Você está na página 1de 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Indonesia termasuk negara berstruktur tua, hal ini dapat dilihat dari persentase

penduduk lansia tahun 2008, 2009 dan 2012 telah mencapai di atas 7% dari keseluruhan
penduduk, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. struktur penduduk yang menua tersebut
merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan manusia secara global
dan nasional. Keadaan ini berkaitan dengan adanya perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi
sosial masyarakat yang meningkat. Dengan demikian, peningkatan jumlah penduduk lanjut
usia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai tantangan
dalam pembangunan.1

Gambar 1. Persentase Penduduk Lansia di Dunia, Asia, dan Indonesia Tahun 1950 - 20501

Perubahan struktur penduduk mempengaruhi angka beban ketergantungan, terutama


bagi penduduk lansia. Perubahan ini menyebabkan angka ketergantungan lansia menjadi
meningkat. Rasio ketergantungan penduduk tua (old dependency ratio) adalah angka yang
menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk tua terhadap penduduk usia produktif. Angka
tersebut merupakan perbandingan antara jumlah penduduk tua (60 tahun ke atas) dengan
jumlah penduduk produktif (15- 59 tahun). Angka ini mencerminkan besarnya beban
ekonomi yang harus ditanggung penduduk produktif untuk membiayai penduduk tua. Angka
kesakitan (morbidity rates) lansia adalah proporsi penduduk lansia yang mengalami masalah

kesehatan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka kesakitan merupakan salah satu
indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan penduduk. Angka kesakitan
tergolong sebagai indikator kesehatan negatif. Semakin rendah angka kesakitan,
menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin baik. 1
Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses
degeneratif (penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada usia lanjut.
Selain itu masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi
penyakit menular. Penyakit menular yang sering diderita lansia adalah tuberkulosis, diare,
pneumonia dan hepatitis. Sedangkan penyakit tidak menular pada lansia di antaranya
hipertensi, stroke, diabetes mellitus dan radang sendi (artritis). Seperti yang dialami pada
pasien kasus kali ini ialah osteoartritis yang merupakan penyakit sendi degeneratif, adalah
sekelompok kelainan mekanik degradasi yang melibatkan sendi, termasuk tulang rawan
artikular dan tulang subchondral.2 OA merupakan bentuk yang paling umum dari artritis.
Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada orang tua.

2,3,4

Selain

itu, osteoartritis ini juga merupakan penyebab kecacatan paling banyak pada orang tua.
Osteoartritis menyerang sendi-sendi tertentu. Sendi yang sering terkena meliputi tulang
belakang pada bagian servikal dan lumbosakral, pinggul, lutut, dan sendi phalangeal
metatarsal.5,6 Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada orang tua.
Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia. Di Amerika Serikat, prevalensi
osteoartritis pada populasi dengan usia di atas 65 tahun mencapai 80% dan diperkirakan
akan meningkat pada tahun 2020.4
Dalam upaya untuk meningkatkan status kesehatan para lanjut usia, Kementerian
Kesehatan melakukan beberapa program, yang pertama ialah peningkatan dan pemantapan
upaya kesehatan para lansia di pelayanan kesehatan dasar, khususnya Puskesmas dan
kelompok lansia melalui program Puskesmas Santun Lanjut Usia. Puskesmas Santun Usia
Lanjut

adalah

Puskesmas

yang

melaksanakan

pelayanan

kepada

lansia

dengan

mengutamakan aspek promotif dan preventif di samping aspek kuratif dan rehabilitatif,
secara pro-aktif, baik dan sopan serta memberikan kemudahan dan dukungan bagi lansia.
Sedangkan yang kedua peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lansia melalui
pengembangan Poliklinik Geriatri di Rumah Sakit, dan yang ketiga peningkatan penyuluhan
dan penyebarluasan informasi kesehatan dan gizi bagi usia lanjut.4

1.2

TUJUAN KEGIATAN

1.2.1. Tujuan Umum


Menganalisis dan mendeskripsikan masalah-masalah pada geriatri serta manajemen
penatalaksanaan pada kasus tersebut secara holistik agar terwujud kualitas hidup pasien
lansia yang lebih baik.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Menegakkan kelainan fisik dan psikis penderita yang dituangkan dalam status
geriatri.
2. Menentukan impairment, disability, dan handicap pada geriatri.
3. Merancang dan melakukan manajemen penyakit geriatric dengan memanfaatkan
sumber daya sosial-ekonomi dan lingkungan sekitar pasien.
1.3

MANFAAT KEGIATAN
1. Bagi Peneliti
a. Mengetahui lingkup pelayanan kesehatan geriatri.
b. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah-masalah yang
dialami pasien geriatri.
2. Bagi Pasien
a. Meningkatkan pemahaman pasien lansia dan keluarga mengenai risiko-risiko
penyakit yang dapat terjadi pada geriatri.
b. Membantu pasien geriatri dalam membina kesehatan diri sendiri.
c. Perbaikan ketepatan diagnosis dan pemakaian obat bagi geriatri.
d. Mencegah terjadinya cacat lebih parah akibat penyakit degeneratif yang
dideritanya
3. Bagi Puskesmas
a. Meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan lansia
b. Memberikan informasi pada Puskesmas mengenai keadaan pasien dirumah
c. Memberikan informasi pada Puskesmas mengenai kendala pasien lansia dalam
berobat

BAB II
ASESMEN GERIATRI

3.1

IDENTITAS USIA LANJUT

Nama

: Ny. U

Usia

: 70 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Wonosari, 7 Maret 1946


Alamat

: Jalan Komplek BRI, Kecamatan Cilandak Barat, Kelurahan


Cipete Selatan , Jakarta Selatan

Agama

: Islam

Riwayat pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Nama orang terdekat : Tn. A


Jumlah anak

: 1 orang

Jumlah cucu

: 2 orang

Jumlah cicit

:-

Pria: 1 orang

Wanita: -

Pembiayaan kesehatan: BPJS


3.2

RIWAYAT MEDIS / EVALUASI FISIK


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 20 Juni 2016 pukul 12.00
14.30 WIB.
3.2.1
a.

Riwayat Medis :
Keluhan utama
Sakit kepala sejak 3 hari yang lalu.

b. Riwayat penyakit sekarang


Seorang wanita berusia 70 tahun mengeluh sakit kepala sejak 3 hari yang lalu.
Sakit dirasakan di daerah bahu dan tengkuk menjalar ke puncak kepala. Kepala terasa
tegang dan terikat kencang.
Selain itu, pasien juga mengeluh nyeri pada kedua lutut sejak tiga bulan yang
lalu. Rasa nyeri dirasakan terutama saat bangun dari duduk ke posisi berdiri, dimana
lutut menjadi tumpuan berat badan. Pasien juga mengeluh kesulitan melakukan
ibadah shalat saat posisi sujud ke berdiri. Keadaan ini hilang timbul sejak 3 tahun
yang lalu. Kekakuan pada sendi lutut kiri juga sering di alami pasien.
c. Riwayat penyakit dahulu

Sejak 3 tahun yang lalu pesien merasa nyeri dikedua lututnya. Hal ini dirasa
semakin parah, terutama pada lutut kiri pasien. Sedangkan pasien memiliki riwayat
hipertensi sejak 7 tahun yang lalu, dan rutin kontrol kesehatan.
Riwayat penyakit lainnya :
Riwayat kencing manis

: disangkal

Riwayat sakit jantung

: disangkal

Riwayat penyakit paru

: disangkal

Riwayat alergi makanan/obat-obatan : disangkal


d. Riwayat pembedahan
Tidak terdapat riwayat pembedahan.
e. Riwayat opname di Rumah Sakit
Tidak terdapat riwayat opname
f. Riwayat kesehatan lain
Melakukan pemeriksaan kesehatan pada :
Poli Umum Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan
g. Riwayat alergi
Tidak ada alergi makanan dan obat-obatan.
h. Riwayat Kebiasan
Merokok
Apakah anda merokok? Tidak
Apakah orang terdekat atau di sekitar anda merokok? Tidak.

Minum Alkohol
Apakah anda minum minuman beralkohol? Tidak. Saya tidak pernah minum
minuman beralkohol.
Olah raga
Apakah anda melakukan olah raga? Ya.
Bila YA, apa jenis olah raga yang biasa anda lakukan? Jalan santai
Berapa kali dalam seminggu? setiap hari di pagi dan sore hari
Berapa lama intensitas waktu anda melakukan olahraga tersebut? 10 menit.
Konsumsi Kopi
Apakah anda minum kopi? Tidak

Kesimpulan : Pasien tidak pernah merokok dan tidak minum alkohol. Pasien rutin
melakukan olahraga berupa jalan santai, dua kali setiap hari dalam seminggu selama
10 menit. Pasien tidak pernah mengkonsumsi kopi.
i. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
Obat-obatan yang dikonsumsi dengan dan tanpa resep dokter akan dijabarkan
pada tabel berikut:
Tabel 3. Obat yang dikonsumsi dengan resep dokter

Dengan resep dokter


Captopril 12,5 mg
Amlodipin 10 mg
Na Diklofenak 50 mg
Vitamin B Kompleks

Dosis dan pemakaian


1x1
1x1
2x1
1x1

j. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat dengan
perasaan yang anda rasakan bulan lalu?

Tabel 5. Penapisan depresi

Setiap
waktu

Serin
g
sekali

Kadan
g
kadang

Jaran
g
sekali

Tidak
perna
h

a. Berapa seringkah bulan yang lalu masalah

b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

kesehatan anda menghalangi kegiatan anda,


(mis. pergi mengunjungi teman, aktivitas
sosial)?
Berapa seringkah bulan lalu anda merasa
gugup?
Berapa seringkah bulan lalu anda merasa
tenang dan damai?
Berapa seringkah bulan lalu anda merasa sedih
sekali?
Berapa seringkah bulan lalu anda merasa
bahagia?
Berapa seringkah bulan lalu anda merasa
begitu sedih sampai serasa tak ada sesuatupun
yang mungkin menghiburnya?
Selama bulan lalu, berapa seringnya perasaan
depresi anda mengganggu kerja anda seharihari?
Selama bulan lalu, berapa sering anda merasa
tak ada lagi sesuatu yang anda harapkan lagi?
Selama bulan lalu, berapa sering anda merasa
tak diperhatikan keluarga?
Berapa sering selama bulan lalu anda merasa
ingin menangis saja?
Selama bulan lalu, berapa sering anda merasa
bahwa hidup ini sudah tak ada gunanya lagi?

Kesimpulan : Terdapat tanda-tanda gangguan mood (depresif) pada pasien dalam 1


bulan terakhir.
k. Status Fungsional
a) ADL dasar dan Instrumental
Tabel 6. ADL dasar dan Instrumental

Bisa sendiri
sepenuhnya
Mandi
Ambulansi
Tranfer
Berpakaian
Berdandan
BAB / BAK
Makan
Sediakan makan
Atur keuangan
Atur minum obat-obatan
Bertelepon

Perlu
bantuan
seseorang

Tergantung
orang lain
sepenuhnya

Kesimpulan : Pasien tergolong mandiri, karena seluruh aktivitasnya bisa


dilakukan tanpa bantuan orang lain.
b) Keterbatasan Fungsional
Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda membatasi kegiatan anda
berikut ini?
Tabel 7. Keterbatasan Fungsional

>3 bulan
Berbagai pekerjaan berat (mis. angkat
barang, lari)
Berbagai pekerjaan sedang (mis.menggeser
meja / almari, angkat barang belanjaan)
Pekerjaan ringan di rumah yang biasa
dikerjakan
Mengerjakan pekerjaan (di kantor / seharihari)
Naik bukit / naik tangga
Membungkuk, berlutut, sujud
Berjalan kl.100 meter
Makan, mandi, berpakaian, ke WC

< 3 bulan

Tak
terbatasi

Kesimpulan : Pada pasien didapatkan keterbatasan fungsional dalam melakukan pekerjaan


berat, naik bukit/ tangga, membungkuk, berlutut, sujud dan berjalan kl.100 meter.
3.3

PEMERIKSAAN FISIK (Dilakukan pada Juni 2016)


1. Tanda Vital
Tabel 8. Pemeriksaan Tanda Vital

Berat badan (kg)


Tinggi badan (cm)
BMI (kg/m2)

Baring
160/90
88
18
2 bulan yl
55 kg
160
21,4

2. Keadaan Kulit
Bercak kemerahan
Lesi kulit lain
Curiga keganasan
Dekubitus

:
: ada
: ada
: tidak ada
: tidak ada

Tekanan darah (mmHg)


Nadi/ menit
Laju respirasi/menit

3. Pendengaran

Duduk
160/90
86
19
1 bulan yl
56 kg
160
21,8

Berdiri
Saat ini
55 kg
160
21,4

Tabel 9. Pemeriksaan pendengaran

Ya

Dengar suara normal


Pakai alat bantu dengar
Serumen impaksi

Tidak

4. Penglihatan
Tabel 10. Pemeriksaan penglihatan

Ya
Dapat membaca huruf surat kabar
- Tanpa kaca mata
- Dengan kaca mata
Terdapat katarak/tidak
- Kanan
- Kiri

Tidak

Tidak memakai kacamata

Tabel 11. Hasil Funduskopi

Dapatan
funduskopi
Kanan
Kiri

Normal

Abnormal (jelaskan)

Tak terlihat

Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

5. Mulut
Tabel 12. Pemeriksan mulut

Buruk
Higiene mulut
Ada
Gigi palsu
Terpasang
Lecet di bawah gigi palsu
Lesi yang lain (kalau ada jelaskan)

