Você está na página 1de 34

BAB II

PEMBAHASAN
A.

Anatomi dan Fisiologi Payudara


1. Anatomi payudara
Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan IV,
secara horizontal mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris
medialis. Kelenjar susu berada di jaringan sub kutan, tepatnya diantara
jaringan sub kutan superficial dan profundus, yang menutupi muskulus
pectoralis mayor.
Ukuran normal 10-12 cm dengan beratnya pada wanita hamil
adalah 200 gram, pada wanita hamil aterm 400-600 gram dan pada
masa laktasi sekitar 600-800 gram. Bentuk dan ukuran payudara akan
bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya. Payudara menjadi besar
saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah menopause.
Pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan struma
jaringan penyangga dan penimbunan jaringan lemak.
Ada 3 bagian utama payudara, Korpus (badan), Areola, Papila
atau puting. Areola mamae (kalang payudara) letaknya mengelilingi
puting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan
dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini
tergantung dari corak kulitnya, kuning langsat akan berwarna jingga
kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya akan lebih gelap
dan kemudian menetap.
Puting susu terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung
adanya variasi bentuk dan ukuran payudara maka letaknya pun akan
bervariasi pula. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang
merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat otot polos
yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus
laktiferus akan memadat dan menyebabkan puting susu ereksi,

sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali


puting susu tersebut.
Ada empat macam bentuk puting yaitu bentuk yang
normal/umum, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted). Namun
bentuk-bentuk puting ini tidak terlalu berpengaruh pada proses laktasi,
yang penting adalah bahwa puting susu dan areola dapat ditarik
sehingga membentuk tonjolan atau dot ke dalam mulut bayi. Kadang
dapat terjadi puting tidak lentur terutama pada bentuk putting
terbenam, sehingga butuh penanganan khusus agar bayi bisa menyusu
dengan baik.

Gambar1. Macam-macam bentuk puting


Struktur payudara terdiri dari tiga bagian, yakni kulit,
jaringan subkutan (jaringan bawah kulit), dan corpus mammae.
Corpus mammae terdiri dari parenkim dan stroma. Parenkim
merupakan suatu struktur yang terdiri dari Duktus Laktiferus
(duktus), Duktulus (duktulli), Lobus dan Alveolus.
Ada 15-20 duktus laktiferus. Tiap-tiap duktus bercabang
menjadi 20-40 duktuli. Duktulus bercabang menjadi 10-100
alveolus dan masing-masing dihubungakan dengan saluran air susu
(sistem duktus) sehingga merupakan suatu pohon. Bila diikuti
pohon tersebut dari akarnya pada puting susu, akan didapatkan
saluran air susu yang disebut duktus laktiferus. Di daerah kalang

payudara duktus laktiferus ini melebar membentuk sinus laktiferus


tempat penampungan air susu. Selanjutnya duktus laktiferus terus
bercabang-cabang menjadi duktus dan duktulus, tapi duktulus yang
pada perjalanan selanjutnya disusun pada sekelompok alveoli.
Didalam alveoli terdiri dari duktulus yang terbuka, sel-sel kelenjar
yang menghasilkan air susu dan mioepitelium yang berfungsi
memeras air susu keluar dari alveoli.

Gambar 2. Payudara tampak dari samping

Gambar 3. Struktur Payudara

2. Fisiologi payudara
Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat
tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar
estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar
estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih
dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan
menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah
prolaktin hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancar. Dua reflek pada
ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu reflek prolaktin dan
reflek aliran timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi.
a. Refleks Prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, ujunga saraf peraba yang terdapat pada
puting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent
dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior
untuk mengeluarkan hormone prolaktin ke dalam darah. Melalui
sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk memproduksi
air susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang
diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi,
intensitas dan lamanya bayi menghisap.
b. Refleks Aliran (Let Down Reflex)
Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain
mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormone prolaktin
juga mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon
oksitosin. Dimana setelah oksitosin dilepas kedalam darah mengacu
otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus berkonsetraksi
sehingga memeras air susu dari alveoli, duktulus, dan sinus menuju
putting susu.
Refleks let-down dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan
atau dapat juga ibu merasakan sensasi apapun. Tanda-tanda lain letdown adalah tetesan pada payudara lain yang sedang dihisap oleh
bayi. Refleks ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu.

Gambar 4. Proses Produksi ASI (Refleks Prolaktin)


B. Dukungan Bidan dalam Pemberian Laktasi
1. Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa
jam pertama.
a. Membina hubungan/ikatan disamping bagi pemberian ASI
b. Membina rasa hangat dengan membaringkan dan menempelkan pada
kulit ibunya dan menyelimutinya
Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah
persalinan. Hal ini sangat penting apakah bayi akan mendapat ASI atau
tidak. Ini didasari oleh peran hormone pembuat ASI, antara lain hormone
prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah satu jam
persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.
Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan bayi
akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan
hormone oksitosin. Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos
untuk meremas ASI yang ada pada alveoli, lobus serta duktus yang berisi
ASI yang dikeluarkan melalui putting susu.
Apabila bayi tidak menghisap putting susu pada setengah jam
setelah persalinan, hormone prolaktin akan turun dan sulit merangsang
prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih.
2. Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul.

