Você está na página 1de 22

Asuhan keperawatan ketuban pecah dini

BAB I
TINJAUAN TEORITIS
1.1. Konsep Dasar
1.1.1.
Definisi
KPD ( Ketuban Pecah Dini ) adalah pecah nya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
mulai dan di tunggu satu jam belum terjadi inpartu sebagian besar KPD adalah hamil aterm di atas
27 minggu, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak
( Ida Bagus, 2001 )
KPD ( Ketuban Pecah Dini ) adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada
sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di mulai ( Mansjoer Arif, 2000 : 310 )
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan satu jam atau lebih
sebelum terjadi tanda-tanda persalinan. (Arief Mansjoer, 1999 : 310)
1.1.2.

Anatomi Fisiologi
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000 1500 cc
Ciri-ciri kimiawi :
Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis, dan berasa manis, reaksinya
agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98 % air, sisanya albumin,
urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa dan garam
anorganik.Kadar protein kira-kira 2,6 gr % per liter terutama sebagai albumin.
Dijumpai lecitin spingomyelin dalam air ketuban amat berguna untuk mengetahui apakah
janin sudah mempunyai paru-paru yang matang. Sebab peningkatan kadar lecitin pertanda bahwa
permukaan paru-paru diliputi zat surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru-paru untuk
berkembang dan bernapas. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau pada letak
sungsang akan kita jumpai warna ketuban keruh kehijau-hijauan, karena telah bercampur dengan
mekonium.

Fungsi Air Ketuban


1. Untuk proteksi janin.
2. Untuk mencegah perlengketan janin dengan amnion.
3. Agar janin dapat bergerak dengan bebas.
4. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu.
5. Mungkin untuk menambah suplai cairan janin
6. Meratakan tekanan intra uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah.
7. Peredaran air ketuban dengan darah cukup lancar dan perputarannya cepat, kira-kira
350-500 cc.
Asal Air Ketuban
1. Kencing janin (fetal urin)
2. Transudasi dari darah ibu
3. Sekresi dari epitel amnion
4. Asal campuran (mixed origin)
( Ida Bagus, 2001 )
1.1.3.

Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini (KPD) mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1.1.3.1. Serviks inkopeten
1.1.3.2. Ketegangan rahim berlebihan; kehamilan ganda, hidramnion
1.1.3.3. Kelainan letak janin dalam rahim, letak sunsang, letang lintang
1.1.3.4. Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP,
sepalopelvik disproforsi

1.1.3.5. Kelainan bawaan dari selaput ketuban


1.1.3.6. Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk
proteolitik sehingga menyebabkan ketuban pecah.
( Arif Monsjoer, dkk, 2001 : 310 )
1.1.4.
1.1.4.1.
1.1.4.2.
1.1.4.3.
1.1.4.4.

Manifestasi Klinik
keluar ketuban warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau / kecoklatan sedikit / banyak
dapat di sertai demam bila sudah ada infeksi
janin mudah teraba
pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada , air ketuban sudah kering
1.1.4.5.
inspeksikula, tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air
ketuban ketuban sudah kering ( Arief Mansjoer, dkk,2001 : 310 )
1.1.5.
Patofisiologi
Kantong amnion yang utuh berfungsi sebagai suatu mekanik terhadap. infeksi tetapi
selain itu cairan amnion mempunyai beberapa sifat bakteri ostatik yang dapat memainkan peran
dalam pencegahan kario amnionitis dan infeksi janin. Membran yang utuh bukan merupakan
sawar mutlak terhadap infeksi karena kolonisasibakteri terjadi 10% pasien dalam persalinan
cukupbulan, dengan membrane yang utuh sampai 25% pasien dalam persalinan kurang bulan.
Janin kurang bulan dengan ketuban pecah dini, resiko infeksi dan sepsis yang keberadaannya di
dalam rahim ahkan dapat menjadi problematik, bagi ibu resikonya bukan saja terjadi kariomnitis
tetapi juga bisa terjadi kegagalan induksi, maka harus dilakukan operasi section caesaria.

1.1.6.

