Você está na página 1de 14

BASALIOMA

I.

KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
Karsinoma Sel Basal ( KSB ) adalah neoplasma ganas dari
sel epitelial yang lebih mirip sel germinatif folikel rambut
dibandingkan dengan lapisan sel basal epidermis. KSB merupakan
tumor

fibroepitelial yang terdiri atas komponen stroma

interdependen

( jaringan fibrosa ) dan epitelial. Sel tumornya

berasal dari primordial pluropotensial di lapisan sel basal, dan


dapat juga dari selubung akar luar folikel rambut atau kelenjar
sebasea atau adneksa kulit lain. Nama lain dari Karsinoma Sel
Basal ini adalah Basalioma.
Basalioma atau karsinoma sel basal merupakan kanker kulit
yang paling sering di temukan,berasal dari sel sel epidermis
sepanjang lapisan basal.
B. ANATOMI FISIOLOGI
1. KULIT
Kulit merupakan pelindung tubuh beragam luas dan tebalnya.
Luas kulit orang dewasa adalah satu setengah sampai dua meter
persegi. Tebalnya antara 1,5 5 mm, bergantung pada letak
kulit, umur, jenis kelamin, suhu, dan keadaan gizi. Kulit paling
tipis pada kelopak mata, penis, labium minor dan bagian
medial lengan atas, sedangkan kulit tebal terdapat di telapak
tangan dan kaki, punggung, bahu, dan bokong.
Bagian-bagian Kulit Manusia
Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis,
dermis atau korium, dan jaringan subkutan atau subkutis.
a) Epidermis Epidermis tersusun atas lapisan tanduk lapisan
korneum

dan

lapisan

Malpighi.

Lapisan

korneum

merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan


digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas
lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan
spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan

germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah


diri,

mengantikan

lapisan

sel-sel

pada

lapisan

korneum.Lapisan Malphighi mengandung pigmen melanin


yang memberi warna pada kulit. Bagian dari Epidermis:
Lapisan tanduk atau stratum korneum yaitu lapisan kulit
yang paling luar yang terdiri dari beberapa lapis sel gepeng
yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah
menjadi keratin (zat tanduk).
Stratum Lusidum yaitu lapisan sel gepeng tanpa inti
dengan protoplasma berubah menjadi eleidin (protein).
Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.
Lapisan granular atau stratum granulosum yaitu 2 atau 3
lapisan sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan
terdapat inti di antaranya. Mukosa biasanya tidak memiliki
lapisan ini. Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.
Lapisan malpighi atau stratum spinosum. Nama lainnya
adalah pickle cell layer (lapisan akanta). Terdiri dari
beberapa lapis sel berbentuk poligonal dengan besar
berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasma
jernih karena mengandung banyak glikogen dan inti
terletak ditengah-tengah. Makin dekat letaknya ke
permukaan bentuk sel semakin gepeng. Diantara sel
terdapat jembatan antar sel (intercellular bridges) terdiri
dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Penebalan
antar jembatan membentuk penebalan bulat kecil disebut
nodus bizzozero. Diantara sel juga terdapat sel langerhans.
Lapisan basal atau stratum germinativium. Terdiri dari sel
berbentuk kubus tersusun vertikal pada perbatasan dermoepidermal, berbaris seperti pagar (palisade),mengadakan
mitosis dari berbagai fungsi reproduktif.
b) Dermis Dermis atau korium merupakan lapisan bawah
epidermis dan diatas jaringan subkutan. Dermis terdiri dari
jaringan ikat yang dilapisan atas terjalin rapat (pars
2

papillaris), sedangkan dibagian bawah terjalin lebih


lebih longgar (pars reticularis). Lapisan pars retucularis
mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebaseus.
c) Jaringan Subkutan (Subkutis atau Hipodermis) Jaringan
subkutan merupakan lapisan yang langsung dibawah
dermis. Batas antara jaringan subkutan dan dermis tidak
tegas. Sel-sel yang tyerbanyak adalah liposit yang
menghasilkan
mengandung
kandungan
subkutan

banyak
saraf,

rambut
terdapat

lemak.
pembuluh

dan

di

kelenjar

Jaringan
darah

lapisan
keringan.

subkutan

dan
atas

limfe,
jaringan

Fungsi

dari

jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan


terhadap trauma dan tempat penumpukan energi.

