Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh:
Kelompok 3 Non Reguler
Kelompok 3 Reguler
Reni Widyaningsih
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.M dengan Masalah Keperawatan Gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran dengan Diagnosa Medis Skizofrenia tak terinci di ruang wijaya kusuma
RSJ Menur Surabaya telah dikonsulkan dan disetujui untuk diseminarkan pada tanggal 07 Januari
2014.
Pembimbing Akademik
Mengetahui,
Kepala Diklat Perawatan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahNya kami
dapat menyelesaikan makalah seminar keperawatan jiwa dengan judul Asuhan Keperawatan
Jiwa pada Pasien Tn.M dengan Masalah utama Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran dengan diagnosa medis skizophrenia di Ruang Wijaya Kusuma RSJ Menur
Surabaya. Selebihnya kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing dan CI Ruang Wijaya Kusuma yang telah membimbing kami dalam melakukan
Kelompok
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi hidup manusia menurut WHO,
sehat diartikan sebagai suatu keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial serta bukan
saja keadaan terhindar dari sakit maupun kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undangundang No.3 tahun 1966 adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu selaras
dengan keadaan orang lain (Teguh, 2009). Kesehatan jiwa merupakan kondisi yang
memfasilitasi secara optimal dan selaras dengan orang lain, sehingga tercapai kemampuan
menyesuaikan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan (Suliswati, 2005).
Dalam Undang-undang no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa setiap
orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau. Disebutkan pula bahwa penderita gangguan jiwa yang terlantar, menggelandang,
mengancam keselamatan dirinya dan orang lain, mengganggu ketertiban keamanan umum
wajib mendapatkan pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Prevalensi
gangguan jiwa di Indonesia mencapai 245 jiwa per 1000 penduduk hal ini merupakan kondisi
yang sangat serius karena lebih tinggi 2,6 kali dari ketentuan WHO. Prevalensi penderita di
Indonesia adalah 0,3-1% dan bisa timbul pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang
baru berusia 11-12 tahun sudah menderita gangguan jiwa. Apabila penduduk Indonesia
sekitar 200 juta jiwa maka diperkirakan sekitar 2 juta mengalami skizofrenia. Tingginya
angka gangguan kesehatan jiwa tersebut penyebabnya multifaktorial bisa diakibatkan
masalah sosial, ekonomi, maupun gizi yang kurang dimana sekitar 99% pasien di Rumah
Sakit Jiwa adalah penderita skizofrenia (Yosep, 2007). Skizofrenia adalah penyakit yang
mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan
perilaku yang aneh dan terganggu. Skizofrenia tidak dapat di definisikan sebagai penyakit
tersendiri melainkan diduga sebagai suatu sindrom gangguan jiwa (Videbeck, 2008).
Studi yang dilakukan oleh Bank Dunia (World Bank) pada tahun 1995 di beberapa
Negara menunjukkan bahwa hari-hari produktif yang hilang yang disebabkan oleh masalah
kesehatan jiwa sebesar 8,1 %. Angka ini jauh lebih tinggi dari pada dampak yang disebabkan
penyakit tuberculosis(7,2%), kanker(5,8%), penyakit jantung (4,4%) maupun malaria (2,6%).
Namun pada kenyataannya berdasarkan data Riskesdas 2007, ternyata terdapat sekitar
13.000-24.000 orang penderita gangguan jiwa di Indonesia yang diabaikan oleh keluarganya.
