Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I.
PENDAHULUAN
B. Cara Kerja
Metode pengukuran rosot karbon yang digunakan adalah
non-destructive, yakni metode yang dilakukan tanpa
perusakan objek yang diukur . Proses pengambilan data
dimulai dengan menentukan lokasi sampling dan dengan
bantuan GPS ditentukan geoposisinya kemudian transek
dibuat dengan panjang 100 m. Transek dibagi menjadi 4
kuadran dengan luas 20x20 m dan jarak antar-kuadran adalah
5 m. Tiap kuadran, dilakukan perhitungan diameter setinggi
dada pada kategori pohon dengan luas plot 20x20 m dan
tihang dengan luas plot 10x10 m. Lalu dilakukan pengukuran
kandungan karbon pada tumbuhan dengan pengambilan
sampel biomassa yang dilakukan dengan cara inventarisasi
seluruh tegakan yang masuk dalam plot contoh. Parameter
yang diamati dan dicatat datanya adalah nama spesies
tumbuhan dan diameter setinggi dada (diameter at
breastheight/ DBH) yaitu diameter pohon atau tihang yang
terletak 1,3 m di atas permukaan tanah. Pengambilan kuadran
sampel lebih jelasnya digambarkan oleh gambar 2. Sedangkan
untuk teknik pengukuran DBH di lapangan akan disesuaikan
dengan keadaan umum lokasi dan keadaan pohon yang akan
diukur seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.
C. Analisis Data
Data yang diperoleh berupa diameter dan berat jenis
ditabulasikan, lalu dianalisis dengan menggunakan perangkat
lunak Microsoft Office Excel (2007). Data yang diperoleh
dilapangan berupa DBH dan nama spesies pohon dan tihang
yang digunakan untuk menduga kandungan biomassa. Analisis
data simpanan karbon (rosot karbon) dilakukan dengan
beberapa tahapan. Tahap pertama adalah perhitungan
biomassa pohon dari data diameter yang didapatkan. Untuk
pohon bercabang, biomassa dihitung dengan persamaan
sebagai berikut:
Y= 0,11 D2,62
(1)
Atau untuk pohon yang tidak memiliki data , maka
digunakan rumus:
Y= 0,118 D2.53
(2)
dengan Y: Biomassa pohon
:massa jenis pohon (g.cm-3)
D: Diameter setinggi dada (cm)
Nilai berbeda-beda pada setiap spesies, data tersebut
mengacu pada Global wood density database. Setelah
dilakukan perhitungan biomassa, tahap terakhir perhitungan
adalah perhitungan simpanan karbon (C-sink) dengan
persamaan:
C= Y x 0,46
(3)
Dengan C : simpanan karbon
Y: biomassa total (kg)
0,46: kandungan karbon vegetasi [7].
III. PEMBAHASAN
No
Keliling
Diameter
Y total
67
21.3
37505.
6
162
51.6
435
138.5
145
46.2
87
27.7
61
19.4
59
18.8
50.2
16
25
10
33
10.5
11
27
8.6
12
54
17.2
13
125
39.8
14
80
25.5
15
110
35
16
112
35.7
Nama Spesies
Aegle marmelos
Tectona grandis
6077.8
17
3
34
10.8
186
59.2
19
150
47.8
20
118
37.6
135
43
22
40
12.7
23
55
17.5
147
46.8
654.3
110
35
428.4
46
14.6
309.8
27
96
30.6
28
46
14.6
45
14.3
18
21
24
Ficus variegata
Acer laurinum
25
Aleurites
moluccana
Dyera costulata
26
Ceiba pentandra
29
Persea
americana
2814.4
1023
70.6
IV. KESIMPULAN
Rosot karbon dan biomassa suatu tanaman dipengaruhi
oleh besar diameter batang, massa jenis atau kerapatan kayu,
serta jumlah tegakan. Aegle marmelos merupakan spesies
dengan biomassa tertinggi sebab tumbuhan ini memiliki
diameter yang besar dan Persea americana merupakan spesies
dengan biomassa terendah dalam transek 6 sebab tumbuhan
ini memiliki diameter, massa jenis serta tegakan yang rendah.
Analisa rosot karbon di area PPLH Seloliman, Trawas, Kab.
Mojokerto hasil rosost tertinggi pada transek 5 dimana transek
tersebut terdabat banyak berbagai jenis spesies pohon, serta
terdapat beberapa pohon dengan diameter yang cukup besar.
V. DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
[23]