Perawatan yang dilakukan bertujuan untuk melancarkan sirkulasi


darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar
pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara hendaknya dimulai
sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali
sehari. Agar tujuan perawatan ini dapat tercapai, bidan melakukan
perawatan payudara. Mengupayakan tangan dan putting susu tetap bersih,
jangan mengoleskan krim, minyak, alcohol atau sabun pada putting susu.
3. Bantu ibu pada waktu pertama kali menyusui.
Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah
persalinan. Hal ini sangat penting apakah bayi akan mendapat cukup ASI
atau tidak. Ini didasari oleh peran hormon pembuat ASI, antara lain
hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah satu
jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.
Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan bayi
akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon
oksitosin. Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk
memeras ASI yang ada pada alveoli, lobus serta duktus yang berisi ASI
yang dikeluarkan melalui puting susu.
Posisi menyusui yang benar disini yang penting adalah :
a. Berbaring miring
Ini merupakan posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang
pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau nyeri.
b. Duduk
Penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada
punggung ibu dalam posisinya tegak lurus (90 derajat) terhadap
pangkuannya. Ini mungkin dapat dilakukan dengan duduk bersila di
tempat tidur atau dilantai atau duduk dikursi.
4. Bayi harus ditempatkan dekat dengan ibunya dikamar yang sama (rawat
gabung/rooming in).
Tujuan rawat gabung atau roming ini adalah :
a. Agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja dan
dimana saja dan dapat menunjukkan tanda-tanda bayi lapar

b. Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi secara benar
yang dilakukan oleh bidan, serta mempunyai bekal keterampilan
merawat bayi setelah ibu pulang ke rumahnya
c. Dapat melibatkan suami/keluarga klien secara aktif untuk membantu
ibu dalam menyusui dan merawat bayinya
5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Menyusui bayi secara tidak dijadwal (on demand), karena bayi
akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila
bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, dll) atau ibu sudah
merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan
satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong
dalam waktu 2 jam.
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena
isapan sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
Dengan menyusui tidak dijadwal sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah
banyak masalah yang mungkin timbul.

Bagi ibu menyusui yang bekerja


a. Susui bayi sesering mungkin selama ibu cuti bekerja, minimal 2 jam
sekali.
b. Susuilah bayi sebelum berangkat kerja dan segera setelah ibu tiba
dirumah, terutama pada malam hari dan selama libur dirumah.
c. Selama ditempat kerja, ASI harus dikeluarkan, lalu dimasukkan
kedalam tempat (wadah) yang bersih dan tertutup kemudian disimpan
dalam lemari es atau termos es. ASI ini dibawa pulang, simpan lagi
dalam lemari es dan diberikan oleh pengasuh kepada bayi saat ibu
bekerja esoknya. Suapkan ASI tersebut dengan sendok kecil.
d. Ibu harus cukup istirahat dan banyak minum dan makan-makanan
yang bergizi agar ASI lancar.
Dari hasil penelitian Auerbach dkk (1984) terhadap 567 ibu bekerja
juga menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI mempunyai prestasi
kerja yang meningkat.

Penelitian Cohen dkk, di Amerika pada tahun 1995 menunjukkan


bahwa ibu yang mrmberikan ASI pada bayinya lebih jarang bolos (25%)
dibandingkan ibu yang memberikan susu formula pada bayinya (75%)
karena bayi yang diberikan ASI lebih jarang sakit dibandingkan dengan
bayi yang diberikan susu formula.
6. Hanya berikan kolostrum dan ASI saja.
ASI dan kolostrum adalah makanan terbaik bagi bayi. Kolostrum
merupakan cairan kental kekuning-kuningan yang dihasilkan oleh alveoli
payudara ibu pada periode akhir atau trimester ketiga kehamilan.
Kolostrum dikeluarkan pada hari pertama setelah persalinan, jumlah
kolostrum akan bertambah dan mencapai komposisi ASI biasa/matur
sekitar 3-14 hari. Dibandingkan ASI matang, kolostrum mengandung
laktosa, lemak dan vitamin larut dalam air (vitamin B dan C) lebih rendah,
tetapi memiliki kandungan protein, mineral dan vitamin larut dalam lemak
(vitamin A,D,E,K), dan beberapa mineral (seperti seng dan sodium) yang
lebih tinggi. Kolostrum juga merupakan pencahar untuk mengeluarkan
mekonium dari usus bayi dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi
bagi makanan yang akan datang.
ASI mampu memberikan perlindungan baik secara aktif maupun
pasif, ASI juga mengandung zat anti-infeksi bayi akan terlindung dari
berbagai macam infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur
atau parasit. Pemberian ASI sangat dianjurkan, terlebih saat 4 bulan
pertama, tetapi bila memungkinkan sampai 6 bulan yang dilanjutkan
sampai usia 2 tahun dengan makanan padat.
Banyak keunggulan dari ASI yang penting disampaikan oleh bidan
pada ibu menyusui, untuk memacu agar ibu menyusui lebih bersemangat
dalam memberikan ASI pada bayinya.
Makanan lain termasuk air dapat membuat bayi sakit dan
menurunkan persediaan ASI ibunya karena ibu memproduksi ASI
tergantung pada seberapa banyak ASInya dihisap oleh bayi. Bila minuman

lain atau air diberikan, bayi tak akan merasa lapar sehingga ia tak akan
menghisap.
7. Hindari susu botol dan dot empeng.
Secara psikologis, bayi yang disusui oleh ibunya sejak dini sudah
terlatih bahwa untuk mendapatkan sesuatu harus ada usaha yang
dilakukan, semakin kuat usaha yang dilaksanakan maka semakin banyak
yang diperoleh. Berbeda dengan bayi yang menggunakan susu botol dan
kempengan, dari awal sudah membiasakan bayi dengan menyuapi.
Kebiasaan ini akan terbentuk pribadi anak menjadi malas dan kurang
berusaha, sehingga sangat merugikan bayi yang akhirnya bayi akan
mengalami bingung puting, ini terjadi bila bayi pada saat menyusui
bersikap pasif (menunggu suapan ASI), sedangkan ASI tidak akan keluar.
Pada akhirnya bayi kecewa dan menyusu dengan berkali-kali melepas
isapan atau terputus-putus seperti menyusu pada botol sedangkan
mekanisme menghisap botol atau kempengan berbeda dari mekanisme
menghisap puting susu payudara ibu.
C. Manfaat Pemberian ASI
1. Bagi bayi
a. Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kanaikan berat badan
yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik,
dan mengurangi kemungkinan obesitas.
Ibu-ibu yang diberi penyuluhan tentang ASI dan laktasi,
umumnya berat badan bayi (pada minggu pertama kelahiran) tidak
sebanyak ibu-ibu yang tidak diberi penyuluhan. Alasannya aialah
bahwa kelompok ibu-ibu tersebut segera menghentikan ASI nya
setelah melahirkan. Frekuensi menyusui yang sering (tidak dibatasi)
juga dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan lebih
banyak sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit.
b. Mengandung antibodi
Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai
berikut :

Apabila ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk


antibodi dan akan disalurkan dengan bantuan jaringan limposit.
Antibodi di payudara disebut mammae associated immunocompetent
lymphoid tissue (MALT). Kekebalan terhadap penyakit saluran
pernafasan

yang

ditransfer

disebut

Bronchus

associated

immunocompetent lymphoid tissue (BALT) dan untuk penyakit saluran


pencernaan ditransfer melalui Gut associated immunocompetent
lymphoid tissue (GALT).
Dalam tinja bayi yang mendapat ASI terdapat antibodi terhadap
bakteri E. coli dalam konsentrasi yang tinggi sehingga jumlah bakteri
E. coli dalam tinja bayi tersebut juga rendah. Di dalam ASI kecuali
antibodi terhadap enterotoksin E. coli. Juga pernah dibuktikan adanya
antibodi terhadap salmonella typhi, shigela dan antibodi terhadap
virus, seperti rota virus, polio dan campak.
c. ASI mengandung komposisi yang tepat
Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu
terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi
yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama.
d. Mengurangi kejadian karies dentis
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula
jauh lebih tinggi disbanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan
menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur
menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula dan
menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi.
e. Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara
ibu dan bayi
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi,
kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan
psikomotor maupun sosial yang labih baik.
f. Terhindar dari alergi

Pada bayi baru lahir system IgE belum sempurna. Pemberian


susu formula akan merangsang aktivasi system ini dan dapat
menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian
protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi
kemungkinan alergi.

g. ASI meningkatkan kecerdasan bayi


Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung
omega 3 untyuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi
yang mendapat asi eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari
rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan
terhindar dari kerusakan sel-sel sarat otak.
h. Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi
karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara
Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab mal oklusi rahang
adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu
dengan botol dan dot.
2. Bagi ibu
a. Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung saraf
sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin.
Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya
tidak ada ovulasi.
Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98%
metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah
kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi
menstruasi kembali.
b. Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus
dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid

dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi


anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang
menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui.
Mencegah kanker hanya dapaar diperoleh ibu yang menyusui
anaknya

secara

eksklusif.

Penelitian

membuktikan

ibu

yang

memberikan ASI secara eksklusif memiliki resiko terkena kanker


payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil disbanding yang tidak
menyusui secara eksklusif.
c. Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih
cepat kembali ke berat nadan semula seperti sebelum hamil. Pada saat
hamil, badan bertambah berat, selain karena ada janin, juga karena
penimbunan lemak pada tubuh, cadangan lemak ini sebetulnya
memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI.
Nah, dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak
lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sibagai cadangan tenaga
akan terpakai. Logikanya, jika timbunan lemak manyusut, berat badan
ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil.
d. Aspek psikologis
Keuntunagn menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi,
tetapui juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa
yang dibutuhkan oleh semua manusia.
3. Bagi keluarga
a. Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya
digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk
keperluan lain. Penghematan juga disebabkan karena bayi yang
mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.

b. Aspek psikologi

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih


jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan
hubungan bayi dengan keluarga.
c. Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja
dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak,
botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang
lain.
4. Bagi Negara
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI
menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak
menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI
melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis
media, dan infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah.
Kejadian diare paling tinggi terdapat pada anak di bawah 2
tahun dengan penyebab rotavirus. Anak yang tetap diberikan ASI,
mempunyai volume tinja lebih sedikit, frekuensi diare lebih sedikit,
serta lebih cepat sembuh disbanding anak yang tidak mendapat ASI.
Manfaat ASI, kecuali karena adanya zat antibodi, juga nutrien yang
berasal dari ASI seperti asam amino, dipeptid, heksose menyebabkan
penyerapan natrium dan air lebih banyak, sehingga mengurangi
frekuensi diare dan volume tinja. Bayi yang diberi ASI ternyata juga
terlindungi dari diare karena kontaminasi makanan yang tercemar
bakteri lebih kecil, mendapatkan antibodi terhadap Shigela dan
imunitas seluler dari ASI, memacu pertumbuhan flora usus yang
berkompetisi terhadap bakteri. Adanya antibodi terhadap Helicobacter
jejuni dalam ASI melindungi bayi dari diare oleh mikroorganisme
tersebut. Anak yang tidak mendapat ASI mempunyai resiko 2-3 kali
lebih besar menderita diare karena Helicobacter jejuni disbanding anak
yang mendapat ASI.

b. Menghemat devisa Negara


ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu
menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar
yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.
c. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung
akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi
persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang
diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih
jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan anak yang mendapatkan
susu formula.
d. Peningkatan kualitas generasi penerus
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara
optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.
D. Komposisi Gizi dalam ASI
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan
stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam :
1. Kolostrum
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi
lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuningkuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI mature, bentuknya agak
kasar karenan mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel, dengan kasiat
kolostrum sebagai berikut :
a. Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan
siap untuk menerima makanan
b. Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin
sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi
c. Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi
dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6
bulan.
2. ASI masa transisi
ASI yang dihasilkan mulai dari hari ke-4 sampai hari ke-10
3. ASI mature
ASI yang dihasilkan mulai dari hari ke-10 sampai seterusnya

Untuk lebih jelas perbedaan kadar gizi yang dihasilkan kolostrum, ASI
transisi dan ASI mature dapat dilihat pada tebel berikut ini :
Tabel 1. Komposisi kandungan ASI
Kandungan
Kolostrum
Energi (Kg kla)
57,0
Laktosa (gr/100 ml)
6,5
Lemak (gr/100 ml)
2,9
Protein (gr/100 ml)
1,195
Mineral (gr/100 ml)
0,3
Imunoglobulin :
Ig A (mg/100 ml)
335,9
Ig G (mg/100 ml)
5,9
Ig M (mg/100 ml)
17,1
Lisosim (mg/100 14,2-16,4
ml) 420-520
Laktoferin

Transisi
63,0
6,7
3,6
0,965
0,3
-

ASI Matur
65,0
7,0
3,8
1,324
0,2
119,6
2,9
2,9
24,3-27,5
250-270

Tabel 2. Perbedaan komposisi ASI, susu sapid an susu formula


Komposisi/ 100 ml
Kalori
Protein
Lactalbumin (%)
Kasein (%)
Air (ml)
Lemak (gr)
Karbohidrat
Ash (gr)

ASI
matur
75
1,2
80
20
87,1
4,5
7,1
0,1

Na
K
Ca
P
Mg

16
53
33
14
4

Susu
sapi
69
3,5
18
82
87,3
3,5
4,9
0,72

Susu formula
67
1,5
60
40
90
3,8
6,9
0,34

Mineral
50
144
128
93
13

21
69
46
32
5,3

Fe
Zn

0,05
0,15

Trace
0,04

1,3
0,42

Vitamin
A (iu)
182
C (mg)
5
D (iu)
2,2
E (iu)
0,08
Thiamin (mg)
0,01
Riboflavin (mg)
0,04
Niacin (mg)
0,2
Ph
Alkaline
Acid
Bacteria iontent
Sterile

140
1
42
0,04
0,04
0,03
0,17

210
5,3
42
0,04
0,04
0,06
0,7

Acid
Nonsterile sterile

E. Upaya Memperbanyak ASI


Upaya untuk memperbanyak ASI antara lain :
1. Pada minggu-minggu pertama harus lebih sering menyusui untuk
merangsang produksinya
2. Berikan bayi, kedua belah dada ibu tiap kali menyusui, juga untuk
merangsang produksinya
3. Biarkan bayi mengisap lama pada tiap buah dada. Makin banyak dihisap
makin banyak rangsangannya
4. Jangan terburu-buru memberi susu formula bayi sebagai tambahan.
Perlahan-lahan ASI akan cukup diproduksi
5. Ibu dianjurkan minum yang banyak (8-10 gelas/hari) baik berupa susu
maupun air putih, karena ASI yang diberikan pada bayi mengandung
banyak air
6. Makanan ibu sehari-hari harus cukup dan berkualitas, baik untuk
menunjang pertumbuhan dan menjaga kesehatan bayinya. Ibu yang sedang
menyusui harus dapat tambahan energi, protein, maupun vitamin dan
mineral. Pada 6 bulan pertama masa menyusui saat bayi hanya mendapat
ASI saja, ibu perlu tambahan nutrisi 700 kalori/hari. Bulan berikutnya 500
kalori/hari dan tahun kedua 400 kalori/hari.
7. Ibu harus banyak istirahat dan banyak tidur, keadaan tegang dan kurang
tidur dapat menurunkan produksi ASI
8. Jika jumlah ASI yang diproduksi tidak cukup, maka dapat dicoba dengan
pemberian obat pada ibu, seperti tablet Moloco B12 untuk menambah
produksi ASI nya.

F. Tanda bayi cukup ASI


1. Dengan pemeriksaan kebutuhan ASI dengan cara menimbang BB bayi
sebelum mendapatkan ASI dan sesudah mium ASI dengan pakaian yang
sama, dan selisih berat penimbangan dapat diketahui banyaknya ASI
yang masuk dengan konvera kasar 1 gr BB-1 ml ASI.
2. Secara subyektif dapat dilihat dari pengamatan dan perasaan ibu yaitu
bayi merasa puas, tidur pulas setelah mendapat ASI dan ibu merasakan
ada perubahan tegangan pada payudara pada saat menyusui bayinya ibu
merasa ASI mengalir deras.
3. Sesudah menyusui tidak memberikan reaksi apabila dirangsang (disentuh
pipinya, bayi tidak mencari arah sentuhan).
4. Bayi tumbuh dengan baik:
5. Pada bayi minggu I: karena ASI banyak mengandung air, maka salah satu
tanda adalah bayi tidak dehidrasi, antara lain:
a. kulit lembab kenyal
b. turgor kulit negatif
c. jumlah urin sesuai jumlah ASI/PASI yang diberikan/24 jam.
(kebutuhan ASI bayi mulai 60 ml/kg BB/hari, setiap hari bertambah
mencapai 200 1/kg BB/hari, pada hari ke 14).
d. Selambat-lambatnya sesudah 2 minggu BB waktu lahir tercapai lagi.
e. Penurunan BB faali selama 2 minggu sesudah lahir tidak melebihi
10% BB waktu lahir.
f. Usia 5-6 bulan BB mencapai 2x BB waktu lahir. 1 tahun 3x waktu
lahir dan 2 tahun 4 lahirnya. Naik 2 kg/tahun atau sesuai dengan
kurve KMS.
g. BB usia 3 bulan +20% BB lahir= usia 1 tahun+50% BB lahir.
G. ASI Ekslusif
1. Pengertian
ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara
eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, sejak usia 30 menit post natal
(setelah lahir) sampai usia 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti:
susu formula,sari buah, air putih, madu, air the, dan tanpa tambahan
makanan padat seperti buah-buahan, biskuit, bubur susu, bubur nasi dan
nasi tim.

2. Manfaat ASI
Bagi Bayi
a. ASI sebagai nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna
baik kualitas maupun kuantitasnya.melalui penatalaksanaan menyusui
yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi
kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan.
ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
b. ASI sebagai kekebalan
Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan zat kekebalan dari
ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut akan cepat sekali
menurun segera setelah bayi lahir, padahal bayi sampai usia beberapa
bulan tubuh bayi belum dapat membentuk sendiri zat kekebalan secara
sempurna. Oleh karena itu, kadar zat kekebalan di dalam tubuh bayi
menjadi rendah. Hal ini akan tertutupi jika bayi menkonsumsi ASI.
ASI mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari
bahaya penyakit dan infeksi, seperti: diare, infeksi telinga, batuk,
pilek, dan penyakit alergi (Roesli, 2000;Depkes 2001). Angka
morbiditas dan mortalitas bayi yang diberi ASI eksklusif jauh lebih
kecil dibanding bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif.
c. ASI meningkatkan kecerdasan bayi
Bulan-bulan pertama kehidupan bayi sampai dengan usia 2
tahun adalah periode dimana terjadi pertumbuhan otak yang sangat
pesat. Periode ini tidak akan terulang lagi selama masa tumbuh
kembang anak. Oleh karena itu kesempatan ini hendaknya
dimanfaatkan sebaik-baiknya agar otak bayi dapat tumbuh optimal
dengan kualitas yang optimal. Pertumbuhan otak adalah faktor utama

yang mempenmgaruhi perkembangan kecerdasan. Sementara itu


pertumbuhan otak sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang diberikan
kepada bayi baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Nutrisi
utama untuk pertumbuhan otak antara lain: Taurin, Lactosa, DHA,
AA, Asam Omega-3, dan Omega-6. Semua nutrisi yang dibutuhkan
untuk itu, bisa didapatkan dari ASI.
d. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang
Pada waktu menyusu, bayi berada sangat dekat dalam dekapan
ibunya. Semakin sering bayi berada dalam dekapan ibunya,maka bayi
akan semakin merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa
aman, tentram, dan nyaman terutama karena masih dapat mendengar
detak jantung ibunya yang telah dikenalnya sejak dalam kandungan.
Perasaan terlindungi dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar
perkembangan emosi bayi dan membentuk ikatan yang erat antara ibu
dan bayi.
Selain 4 manfaat pokok di atas, ada beberapa manfaat lain
pemberian ASI bagi bayi yaitu Asi mudah dicerna karena mengandung
enzi pencernaan sehingga bayi yang diberi ASI tidak mengalami
obstipasi (sembelit), dan ASI tidak memberatkan fungsi saluran
pencernaan dan ginjal yang belum sempurna. ASI juga menunjang
perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat
bisa jalan, membantu pembentukan rahang yang bagus, meningkatkan
daya penglihatan dan kepandaian bicara, mencegah obesitas
(kegemukan) pada bayi, dan mencegah anemia akibat kekurangan zat
besi. Selain itu, ASI mengurangi resiko terkena penyakit diabetes,
kanker pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan menderita
penyakit jantung.
Manfaat Menyusui Bagi Ibu

a. Mengurangi pendarahan dan anemia setelah melahirkan serta


mempercepat

pemulihan rahim ke bentuk semula

Menyusui bayi segera setelah melahirkan akan meningkatkan


kadar oksitosin di dalam tubuh ibu. Oksitosin berguna untuk proses
konstriksi/penyempitan

pembuluh

darah

di

rahim

sehingga

pendarahan akan lebih cepat berhentisehingga kemungkinan


terjadinya perdarahan dapat berkurang. Hal ini juga dapat
mengurangi terjadinya anemia pada ibu. Selain itu kadar oksitosin
yang meningkat juga sangat membantu mempercepat rahim kembali
mendekati ukuran seperti sebelum hamil.
b. Menjarangkan kehamilan
Menyusui/memberikan ASI pada bayi merupakan cara
kontrasepsi alamiah yang aman, murah, dan cukup berhasil.
c. Lebih cepat langsing kembali
Menyusui memerlukan energi yang besar. Tubuh ibu akan
mengambil sumber energi dari lemak-lemak yang tertimbun selama
hamil terutama di bagian paha dan lengan atas, sehingga berat badan
ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan semula.
d. Mengurangi kemungkinan menderita kanker
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan
mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara dan akan
mengurangi resiko ibu terkena penyakit kanker indung telur.
e. Lebih ekonomis dan murah
ASI adalah jenis makanan bermutu yang murah dan
sederhana yang tidak memerlukan perlengkapan menyusui sehingga
dapat menghemat pengeluaran. Bayi yang diberi ASI eksklusif
mempunyai daya tahan tubuh yang kuat, sehingga bayi akan
terhindar dari berbagai macam penyakit dan infeksi. Hal tersebut
akan menghemat pengeluaran untuk berobat ke dokter atau rumah
sakit.
f. Tidak merepotkan dan hemat waktu

ASI sangt mudah diberikan tanpa harus menyiapkan atau


memasak air, juga tanpa harus mencuci botol.ASI mempunyai suhu
yang tepat sehingga dapat langsung diminumkan pada bayi, tanpa
perlu khawatir terlalu panas atau dingin. ASI dapat diberikan kapan
saja, dimana saja dan tidak perlu takut persediaan habis.
g. Portabel dan praktis
ASI mudah di bawa kemana-mana (portabel), siap kapan saja
dan dimana saja bila dibutuhkan. Pada saat berpergian tidak perlu
membawa peralatan untuk membuat susu dan tidak perlu membawa
alat listrik untu memasak atau menghangatkan susu serta tidak perlu
takut basi karena ASI di dalam payudara ibu tidak akan pernah basi.
h. Memberi kepuasan kepada ibu
Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasa
puas, bangga dan bahagia yang mendalam.
H. Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara
terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan
pengeluaran ASI. Perawatan payudara adalah perawatan payudara setelah ibu
melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan untuk
merawat payudara agar air susu keluar dengan lancar (Suririnah, 2007).
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa
menyusui. Hal ini dikarenakan payudara merupakan satu-satu pengahasil ASI
yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus
dilakukan sedini mungkin.
Tujuan Perawatan Payudara
1. Memelihara hygene payudara
2. Melenturkan dan menguatkan puting susu
3. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan
bayi
4. Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk
payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik.

5. Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet
sewaktu dihisap oleh bayi.
6. Melancarkan aliran ASI
7. Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan
sehingga siap untuk disusukan kepada bayinya.
Waktu Pelaksanaan
1. Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah melahirkan
2. Dilakukan minimal 2x dalam sehari
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan payudara adalah :
1. Potong kuku tangan sependek mungkin,serta kikir agar halus dan tidak
melukai payudara.
2. Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan.
3. Lakukan pada suasana santai,misalnya pada waktu mandi sore atau
sebelum berangkat tidur.
Persyaratan Perawatan Payudara
1. Pengurutan harus dikerjakan secara sistematis dan teratur minimal dua kali
dalam sehari.
2. Memperhatikan makanan dengan menu seimbang
3. Memperhatikan kebersihan sehari-hari
4. Memakai BH yang bersih dan bentuknya yang menyokong payudara
5. Menghindari rokok dan minuman beralkohol
6. Istirahat yang cukup dan pikiran yang tenang.
Alat yang Digunakan
1. Minyak kelapa atau baby oil
2. Handuk kering
3. Washlap
4. Baskom
5. Air hangat dan air dingin
6. Cawan

Teknik Perawatan Payudara


1. Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil selama
5 menit, kemudian puting susu dibersihkan
2. Tempelkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara.

3. Pengurutan dimulai kearah atas, kesamping, lalu kearah bawah.Dalam


pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak tangan kanan
kearah sisi kanan.
4. Pengurutan diteruskan kebawah,kesamping selanjutnya melintang, lalu
telapak tangan mengurut kedepan kemudian kedua tangan dilepaskan
dari payudara,ulangi gerakan 20-30 kali
5. Tangan kiri menopang payudara kiri, lalu tiga jari tangan kanan membuat
gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara sampai
pada puting susu.Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan,
lakukan dua kali gerakan pada tiap payudara.
6. Satu tangan menopang payudara, sedangkan tangan yang lain mengurut
payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah putting susu.
Lakukan tahap yang sama pada kedua payudara. Lakukan gerakan ini
sekitar 30 kali.
7. Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin
bergantian selama 5 menit,keringkan payudara dengan handuk bersih
kemudian gunakan BH yang bersih dan menopang.
I. Cara Menyusui yang Benar
Teknik menyusui adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan
oleh seorang ibu kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi
tersebut. Posisi yang tepat bagi ibu untuk menyusui. Duduklah dengan posisi
yang enak atau santai, pakailah kursi yang ada sandaran punggung dan lengan
. Gunakan bantal untuk mengganjal bayi agar bayi tidak terlalu jauh dari
payudara ibu.
Cara memasukkan puting susu ibu kemulut bayi
Bila dimulai dengan payudara kanan, letakkan kepaada bayi pada siku
bagian dalam lengan kanan, badan bayi menghadap kebadan ibu. Lengan kiri
bayi diletakakan diseputar pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang
pantat/paha kanan bayi, sangga payudara kanan ibu dengan empat jari tangan

kiri, ibu jari diatasnya tetapi tidak menutupi bagian yang berwarna hitam
(areola mamae), sentuhlah mulut bayi dengan puting payudara ibu Tunggu
sampai bayi membuka mulutnya lebar. Masukkan puting payudara secepatnya
ke dalam mulut bayi sampai bagian yang berwarna hitam.
Teknik Melepaskan Hisapan Bayi
Setelah selesai menyusui kurang lebih selama 10 menit, lepaskan hisapan
bayi dengan cara:
1. Masukkan jari kelingking ibu yang bersih kesudut mulut bayi
2. Menekan dagu bayi ke bawah
3. Dengan menutup lubang hidung bayi agar mulutnya membuka
4. Jangan menarik putting susu untuk melepaskan.
Cara Menyendawakan Bayi Setelah Minum ASI
Setelah bayi melepaskan hisapannya, sendawanya bayi sebelum menyusukan
dengan payudara yang lainnya dengan cara:
1. Sandarkan bayi dipundak ibu, tepuk punggungnya dengan pelan sampai
bayi bersendawa
2. Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu sambil digosok punggungnya.
Tanda-Tanda Teknik Menyusui Sudah Baik Dan Benar
1. Bayi dalam keadaan tenang
2. Mulut bayi terbuka lebar
3. Bayi menempel betul pada ibu
4. Mulut dan dagu bayi menempel pada payudara
5. Sebagian besar areola mamae tertutup oleh mulut bayi
6. Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat
7. Kuping dan lengan bayi berada pada satu garis.
Gambar teknik menyusui yang benar

J. Masalah dalam Pemberian ASI


1. Putting susu nyeri
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan
sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan
puting susu ibu benar, perasaan nyeri akan hilang.
Cara menangani :
a. Pastikan posisi ibu menyusui sudah benar.
b. Mulailah menyusui pada puting susu yang tidak sakit guna membantu
mengurangi sakit pada puting susu yang sakit.
c. Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI oleskan di puting susu
dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting
susu kering.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah rasa nyeri puting susu
ketika menyusui :
a. Santai ketika menyusui, harus santai dan tenang saat menyusui. Hal
ini akan membantu meningkatkan aliran air susu ibu. Meletakkan kain
basah yang hangat pada payudara atau mengambil shower hangat
untuk mengguyur payudara setelah menyusui.
b. Jangan menarik isapan bayi sebelum bayi benar-benar selesai
menetek, memastikan bayi tidak lagi menetek sebelum melepaskan
dari payudara. Untuk menghentikan bayi dari anak susuan, melalui