Sedangkan di Jawa Tengah berdasarkan data dari Kabupaten/Kota sampai dengan Juni 2011
tercatat 3 tidak kurang 200 orang penderita gangguan jiwa tidak dibawa ke RSJ. Hasil
penghitungan data jumlah pasien pada tahun 2010 di RSJD Dr. Amino Gondohutomo
Semarang dengan rumus jumlah diagnosa / jumlah gangguan jiwa x 100% (jumlah gangguan
jiwa: 3914). Pasien yang mengalami perilaku kekerasan sebanyak 1534 jiwa atau sekitar
39,2%, pasien yang mengalami gangguan persepsi halusinasi sebanyak 1606 jiwa atau sekitar
41%, pasien yang mengalami isolasi sosial : menarik diri sebanyak 457 jiwa atau sekitar
11,7%, pasien yang mengalami waham sebanyak 111 jiwa atau sekitar 2,8%, pasien yang
mengalami gangguan konsep diri : harga diri rendah yaitu sebanyak 82 jiwa atau sekitar
2,1%, kemudian pasien yang mengalami depresi sebanyak 662 jiwa atau sekitar 16,9%, pasien
yang ingin melakukan percobaan bunuh diri sebanyak 116 jiwa atau sekitar 2,3%, pasien
yang sudah pulang dan kambuh lagi ada 4452 jiwa atau sekitar 11,5%, pasien skizofrenia
sendiri ada 3912 jiwa atau sekitar 99,99%, kemudian jumlah pasien laki-laki sekitar 2357 jiwa,
sedangkan pasien yang perempuan sebanyak 1557 jiwa (Arfian, 2010).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan dan fenomena diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: bagaimana asuhan keperawatan pada Tn.M dengan diagnosa keperawatan
gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran?
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan umum :
Untuk memberikan gambaran nyata tentang pemberian asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah utama gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
1.3.2
Tujuan khusus :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Responden
Hasil
penelitian
ini
dapat
digunakan
untuk
penderita
agar
mempercepat
penyembuhan.
1.4.2
1.4.3
1.4.4
Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa
dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan Gangguan Persepsi
Sensori : Halusinasi Pendengaran
BAB II
LANDASAN TEORI
I.
Halusinasi
Pengertian
Halusinasi adalah suatu keadaan yang merupakan gangguan pencerapan (persepsi)
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yang dapat meliputi sistem penginderaan pada
seorang dalam keadaan sadar penuh (baik).
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Pengertian
Halusinasi adalah merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersiapkan sesuatu
yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar
(Maramis, 2005).
Halusinasi adalah pesan, respon, dan pengalaman sensori yang salah (Stuart Sudden,
2007).
B. Jenis Jenis Halusinasi
Menurut Stuart Sudden, 2007, Halusinasi dibagi dalam:
1. Halusinasi Pendengaran / Auditorik
Karakteristik ditandai dengan mendengarkan suara terutama suara orang. Biasanya
klien mendengarkan suara orang yang membicarakan apa yang sedang
dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu hal.
2. Halusinasi Penglihatan / Visual
Karakteristik ditandai dengan adanya stimulasi visual dalam bentuk kilatan cahaya,
gambaran, geometrik, gambar kartun dan panorama yang kompleks. Penglihatan bisa
menyenangkan atau menakutkan.
3. Halusinasi Penghidu / Alfaktari
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis, dan bau menjijikkan seperti
darah, urin, faces. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dimensia.
4. Halusinasi Peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit. Mengalami nyeri atau
ketidaknyamanan stimulus yang jelas. Contohnya rasa tersetrum listrik yang datang dari
tanah, benda mati atau orang lain.
5. Halusinasi Pengecap
Karakteristik ditandai dengan rasa mengecap seperti rasa darah, urin, faces.
6. Halusinasi Sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti rasa aliran darah vena
atau arteri, pencernaan makanan, pembentukan urin.
7. Halusinasi Kinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa
bergerak.
C. Penyebab
Penyebab perubahan sensori persepsi halusinasi adalah isolasi sosial. Isolasi Sosial adalah
percobaan untuk menghindar interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang
lain.
Tanda dan gejala Isolasi sosial antara lain:
1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
2. Menghindar dari orang lain
Rentang Respon
Respon adaptif
1. Pikiran logis
1. Kadang Proses pikir terganggu
1. Gangguan pikir / delusi
2. Persepsi akurat
2. Ilusi
2. Halusinasi
3. Emosi konsisten 3. Emosi berlebihan atau kurang
3. Perilaku dis organisasi
dengan pengalaman
4. Perilaku seksual 4. Perilaku tidak biasa
5. Hubungan sosial 5. Menarik diri
4. Isolasi Sosial
6. Harmonis
III.
A. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
Perubahan persepsi sensori
( Halusinasi )
Isolasi sosial : Menarik Diri
Gangguan konsep diri, Harga diri rendah
B. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
1. Masalah Keperawatan
a. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
b. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
c. Isolasi Sosial : Menarik Diri
2. Data Yang Perlu Dikaji
a. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Data Subjektif :
Klien mengatakan kesal atau benci terhadap seseorang
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah
Riwayat prilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya
Data Objektif :
Mata merah, wajah agak merah
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai, berteriak, menjerit, memukul diri
sendiri / orang lain
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam
Merusak dan melempar barang barang
b. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
Data Subjektif :
Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulasi
nyata
Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
Klien merasakan makan sesuatu
Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
Klien takut pada suara / gambar / bunyi yang dilihat dan didengar
Klien ingin memukul / melempar barang barang
Data Objektif :
Klien berbicara dan tertawa sendiri
Klien bersikap seperti mendengar / melihat sesuatu
Data Objektif :
- Klien terlihat lebih suka sendiri, binggung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri atau ingin mengakhiri hidup, apatis, ekspresi sedih, komunikasi
verbal kurang, aktivitas menurun, menolak berhubungan, kurang memperhatikan
kebersihan.
IV.
Diagnosa Keperawatan
Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
V.
2. Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya, berbicara dan tertawa tanpa
stimulus memandang ke kiri dan ke kanan seolah ada teman bicara
R/ Mengenal perilaku pada saat halusinasi timbul memudahkan perawat dalam
melakukan intervensi
3. Bantu klien mengenal halusinasi dengan cara :
- Jika menemukan klien yang sedang halusinasi tanyakan apakah ada suara yang di
dengar
- Jika klien menjawab ada lanjutkan apa yang dikatakan halusinasinya
- Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu. Namun perawat
sendiri tidak mendengarnya (dengan nada sahabat tanpa menuduh)
- Katakan pada klien bahwa ada klien yang seperti dia
- Katakan bahwa perawat akan membantu klien
R/ Mengenal halusinasi memungkinkan klien untuk menghindari faktor timbulnya
halusinasi
4. Diskusikan kepada klien tentang :
- Situasi yang menimbulkan / tidak menimbulkan halusinasi
- Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi ( pagi, siang, sore, malam, atau jika
sendiri, jengkel, sedih )
R/ Dengan mengetahui waktu, isi, dan frekuensi munculnya halusinasinya
mempermudah tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat
5. Diskusikan pada klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi ( marah, takut, sedih,
senang ). Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
R/ Untuk mengidentifikasi pengaruh halusinasi
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya.
Kriteria Evaluasi :
-
Pengertian halusinasi
Gejala halusinasi yang mendalam
biarkan sendiri
- Beri informasi kapan mendapat bantuan :
Halusinasi tidak terkontrol dapat mencederai orang lain
R/ Untuk mengetahui pengetahuan keluarga tentang informasi halusinasi
e.
R/ Dengan mengetahui efek samping, klien tahu apa yang harus dilakukan setelah
minum obat
4. Diskusikan untuk berhenti minum obat tanpa diskuksi konsultasi dengan dokter
R/ Program pengobatan berjalan lancar
5. Bantu klien untuk menggunakan prinsip obat 5 tepat
R/ Dapat mengetahui prinsip penggunaan obat
DAFTAR PUSTAKA
1. Maramis, W. F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9. Surabaya : Airlangga University
Press.
2. Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga. Edisi
1. Jakarta : CV. Sagung Seto.
3. Stuart, G. W. Sudden, S. J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa ( Terjemahan ). Jakarta : EGC.
4. Maslim Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas Dari PPDGJ III
5. Hawari. Dadang. 2001. Pendekatan Holistik Dengan Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta :
FK UI
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian dilakukan pada tanggal 01 Januari 2014 di ruangan Wijaya Kusuma RS Jiwa
Menur Surabaya. Adapun data yang didapat bahwa klien masuk rumah sakit diruangan pada
tanggal dengan nomor register dengan diagnosa medis F20.3 (Skizophrenia ).
I.
IDENTITAS KLIEN
Inisial
: Tn.M
Tanggal Pengkajian
: 01 Januari 2014
Umur
: 25 Tahun
RM No.
: 03-xx-xx
Aniaya Seksual
Penolakan
Tindakan kriminal
Jelaskan No 1,2,3
kakak pasien mengatakan bahwa px pernah dirawat di rumah sakit jiwa menur pada tahun
2011 dengan keluhan yang sama, sebelumnya px berobat ke kyai untuk sembuh akan tetapi
pengobatan kurang berhasil. Selama selang 3 tahun setelah sembuh px tidak pernah kontrol
dengan tidak teratur minum obatnya karena merasa sudah sembuh. Selama dirumah pasien
marah-marah dan memukul ibunya.
Masalah Keperawatan
IV. FISIK
1. Tanda Vital
2. Ukur
: TB : 174cm BB : 59kg
Masalah Keperawatan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan
Masalah Keperawatan
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
c.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : px kurang bisa bergabung atau
berinteraksi dengan orang lain baikl di rumah maupun di lingkungan rumah sakit.
Masalah Keperawatan
4. Spiritual
a. Nilai dari keyakinan
b. Kegiatan ibadah
: Distrees Spiritual
Keterangan :
: laki - laki
: perempuan
: pasien
2. Pembicaraan
Lambat dan tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan
Masalah Keperawatan
3. Aktivitas Motorik:
lesu
Jelaskan
Masalah Keperawatan
4. Alam Perasaan
khawatir
Jelaskan
Masalah Keperawatan
5. Afek
: Ansietas
Jelaskan
Masalah Keperawatan
: px lebih banyak diam diri, pandangan mata melihat ke arah lain ketika di
ajak bicara.
Masalah Keperawatan
7. Persepsi
Pendengaran
Jelaskan
berbuat sesuatu ( misalnya disuruh memukul, disuruh untuk mensholati ibunya), saat di
kaji px mondar mandir, saat ditanya bahwa ada yang membisiki untuk pulang dan
mensholati ibunya. Respon px saat mendengar suara itu. Respon px saat mendengar suara
suara itu px mengikuti perintah sura tersebut. Juga mondar mandir, selalu bicara sendiri.
Masalah Keperawatan
8. Proses Pikir
Jelaskan
Masalah Keperawatan
9. Isi Pikir
Jelaskan
Masalah Keperawatan
Masalah Keperawatan
11. Memori
Jelaskan
: px ingat pernah dibawa ke kyai dan menceritakan hal hal yang pernah di
alaminya
Masalah Keperawatan
Masalah Keperawatan
13. Kemampuan Penilaian
Gangguan bermakna
Jelaskan
Masalah Keperawatan
VII.KEBUTUHAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi/ menyediakan kebutuhan
Makanan
: ya
Keamanan
: tidak
Transportasi
: tidak
Perawatan Kes
: tidak
Tempat tinggal
: tidak
Jelaskan
Pakaian
: ya
Uang
:tidak
Masalah Keperawatan
: minimal
Kebersihan
Makan
Jelaskan
BAB/BAK
: minimal
: minimal
Ganti pakaian
: minimal
: minimal
: px melakukan perawatan diri dengan di arahkan dan di bantu oleh petugas
b. Nutrisi
-
Nafsu makan
: 3x sehari
: Meningkat
Diet khusus
Jelaskan
:-
Masalah Keperawatan
c.
