Ta'ala dari hal
tersebut. Ancaman tersebut menunjukkan bahwa menolak membayar
zakat termasuk di antara dosa-dosa besar.

Sedangkan ancaman menurut Alquran diterangkan dalam ayat


berikut:
.Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari
dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar
dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan
untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa
yang kamu simpan itu. (QS. At-Taubah: 34-35)

*****
Referensi:
Syarah Shahih Al-Bukhari, jilid IV, penulis: Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-Utsaimin

Você também pode gostar