Você está na página 1de 5

PROPOSAL

JUDUL PROGRAM
HOME PARE (PARENTHING EDUCATION) SEBAGAI UPAYA
PENCEGAHAN KEKERASAN FISEK (FISIK DAN SEKSUAL)
TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DI KOTA MADIUN

Disusun Oleh :
Eka Wahyuningsih
13121022
6A

IKIP PGRI MADIUN


2016

A. Identifikasi Kasus

BKKBN merupakan singkatan dari Badan Kordinasi Keluarga


Berencana Nasional, yang merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen

Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keluarga


berencana dan keluarga sejahtera.
Wawancara dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2016, di rumah konseli.
Wawancara dilakukan dengan konseli untuk mengetahui latar belakang
keluarga, hubungan dengan keluarga, aktivitas keseharian, hubungan dengan
teman, dan kegiatan yang berhubungan dengan teman.
Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil wawancara ini adalah
permasalahan yang ada di kabupaten maupun kota Madiun khususnya yang
masuk pada BKKBN kota meliputi Banyak permasalahan yang muncul antara
lain: keberhasilan keluarga berencana, ketahanan pangan, tentang kemiskinan
yang masih belum terselesaikan, pemberdayaan perempuan, pemberdayaan
masyarakat, dan kekerasaan terhadap perempuan dan anak.
Pada tahun 2016 ini dari semua kasus yang ada paling
memperihatinkan adalah banyaknya kasus kekerasan seksual serta kesehatan
reproduksi remaja sekarang yang memang melakukan hubungan seksual
sebelum menikah. Berdasarkan data dari Pusat Pelayanan Terpadu (PPT),
jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jatim pada tahun 2015
mencapai 349 kasus. Dari jumlah tersebut, 152 kasus merupakan kekerasan
yang menimpa anak. Sementara itu, jumlah kekerasan terhadap perempuan
dan anak di Jatim sejak Januari 2015 hingga September 2015 mencapai 235
kasus, yakni 112 kasus merupakan kekerasan terhadap anak.
B. Sintesis

Kekerasan seksual atau Pelecehan seksual terhadap anak adalah suatu


bentuk penyiksaan anak di mana orang dewasa atau remaja yang lebih tua
menggunakan anak untuk rangsangan seksual. Bentuk pelecehan seksual anak
termasuk meminta atau menekan seorang anak maupun perempuan untuk
melakukan aktivitas seksual (terlepas dari hasilnya), memberikan paparan yang
tidak senonoh dari alat kelamin untuk anak dan perempuan, menampilkan
pornografi untuk anak dan perempuan, melakukan hubungan seksual terhadap
anak-anak, kontak fisik dengan alat kelamin anak (kecuali dalam konteks nonseksual tertentu seperti pemeriksaan medis), melihat alat kelamin anak tanpa
kontak fisik (kecuali dalam konteks non-seksual seperti pemeriksaan medis),
atau menggunakan anak untuk memproduksi pornografi anak dan perempuan.

C. Diagnosis

Berdasarkan data yang terkumpul dapat diketahui bahwa penyebab


terjadinya kekerasan fisik maupun seksual terhadap perempuan dan anak
adalah bekerja sebagai : (1) kurangnya keimanan dan ketaqwaan individu
terhadap agama dan Tuhan Yang Maha Esa; (2) latar belakang ekonomi; (3);

(4) keinginan dan hawa nafsu; (5) mengalami krisis akhlak; (6) memiliki
kelainan seks.
D. Prognosis

Dengan diagnosis diatas selanjutnya diberikan alternative bantuan yang


akan diberikan kepada orang tua dan para anak dengan memecahkan
masalahnya, sesuai dengan masalah yang dimiliki oleh perempuan dan anak
yaitu kekersan seksual dan fisik . Yang diawali dengan banyak faktor dari
latar belakang pendidikan, ekonomi,keluarga, sosial, dan kepribadiannya.
Dengan masalah itu diberi alternative pemecahan masalah
1. Memberikan pendampingan psikologi kepada anak maupun
perempuan yang menjadi korban maupun tidak menjadi korban dan
keluarga untuk bisa menerima keadaannya sekarang dan bisa
mengubah ketidaknyamanannya dilingkungan keluarga menjadi
nyaman melalui bimbingan kelompok dan juga konseling kelompok
dalam kegiatan pelayanan HOME PARE (Rumah Parenting
Education).
2. Memberikan layanan informasi mengenai ES (Education SEXS),
agama dan moral.
3. Memberikan layanan informasi atau pemahaman terhadap orang tua
(parenting education) tentang kekerasan seksual maupun fisik terhadap
perempuan dan anak
4. Memberikan konseling individu dengan teknik konseling realitas dan
REBT maupun pendekatan behavioral, psikonanlisis untuk
memperbaiki perilaku sosial dan juga kepribadian konseli dan
keluarga.
E. Treatment

Langkah pemberian bantuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi peserta


didik adalah:
1. Layanan Konseling Individu
Merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling, yang
tujuannya adalah untuk membantu seseorang yang bermasalah agar
dapat

menyelesaikan

masalahnya,

sehingga

seseorang

dapat

berkembang secara optimal. Pada tahap layanan konseling individu ini


praktikan menggunakan pendekatan behavioristic dan psikoanalisis,
dengan menggunakan teknik rasional.

Alasan pemilihan pendekatan ini karena permasalahan yang terjadi


pada adalah permasalahan pemikiran yang tidak logis. Tujuan dari
pelaksanaan konseling adalah untuk membantu memahami diri,
merencanakan

alternatif,

melaksanakannya

untuk

pilihan,

mengambil

mengubah

keputusan

pemikirannya,

dan

sehingga

mendapatkan kesejahteraan hidup.


2. Pemberian informasi kekersan seksual dan fisik terhadap perempuan
dan

anak.
Pemberian informasi ini dilakukan melalui bimbingan kelompok

maupun bimbingan klasikal yaitu pemutaran film tentang bahaya


kekersan seksual maupun fisik. Apabila seorang dan keluarga
mendapatkan informasi kekersan fisik maupun seksual dapat dipastikan
orang tua akan mengarahkan anak serta akan berfikir kembali untuk
memberikan pemahaman terhadap anak. Dan juga memikirkan masa
depan anaknya.
3. Pemberian motivasi dan reinforcement
Motivasi diberikan untuk menumbuhkan dorongan dari dalam diri
orang tua itu sendiri agar mau merubah perilakunya yang merugikan diri
sendiri juga orang lain, juga tentang cita-cita dan masa depan anaknya.

F. Tindak Lanjut

Setelah memberikan beberapa bantuan pada yang bersangkutan,


praktikan melakukan usaha tindak lanjut yang berisikan kegiatan lanjutan dari
usaha yang telah diberikan. Hal ini bertujuan agar praktikan dapat mengetahui
efektifitas bantuan yang diberikannya pada yang bersangkutan. Usaha tindak
lanjut ini yang dilakukan adalah observasi. Praktikan mengamati berbagai
perubahan yang dilakukan oleh yang bersangkutan berkaitan dengan masalah
yang dihadapinya yaitu perubahan pola berpikir tentang keluarga idaman dan
nyaman. Selain itu, usaha tindak lanjut ini juga dilakukan melalui wawancara.
Dengan melakukan wawancara praktikan dapat mengetahui efektifitas bantuan
yang diberikan pada yang bersangkutan. Dari wawancara yang diberikan oleh

praktikan kepada yang bersangkutan dapat diketahui tentang hasil yang telah
dicapai.

Você também pode gostar