Tidur
Semnabolisme
Jelaskan
: Tidak
: 19.30
: tidak
: tidak
: tidak
: Ya
lamanya
: 5 jam
: 05.00
: tidak
mengalami masalah dalam tidur. Saat malam hari biasanya pasien tidur sekitar pukul
19.30 sampai dengan pukul 05.00.
Masalah Keperawatan
3.
Jelaskan
: ya
: ya
: tidak
: ya
Masalah Keperawatan
: ya
Profesional/terapis
Teman sejawat
: tidak
: ya
Kelompok social
: tidak
Jelaskan
: px dapat dukungan dari keluarganya
Masalah Keperawatan
: kerusakan komunikasi
5. Apakah klien menikmati saat bekerja yang menghasilkan atau hobi
ya
Jelaskan
Masalah Keperawatan
VIII.
MEKANISME KOPING
Adaptif
: Tidak ada
Maladaptif
:
Reaksi lambat
Menghindar
Mencederai diri
menyendiri
Masalah Keperawatan :
10.7
103/ul
RBC (ERITROSIT)
4,48
106/ul
HGB (HEMOGLOBIN)
HCT (HEMATOKRIT)
13,3
38,8
g/dl
%
MCV
MCH
86,6
29,7
fL
pg
MCHC
34,3
g/dl
205
12,6
103/ul
%
PLT
RDW
(TROMBOSIT)
PDW
MPV
10,7
9,0
P-LCR
17,3
fL
fL
%
Hasil lab diambil pada tanggal 1 januari 2014
Terapi Medik
XIII.
XIV.
Halusinasi
pendengaran
menuruhnya untuk
berbuat sesuatu
(disuruh memukul, dll)
- Respon pasien
mengikuti perintah
bisikan tersebut
- Pasien saat dikaji
mendengar bisikan
untuk pulang dan
mensholati ibunya
- Pasien mengatakan
bahwa suara itu benarbenar ada
DO :
- Pasien mondarmandir
- Pasien selalu
menyendiri kurang bisa
berinteraksi dengan
pasien lainnya
- Pasien selalu
berbicara disuruh
pulang
- Pasien berbicara
melantur
POHON MASALAH
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
NIRM : 03xxxx
TGL
DX KEP
IMPLEMENTASI
EVALUASI
1-1-14
Perubahan
persepsi
sensori :
Halusinasi
SP I
Membina hubungan
saling percaya
- Orientasi
S : Pasien menjawab
namanya mas
Mahmudi Affandi
O:
T.T.
pendengaran
- pasien menjawab
sesuai pertanyaan
- kontak mata kurang
- pasien tampak
bingung
A : SP I belum tercapai
P: Ulang SP I
Bagaimana perasaan
mas hari ini ?
Boleh saya tahu
pekerjaan mas?
Apakah mas mau
menceritakan kepada
saya, kenapa mas ada
disini?
- Terminasi
Baiklah mas, besok kita
berbincang-bincang lagi,
sekarang mas bisa
beristirahat
2-1-14
Perubahan
SP 1
S : Pasien mengatakan
persepsi
sensori :
Halusinasi
pendengaran
Cara mengontrol
halusinasi : menghardik
- Orientasi
Selamat siang mas
mau belajar
mengontrol
halusinasinya
O:
fandi, bagaimana
keadaan mas hari ini?
Kita bicarakan tentang
bisikan yang mas dengar
- Pasien mampu
mengungkapkan
halusinasinya
- Ada kontak mata
ya?
-Kerja
Apakah bisikan itu mas
dengar terus menerus/
- Pasien mampu
mengungkapkan
menghardik
halusinasi
sewaktu-waktu?
Bagaimana kalau kita
belajar berlatih untuk
menghardik bisikan
A : SP 1 tercapai
P : lanjutkan SP 2
itu?
Saat bisikan itu
terdengar mas bilang,
saya tidak mau
mendengar begitu mas
secara berulang. Coba
mas peragakan.
- Terminasi
Dilatih terus ya mas,
Perubahan
persepsi
SP 2
Pasien dapat mengontrol
S : Pasien mengatakan
mau belajar cara
sensori :
Halusinasi
pendengaran
halusinasinya
mengontrol halusinasi
- Orientasi
yang ke 2
Selamat pagi mas fandi, O :
bagaimana kabar hari
ini mas? Apa yang saya
ajarkan kemarin sudah
mas lakukan? Apa sudah
- Pasien mampu
mengungkapkan
halusinasinya
- Ada kontak mata
- Pasien tenang
- Pasien mampu
menghardik
halusinasi
- Kerja
Bagaimana kalau kita
ulangi yang saya ajarkan
kemarin mas? Iya bagus
A : SP 2 belum tercapai
P : Ulangi SP 2
mas, pertahankan
seperti itu. Sekarang
saya akan memberi tahu
mas cara yang kedua
yaitu ketika mas
mendengar bisikan,
langsung bisa mengobrol
dengan pasien lain atau
dengan saya.
- Terminasi
Dilatih terus ya mas,
apa yang saya ajarkan.
Mas juga jangan suka
menyendiri. Kalau mas
butuh teman mengobrol
mas bisa panggil saya.
Sekarang mas bisa
istirahat lagi.
4-1-14
Sp 2
Px dapat mengontrol
halusinasinya dengan
melakukan kegiatan
S : px mengatakan
mau mengobrol
dengan px lain dan
ingin cepat pulang
- Orientasi
selamat pagi mas
O:
- ada kontak mata
- px berinteraksi
dengan px lainnya
bisikan ?
apa yang saya
ajarkan kemrin sudah
mas fandi lakukan ?
- px tampak tenang
- px mampu
mengungkapkan
perasaannya
bagaimana rasanya
mengobrol dengan px
lainnya mas?
- Kerja
A : SP 2 tercapai
P : lanjut SP 3
Pertahankan seperti
itu ya mas, baik mas
bagaimana kalau kita
membuat daftar
aktivitas buat mas
besok
- Terminasi
aktivitas yang sudah
di buat tadi
dilaksanakan ya mas
mas kalau bisa
jangan menyendiri
mas, berinteraksi
dengan px lainnya
besok kita bertemu
lagi ya mas di tempat
ini
5-1-14
Sp 2
S : Px mengatakan
Px mampu melakukan
aktivitas yang sudah
dijadwalkan
- Orientasi
sudah berkurang
mendengar bisikan
dan px sedikit cara
mengontrol
halusinansinya
O:
- Ada kontak mata
- Wajah bersahabat
- Px mampu
mengungkapkan
perasaannya
- Px tampak tenang
A : SP 3 tercapai
dengan benar ?
Apa masih ada
terdengar bisikan
bisikan mas ?
P : lanjut SP 4
- Kerja
bagaiman kalau kita
ulangi yang saya
ajarkan dulu mas?
Iya mas bagus, coba
mas peragakan , nanti
kalau lupa saya
ingatkan lagi mas?
Pertahankan cara
cara tersebut ya mas ?
- Terminasi
dilatih terus mas,
yakin mas bisa untuk
mengontrol
halusinasinya yang
mas dengar
baik mas, besok kita
ketemu lagi untuk
mengobrol tentang
obat yang mas biasa
minum, sekarang mas
iastirahat lagi
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : I
Tanggal
: 1 januari 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan mendengar bisikan-bisikan
DO : - Px tampak bingung
- Kontak mata kurang
- Px mengucapakan disuruh pulang
2. Diagnose keperawatan
c.
Kontrak
Topic
Bagaimana sekarang kita mengobrol tentang mas, dan mas bisa
menceritakan masalah mas kepada saya !
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 20 menit
Tempat
Mas mau ngobrol dimana ? bagaimana kalau disini saja !