sudut mulut bayi memasukkan jari ke dalam mulutnya. Ini akan


melepaskan isapan bayi dari payudara dan dapat dengan mudah
mengangkat atau menarik bayi dari puting susu.
c. Mencari posisi yang nyaman saat menyusui
Karena tidak nyaman saat menyusui bisa membuat cemas, dan
mengurangi atau menghentikan aliran susu. Belajar posisi menyusui
yang nyaman dan benar. Menggunakan salah satu jari dari posisi
tersebut setiap kali menyusui bayi. Jika bayi tidak dalam posisi yang
tepat ia mungkin memiliki masalah dalam penghisapan. Bayi mungkin
tidak mendapatkan cukup susu dan menyedit dengan keras. Hal ini
dapat menyebabkan sakit atau mengubah bentuk puting untuk
beberapa menit.
d. Memastikan mulut bayi santai saat menyusui, jika bayi menyusu
terlalu keras maka puting menjadi sakit, anda perlu membuat santai
mulut bayi. Untuk melakukan ini ibu perlu memijat rahang bawah
telinga bayi. Stroke adalah gerakan untuk beristirahat dan melebarkan
mulut bayi. Ibu dapat menarik perlahan-lahan bayi ke bawah
menggunakan jari. Hal ini memungkinkan istirahatnya lidah, gusi dan
puting susu. Tarik kepala bayi sehingga rahangnya ada di belakang
puting susu, dengan cara ini susu dapat terjepit dan tidak akan cukup
susu mengalir keluar.
e. Menggunakan perangkat untuk menyusui dengan benar, membaca
petunjuk yang ada pada saat menggunakan perangkat dan menjaga
selalu tetap bersih. Jika ada alat yang menyebabkan cedera pada
payudara, maka penggunaannya harus dihentikan. Ibu mungkin
memerlukan bantuan untuk mempelajari bagaimana cara penggunaan
alat. Cedera ini meningkatkan risiko untuk kerusakan dan infeksi
puting.
2. Putting susu lecet
Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi
lecet.

Umumnya

menyusui

akan

menyakitkan

kadang-kadang

mengeluarkan darah. Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi


menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh trush (candidates)
atau dermatitis.
Cara menangani :
a. Cari penyebab puting lecet (posisi menyusui salah, candidates atau
dermatitis)
b. Obati penyebab puting susu lecet terutama perhatikan posisi
menyusui
c. Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri diatas tadi
d. Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu
sakit
e. Olesi puting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali
memberikan obat lain, sperti krim, salep, dan lain-lain
f. Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu
kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam
waktu sekitar 2x24 jam
g. Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan
dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri
h. Cuci payudara sehari sekali saja dan tidak dibenarkan untuk
menggunakan dengan sabun
i. Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang
sakit untuk sementara untuk memberi kesempatan lukanya
menyembuh
j. Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan
dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran
pembentukan ASI
k. Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas jangan menggunakan
dot
l. Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan
waktu yang lebih singkat
m. Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu rujuk ke puskesmas.

3. Payudara bengkak
Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa
penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara
bersamaan dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah banyak.
Penyebab Bengkak
a. Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah
b. Produksi ASI berlebihan
c. Terlambat menyusui
d. Pengeluaran ASI yang jarang
e. Waktu menyusui yang terbatas
Perbedaan payudara penuh dan payudara bengkak :
Payudara Penuh
Rasa berat pada payudara, panas

Payudara Bengkak
Payudara oedema, sakit, puting

dan keras. Bila diperiksa ASI

susu kencang, kulit mengkilat

keluar dan tidak demam

walau tidak merah, dan bila


diperiksa/diisap ASI tidak keluar.
Badan biasa demam setelah 24 jam
Untuk mencegah maka
diperlukan : menyusui dini,
perlekatan yang baik, menyusui
on demand. Bayi harus lebih
sering disusui. Apabila terlalu
tegang atau bayi tidak dapat
menyusu sebaiknya ASI
dikeluarkan terlebih dahulu.

Merangsang refleks oksitosin


a. Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit
b. Ibu harus rileks
c. Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)
d. Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kearah
tengah)

e. Stimulasi payudara dan putting


f. Kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi oedema
g. Memakai BH yang sesuai
h. Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik
Cara mengatasinya :
a. Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa
batas waktu
b. Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan
atau pompa ASI yang efektif
c. Sebelum menyusui untuk merangsang refleks oksitosin dapat
dilakukan : kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit, massage
payudara, massage leher dan punggung
d. Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedema.
4. Mastitis atau Abses payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah,
bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas,suhu tubuh meningkat.
Di dalam terasa ada masa padat (lump) dan diluarnya kulit menjadi
merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan
diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini
disebabkan kurangnya ASI dihisap/dikeluarkan atau pengisapan yang
tidak efektif. Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari
atau karena tekanan baju/BH.
Tindakan yang dapat dilakukan :
a. Kompres hangat/panas dan pemijatan
b. Rangsangan oksitosin, dimulai pada payudara yang tidak sakit yaitu
stimulasi puting susu, pijat leher, punggung, dll
c. Pemberian antibiotik : Flucloxacilin atau erythromycin selama 7-10
hari

d. Bila perlu bisda diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang
rasa nyeri
e. Kalau terjadi abses sebaiknya tidak disusukan karena mungkin perlu
tindakan bedah.
A. Latihan
1. Sebutkan manfaat pemberian ASI bagi Ibu dan Bayi !
2. Jelaskan cara memperbanyak ASI !
3. Jelaskan Tujuan Perawatan Payudara !
B. Rangkuman
1. Manfaat ASI
a)
Bagi bayi :
Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik
Mengandung antibody
ASI mengandung komposisi yang tepat
Mengurangi kejadian karies dentis
Terhindar dari alergi
ASI meningkatkan kecerdasan
b) Bagi Ibu

Aspek kontrasepsi

Aspek kesehatan ibu

Aspek penurunan berat badan

Aspek psikologis

2. Cara Memperbanyak ASI

Pada minggu-minggu pertama harus lebih sering menyusui untuk

merangsang produksinya
Berikan bayi, kedua belah dada ibu tiap kali menyusui, juga untuk

merangsang produksinya
Biarkan bayi mengisap lama pada tiap buah dada. Makin banyak

dihisap makin banyak rangsangannya


Jangan terburu-buru memberi susu formula bayi sebagai tambahan.