Komplikasi
1.1.6.1. infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenden dari vagina atau
infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.
1.1.6.2. partus peterm
Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan
kurang dari 37 minggu ( antara 20 37 minggu ) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram
( Manuaba, 1998 : 221)
1.1.6.3. prolap Tali pusat
Tali pusat menumbung
1.1.6.4. distasia ( partus Kering)
Pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang akan lama akan menyebabkan dry labour
atau persalinan kering
1.1.7. Pemeriksaan Penunjang
1.1.6.1. Pemeriksaan Leukosid darah > 15000 / ul bila terjadi infeksi
1.1.6.2. test lakmus merah berubah menjadi biru
1.1.6.3. amnio sentetis
1.1.6.4. USG ( menentukan usia kehamilan , indeks cairan amnion berkurang )
( Arief Monsjoer,
dkk, 2001 : 313 )
1.1.8. Penatalaksanaan
1.1.8.1. Keperawatan
a.
Rawat rumah sakit dengan tirah baring.
b.
Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin.
c.
Umur kehamilan kurang 37 minggu.
d.
Antibiotik profilaksis dengan amoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari.
e.
Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan kortikosteroid untuk
mematangkan fungsi paru janin.
f.
Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan.
g.
Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin.
h.
Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka lakukan
mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi kehamilan.
1.1.8.2. Medis
a.
Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis tinggi. Bila ditemukan tanda-tanda
inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan terminasi kehamilan.
b.
Induksi atau akselerasi persalinan.
c.
Lakukan seksiosesaria bila induksi atau akselerasi persalinan mengalami kegagalan.
d.
Lakukan seksio histerektomi bila tanda-tanda infeksi uterus berat ditemukan.

ASUHAN KEPERAWATAN
1.2.1. pengkajian
1.2.1.1. Biodata klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat,
No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat,
Tanggal Pengkajian.
1.2.1.2. Keluhan utama :
keluar cairan warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau / kecoklatan sedikit / banyak, pada
periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering, inspeksikula tampak air
ketuban mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudahkering
1.2.1.3. Riwayat haid
Umur menarchi pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi, siklus
haid, hari pertama haid dan terakhir, perkiraan tanggal partus
1.2.1.4.Riwayat Perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa? Apakah perkawinan sah atau tidak,
atau tidak direstui dengan orang tua ?
1.2.1.5. Riwayat Obstetris
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, hasil laboraturium : USG , darah, urine, keluhan
selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan
dan pengobatan yang diperoleh
1.2.1.6.Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah di diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang
dijalani nya, dimana mendapat pertolongan, apakah penyakit tersebut diderita sampai saat ini
atau kambuh berulang ulang
1.2.1.7. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara genetic
seperti panggul sempit, apakah keluarga ada yg menderita penyakit menular, kelainan congenital
atau gangguan kejiwaan yang pernah di derita oleh keluarga
1.2.1.8. Kebiasaan sehari hari
a. Pola nutrisi : pada umum nya klien dengan KPD mengalami penurunan nafsu makan, frekuensi minum
klien juga mengalami penurunan
b. Pola istirahat dan tidur : klien dengan KPD mengalami nyeri pada daerah pinggang sehingga pola
tidur klien menjadi terganggu, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur
(penekanan pada perineum)
c. Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya
infolunter pengeluaran urin),hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau
retensi urine karena rasa takut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB,
freguensi, konsistensi,rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet.

d. Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan
genitalia, pola berpakaian,
tata rias rambut dan wajah
e. Aktifitas : Kemampuan mobilisasi klien dibatasi, karena klien dengan KPD di anjurkan untuk bedresh
total
f. Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan
relaks.
1.2.1.9. pemeriksaan fisik
a.
Pemeriksaan kesadaran klie, BB / TB, tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu
b.
Head To Toe
Rambut : warna rambut, jenis rambut, bau nya, apakah ada luka lesi / lecet
Mata
: sklera nya apakah ihterik / tdk, konjungtiva anemis / tidak, apakah palpebra oedema /
tidak,bagaimana fungsi penglihatan nya baik / tidak, apakah klien menggunakan alat bantu
penglihatan / tidak. Pada umu nya ibu hamil konjungtiva anemis
Telinga : apakah simetris kiri dan kanan, apakah ada terdapat serumen / tidak, apakah klien
menggunakan alt bantu pendengaran / tidak, bagaimana fungsi pendengaran klien baik / tidak
Hidung : apakah klien bernafas dengan cuping hidung / tidak, apakah terdapat serumen / tidak,
apakah fungsi penciuman klien baik / tidak
Mulut dan gigi
: bagaimana keadaan mukosa bibir klien, apakah lembab atau kering, keadaan
gigi dan gusi apakah ada peradangan dan pendarahan, apakah ada karies gigi / tidak, keadaan
lidah klien bersih / tidak, apakah keadaan mulut klien berbau / tidak. Pada ibu hamil pada umum
nya berkaries gigi, hal itu disebabkan karena ibu hamil mengalami penurunan kalsium
Leher
: apakah klien mengalami pembengkakan tyroid
Paru paru
I : warna kulit, apakah pengembangan dada nya simetris kiri dan kanan, apakah ada terdapat
luka memar / lecet, frekuensi pernafasan nya
P : apakah ada teraba massa / tidak , apakah ada teraba pembengkakan / tidak, getaran dinding
dada apakah simetris / tidak antara kiri dan kanan
P : bunyi Paru
A : suara nafas
Jantung
I : warna kulit, apakah ada luka lesi / lecet, ictus cordis apakah terlihat / tidak
P : frekuensi jantung berapa, apakah teraba ictus cordis pada ICS% Midclavikula
P : bunyi jantung
A : apakah ada suara tambahan / tidak pada jantung klien
Abdomen
I : keadaan perut, warna nya, apakah ada / tidak luka lesi dan lecet
P : tinggi fundus klien, letak bayi, persentase kepala apakah sudah masuk PAP / belum
P : bunyi abdomen
A : bising usu klien, DJJ janin apakah masih terdengar / tidak