2. Fase kerja
Selamat sore mas fandi, bagaimana perasaan mas hari ini ? boleh saya tau pekerjaan
mas apa ? apa mas mau menceritakan kepada saya kenapa mas ada disini?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Apa mas senang berbicara dengan saya? Coba mas ulangi siapa nama saya tadi?
b. Evaluasi objektif
Klien tampak lesu
c. Tindak lanjut
Baiklah mas besok kita ngobrol lagi, sekarang mas bisa istirahat lagi.
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Bagaimana kalau besok kita mengobrol lagi mas? Besok kita bahas lebih
lanjut lagi masalah yang ibu alami.
Waktu
Bagaimana kalu kita mengobrol selama 20 menit mas
Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak?
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : II
Tanggal
: 2 januari 2014
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS :
Px mengatakan masih mendengar bisikan-bisikan
DO : - Px mampu mengungkapkan halusinasinya
- ada kontak mata kurang
- ekspresi wajah bersahabat
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Klien mampu mengenal halusinasinya
4. Tindakan keperawatan
BHSP
Bantu klien mengenal halusinasinya ( jenis, isi, waktu terjadi, frekuensi dan
respon saat terjadinya halusinasi )
Latihan mengontrol halusinasi dengan cara menghardik ( jelaskan cara
menghardik, peragakan cara menghardik, dan minta klien untuk
memperagakan ulang )
Pantau penerapan dan beri penguatan
D. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang mas fandi, bagaimana perasaanya hari ini? Saya datang lagi
untuk menepati janji yang kemarin, apa mas ingat nama saya? Ya betul mas,
Alhamdulillah mas masih ingat nama saya.
b. Evaluasi / Validasi
Px terlihat tenang hari ini, apa sudah tidak mendengar bisikan-bisikan
c.
Kontrak
Topic
Hari ini saya akan mengajarkan mas fandi untuk latihan mengontrol
halusinasinya. Bagaimana mas?
Waktu
Bagaimana kalau kita latihan selama 20 menit mas?
Tempat
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : III
Tanggal
: 3 januari 2014
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : - Px mengatakan mendengar bisikan-bisikan
DO : - ada kontak mata
- px tampak tenang
- px mampu mengungkapkan halusinasinya
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan keperawatan
Evaluasi kegiatan lalu ( SP I )
Latih klien untuk berbicara dengan orang lain saat halusinasi muncul
Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a.
Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, bagaimana kabar hari ini mas? Apa yang saya
ajarkankemarin sudah mas lakukan?
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana mas tidur semalem? Apakah mas sudah melakukan latihan
menghardik sura yang saya ajarkan. Apa yang mas rasakan setelah melakukan
latihan menghardik secara teratur?
c. Kontrak
Topic
Baik mas, sesuai dengan janji kita kemarin. Hari ini kita akan latihan
mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol disini saja mas?
2. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan kemarin mas? Iya bagus mas,
pertahankan seperti itu. Sekarang saya akan memberi tau mas cara kedua yaitu
ketika mas mendengar bisikan mas bisa mengobroldengan pasien lain atau bisa
dengan saya. Bagaiman mas?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Px mengatakan mau mengobrol dengan temannya
b. Evaluasi objektif
Ada kontak mata, px mau mengobrol dengan orang lain
c. Tindak lanjut
Dilatih terus-menerus ya mas, apa yang saya ajarkan. Mas juga jangan suka
menyendiri. Kalau mas butuh teman mengobrol mas bisa memanggil saya
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Besok kita ngobrol-ngobrol lagi ya mas
Waktu
Bagaimana kalau kita ngobrol 15 menit mas
Tempat
Bagaimana kalau kita ngobrol di ruang depan? Baiklah kalau begitru dini
saja.
