Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
1.1. Konsep Dasar
1.1.1.
Definisi
KPD ( Ketuban Pecah Dini ) adalah pecah nya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
mulai dan di tunggu satu jam belum terjadi inpartu sebagian besar KPD adalah hamil aterm di atas
27 minggu, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak
( Ida Bagus, 2001 )
KPD ( Ketuban Pecah Dini ) adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada
sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di mulai ( Mansjoer Arif, 2000 : 310 )
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan satu jam atau lebih
sebelum terjadi tanda-tanda persalinan. (Arief Mansjoer, 1999 : 310)
1.1.2.
Anatomi Fisiologi
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000 1500 cc
Ciri-ciri kimiawi :
Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis, dan berasa manis, reaksinya
agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98 % air, sisanya albumin,
urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa dan garam
anorganik.Kadar protein kira-kira 2,6 gr % per liter terutama sebagai albumin.
Dijumpai lecitin spingomyelin dalam air ketuban amat berguna untuk mengetahui apakah
janin sudah mempunyai paru-paru yang matang. Sebab peningkatan kadar lecitin pertanda bahwa
permukaan paru-paru diliputi zat surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru-paru untuk
berkembang dan bernapas. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau pada letak
sungsang akan kita jumpai warna ketuban keruh kehijau-hijauan, karena telah bercampur dengan
mekonium.
Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini (KPD) mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1.1.3.1. Serviks inkopeten
1.1.3.2. Ketegangan rahim berlebihan; kehamilan ganda, hidramnion
1.1.3.3. Kelainan letak janin dalam rahim, letak sunsang, letang lintang
1.1.3.4. Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP,
sepalopelvik disproforsi
Manifestasi Klinik
keluar ketuban warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau / kecoklatan sedikit / banyak
dapat di sertai demam bila sudah ada infeksi
janin mudah teraba
pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada , air ketuban sudah kering
1.1.4.5.
inspeksikula, tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air
ketuban ketuban sudah kering ( Arief Mansjoer, dkk,2001 : 310 )
1.1.5.
Patofisiologi
Kantong amnion yang utuh berfungsi sebagai suatu mekanik terhadap. infeksi tetapi
selain itu cairan amnion mempunyai beberapa sifat bakteri ostatik yang dapat memainkan peran
dalam pencegahan kario amnionitis dan infeksi janin. Membran yang utuh bukan merupakan
sawar mutlak terhadap infeksi karena kolonisasibakteri terjadi 10% pasien dalam persalinan
cukupbulan, dengan membrane yang utuh sampai 25% pasien dalam persalinan kurang bulan.
Janin kurang bulan dengan ketuban pecah dini, resiko infeksi dan sepsis yang keberadaannya di
dalam rahim ahkan dapat menjadi problematik, bagi ibu resikonya bukan saja terjadi kariomnitis
tetapi juga bisa terjadi kegagalan induksi, maka harus dilakukan operasi section caesaria.
1.1.6.
Komplikasi
1.1.6.1. infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenden dari vagina atau
infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.
1.1.6.2. partus peterm
Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan
kurang dari 37 minggu ( antara 20 37 minggu ) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram
( Manuaba, 1998 : 221)
1.1.6.3. prolap Tali pusat
Tali pusat menumbung
1.1.6.4. distasia ( partus Kering)
Pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang akan lama akan menyebabkan dry labour
atau persalinan kering
1.1.7. Pemeriksaan Penunjang
1.1.6.1. Pemeriksaan Leukosid darah > 15000 / ul bila terjadi infeksi
1.1.6.2. test lakmus merah berubah menjadi biru
1.1.6.3. amnio sentetis
1.1.6.4. USG ( menentukan usia kehamilan , indeks cairan amnion berkurang )
( Arief Monsjoer,
dkk, 2001 : 313 )
1.1.8. Penatalaksanaan
1.1.8.1. Keperawatan
a.
Rawat rumah sakit dengan tirah baring.
b.
Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin.
c.
Umur kehamilan kurang 37 minggu.
d.
Antibiotik profilaksis dengan amoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari.
e.
Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan kortikosteroid untuk
mematangkan fungsi paru janin.
f.
Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan.
g.
Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin.
h.
Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka lakukan
mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi kehamilan.
1.1.8.2. Medis
a.
Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis tinggi. Bila ditemukan tanda-tanda
inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan terminasi kehamilan.
b.
Induksi atau akselerasi persalinan.
c.
Lakukan seksiosesaria bila induksi atau akselerasi persalinan mengalami kegagalan.
d.
Lakukan seksio histerektomi bila tanda-tanda infeksi uterus berat ditemukan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1.2.1. pengkajian
1.2.1.1. Biodata klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat,
No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat,
Tanggal Pengkajian.
1.2.1.2. Keluhan utama :
keluar cairan warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau / kecoklatan sedikit / banyak, pada
periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering, inspeksikula tampak air
ketuban mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudahkering
1.2.1.3. Riwayat haid
Umur menarchi pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi, siklus
haid, hari pertama haid dan terakhir, perkiraan tanggal partus
1.2.1.4.Riwayat Perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa? Apakah perkawinan sah atau tidak,
atau tidak direstui dengan orang tua ?
1.2.1.5. Riwayat Obstetris
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, hasil laboraturium : USG , darah, urine, keluhan
selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan
dan pengobatan yang diperoleh
1.2.1.6.Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah di diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang
dijalani nya, dimana mendapat pertolongan, apakah penyakit tersebut diderita sampai saat ini
atau kambuh berulang ulang
1.2.1.7. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara genetic
seperti panggul sempit, apakah keluarga ada yg menderita penyakit menular, kelainan congenital
atau gangguan kejiwaan yang pernah di derita oleh keluarga
1.2.1.8. Kebiasaan sehari hari
a. Pola nutrisi : pada umum nya klien dengan KPD mengalami penurunan nafsu makan, frekuensi minum
klien juga mengalami penurunan
b. Pola istirahat dan tidur : klien dengan KPD mengalami nyeri pada daerah pinggang sehingga pola
tidur klien menjadi terganggu, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur
(penekanan pada perineum)
c. Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya
infolunter pengeluaran urin),hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau
retensi urine karena rasa takut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB,
freguensi, konsistensi,rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet.
d. Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan
genitalia, pola berpakaian,
tata rias rambut dan wajah
e. Aktifitas : Kemampuan mobilisasi klien dibatasi, karena klien dengan KPD di anjurkan untuk bedresh
total
f. Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan
relaks.
1.2.1.9. pemeriksaan fisik
a.
Pemeriksaan kesadaran klie, BB / TB, tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu
b.
