Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Rp 1.300
Rp 1.200
Rp 1.200
Rp 1.000
9,29
8,57
7,50
6,25
Rp 2.200
Rp 4.700
Rp 2.600
Rp 4.800
15,71
33,57
16,25
30,00
Tanah
Gedung
Mesin
Akumulasi Depresiasi
Total Aktiva Tetap
Total Aktiva
PASIVA (UTANG & MODAL)
Utang Lancar
Utang Jangka Panjang
Modal
Total Utang & Modal
Rp 2.300
Rp 4.000
Rp 4.000
Rp 3.700
Rp 4.000
Rp 5.000
16,43
28,57
28,57
23,13
25,00
31,25
Rp(1.000)
Rp 9.300
Rp14.000
Rp(1.500)
Rp11.200
Rp16.000
(7,14)
66,43
100%
(9,38)
70,00
100%
Rp 2.500
Rp 4.500
Rp 7.000
Rp14.000
Rp 2.200
Rp 6.000
Rp 7.800
Rp16.000
17,86
32,14
50,00
100%
13,75
37,50
48,75
100%
Penelitian Komparatif
A. Perumusan Masalah
Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan.
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan
dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan
kerangka pemikiran tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih
mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang
berbeda.
Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian
deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebabakibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun
munculnya suatu fenomena tertentu.
Jadi peneitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk
membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel
tertentu
B. Tujuan Penelitian Komparatif
Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih faktafakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran
tertentu.
Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara
pandang atau kerangka berpikir tentu.
Untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya
dipilih.
Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara
berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari
kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
C.
G.
Metode komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal
bila metode eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan.
b.
c.
Kesulitan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil,
tapi merupakan kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor yang
berkaitan dibawah kondisi tertentu untuk menghasilkan hasil yang
ditentukan.
d.
Terdapat fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak
harus mempunyai implikasi hubungan sebab-akibat.
g.
h.
tidak
2.
3.
4.
5.
2.
Sedikit Crew kapal yang serius mau mengikuti Latihan/ Drill dikapal
sehingga pemahaman menjadi kurang
Kesimpulan (komparatif)
Dari sisi neraca, pada tahun 2009 aktiva perusahaan mengalami peningkatan
sebesar 33%. Kenaikan itu disebabkan oleh adanya kenaikan baik pada aktiva
lancar maupun aktiva tetap. Hal itu mengindikasikan bahwa pada tahun 2010
perusahaan telah melakukan perluasan usaha untuk meningkatkan aktiva
lancarnya untuk mendukung peningkatan penjualan.
Dari sisi neraca, pada tahun 2010 utang dan modal perusahaan juga mengalami
peningkatan dalam jumlah yang sama dengan peningkatan aktiva (33%). Hal itu
bisa disebabkan karena perusahaan mendanai kegiatan perluasan usahanya.
Kesimpulan
Dari sisi laba-rugi, pada tahun 2010 penjualan dan laba komprehensif juga
mengalami peningkatan masing-masing sebesar 30% dan 32%. Hal itu
menunjukkan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan perluasan usaha yang
telah dilakukan.
Dari sisi laba-rugi juga nampak bahwa sebagai akibat adanya perluasan usaha
perusahaan meningkatkan efisiensi kegiatan produksinya. Hal itu tercermin pada
peningkatan HPP (25%) yang diperlukan untuk mendukung peningkatan
penjualan yang lebih kecil daripada peningkatan penjualannya (30%), sehingga
peningkatan laba komprehensif yang terjadi (32%) jauh lebih besar daripada
peningkatan penjualan (30%).
Kesimpulan
Dengan kata lain, berbagai keputusan yang diambil oleh perusahaan pada
tahun 2010 untuk melakukan perluasan uasaha nampaknya cukup tepat karena
perusahaan dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan perolehan laba.
Namun demikian, karena perluasan usaha tersebut didanai dengan
menggunakan tambahan utang dan tambahan modal, maka di masa yang akan
datang perusahaan harus dapat lebih efektif dan efisien lagi operasinya. Hal itu
disebabkan karena beban keuangan (bunga) yang harus ditanggung oleh
perusahaan di masa yang akan datang juga semakin berat.
ANALISIS COMMON-SIZE
Kesimpulan (common-size)
dari sisi laporan posisi keuangan pada tahun 2010 komposisi aset lancar
sebagian besar berupa persediaan (15% dari total aktiva atau 42,25% dari total
aset lancar). Hal itu mengindikasikan adanya kemungkinan kesulitan perusahaan
dalam melakukan penjualan barang dagangan.
dari sisi laporan laba rugi, secara absolut maupun relatif peusahaan mengalami
peningkatan laba dari tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar Rp 27.000.000 atau
0,11%.
laporan
keuangan
terdiri
dari
penelaahan
atau
serta
keuangan
untuk
beberapa
perode
sehingga
diketahui
perkembangannya.
Analisa vertikal dimana laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi
satu periode saja. Yaitu dengan membandingkan pos yang satu dengan
pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut sehingga hanya
diketahui keadaan keuangan saat itu.
Teknik analisa
Untuk kali ini, kami akan memaparkan mengenai 3 teknik analisa laporan
keuangan, yakni : teknik analisis perbandingan, common size, dan trend.