Perlahan-lahan ASI akan cukup diproduksi


Ibu dianjurkan minum yang banyak (8-10 gelas/hari) baik berupa
susu maupun air putih, karena ASI yang diberikan pada bayi
mengandung banyak air

Makanan ibu sehari-hari harus cukup dan berkualitas, baik untuk


menunjang pertumbuhan dan menjaga kesehatan bayinya. Ibu yang
sedang menyusui harus dapat tambahan energi, protein, maupun
vitamin dan mineral. Pada 6 bulan pertama masa menyusui saat
bayi hanya mendapat ASI saja, ibu perlu tambahan nutrisi 700
kalori/hari. Bulan berikutnya 500 kalori/hari dan tahun kedua 400

kalori/hari.
Ibu harus banyak istirahat dan banyak tidur, keadaan tegang dan

kurang tidur dapat menurunkan produksi ASI


Jika jumlah ASI yang diproduksi tidak cukup, maka dapat dicoba
dengan pemberian obat pada ibu, seperti tablet Moloco B12 untuk
menambah produksi ASI nya.

3. Jelaskan Tujuan Perawatan Payudara :

Memelihara hygene payudara


Melenturkan dan menguatkan puting susu
Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk

kebutuhan bayi
Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir

bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik.


Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan

lecet sewaktu dihisap oleh bayi.


Melancarkan aliran ASI
Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat

dikeluarkan sehingga siap untuk disusukan kepada bayinya.


C. Penutup
1. Tes Formatif, Kunci Jawaban, Pedoman Penskoran
a. Tes Formatif
1. Jelaskan tehnik melepaskan hisapan bayi.
2. Tanda tanda tehnik menyusui yang baik dan benar
3. Sebutkan tujuan Perawatan Payudara
4. Sebutkan penyebab payudara bengkak
5. Bagaimana cara menangani putting susu lecet?
b. Kunci Jawaban
1.

Cara melepaskan hisapan bayi yaitu :

a) Masukkan jari kelingking ibu yang bersih kesudut mulut bayi


b) Menekan dagu bayi ke bawah
c) Dengan menutup lubang hidung bayi agar mulutnya membuka
d) Jangan menarik putting susu untuk melepaskan.
2. Tanda tanda tehnik menyusui yang baik dan benar
a) Bayi dalam keadaan tenang
b) Mulut bayi terbuka lebar
c) Bayi menempel benar pada ibu
d) Mulut dan dagu bayi menempel pada payudara
e) Sebagian besar areola mamae tertutup oleh mulut bayi
f) Kuping dan lengan bayi berada pada satu garis.
3. Tujuan perawatan payudara :
a) Memelihara hygene payudara
b) Melenturkan dan menguatkan puting susu
c) Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk
kebutuhan bayi
d) Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu
khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga
kurang menarik.
e) Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan
lecet sewaktu dihisap oleh bayi.
f) Melancarkan aliran ASI
g) Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat
dikeluarkan sehingga siap untuk disusukan kepada bayinya.
4. Penyebab payudara bengkak :
a) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah
b) Produksi ASI berlebihan
c) Terlambat menyusui
d) Pengeluaran ASI yang jarang
e) Waktu menyusui yang terbatas
5. Cara menangani putting susu lecet :
a) Cari penyebab puting lecet (posisi menyusui salah, candidates
atau dermatitis)
b) Obati penyebab puting susu lecet terutama perhatikan posisi
menyusui
c) Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri diatas tadi

d) Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak


begitu sakit
e) Olesi puting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekalikali memberikan obat lain, sperti krim, salep, dan lain-lain
f) Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara
waktu kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh
sendiri dalam waktu sekitar 2x24 jam
g) Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap
dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat
pompa karena nyeri
h) Cuci payudara sehari sekali saja dan tidak dibenarkan untuk
menggunakan dengan sabun
i) Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara
yang sakit untuk sementara untuk memberi kesempatan
lukanya menyembuh
j) Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan
(jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan
kelancaran pembentukan ASI
k) Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas jangan
menggunakan dot
l) Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula
dengan waktu yang lebih singkat
m) Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu rujuk ke puskesmas.
c. Pedoman Penskoran
No
1
2
3
4
5

Kriteria Jawaban
Jawaban disebutkan dan dijelaskan secara benar
Jawaban disebutkan dan dijelakan secara lengkap dan benar
Jawaban diuraikan secara jelas
Jawaban disebutkan dan dan dijelaskan secara urut
Jawaban diuraikan dengan benar
Skor total

2. Tindak Lanjut

Skor
20
20
20
20
20
100

a. Cari bagaimana penanganan dari masalah dalam pemberian ASI sesuai


dengan fakta kasus yang ada.
b. Membuat rangkuman materi.
c. Membuat kliping tentang cara menyusui yang benar.
d. Membuat leaflet tentang ASI eksklusif.

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati & Wulandari. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :
Mitra Cendikia Press
Bobak Irene, Lowdermik Deitra Leonard, Jensen Margaret Duncan. 2005.
Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC
Firdaus, dkk. (1996). Pola pemberian ASI pada bayi umur 0-12 bulan dan
beberapa aspek sosial keluarga pengunjung poliklinik rumah sakit
tapaktuan. Makalah Kedokteran Indonesia; 46 (12): 666-672

Você também pode gostar