2. FISIOLOGI KULIT
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
Pelindung atau proteksi Epidermis terutama lapisan
tanduk berguna untuk menutupi jaringan- jaringan
tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari
pengaruh- pengaruh luar seperti luka dan serangan
kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi

dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit


tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan
luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri
masuk

ke

dalam

tubuh

rangsang-rangsang

fisik

serta

menghalau

seperti

sinar

ultraviolet dari matahari.


Penerima rangsang Kulit sangat peka terhadap
berbagai rangsang sensorik yang berhubungan
dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan,
rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa
dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi
Pengatur panas atau thermoregulas Kulit mengatur
suhu

tubuh

melalui

dilatasi

dan

konstruksi

pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang


keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang
sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat
Farenheit atau sekitar 36,50C. Ketika terjadi
perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar
keringat

kulit

mengadakan

seperlunya

dalam

fungsinya

penyesuaian
masing-masing.

Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit


sebagai organ antara tubuh dan lingkungan.
Panas akan hilang dengan penguapan keringat.
Pengeluaran (ekskresi) Kulit mengeluarkan zat-zat
tertentu

yaitu

keringat

dari

kelenjar-kelenjar

keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat


dengan membawa garam, yodium dan zat kimia
lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak
saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui
penguapan air transepidermis sebagai pembentukan
keringat yang tidak disadari.

Penyimpanan. Kulit dapat menyimpan lemak di


dalam kelenjar lemak.
Penyerapan terbatas Kulit dapat menyerap zat-zat
tertentu,

terutama

zat-zat

yang

larut dalam

lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon


yang

terdapat pada krim muka dapat masuk

melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada


tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi
melalui muara kandung rambut dan masuk ke
dalam saluran kelenjar palit, merembes melalui
dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah
kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
Penunjang penampilan Fungsi yang

terkait

dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang


tampak halus, putih dan bersih akan dapat
menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu
kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang
seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot
penegak rambut

C. ETIOLOGI
1. Faktor internal : umur, ras, jenis kelamin, dan genetik
2. Faktor external :
a) Sinar UV
b) Trauma pada kulit seperti bekas vaksinasi , luka bakar
c) Zat - zat kimia hidrokarbon polisiklik
d) Radiasi Ionisasi
e) Arsen organik
D. PATOFISIOLOGI
Basalioma merupakan kanker kulit yang paling sering
ditemukan. Basalioma berasal dari sel epidermis sepanjang lamina
basalis. Kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka yang biasanya

terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala, dan leher.


Untungnya tumor ini jarang sekali bermetastasis. Pasien dengan
kanker sel basal tunggal lebih mudah mendapat kanker kulit.
Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogen adalah
sinar yang panjang gelombangnya, bekisar antara 280 samapi 320
mm. Spektrum inilah yang membakar dan membuat kulit menjadi
cacat. Selain itu, pasien yang memiliki riwayat kanker sel basal
harus menggunakan tabir surya atau pakaian pelindung untuk
menghindari sinar karsinogen yang terdapat di dalam sinar
matahari. Penyebab lain basalioma adalah riwayat pengobatan,
radiologi, sebelumnya untuk menyembuhkan penyakit kulit lain.
Sinar ultraviolet panjang (UVA) yang dipancarkan oleh alat untuk
membuat kulit kecoklatan seperti terbakar sinar matahari juga
merusak epidermis dan di anggap sebagai karsinogen.
Tumor ini ditandai oleh nodul eritromatosa, halus dan
seperti mutiara, bagian tengah mengalami ulserasi dan perdarahan,
meninggi

dan

memiliki

pembuluh

telangiektatik

pada

permukannya.
E. TANDA DAN GEJALA
Predileksinya terutama pada wajah ( pipi, dahi, hidung, lipat,
nasolabial, daerah periorbital), leher. Meskipun jarang dapat pula
dijumpai pada lengan, tangan, badan, tungkai, kaki, dan kulit
kelapa. Gambaran klinik KSB bervarisasi, Lever membagi KSB
menjadi 5 bentuk :
Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens
Berpigmen
Morfea atau fibrosing atau sklerosing
Superficial
Fibroepitelioma
F. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi yang dapat di timbulkan dari penyakit kanker
kulit ini yaitu:
1. Akibat pembedahan dan terapi radiasi:
Jaringan yang di buat tergores/ terluka.

Perubahan warna kulit.


Timbulnya perubahan pada kulit dari alat-

alat kosmetik.
Luka kulit yang kronis.
Keterbatasan anggota badan jika pengobatan

luas.
2. Akibat kemoterapi dan bioterapi:
mual dan muntah.
syndrome flulike.
mielosupresi.
paresthesia
fibrosis pulmonary.
hipersensivitas.
alopesia.
reaksi alergi
3. Umum:
Timbulnya perubahan pada kulit dari alat-alat

kosmetik dan citra tubuh.


Kehilangan fungsi pada ekstremitas.
Perlukaan dan perubahan warna kulit.
Proses hasil metastase penyakit

pada

paengobatan invasif dan potensial kematian


terakhir.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis karsinoma dapat
berdasarkann

anamnesis

dan

ditegakkan

gambaran

klinis.

sel

basal

Konfirmasi

histopatologis dengan cara biopsi eksisi, biopsi insisi, atau eksisi


terapeutik diperlukan tergantung pada ukuran tumor dan tindakan
yang akan diambil. Bila ada destruksi diperlukan CT-Scan dan
MRI untuk menentukan tingkat kedalaman infiltrasi yang terjadi
akibat desktruksi tersebut. Apabila sudah terjadi metastasis ke
kelenkar limfe atau organ dalam perlu dilakukan pemeriksaan USG
limfonodus, foto rontgen thoraks, dan CT-Scan Abdomen.
Pemeriksaan laboratorium dan radiologik jarang diperlukan
pada penderita dengan manifestasi lesi local. Namun biopi kulit

diperlukan untuk konfirmasi diagnosis dan penentuan tipe


histologist. Biasanya yang paling diperlukan adalah shave biopsi.
Namun pada kasus lesi pigmentasi yang sukar dibedakan anatara
karsinoma sel basal tipe pigmentasi dan melanoma, biopsi eksisi
mungkin diperlukan
H. PENATALAKSANAAN
Karsinoma sel basal harus segera ditangani, penanganan termasu
kuret dengan alat diseksi listrik,skalpel, radiasi,bedah dengan
bahan kimia dan bedah beku. Kanker sel basal dengan diameter
kurang dari 2 cm biasanya ditangani dengan skalpel atau alat
deseksi listrik dan kuret setelagh dilakukan biopsi untuk
memastiakn diagnosis. Angaka kesembuhananya 95%. Tetapi sinar
rontgen boleh diberikan pada penderita yang telah berusia 60 70
tahun dengan tumor yang sangat besar di sekitar kelopak mata ,
daun telinga atau bibir. Pembedahan dengan bahan kimia baik
untuk mengobati kanker besar yang berinfiltrasi serta sering
kambuh, terutama di sekitar teinga,lipat naso labial dan mata. Pada
bedah kimia,eksisi mikrokospik pada tumor dilakukan dengan
memisahkan tumor selapis demki selapis dengan skalpel;kemudian
dibuat preparat irisan beku yang selanjutnya diperiksa untuk
menentukan bukti adanya kanker sel basal. Tehnik ini adalah yang
paling efektif dan mahal tetapi angka kesembuhannya melebihi
97%.
Pencegahan Untuk mencegah kekambuhan, hindari hal-hal yang
dapat menimbulkan penyakit basalioma,antara lain:
Lindungi kulit dari cahaya matahari dengan menggunakan
topi, kemeja lengan panjang, celana panjang atau rok

panjang.
Sinar matahari yang paling kuat adalah pada tengah hari,
karena itu sebaiknya hindari sinar matahari pada tengah
hari Gunakan tabir surya berkualitas tinggi, minimal

dengan

SPF

Solar

Protection

Factor)15,

yang

menghambat sinar UV( Ultra Violet) A dan UV ( Ultra

Violet) B.
Oleskan tabir surya minimal setengah jam sebelum

bepergian dan oleskan sesering mungkin.