Head To Toe
Rambut : warna rambut, jenis rambut, bau nya, apakah ada luka lesi / lecet
Mata
: sklera nya apakah ihterik / tdk, konjungtiva anemis / tidak, apakah palpebra oedema /
tidak,bagaimana fungsi penglihatan nya baik / tidak, apakah klien menggunakan alat bantu
penglihatan / tidak. Pada umu nya ibu hamil konjungtiva anemis
Telinga : apakah simetris kiri dan kanan, apakah ada terdapat serumen / tidak, apakah klien
menggunakan alt bantu pendengaran / tidak, bagaimana fungsi pendengaran klien baik / tidak
Hidung : apakah klien bernafas dengan cuping hidung / tidak, apakah terdapat serumen / tidak,
apakah fungsi penciuman klien baik / tidak
Mulut dan gigi
: bagaimana keadaan mukosa bibir klien, apakah lembab atau kering, keadaan
gigi dan gusi apakah ada peradangan dan pendarahan, apakah ada karies gigi / tidak, keadaan
lidah klien bersih / tidak, apakah keadaan mulut klien berbau / tidak. Pada ibu hamil pada umum
nya berkaries gigi, hal itu disebabkan karena ibu hamil mengalami penurunan kalsium
Leher
: apakah klien mengalami pembengkakan tyroid
Paru paru
I : warna kulit, apakah pengembangan dada nya simetris kiri dan kanan, apakah ada terdapat
luka memar / lecet, frekuensi pernafasan nya
P : apakah ada teraba massa / tidak , apakah ada teraba pembengkakan / tidak, getaran dinding
dada apakah simetris / tidak antara kiri dan kanan
P : bunyi Paru
A : suara nafas
Jantung
I : warna kulit, apakah ada luka lesi / lecet, ictus cordis apakah terlihat / tidak
P : frekuensi jantung berapa, apakah teraba ictus cordis pada ICS% Midclavikula
P : bunyi jantung
A : apakah ada suara tambahan / tidak pada jantung klien
Abdomen
I : keadaan perut, warna nya, apakah ada / tidak luka lesi dan lecet
P : tinggi fundus klien, letak bayi, persentase kepala apakah sudah masuk PAP / belum
P : bunyi abdomen
A : bising usu klien, DJJ janin apakah masih terdengar / tidak
Payudara : puting susu klien apakah menonjol / tidak,warna aerola, kondisi mamae, kondisi ASI
klien, apakah sudah mengeluarkan ASI /belum
Ekstremitas
Atas : warna kulit, apakah ada luka lesi / memar, apakah ada oedema / tidak
Bawah : apakah ada luka memar / tidak , apakah oedema / tidak
Genitalia : apakah ada varises atau tidak, apakah ada oedema / tidak pada daerah genitalia klien
Intergumen : warna kulit, keadaan kulit, dan turgor kulit baik / tidak
1.2.2. Diagnosa Keperawatan
1.2.2.1. resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketuban, kerusakan kulit,
penurunan hemoglobin, pemajanan pada patogen
1.2.2.2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terjadi nya ketegangan otot rahim
1.2.2.3. Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan atau konfirmasi tentang penyakit
1.2.2.4. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri, peningkatan HIS
1.2.2.5.Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik
(Dangoes:2000)
1.2.3. Intevensi
N
Diagnosa
o
keperawatan
1 Resiko infeksi
berhubungan
dengan
prosedur invasif,
pecah
ketuban, kerus
akan kulit,
penurunan
hemoglobin,
pemajanan pada
patogen
2 Gangguan rasa
nyaman : nyeri
berhubungan
dengan terjadi
nya ketegangan
otot rahim
Tujuan :
rasa nyeri
berkurang
Kriteria hasil :
klien tampak
tenang
klien tampak
nyaman
3 Ansietas
berhubungan
Tujuan :
klien
dengan kurang
nya
pengetahuan klien
Inervensi
Rasional
Tinjau ulang
kondisi/faktor risiko yang
ada sebelumnya. Catat
waktu pecah ketuban.
Kaji terhadap tanda
dan gejala infeksi
(misalnya: peningkatan
suhu, nadi, jumlah sel
darah putih, atau
bau/warna rabas
vagina).
