Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
b.
c.
d.
I. LATAR BELAKANG
Larutan adalah campuran yang homogen dapat berupa gas,
cair maupun padat. Unsur terpenting yang menentukan keadaan
bahan dalam larutan adalah pelarut (solvent), sedangkan
komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut
(solute). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan
larutan dalam air atau aqueous dan larutan yang mengandung zat
terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah
zat terlalu sedikit, larutan dinamakan larutan encer. Konsentrasi
larutan didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut yang ada dalam
sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan
dengan beberapa cara antara lain :
Molaritas (jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan)
Molalitas (mol zat terlarut per 1000 gram pelarut)
Normalitas (jumlah mol ekivalenzat terlarut dalam 1 liter
larutan).
Persen berat (gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan)
Konsentrasi dapat diketahui besarnya dengan menggunakan
metode standarisasi. Salah satu metode standarisasi adalah titrasi.
Metode ini banyak dilakukan di laboratorium, salah satunya adalah
titrasi asam-basa. Proses titrasi diakhiri jika telah mencapai titik
ekivalen. Titik ekivalen adalah titik dimana penambahan sedikit
titran akan menyebabkan perubahan pH yang sangat besar.
II. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk menentukan
penggunan indikator yang sesuai dengan kondisi titrasi.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Sifat asam dan basa ditentukan oleh nilai suatu bilangan yang
disebut dengan pH (pangkat Hidrogen). Garis/rentang pH asam dan
basa digambarkan sebagai berikut :
Biru
dalam
100
Metil
Red)
merah
Bromtimol
Biru Panaskan 0,1 gr indikator dengan 5 ml
(Bromthymol Blue)
etanol 95% (v/v) dan 1,6 ml NaOH 0,1 N.
Bila pelarutan telah selesai, encerkan
dengan etanol 20%(v/v) sampai 250 ml
Eriochrome Black T
Dimetil
glioksim Larutkan 10 gr indikator dalam 1 % etanol
(dimethylglyoxime)
95%.
Hasil terbaik diperoleh jika 10 ml indikator
1% nikel.
Amilum
soluble)
Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini meliputi pipet tetes
sebanyak 5 buah, plat kaca dengan 8 lubang sebanyak 2 buah,
beaker gelas 100 ml sebanyak 4 buah dan botol semprot 1 buah.
B.
Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan pada percobaan ini adalah
indikator metil merah sebanyak 3 ml, phenolphtalein 3 ml, metil
jingga 3 ml, HCl 0,1 N dengan pH = 3,0 sebanyak 50 ml, NaOH 0,1
N dengan pH = 9,0 sebanyak 50 ml dan akuades secukupnya serta
kertas putih.
V. PROSEDUR KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Warna
Awal
Ditamb
ahkan
HCl 0,1
Metil
Jingga
Jingga
Merah
Ditamb
ahkan
NaOH
0,1 N
Ditambah Ditambah
kan HCl & kan
NaOH
NaOH &
HCl
Jingga
Jingga
Merah
Metil
Merah
Merah
Merah
Tua
Jingga
Jingga
Merah
Tua
Phenolp
htelaein
Bening
Bening
Merah
Muda
Merah
muda
Merah
Muda
Indikator
Biru
Ungu
Gelas II
5 ml HCl PH = Ditambahkan
3
Phenolphthelein
Tidak Berwarna
Tidak Berwarna
NaOH PH = 9
Ditambahkan
Timol
Tidak Berwarna
Tidak Berwarna
NaOH PH = 9
Ditambahkan
Phenolphthelein
Indikator
Gelas III
Indikator
Biru
Gelas IV
Indikator
Tidak Berwarna
Ungu Muda
B. Pembahasan
Indikator merupakan senyawa asam atau basa lemah organik,
yang memiliki molekul tak terionisasi dan molekul terionisasi, yang
ditunjukkan dalam perbedaan warna.
Berdasarkan hasil percobaan dapat di ketahui bahwa telah
terjadi reaksi pada indikator yang telah ditambahkan 2 tetes HCl
yang bersifat asam dan 3 tetes NaOH yang bersifat basa. Indikator
phenolphtalein yang di tambahkan HCl berwarna bening tidak
berubah atau tetap seperti warna awal, sedangkan pada warna
ungu pekat merupakan hasil dari penambahan NaOH. Warna
menjadi bening kembali ketika ada penambahan dari HCl dan NaOH.
Pada indikator merah metil berubah menjadi merah pekat saat
ditambahkan HCl dan berubah lagi menjadi warna kuning dengan
menambahkan NaOH, warna kembali menjadi merah pekat akibat
adanya penambahan dari kedua larutan yaitu HCl dan NaOH.
Indikator yang ke 3 yaitu indikator metil merah yang berubah warna
menjadi jingga tua setelah ditambahkan HCl dan warna ungu akibat
penambahan dari larutan NaOH. Warna berubah menjadi kuning
ketika ada penambahan dari HCl dan NaOH. Untuk indikator yang ke
4 yaitu indikator metil orange yang berubah menjadi merah muda
ketika ada penambahan dari larutan HCl dan warna kuning
merupakan diakibatkan adanya penambahan NaOH. Warna merah
muda sebagai akibat dari campuran HCl dan NaOH yang
ditambahkan pada indikator metil orange.
VII.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
http://praktikumkimiaanalitik.blogspot.co.id/2012/12/pembuatanlarutan-indikator.html
http://www.ilmuternak.com/2014/11/laporan-kimia-pembuatanlarutan-dan.html
http://dsikreatif.blogspot.co.id/2013/10/laporan-kimia-dasarpengenalan-indikator_8.html
http://rumus-kimia.com/indikator-jenis-jenis-dan-pengertian-asambasa/