Periksalah kulit secara teratur untuk mengetahui adanya
berbagai perubahan yang mengarah kepadakeganasan
(pertumbuhan baru di kulit yang membentuk tukak, mudah
berdarah, sukar sembuh,berubah warna, ukuran, struktur,
terasa nyeri, meradang atau gatal ).

I. EPIDEMIOLOGI
Pertama sekali yang melaporkan Karsinoma Sel Basal ini adalah
Jacob pada tahun 1827 yang meruapakn suatu

sel invasi dan

metastase yang lambat, serta jarang menimbulkan kematian.


Karsinoma Sel Basal ini lebih sering dijumpai pada orang kulit
putih daripada orang yang kulit berwarna, dan pengaruh sinar
matahari sangat berperan dalam perkembangan Karsinoma Sel
Basal. Pria lebih banyak dari pada wanita dan umumnya di atas 40
tahun.
J. PROGNOSIS
Pengobatan pada KSB primer memberikan angka kesembuhan
sekitar 95% sedangkan

pada KSB rekuren sekitar 92%.

Pengobatan pada KSB rekuren lebih sulit daripada KSB Primer,


dan angka kekambuhan setelah dilakukan prosedur yang kedua
dalah tinggi.
II.

KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / Istirahat
Tanda : Penurunan kekuatan, tahanan, Perubahan tonus
2. Sirkulasi
Tanda : pembentukan edema jaringan
3. Integritas Ego
Gejala : Pekerjaan, masalah tentang keluarga
Tanda : ansietas, menarik diri
9

4. Eliminasi
Tanda : Diuresis ( setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi
5.
6.
7.
8.
9.

cairan ke dalam sirkulasi )


Makanan / Cairan
Tanda : edema jaringan umum
Neurosensori
Tanda : perubahan orientasi, perilaku
Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri pada kulit
Pernapasan
Gejala : terkurung dalam ruang tertutup, terpajan lama
Keamanan
Tanda : adanya destruksi jaringan.
( Doenges , 1999 )

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan lunak,erosi
jaringan lunak ,efek metastase kanker basal,respon sekunder
intervensi pascabedah.
2. Kecemasan berhubungan dengan kondisi penyakit, prognosis
kanker pada jaringan kulit.

C. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

10

Nyeri akut berhubungan


dengan:
Agen injuri (biologi, kimia,
fisik, psikologis), kerusakan
jaringan
-

DS:
Laporan secara verbal
DO:
Posisi untuk menahan nyeri
Tingkah laku berhati-hati

Gangguan tidur (mata sayu,


tampak capek, sulit atau
gerakan kacau, menyeringai)
Terfokus pada diri sendiri
Fokus menyempit
(penurunan persepsi waktu,

kerusakan proses berpikir,


penurunan interaksi dengan
orang dan lingkungan)
Tingkah laku distraksi,

contoh : jalan-jalan,
menemui orang lain
dan/atau aktivitas, aktivitas

berulang-ulang)
Respon autonom (seperti

diaphoresis, perubahan
tekanan darah, perubahan

nafas, nadi dan dilatasi


pupil)
Perubahan autonomic dalam
tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)
Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah, merintih,
menangis, waspada, iritabel,
nafas panjang/berkeluh
kesah)
Perubahan dalam nafsu
makan dan minum

NOC :

Pain Level,
pain
control,

comfort
level
Setelah dilakukan tinfakan
keperawatan selama .
Pasien tidak mengalami
nyeri, dengan kriteria hasil:
Mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri,
mampu
menggunakan
tehnik
nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri,

mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri
berkurang
dengan
menggunakan manajemen
nyeri
Mampu mengenali nyeri
(skala,
intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang

normal
Tidak
mengalami
gangguan tidur

NIC :
Lakukan
pengkajian
nyeri
secara
komprehensif termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi,
frekuensi,
kualitas dan faktor
presipitasi
Observasi
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan
Bantu
pasien
dan
keluarga untuk mencari
dan
menemukan
dukungan
Kontrol
lingkungan
yang
dapat
mempengaruhi
nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan
dan
kebisingan
Kurangi
faktor
presipitasi nyeri
Kaji tipe dan sumber
nyeri
untuk
menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik
non farmakologi: napas
dala,
relaksasi,
distraksi,
kompres
hangat/ dingin
Berikan analgetik untuk
mengurangi
nyeri:
...
Tingkatkan istirahat
Berikan
informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama
nyeri
akan
berkurang
dan
antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali

11

Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Kecemasan berhubungan
dengan
Faktor keturunan, Krisis
situasional, Stress, perubahan
status kesehatan, ancaman
kematian, perubahan konsep
diri, kurang pengetahuan dan
hospitalisasi
-

DO/DS:
Insomnia
Kontak mata kurang
Kurang istirahat
Berfokus pada diri sendiri
Iritabilitas
Takut
Nyeri perut
Penurunan TD dan denyut nadi
Diare, mual, kelelahan
Gangguan tidur
Gemetar
Anoreksia, mulut kering
Peningkatan TD, denyut nadi,
RR
Kesulitan bernafas
Bingung
Bloking dalam pembicaraan
Sulit berkonsentrasi

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC :
- Kontrol kecemasan
- Koping
Setelah dilakukan asuhan
selama
klien
kecemasan teratasi dgn
kriteria hasil:
Klien
mampu
mengidentifikasi
dan
mengungkapkan gejala
cemas
Mengidentifikasi,
mengungkapkan
dan
menunjukkan
tehnik
untuk mengontol cemas
Vital sign dalam batas
normal
Postur tubuh, ekspresi
wajah, bahasa tubuh dan
tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan

Intervensi

NIC :
Anxiety Reduction
(penurunan kecemasan)
Gunakan
pendekatan
yang
menenangkan
Nyatakan
dengan
jelas
harapan
terhadap
pelaku
pasien
Jelaskan
semua
prosedur dan apa
yang
dirasakan
selama prosedur
Temani
pasien
untuk memberikan
keamanan
dan
mengurangi takut
Berikan informasi
faktual
mengenai
diagnosis, tindakan
prognosis
Libatkan keluarga
untuk mendampingi
klien
Instruksikan pada
pasien
untuk
menggunakan
tehnik relaksasi
Dengarkan dengan
penuh perhatian
Identifikasi tingkat
kecemasan
Bantu
pasien
mengenal
situasi
yang menimbulkan
kecemasan
Dorong
pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
Kelola pemberian
obat
anti
cemas:........

12

DAFTAR PUSTAKA
Corwin , Elizabeth J . 2000 . Buku Saku Patofisiologi . EGC . Jakarta
Doenges , Marillyn E et all . Rencana Asuhan Keperawatan . EGC .
Jakarta
Gale, Danielle. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi . EGC.
Jakarta
Muttaqin , A & Sari , K.2011 . Asuhan Keperawatan Gangguan sistem
Integumen . Salemba Medika . Jakarta
NANDA .

( 20012-2014 ) . Nursing Diagnosis: Definition and

Classification . Philadelphia : NANDA International.


Syaifuddin . Anatomi Tubuh Manusia . Edisi 2 . Salemba Medika .
Jakarta
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22583603 . diakses tanggal 10
Mei 2012

13

http://ml.scribd.com/doc/94956929/Basalioma . diakses tanggal 10


Mei 2012
http://www.news-medical.net/health/Skin-Cancer-(Indonesian).aspx

14

Você também pode gostar