Berikan perawatan
perineal sedikitnya
setiap 4 jam bila ketuban
telah pecah
monitor tanda
tanda vital : TD,
pernafasan, nadi dan
suhu
ajrakan klien teknik
relaksasi
atur posisi klien
berikan lingkungan
yang nyaman dan batasi
pengunjung
nyeri dapat
mengakibatkan
peningkatan frekuesni
pernafasan dan nadi
untuk mengurangi
rasa nyeri yang dirasakan
klien
untuk memberikan
kenyamanan pada klien
agar klien dapat
beristirahat
tinjau proses
penyakit dan harapan
masa depan
dorong periode
memberikan
pengetahuan dasar
pengetahuan
bertambah setelah
atau konfirmasi diberikan informasi
tentang penyakit mengenai penyakit
nya
kriteria hasil :
klien tidak resah
lagi dengan peyakit
nya
menunjukkan
pemahaman akan
proses penyakit dan
prognosis
4 Gangguan
kebutuhan istira
hat
tidur
berhubungan
dengan adanya
nyeri
,
peningkatan HIS
tujuan :
kebutuhan
istirahat tidur klien
terpenuhi
Kriteria hasil :
klien dapat tidur
dengan tenang dan
tidak gelisah
klien
menunjukkan pola
tidur yang adekuat
agar dapat
memberikan gambaran
sampai sejauh mana
kebutuhan tidur terganggu
dengan mengalihkan
perhatian, maka perhatian
klien tidak hanya tertuju
pada rasa nyeri sehingga
membantu relaksasi pada
klien sewaktu tidur
untuk mengetahui
apakah kebutuhan tidur
klien terpenuhi seperti
biasa atau belum
suasana yang tenang
dapat membantu
relaksasi sehingga nyeri
berkurang dan klien bisa
tidur
agar kebutuhan sehari
BAB II
TINJAUAN KASUS
2.1. Pengkajian
Tanggal pengkajian
: 16 agustus 2010
2.1.1. Identitas klien
Nama
: Ny.I
Umur
: 20 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Status
: Sudah menikah
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Pendidikan
: SMA
Alamat
: situmbuak / Tilatang kamang
No.MR
: 249226
Ruang
Rawat
:
ruang
Rawat
Dr.Achmad
Muchtar Bukittinggi
Tgl masuk
: 14 agustus 2010
Penanggung jawab
Nama
Umur
Hub. Dg keluarga
Pekerjaan
Inap
kebidanan
RSUD
: Tn.H
: 25 tahun
: suami
: wiraswasta
ada, hidup
f.
leher
: tidak terjadi pembengkakan tyroid
g.
Paru Paru
:
I
: warna kulit putih, pengembangan dada simetris ka / ki, tidak ada lesi / memar , bernafas
tidak menggunakan otot bantu pernafasan, frekuensi pernafasan 24x / i
P
: tidak ada teraba massa, idak teraba pembengkakan, getaran dinding dada terasa simetris ka/ki
P
: bunyi paru paru resonan
A
: suara nafas terdengar vesikuler
h. Jantung :
I
: warna kulit dada putih,tidak ada lesi atau luka lecet, ictus cordis tidak terlihat
P
: terasa ictus cordis teraba pada ICS5 midclavikula dan batas jantung teraba,frekuensi jantung 88x/i
P
: bunyi jantung redup
A
: tidak terdapat bunyi tambahan
I. Payudara
: puting susu menonjong, aerola menghitam, mamae tidak terlalu tegang
J. Abdomen
I
: perut terlihat membuncit, kulit bersih, tidak ada luka lesi
P
: fundus 3 jari di bawah px, letak bayi Puka, persentas kepala
P
: timpany
A
: bising usus ( + ), DJJ : 135x / i
L. Ekstremitas
:
Atas : kulit berwana putih, terdapat luka bekas suntikan, tidak ada oedema
Bawah : tidak ada kelainan, tidak terdapat memar / luka lecet, tidak ada oedema
M. Genitalia
: vagina keluar cairan berwarna jernih tapi tidak berbau, tidak terdapat varises