Payudara : puting susu klien apakah menonjol / tidak,warna aerola, kondisi mamae, kondisi ASI
klien, apakah sudah mengeluarkan ASI /belum
Ekstremitas
Atas : warna kulit, apakah ada luka lesi / memar, apakah ada oedema / tidak
Bawah : apakah ada luka memar / tidak , apakah oedema / tidak
Genitalia : apakah ada varises atau tidak, apakah ada oedema / tidak pada daerah genitalia klien
Intergumen : warna kulit, keadaan kulit, dan turgor kulit baik / tidak
1.2.2. Diagnosa Keperawatan
1.2.2.1. resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketuban, kerusakan kulit,
penurunan hemoglobin, pemajanan pada patogen
1.2.2.2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terjadi nya ketegangan otot rahim
1.2.2.3. Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan atau konfirmasi tentang penyakit
1.2.2.4. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri, peningkatan HIS
1.2.2.5.Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik
(Dangoes:2000)

1.2.3. Intevensi
N
Diagnosa
o
keperawatan
1 Resiko infeksi
berhubungan
dengan
prosedur invasif,
pecah
ketuban, kerus
akan kulit,
penurunan
hemoglobin,
pemajanan pada
patogen

2 Gangguan rasa
nyaman : nyeri
berhubungan
dengan terjadi
nya ketegangan
otot rahim

Tujuan dan kriteria


hasil
Tujuan :
infeksi tidak
terjadi pada ibu
kriteria hasil
pencapaian tepat
waktu pada
pemulihan luka tanpa
komplikasi

Tujuan :
rasa nyeri
berkurang
Kriteria hasil :
klien tampak
tenang
klien tampak
nyaman

3 Ansietas
berhubungan
Tujuan :
klien
dengan kurang
nya
pengetahuan klien

Inervensi

Rasional

Tinjau ulang
kondisi/faktor risiko yang
ada sebelumnya. Catat
waktu pecah ketuban.
Kaji terhadap tanda
dan gejala infeksi
(misalnya: peningkatan
suhu, nadi, jumlah sel
darah putih, atau
bau/warna rabas
vagina).
Berikan perawatan
perineal sedikitnya
setiap 4 jam bila ketuban
telah pecah

Kondisi dasar ibu,


seperti diabetes atau
hemoragi, menimbulkan
potensial resiko infeksi
atau penyembuhan luka
yang buruk. Resiko
korioamnionitis meningkat
dengan berjalannya
waktu, sehingga
meningkatkan resiko
infeksi ibu dan janin.
Pecah ketuban terjadi
24jam sebelum
pembedahan dapat
menyebabkan amnionitis
sebelum intervensi bedah
dan dapat mengubah
penyembuhan luka.
Untuk mencegah agar
tidak terjadi infeksi

monitor tanda
tanda vital : TD,
pernafasan, nadi dan
suhu
ajrakan klien teknik
relaksasi
atur posisi klien
berikan lingkungan
yang nyaman dan batasi
pengunjung

nyeri dapat
mengakibatkan
peningkatan frekuesni
pernafasan dan nadi
untuk mengurangi
rasa nyeri yang dirasakan
klien
untuk memberikan
kenyamanan pada klien
agar klien dapat
beristirahat

tinjau proses
penyakit dan harapan
masa depan
dorong periode

memberikan
pengetahuan dasar

pengetahuan
bertambah setelah
atau konfirmasi diberikan informasi
tentang penyakit mengenai penyakit
nya
kriteria hasil :
klien tidak resah
lagi dengan peyakit
nya
menunjukkan
pemahaman akan
proses penyakit dan
prognosis

4 Gangguan
kebutuhan istira
hat
tidur
berhubungan
dengan adanya
nyeri
,
peningkatan HIS

tujuan :
kebutuhan
istirahat tidur klien
terpenuhi
Kriteria hasil :
klien dapat tidur
dengan tenang dan
tidak gelisah
klien
menunjukkan pola
tidur yang adekuat

istirahat yang adekuat


dengan aktifitas
terjadwal
berikan pelayanan
kesehatan mengenai
penyakit nya
jelaskan kepada klien
apa yg terjadi, berikan
kesempatan untuk
bertanya dan berikan
jawaban yang terbuka
dan jujur
lakukan pengkajian
terhadap gangguan
kebutuhan tidur
motivasi klien agar
mengalihkan perhatian
monitor kebutuhan
tidur
ciptakan suasana
nyaman

- Bantu pasien dalam


memenuhi kebutuhan
sehari-hari seminimal
mungkin.
5
Intoleransi
Tujuan:
- Beri posisi nyaman.
aktifitas
b.d. - aktivitas kembali - Anjurkan menghemat
kelemahan fisik sesuai kemampuan energy hindari kegiatan
pasien.
yang melelahkan.
Kriteria hasil:
-Jelaskan
pentingnya
pasien
bisa mobilisasi diri.
beraktivitas seperti
biasa.

dimana klien dapat


membuat pilihan
agar klien tidak
merasa jenuhdan
mempercepat proses
penyembuhan
agar klien mengerti
dengan bahaya nya
infeksi dan penyakit nya
menunjukkan realitas
situasi yang dapat
membantu klien atau
orang terdekat menerima
realitas dan mulai
menerima apa yang
terjadi

agar dapat
memberikan gambaran
sampai sejauh mana
kebutuhan tidur terganggu
dengan mengalihkan
perhatian, maka perhatian
klien tidak hanya tertuju
pada rasa nyeri sehingga
membantu relaksasi pada
klien sewaktu tidur
untuk mengetahui
apakah kebutuhan tidur
klien terpenuhi seperti
biasa atau belum
suasana yang tenang
dapat membantu
relaksasi sehingga nyeri
berkurang dan klien bisa
tidur
agar kebutuhan sehari

hari klien dapat


terpenuhi seperti biasa
nya
agar klien merasa
nyaman dan tenang
kelelahan dapat
menyebabkan lama nya
proses penyembuhan
klien,,jadi dengan
menghindari kegiatan
yang melelahkan dapat
membantu proses
penyembuhan
proses penyembuhan
1.2.4. Implementasi
Setelah rencana keperawatan di susun, maka rencana tersebut diharapkan dalam tindakan nyata
untuk mencapai tujuan yang diharapkan, tindakan tersebut harus terperinci sehingga dapat diharapkan
tenaga pelaksanaan keperawatan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan
Implementasi ini juga dilakukan oleh si pembuat rencana keperawatan dan di dalam pelaksanaan
keperawatan itu kita harus menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai manusia yang unik
1.2.5. Evaluasi
Evaluasi adalah hasil akhir dari proses keperawatan dilakukan untuk mengetahui sampai dimana
keberhasilan tindakan yang diberikan sehingga dapat menentukan intervensi yang akan dilanjutkan

BAB II
TINJAUAN KASUS
2.1. Pengkajian
Tanggal pengkajian
: 16 agustus 2010
2.1.1. Identitas klien
Nama
: Ny.I
Umur
: 20 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Status
: Sudah menikah
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Pendidikan
: SMA
Alamat
: situmbuak / Tilatang kamang
No.MR
: 249226
Ruang
Rawat
:
ruang
Rawat
Dr.Achmad
Muchtar Bukittinggi
Tgl masuk
: 14 agustus 2010
Penanggung jawab
Nama
Umur
Hub. Dg keluarga
Pekerjaan

Inap

kebidanan

RSUD

: Tn.H
: 25 tahun
: suami
: wiraswasta

2.1.2. Alasan masuk


Klien masuk IGD pada hari sabtu pukul 00.30 WIB, dengan keluhan keluar
cairan
ketuban dari pervaginaan berwarna jernih dan tidak berbau
2.1.3. Riwayat kesehatan
2.1.3.1. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan keluar cairan ketuban dari pervaginaan sejak malam, klien mengatakan cairan
ketuban yang keluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak berbau,frekuensi ganti duk klien sebanyak 5x
sehari, klien mengatakan perut terasa sakit dari pinggang sampai ke ari ari,nyeri yang dirasakan klien
nyeri sedang dengan skala nyeri 6,klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang dirasakan,frekuensi
tidur klien hanya 7 jam sehari,klien mengatakan nafsu makan berkurang sejak beberapa hari yg lalu ,klien
mengatakan berat badan nya menurun,BB sehat 68 Kg BB sakit 64 Kg,klien sudah 2 hari tidak ada Buang
air besar, klien mengatakan cemas dan tidak mengetahui tentang penyakit yang di derita nya saat ini, klien
tampak meringis dan sering memegang perut nya, porsi makan yang dihabiskan klien hanya porsi,klien
mengatakan selama dirumah sakit klien hanya beraktifitas di tempat tidur, aktifitas klien di rumah sakit
hanya di tempat tidur, DJJ bayi 135 x/i, HB 10,4 gr %, therapi yang diberikan ceftriaxon 2 x 1 gr dan
dexametason 2 x 1 amp

2.1.3.2. Riwayat Kesehatan dahulu


Klien sebelum nya tidak pernah mengalami penyakit yang di derita nya sekarang, klien juga
tidak ada penyakit jantung, DM, hipertensi
2.1.3.3. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak ada memiliki penyakit keturunan, menular dan kejiwaan
2.1.3.4. Riwayat menstruasi
Menarche
: 13 tahun
Siklus haid
: teratur ( 1x/ bulan )
Lama haid
: 5 8 hari
Ganti Duk
: 2 3x / hari
Keluhan pd saat haid : nyeri pd saat haid
2.1.3.5. Riwayat Kehamilan
HPHT
: 18 Desember 2009
TP
: 25 September 2010
1 0 0 0
Kehamilan
: G P A H ( Gravid 1, partus belum ada, abortus tidak
belum ada )

ada, hidup

2.1.4. Pemeriksaan Fisik


2.1.4.1. Kesadaran
: Compos Metis
2.1.4.2. BB / TB
: 64 kg / 159 cm
2.1.4.3. Tanda Tanda vital
TD
: 110 / 80 mmhg
P : 24x /i
N
: 88x / i
S : 36,2 C
2.1.4.4. Head To Toe
a.
Rambut
: berwarna coklat, lurus, bersih, tidak
berbau,tidak
terdapat lesi
b.
Mata
: sklera tidak ihterik, konjungtiva anemis,pupil sama besar
ka / ki,
palpebra tidak ada oedema, fungsi penglihatan
baik,tidak menggunakan alat
bantu penglihatan,bereaksi
terhadap cahaya
c. Telinga
: simetris ka / ki , tidak
terdapat
serumen,tidak menggunakan alat bantu
pendengaran,
fungsi pendengaran baik
d.
Hidung
: bernafas tidak menggunakan cuping
hidung,tidak
terdapat serumen ,fungsi penciuman baik
e.
Mulut dan Gigi : mukosa bibir lembab, keadaaan gigi dan gusi tidak
ada
peradangan dan pendarahan, ada karies gigi,
lidah
bersih, keadaan mulut tidak berbau

f.

leher
: tidak terjadi pembengkakan tyroid
g.
Paru Paru
:
I
: warna kulit putih, pengembangan dada simetris ka / ki, tidak ada lesi / memar , bernafas
tidak menggunakan otot bantu pernafasan, frekuensi pernafasan 24x / i
P
: tidak ada teraba massa, idak teraba pembengkakan, getaran dinding dada terasa simetris ka/ki
P
: bunyi paru paru resonan
A
: suara nafas terdengar vesikuler
h. Jantung :
I
: warna kulit dada putih,tidak ada lesi atau luka lecet, ictus cordis tidak terlihat
P
: terasa ictus cordis teraba pada ICS5 midclavikula dan batas jantung teraba,frekuensi jantung 88x/i
P
: bunyi jantung redup
A
: tidak terdapat bunyi tambahan
I. Payudara
: puting susu menonjong, aerola menghitam, mamae tidak terlalu tegang
J. Abdomen
I
: perut terlihat membuncit, kulit bersih, tidak ada luka lesi
P
: fundus 3 jari di bawah px, letak bayi Puka, persentas kepala
P
: timpany
A
: bising usus ( + ), DJJ : 135x / i
L. Ekstremitas
:
Atas : kulit berwana putih, terdapat luka bekas suntikan, tidak ada oedema
Bawah : tidak ada kelainan, tidak terdapat memar / luka lecet, tidak ada oedema
M. Genitalia
: vagina keluar cairan berwarna jernih tapi tidak berbau, tidak terdapat varises
dan tidak ada oedema
N. Integumen
: turgor kulit baik, kulit lembab tidak kering
2.1.5. Data Biologis
No
Aktifitas
1
Nutrisi
Makan
menu
porsi
makanan kesukaan
pantangan
minum
jumlah
minuman kesukaan
pantangan
2
Eliminasi
BAB
frekuensi

Di rumah

Di Rumah sakit

2x / hari
Makanan biasa
1 porsi
Mie goreng
Tidak ada pantangan

2x / hari
Makanan lunak
porsi
Tidak ada
Tidak ada

8 gelas / hari
Jus mangga
Tidak ada pantangan

5 gelas / hari
Tidak ada
Tidak ada

2x / hari

Selama masuk RS klien belum ada

warna
bau
konsistensi
kesulitan
BAK
frekuensi
warna
bau
konsistensi
kesulitan

Istirahat dan tidur


waktu tidur
lama tidur
kesulitan tidur
Personal Hygiene
mandi
cuci rambut
gosok gigi
potong kuku
aktifitas

Kuning
Khas
Padat
Tidak ada kesulitan BAB

BAB ( 2 hari )

4x / hari
Jernih
Khas
Cair
Tidak ada kesulitan BAK

4x /hari
Agak kekuningan karena pengaruh
obat dan kurang minum
Berbau obat
Cair
Tidak ada kesulitan BAK

Siang ( - ),malam ( 09.00 )


Siang ( - ),malam ( 10 jam )
Tidak ada kesulitan tidur

Siang (11.00),malam,(20.00)
Siang (2 jam),malam (7 jam)
Terasa nyeri pada bagianpinggang,
nyeri yg dirasakan hilang timbul

2x/hari
1x/2 hari
3x/hari
Apabila sudah panjang saja
Klien dapat beraktifitas
seperti dapat melakukan
pekerjaan rumah

2x/hari
Belum ada cuci rambut
3x/hari
Klien belum ada potong kuku
Klien hanya beraktifitas di tempat tidur,
dan aktifitas dibantu oleh suami nya

2.1.6. Riwayat Alergi


Klien tidak memiliki alergi ( baik alergi makanan maupun alergy obat obatan
2.1.7. Riwayat psikologis
Klien mengatakan cemas dan tidak mengetahui tentang penyakit yang di alami nya saat ini. Klien
dan suami klien sering bertanya kepada perawat tentang penyakit nya
2.1.7. Riwayat Spritual
Selama di Rumah Sakit klien ada melakukan sholat 5 waktu
2.1.8. Riwayat Sosial Ekonomi
Suami klien bekerja sebagai wiraswasta, klien mengatakan gaji suami nya cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari hari

2.1.9. Data Penunjang

Tgl
15 agustus
2010

Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit

Hasil
10,4 gr %
9100 / ul
204.000

Normal
13 16 gr %
5000 10000 / ul
15000 40000

Kesan
Rendah
Normal
Normal

2.1.10. Data Pengobatan ( 15 agustus 2010 )


Ceftriaxon
2 x 1 gr ( jam 09.00 21.00 )
Dexametason
2 x 1 amp ( jam 09.00 21.00 )
Amoxilin
3 x 1 (500 gr)
Vit C
3 x 1 (100 gr)
2.1.11. Data Fokus
2.1.11.1. Data Subjektif
a.
Klien mengatakan keluar cairan ketuban dari pervaginaan sejak malam
b.
klien mengatakan cairan ketuban yang keluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak berbau
c.
klien mengatakan perut terasa sakit dari pinggang sampai ke ari ari
d.
klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang dirasakan
e.
klien mengatakan cemas dan tidak mengetahui tentang penyakit yang di derita nya saat ini
f.
klien mengatakan nafsu makan berkurang sejak beberapa hari yang lalu
g.
klien mengatakan berat badan nya menurun
h.
klien mengatakan sudah 2 hari tidak buang air besar
i.
klien mengatakan selama di rumah sakit klien hanya beraktifitas ditempat tidur
2.1.11.2. Data Objektif
a.
klien tampak lemah
b.
klien tampak cemas
c.
porsi yang dihabiskan klien hanya porsi
d.
BB sehat 68 Kg, BB sakit 64 Kg
e.
cairan yang keluar dari vagina berwarna jernih dan tidak berbau
f.
frekuensi ganti duk klien sebanyak 5x dalam sehari
g.
nyeri yang dirasakan klien nyeri sedang dengan skala nyeri 6
h.
frekuensi tidur klien hanya 7 jam sehari
i.
aktifitas klien di rumah sakit hanya di tempat tidur
j.
therapi yg diberikan ceftriaxon 2 x 1 gr dan dexametason 2 x 1 amp
k.
DJJ bayi 135 x / i
l.
HB klien 10,4 gr %
m. klien sering bertanya tentang penyakit nya
n.
TTV
TD : 110 /80 mmhg
P : 24x/i

N : 88x/i

S : 36,2 C

2.1.12. Analisa Data


No
Data
Etiology
1
DS :
Ketuban Pecah Dini
klien mengatakan keluar cairan
ketuban dari pervaginaan sejak malam
klien mengatakan cairan ketuban yang
keluar pervaginaan berwarna jernih dan
tidak berbau
DO :
cairan ketuban yang keluar dari vagina
berwarna jernih dan tidak berbau
frekuensi ganti duk klien sebanyak 5x
dalam sehari
Therapi yg diberikan ceftriaxn 2 x 1 gr
dan dexametason 2 x 1 amp
2

DS :
klien mengatakan perut terasa sakit
dari pinggang sampai ke ari ari
klien mengatakan selama dirumah
sakit klien beraktifitas ditempat tidur
DO :
klien tampak meringis dan memegangi
perut nya
nyeri yang dirasakan klien nyeri
sedang dengan skala nyeri 6
aktifitas klien dirumah sakit ditempat
tidur
DS :
klien mengatakan cemas terhadap
penyakit yang di derita nya
klien mengatakan tidak mengetahui ttg
penyakit yang di alami nya
DO :
klien tampak cemas
klien sering bertanya tentang penyakit
nya
DS :
klien mengatakan susah tidur karena

Ketegangan otot
rahim

Problem
Resiko Infeksi

Gangguan rasa nyaman :


nyeri

Kurang
nya Ansietas
pengetahuan klien
tentang
penyakit
KPD

nyeri yang dirasakan


klien mengatakan frekuensi tidur hanya Peningkatan HIS
7 jam dalam sehari
DO :
frekuensi tidur klien hanya 7 jam sehari
klien tampak lemah

Gangguan pola istirahat :


tidur

DS :
klien mengatakan kurang nafsu makan
sejak beberapa hari yang lalu
klien mengatakan berat badan nya
menurun
Gangguan
pemenuhan
DO :
Intake yang tidak kebutuhan nutrisi
porsi makanan yang dihabiskan klien adekuat
porsi
BB sehat 68 Kg, BB sakit 64 Kg
HB klien 10,4 gr %

2.2. Diagnosa Keperawatan


2.2.1. Resiko Infeksi berhubungan dengan Ketuban Pecah Dini
2.2.2. Gangguan Rasa Nyaman:Nyeri berhubungan dengan ketegangan otot rahim
2.2.3. Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan klien tentang penyakit KPD
2.2.4. Gangguan Pola istirahat Tidur berhubungan dengan Peningkatan HIS
2.2.5. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat

2.3. Intervensi
No
Diagnosa
keperawatan
1` Resiko Infeksi b /d
Ketuban pecah dini
DS :
klien
mengatakan keluar
cairan
dari
pervaginaan
klien
mengatakan cairan
ketuban yang keluar
pervaginaan
berwarna jernih dan
tidak berbau
DO :
cairan
yang
keluar
berwarna
jernih dan tidak
berbau
frekuensi ganti
duk
klien
sebanyak 5x dalam
sehari
2

Gangguan
rasa
nyaman : nyeri b /
d ketegangan otot
rahim
DS :
klien
mengatakan perut
terasa sakit dari
pinggang ke ari ari
DO :
klien
tampak
meringis
klien
tampak
memegangi
perut

Tujuan dan kriteria


hasil
Tujuan
infeksi tidak terjadi
kriteria hasil
tidak ada keluar
lagi
cairan
dari
pervaginaan
DJJ janin normal
Leukosit
klien
kembali normal
Suhu 36 37

Tujuan
nyeri ( - )
Kriteria hasil
klien
tampak
tenang / rileks
klien
mengatakan rasa
nyeri pada perut klien
berkurang
TTV
kembali
normal
TD : 120 / 80 mmhg
N : 60 120 x/i
P :24 x /i

Intervensi

Rasional

bina hubungan saling


percaya melalui komunikasi
therapeutik
pantau keadaan umum
klien
berikan lingkungan yang
nyaman untuk klien
berikan obat sesuai order
dokter

untuk memudahkan
perawat melakukan
tindakan
untuk melihat
perkembangan
kesehatan klien
agar istirahat klien
terpenuhi
proses
penyembuhan klien

- untuk mengetahui
perkembangan umum
klien
untuk mengetahui
derajat nyeri klien dan
menentukan tindakan
yang akan dilakukan
untuk mengurangi
nyeri yang dirasakan
oleh klien
untuk memberikan
kenyaman klien
untuk mengurangi
tingkat stres klien, dan

monitor TTV klien


kaji skala nyeri ( 1 10 )
ajarkan klien teknik
relaksasi
atur posisi klien
berikan lingkungan yang
nyaman
dan
batasi
pengunjung

nya
nyeri
yang
dirasakan klien nyeri
sedang
dengan
skala nyeri 6
Ansietas b / d
kurang
nya
pengetahuan
klien tentang
penyakit KPD
DS :
klien
mengatakan cemas
terhadap
penyakit nya
klien
mengatakan tidak
mengetahui tentang
penyakit yang di
derita nya
DO :
klien
tampak
cemas
klien
sering
bertanya
tentang
penyakit nya kepada
perawat

S :36 -37

klien bisa beristirahat

Tujuan
ansietas ( - )
Kriteria hasil
klien
sudah mengerti
tentang penyakit dan
perawatan KPD
klien tidak cemas
lagi

- tinjau proses penyakit dan


harapan masa depan
dorong
klien
untuk
istirahat total
berikan
pelayanan
kesehatan
mengenai
penyakit nya

memberikan
pengetahuan
dasar
dimana klien dapat
membuat pilihan
untuk mempercepat
proses penyembuhan
agar klien mengerti
tentang bahaya nya
penyakit yang di derita
nyan

Gangguan
Pola
istirahat
Tidur
berhubungan
dengan
Peningkatan HIS
DS :
klien
mengatakan susah
tidur karena nyeri
yang dirasakan
klien

Tujuan :
- istirahat dan tidur
klien terpenuhi
Kriteria hasil :
- menunjukkan pola
tidur yang adekuat

- kaji kebiasaan pola tidur


patien
- berikan lingkungan yang
nyaman seperti keadaan
ruangan dan penerangan
ruangan
- batasi pengunjung

kebiasaan pola tidur


klien
dapat
mempengaruhi kualitas
tidur klien
agar klien merasa
nyaman
agar klien bisa
beristirahat

mengatakan
frekuensi tidur hanya
7 jam dalam sehari
DO :
frekuensi tidur
klien hanya 7 jam
sehari
klien
tampak
lemah
5

Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
berhubungan
dengan intake yang
tidak ade kuat
DS :
klien
mengatakan kurang
nafsu makan sejak
beberapa hari yang
lalu
klien
mengatakan berat
badan nya menurun
DO :
porsi makanan
yang
dihabiskan
klien porsi
BB sehat 68 Kg, BB
sakit 64 Kg

Tujuan :
- kebutuhan nutrisi
klien terpenuhi
Kriteria hasil
- tidak menunjukkan
tanda tanda mal
nutrisi
- BB dalam batas
normal
menunjukkan
pemasukan
yang
adekuat

2.4. Implementasi dan Evaluasi

- timbang BB klien
- kaji tanda tanda mal
nutrisi
- auskultasi bising usus, catat
ada nya nyeri abdomen, mua
muntah
- motivasi klien untuk
menghabiskan makanan
- berikan makanan yang
hangat dan bervariasi

untuk mnegetahui
peningkatan
atau
penurunan berat badan
klien
untuk mengetahui
indikator
kekurangan
nutrisi
gangguan
nutrisi
dapat
menyebabkan
perubahan
frekuensi
bising usus
agar nutrisi klien
terpenuhi
menambah selera
makan klien

No

Hari / tgl

Senin
16 agustus
2010

D
x
I

Jam
08.00 WIB
08.45 WIB

09.30 WIB

11.00 WIB

II

11.25 WIB
11.30 WIB
13.00 WIB

13.45 WIB

14.00 WIB

Implementasi

Evaluasi

- membina hubungan saling


percaya melalui komunikasi
therapeutik
- memantau keadaan umum klien,
seperti kesadaran klien ,cairan yg
keluar dari pervaginaan klien,
TD,N,S,P klien
R/p : cairan yg keluar dari
pervaginaan masih ada, kesadaran
baik,
- memberikan obat injeksi
Ceftriaxon 1 gr dan dexametason 1
amp ( IV )
R/p : ceftriaxon dan dexametasn
sudah diberikan
- memberikan lingkungan yang
nyaman seperti kenyamanan
ruangan dan membatasi
pengunjung
R/p : klien dapat beristirahat

S : klien mengatakan masih


ada keluar cairan dari
pervaginaan tapi tidak begitu
banyak
O : warna cairan jernih dan
tidak berbau
A : masalah belum teratasi
P : intervensi 2 4
dilanjutkan

S : klien mengatakan
pinggang sampai ke ari ari
masih terasa nyeri
O : klien tampak memegangi
- memonitor TD,N,P,S klien
pinggang dan meringis
- mengkaji skala nyeri ( 1 10 )
A : masalah belum teratasi
R/p : skala nyeri klien 6
P : intervensi 1 5
- mengajarkan klien teknik relaksasi dilanjutkan
dengan
cara
tarik
nafas
dalam sebanyak 3 x
- R/p : klien dapat melakukan teknik
relaksasi yg di ajarkan ,nyeri sedikit
berkurang
- mengatur posisi klien dengan
miring kiri saban 2 jam
R/p : klien dapat melakukan miring
kekanan dank e kiri saban 2 jam
- memberikan lingkungan yang
nyaman dg batasi pengunjung
R/p : klien merasa tenang dan dapat
beristirahat

Selasa /
17 agustus
2010

08.00 WIB

Intervensi dihentikan
Klien pulang dengan
kemauan sendiri
Pd tgl 16 agustus 2010
pukul 17.30 WIB

Você também pode gostar