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : IV
Tanggal
: 4 januari 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan sudah berkurang mendengar bisikan-bisikannya
DO : - ada kontak mata
- px mampu mengungkapkan halusinasinya
- Px tampak tenang
- px bisa mengobrol dengan px lain
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px dapat mengontrol halusinasinya dengan melakukan kegiatan
4. Tindakan keperawatan
Evaluasi kegiatan lalu ( SP II )
Latih px untuk berinteraksi agar halusinasinya tidak muncul dengan
tahapannya
(a) Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi
(b) Diskusikan aktivitas yang biasanya dilakukan px
(c) Latih px melakukan aktivitas
(d) Susunjadwal aktivitas yang telah dilatih ( dari bangun pagi s/d tidur
malam )
(e) Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan penguatan positif kepada
pasien.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
4. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, sudah makan tadi pagi? Makannya habis mas
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana mas, apa mas fandi masih mendengar suara-suara yang membisiki?
Bagus mas, apa yang saya ajarkan kemarin sudah mas lakukan? Bagaimana
rasanya setelah mengobrol dengan px lain?
c.
Kontrak
Topic
Baik mas, sesuai dengan janji saya kemarin, hari ini kita akan
mengevaluasi cara yang saya ajarkan kemarin dan mengevaluasi
kegiatan sehari-hari mas fandi selama di rumah sakit.
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol di ruang depan mas
5. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan kemarin mas? Pertahankan seperti itu
ya mas, latih secara teratur. Bagaimana mas?
Baik mas, bagaimana kalau membuat jadwal aktifitas yang mas lakukan? Kita mulai
dari rapikan tempat tidur, kemudian mandi, minum obat, makan, beriteraksi dengan
px lain
a. Evaluasi subjektif
Px mengatakan mau mengobrol dengan px lain dan ingin cepat pulang
b. Evaluasi objektif
Ada kontak mata, px bisa berinteraksi dengan px yang dikenalnya, px mampu
duduk berdampingan dengan perawat
c. Tindak lanjut
Aktifitas yang sudah dibuat tadi dilaksanakan ya mas, mas kalau bisa jangan
menyendiri ya mas, berinteraksi dengan px lain.
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Bagaimana kalau besok kita mengobrol lagi mas? Bahas aktifitas lain
Waktu
Bagaimana kalau besok kita mengobrol selama 15 menit mas?
Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak?
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : V
Tanggal
: 5 januari 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan sudah berkurang mendengar bisikan-bisikannya
DO : - ada kontak mata
- px mampu mengungkapkan aktifitas tadi pagi
- Px mampu mengungkapkan perasaannya
- px tampak tenang
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px mampu melakukan aktivitas yang sudah dijadwalkan
4. Tindakan keperawatan
Evaluasi kegiatan lalu ( SP I, II, III )
Jelaskan pentingnya obat dan melatih px minum obat
Masukkan dalam jadwal harian px
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, sudah makan tadi pagi? Makannya habis mas?
b. Evaluasi / Validasi
Px terlihat tenang hari ini. Bagaiman mas. Apa aktifitas yang sudah kita buat
kemarin, sudah mas lakukan dengan benar? Apa masih ada terdengar bisikanbisikan mas? Kalau mas mas mendengar bisikan. Apa yang mas lakukan seperti
yang saya ajarkan dulu?
c. Kontrak
Topic
Baik mas, mari kita bahas tentang aktifitas yang sudah mas lakukan
kemarin?
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol di ruangan kemarin mas?
2. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan dulu? Iya mas, bagus, coba peragakan
mas, nanti kalau lupa saya ingatkan lagi, pertahankan cara-cara tersebut ya mas.
a. Evaluasi subjektif
Px mengatakan sedikit lupa dengan cara mengontrol halusinasinya.
b. Evaluasi objektif
Px ada kontak mata, wajah bersahabat, px mampu mengungkapkan
perasaannya.
c. Tindak lanjut
Dilatih terus mas, yakin mas pasti bisa untuk mengontrol halusinasi yang mas
dengar.
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Besok kita mengobrol tentang obat yang mas minum setiap harinya
Waktu
Bagaimana besok kalau kita mengobrol selama 10 menit mas?
Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak?
Ciel di 23.41
Berbagi
Beranda
Ciel
Surabaya, Surabaya, Indonesia
SAYA ADALAH SAYA ^^
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.