1. Analisis Perbandingan
Pengertian Analisis Perbandingan
Analisis Perbandingan adalah analisis laporan keuangan yang
bertujuan
untuk
mendapatkan
informasi
perkembangan
keadaan
Dari Neraca di atas dapat kita lihat bahwa nilai kas dan hutang
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Dan ada juga beberapa
akun yang mengalami peningkatan, seperti tanah, gedung, mesin, dan
kendaraan. Ini menunjukan adanya indikasi pembayaran hutang, dan
pembelian tanah, gedung, mesin, dan kendaraan yang menyebabkan
adanya penurunan saldo hutang bank dan kas. Namun, jika dilihat lagi
pada hutang jangka panjang, saldonya naik hingga 97%. Artinya, dalam
perolehan aset - aset di atas tadi, dibiayai melalui pinjaman jangka
panjang.
PT MAHARI FAEREL
Laporan Laba Rugi perbandingan
Periode 31 Desember 2012 dan 2013 (dalam jutaan)
Suatu
neraca
yang
disusun
dalam
persentase
per-komponen
percentage)
dapat
menggambarkan
distribusi/alokasi
ASET
31 Desember /
December
% total
dari
201 201
4
3
2014
2013
950.000
609.368
28
20
Piutang usaha
472.275
596.086
14
19
Persediaan
546.977
439.327
16
14
142.247
124.580
437.894
381.078
13
12
2.549.393
2.150.439
74
69
Aset Lancar
189.164
187.889
94.733
158.145
604.404
618.730
18
20
888.301
964.764
26
31
3.437.694
3.115.203
100
100
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Panjang
Pendek
Pinjaman bank jangka
Pendek
281.472
129.787
Utang Usaha
589.169
689.169
17
22
Utang pajak
166.475
148.816
Beban akrual
Total Liabilitas Jangka
Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
294.763
189.163
1.331.879
1.156.935
39
37
326.455
386.301
11
12
122.445
136.496
448.900
522.797
13
17
1.780.779
1.679.732
52
54
Modal saham
762.044
762.044
22
24
Agio saham
Selisih transaksi (pihak
nonpengendali)
Saldo laba
Ekuitas (pemilik entitas
induk)
153.700
153.700
(13.109)
518.907
(13.109)
380.614
0
15
0
12
41
41
48
46
Kepentingan nonpengendali
TOTAL EKUITAS
1.421.542
1.283.249
235.373
152.222
1.656.915
1.435.471
3.437.694
3.115.203
100
100
Penjelasan:
Dalam analisis analisis common-size atau analisis vertical adalah
teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat perbandingan
antara suatu elemen (laporan keuangan) tertentu sebagai komponen dari
elemen yang lain pada laporan keuangan yang sama. Informasi hasil
analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan
(operasi,
mengalami
penurunan baik utang usaha, utang pajak dan pinjaman bank jangka
pendek. Hal ini diindikasikan bahwa perusahaan telah menjalankan
usahanya tanpa adanya pinjaman dan juga kemampuan perusahaan
dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Dalam hal hutang jangka
panjang,
liabilitas
imbalan
kerja
dan
liabilitas
pajak
tangguhan
diindikasikan
kemapuan
perusahaan
dalam
menjaga
kestabilan
0,18
0,18
Penjelasan:
Dari perhitungan laba-rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00
penjualan kepada harga pokok penjualan misalnya mengalami penurunan,
yang diikuti distribusi untuk biaya lainnya (beban penjualan, beban
Penjelasan:
Berdasarkan analisis diatas dapat kita lihat bahwa tingkat
pertumbuhan PT MAHARI FAEREL semakin lama semakin menurun.
Tumbuh tidaknya suatu perusahaan dapat dilihat dari nilai aset yang
dimiliki, jika semakin lama semakin bertambah aset yang dimiliki maka
perusahaan tersebut dapat dikatakan tumbuh. Sementara untuk PT
MAHARI FAEREL terbukti bahwa semakin bertambah tahun malah semakin
berkurang nilai aset nya, ini mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut
mengalami penurunan. Dapat dilihat dari persentase total aset untuk
tahun 2011 (sebagai tahun dasar) sebesar 100%, tahun 2012 sebesar
77%, tahun 2013 sebesar 64%, tahun 2014 sebesar 48%. Terbukti setiap
tahun perusahaan mengalami penurunan nilai total aset, besar
kemungkinan untuk tahun dimasa yang akan datang akan mengalami
Penjelasan:
Di dalam laporan laba rugi, kita dapat melihat laba yang dihasilkan
oleh suatu perusahaan. Nilai laba yang dihasilkan PT MAHARI FAEREL
setiap tahunnya mengalami penurunan 11% ditahun 2012, 27% di tahun
2013 dan 44% ditahun 2014. Penurunan jumlah laba yang dihasilkan
1. Rasio Likuiditas
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kemampuan finansialnya dalam jangka pendek.
Catatan : Nilai ideal dari ketiga analisa rasio likuiditas ini ini
adalah minimum sebesar 150%, semakin besar adalah semakin
baik dan perusahaan dalam kondisi sehat.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan modal
kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah.