Você está na página 1de 4

ATA CARNET

Ata Carnet merupakan sistem yang disepakati setelah dilaksanakannya Konvensi


ATA di Istanbul pada 30 Juli 1963 dan diotoritasi oleh International Chamber of
Commerce berupa perjanjian perizinan sementara atau paspor bagi perpindahan
sejumlah barang tanpa membutuhkan surat jaminan, pajak maupun formalitas
kepabeanan.

Penerapan

ATA

Carnet dimaksudkan

untuk

mempermudah

dan

mempercepat prosedur impor dan ekspor sementara sebagai upaya memfasilitasi dunia
bisnis internasional. Penerapan ATA Carnet dilakukan setelah Indonesia meratifikasi
Konvensi Izin Masuk/ Penerimaan Sementara (Convention on Temporary Admission),
Istanbul 1990. Barang barang yang diperbolehkan masuk ke Indonesia dengan
menggunakan ATA Carnet diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 228
tahun 2014 mengenai Impor Sementara, yaitu barang barang untuk tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk keperluan pertunjukan atau digunakan dalam pameran, pekan raya,
pertemuan atau kegiatan sejenis;
2. Untuk peralatan profesional atau tenaga ahli;
3. Untuk tujuan pendidikan, ilmu pengetahuan, atau kebudayaan;
4. Untuk keperluan pribadi wisatawan dan/atau barang yang diimpor untuk tujuan
olahraga;
5. Untuk tujuan kemanusiaan.
Selain proses perpindahan barang menjadi lebih mudah karena prosedurnya
cukup sederhana, juga akan menjadi lebih murah karena menghilangkan beban

kewajiban pembayaran Value Added Tax pada setiap kali memindahkan sebuah barang
dari satu negara ke negara lainnya.
Barang-barang yang termasuk ke dalam daftar carnets memungkinkan untuk
dilakukan ekspor dan impor sementara yang bebas pajak dalam jangka waktu hingga 1
tahun. Jika barang yang terdaftar dalam carnets melewati batas waktu maka akan
dikenakan bea dan pajak.
A. Yang bisa menggunakan ATA Carnet adalah:
1) Pebisnis
2) Teknisi
3) Penyelenggara pameran
4) Professional, batik perorangan atau tim :

Kru Film

Ahli Bedah

Arsitek

Seniman

Insinyur

Peneliti

Entertain

Grup Musik

Tim Olahraga dll

B. Persyaratan Penerbitan ATA Carnet


1) Salinan (copy) identitas diri Pemegang Carnet atau yang mewakili
2) Surat Kuasa Pemegang Carnet kepada yang mewakili
3) Salinan (copy) Kartu Tanda Keanggotaan KADIN
4) Salinan (copy) NPWP Perusahaan/ Perorangan
5) Salinan (copy) SIUP, TDP, Domisili Perusahaan
6) Dokumen Deskripsi Barang, Foto Berwarna, Keterangan dimensi barang,
negara pembuat barang, harga barang
7) Rencana Perjalanan Barang
8) Surat Undangan penyelenggaraan dari negara asal
9) Menandatangani surat pernyataan bermaterai
10) Meletakkan Jaminan

C. Aturan yang menaungi proses impor sementara ATA Carnet ini melalui:
1) Peraturan Presiden nomor 89 tahun 2014 tentang Temporary Admission of
Goods, atau ekspor-impor sementara dengan menggunakan ATA Carnet.

2) Peraturan Menteri Keuangan nomor 228/PMK.04/2014 tentang Impor


Sementara dengan Menggunakan Carnet atau Ekspor yang Dimaksudkan untuk
Diimpor Kembali Dalam Jangka Waktu Tertentu Dengan Menggunakan Carnet.
3) Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor PER-09/BC/2015 tentang
Tata Kerja Impor Sementara dengan Menggunakan Carnet atau Ekspor
Sementara yang Dimaksudkan untuk Diimpor Kembali Dalam Jangka Waktu
Tertentu dengan Menggunakan Carnet.
4) Peraturan Menteri Keuangan nomor 228 ditindaklanjuti dengan Peraturan
Menteri Keuangan nomor 386/KMK.04/2015 tentang penunjukan Kadin
sebagai lembaga penerbit penjaminan

Você também pode gostar