dan tidak ada oedema
N. Integumen
: turgor kulit baik, kulit lembab tidak kering
2.1.5. Data Biologis
No
Aktifitas
1
Nutrisi
Makan
menu
porsi
makanan kesukaan
pantangan
minum
jumlah
minuman kesukaan
pantangan
2
Eliminasi
BAB
frekuensi
Di rumah
Di Rumah sakit
2x / hari
Makanan biasa
1 porsi
Mie goreng
Tidak ada pantangan
2x / hari
Makanan lunak
porsi
Tidak ada
Tidak ada
8 gelas / hari
Jus mangga
Tidak ada pantangan
5 gelas / hari
Tidak ada
Tidak ada
2x / hari
warna
bau
konsistensi
kesulitan
BAK
frekuensi
warna
bau
konsistensi
kesulitan
Kuning
Khas
Padat
Tidak ada kesulitan BAB
BAB ( 2 hari )
4x / hari
Jernih
Khas
Cair
Tidak ada kesulitan BAK
4x /hari
Agak kekuningan karena pengaruh
obat dan kurang minum
Berbau obat
Cair
Tidak ada kesulitan BAK
Siang (11.00),malam,(20.00)
Siang (2 jam),malam (7 jam)
Terasa nyeri pada bagianpinggang,
nyeri yg dirasakan hilang timbul
2x/hari
1x/2 hari
3x/hari
Apabila sudah panjang saja
Klien dapat beraktifitas
seperti dapat melakukan
pekerjaan rumah
2x/hari
Belum ada cuci rambut
3x/hari
Klien belum ada potong kuku
Klien hanya beraktifitas di tempat tidur,
dan aktifitas dibantu oleh suami nya
Tgl
15 agustus
2010
Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
Hasil
10,4 gr %
9100 / ul
204.000
Normal
13 16 gr %
5000 10000 / ul
15000 40000
Kesan
Rendah
Normal
Normal
N : 88x/i
S : 36,2 C
DS :
klien mengatakan perut terasa sakit
dari pinggang sampai ke ari ari
klien mengatakan selama dirumah
sakit klien beraktifitas ditempat tidur
DO :
klien tampak meringis dan memegangi
perut nya
nyeri yang dirasakan klien nyeri
sedang dengan skala nyeri 6
aktifitas klien dirumah sakit ditempat
tidur
DS :
klien mengatakan cemas terhadap
penyakit yang di derita nya
klien mengatakan tidak mengetahui ttg
penyakit yang di alami nya
DO :
klien tampak cemas
klien sering bertanya tentang penyakit
nya
DS :
klien mengatakan susah tidur karena
Ketegangan otot
rahim
Problem
Resiko Infeksi
Kurang
nya Ansietas
pengetahuan klien
tentang
penyakit
KPD
DS :
klien mengatakan kurang nafsu makan
sejak beberapa hari yang lalu
klien mengatakan berat badan nya
menurun
Gangguan
pemenuhan
DO :
Intake yang tidak kebutuhan nutrisi
porsi makanan yang dihabiskan klien adekuat
porsi
BB sehat 68 Kg, BB sakit 64 Kg
HB klien 10,4 gr %
2.3. Intervensi
No
Diagnosa
keperawatan
1` Resiko Infeksi b /d
Ketuban pecah dini
DS :
klien
mengatakan keluar
cairan
dari
pervaginaan
klien
mengatakan cairan
ketuban yang keluar
pervaginaan
berwarna jernih dan
tidak berbau
DO :
cairan
yang
keluar
berwarna
jernih dan tidak
berbau
frekuensi ganti
duk
klien
sebanyak 5x dalam
sehari
2
Gangguan
rasa
nyaman : nyeri b /
d ketegangan otot
rahim
DS :
klien
mengatakan perut
terasa sakit dari
pinggang ke ari ari
DO :
klien
tampak
meringis
klien
tampak
memegangi
perut
Tujuan
nyeri ( - )
Kriteria hasil
klien
tampak
tenang / rileks
klien
mengatakan rasa
nyeri pada perut klien
berkurang
TTV
kembali
normal
TD : 120 / 80 mmhg
N : 60 120 x/i
P :24 x /i
Intervensi
Rasional
untuk memudahkan
perawat melakukan
tindakan
untuk melihat
perkembangan
kesehatan klien
agar istirahat klien
terpenuhi
proses
penyembuhan klien
- untuk mengetahui
perkembangan umum
klien
untuk mengetahui
derajat nyeri klien dan
menentukan tindakan
yang akan dilakukan
untuk mengurangi
nyeri yang dirasakan
oleh klien
untuk memberikan
kenyaman klien
untuk mengurangi
tingkat stres klien, dan
nya
nyeri
yang
dirasakan klien nyeri
sedang
dengan
skala nyeri 6
Ansietas b / d
kurang
nya
pengetahuan
klien tentang
penyakit KPD
DS :
klien
mengatakan cemas
terhadap
penyakit nya
klien
mengatakan tidak
mengetahui tentang
penyakit yang di
derita nya
DO :
klien
tampak
cemas
klien
sering
bertanya
tentang
penyakit nya kepada
perawat
S :36 -37
Tujuan
ansietas ( - )
Kriteria hasil
klien
sudah mengerti
tentang penyakit dan
perawatan KPD
klien tidak cemas
lagi
memberikan
pengetahuan
dasar
dimana klien dapat
membuat pilihan
untuk mempercepat
proses penyembuhan
agar klien mengerti
tentang bahaya nya
penyakit yang di derita
nyan
Gangguan
Pola
istirahat
Tidur
berhubungan
dengan
Peningkatan HIS
DS :
klien
mengatakan susah
tidur karena nyeri
yang dirasakan
klien
Tujuan :
- istirahat dan tidur
klien terpenuhi
Kriteria hasil :
- menunjukkan pola
tidur yang adekuat
mengatakan
frekuensi tidur hanya
7 jam dalam sehari
DO :
frekuensi tidur
klien hanya 7 jam
sehari
klien
tampak
lemah
5
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
berhubungan
dengan intake yang
tidak ade kuat
DS :
klien
mengatakan kurang
nafsu makan sejak
beberapa hari yang
lalu
klien
mengatakan berat
badan nya menurun
DO :
porsi makanan
yang
dihabiskan
klien porsi
BB sehat 68 Kg, BB
sakit 64 Kg
Tujuan :
- kebutuhan nutrisi
klien terpenuhi
Kriteria hasil
- tidak menunjukkan
tanda tanda mal
nutrisi
- BB dalam batas
normal
menunjukkan
pemasukan
yang
adekuat
- timbang BB klien
- kaji tanda tanda mal
nutrisi
- auskultasi bising usus, catat
ada nya nyeri abdomen, mua
muntah
- motivasi klien untuk
menghabiskan makanan
- berikan makanan yang
hangat dan bervariasi
untuk mnegetahui
peningkatan
atau
penurunan berat badan
klien
untuk mengetahui
indikator
kekurangan
nutrisi
gangguan
nutrisi
dapat
menyebabkan
perubahan
frekuensi
bising usus
agar nutrisi klien
terpenuhi
menambah selera
makan klien
No
Hari / tgl
Senin
16 agustus
2010
D
x
I
Jam
08.00 WIB
08.45 WIB
09.30 WIB
11.00 WIB
II
11.25 WIB
11.30 WIB
13.00 WIB
13.45 WIB
14.00 WIB
Implementasi
Evaluasi
S : klien mengatakan
pinggang sampai ke ari ari
masih terasa nyeri
O : klien tampak memegangi
- memonitor TD,N,P,S klien
pinggang dan meringis
- mengkaji skala nyeri ( 1 10 )
A : masalah belum teratasi
R/p : skala nyeri klien 6
P : intervensi 1 5
- mengajarkan klien teknik relaksasi dilanjutkan
dengan
cara
tarik
nafas
dalam sebanyak 3 x
- R/p : klien dapat melakukan teknik
relaksasi yg di ajarkan ,nyeri sedikit
berkurang
- mengatur posisi klien dengan
miring kiri saban 2 jam
R/p : klien dapat melakukan miring
kekanan dank e kiri saban 2 jam
- memberikan lingkungan yang
nyaman dg batasi pengunjung
R/p : klien merasa tenang dan dapat
beristirahat
Selasa /
17 agustus
2010
08.00 WIB
Intervensi dihentikan
Klien pulang dengan
kemauan sendiri
Pd tgl 16 agustus 2010
pukul 17.30 WIB