Baik

Tidak

6. Leher
Tabel 13. Pemeriksan leher

Derajat gerak
Kel. Tiroid

Normal

Bekas luka pada tiroid : tidak ada


Massa lain

: tidak ada

Kelenjar limfe

: tidak teraba membesar

Abnormal (jelaskan)

7. Dada
Massa teraba / tidak

: tidak teraba massa

Kelainan lain

: tidak ada

8. Paru-paru
Tabel 14. Pemeriksan paru-paru

Perkusi
Auskultasi :
- suara dasar
- suara tambahan

Kiri
Sonor

Kanan
Sonor

Vesikuler
Rhonkhi (-), wheezing (-)

Vesikuler
Rhonkhi (-), wheezing (-)

9. Kardiovaskuler
Tabel 15. Pemeriksan kardiovaskuler

a. Jantung
- Irama
- Bising

Regular

Ya

- Gallop

Ada

Lain-lain (jelaskan)
b. Bising
- Karotis : Kiri
Kanan
- Femoralis : Kiri
Kanan
c. Denyut nadi perifer
- A. dorsalis pedis
Kiri
Kanan
- A. tibialis posterior
Kiri
Kanan
d.
-

Edema
Pedal
Tibial
Sakral

Ireguler
Tidak

Tidak

Ada

Tidak

Tidak

Ada
(regular)
(regular)
(regular)
(regular)
Tak ada
+1

10. Abdomen
Hati membesar/ tidak : tidak
Massa abdomen lain
: tidak ada
Bising/ bruit
: tidak ada
Nyeri tekan
: tidak ada

+2

+3

+4

Cairan asites

: tidak ada

Limpa membesar/ tidak

: tidak

11. Rektum/ anus


Tabel 16. Pemeriksan rectum/anus

Ada
Tonus sphincter ani
Pembesaran prostat
Jelaskan kalau ada
Massa di rectum
Impaksi fekal

Tidak

TIDAK DIPERIKSA

12. Genital/ pelvis :


Tabel 17. Pemeriksan genital

Ya
Atrofi vaginal
Massa
Vaginitis atroficans
Nyeri tekan
Prolaps pelvis
Lain-lain : Tes pap: Tidak dikerjakan

Tidak

TIDAK DIPERIKSA

13. Muskuloskeletal
Tabel 18. Pemeriksan muskuloskeletal

Tak
ada
Deformitas
Gerak terbatas
Nyeri
Benjolan/
peradangan
Krepitasi

Tl.
Blkg

Bahu

Siku

Tangan

Pinggul

Lutut

14. Neurologik / Psikologik


a. Status Mentalis :
Tabel 19. Pemeriksan neurologis

Baik
Orientasi
Orang
Waktu
Tempat
Situasi

Baik

Daya ingat
Sangat lampau

Terganggu

Terganggu

Kaki

Baru terjadi
Ingat obyek stlh 5 menit
segera (mengulang)

Kuisioner pendek / portable tentang Status Mental :


Tabel 20. Status mental

Betul

Tanggal berapakah hari ini ?


Hari apakah hari ini ?
Apakah nama tempat ini ?
Berapakah nomor telpon rumah anda ?
Berapakah usia anda ?
Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn) ?
Siapa nama gubernur sekarang ?
Nama gubernur sebelum ini ?
Nama ibumu sebelum menikah ?
20 dikurang 3 dan seterusnya

Salah

Jumlah kesalahan
0-2 kesalahan : baik
3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang
7-10 kesalahan : gangguan intelek berat
Kesimpulan : Terdapat 1 kesalahan dalam menjawab kuisioner, maka disimpulkan
status mentalis baik.
b. Perasaan hati / afeksi : baik
c. Umum
Tabel 21. Pemeriksan umum

Normal
Syarat otak
Motorik : - Kekuatan
- Tonus
Sensorik : - Tajam
- Raba
- Getaran

(menurun)

Normal
Refleks
Serebelar : - Jari ke hidung
- Tumit ke ujung
kaki
- Romberg

Abnormal (jelaskan)

Abnormal (jelaskan)

Gerak langkah

Kesimpulan : terdapat kelemahan minimal pada kekuatan motoric ekstremitas


inferior.
d. Tanda-tanda lain
Tabel 22. Tanda-tanda lain

Ya
Tremor saat istirahat
Rigiditas cog-wheel
Bradikinesia
Tremor intense
Gerakan tak sadar
Refleks patologis

Tidak

Bila Ya, jelaskan

Kesimpulan : status neurologis pasien baik.


3.4

PEMERIKSAAN TAMBAHAN
-

Pasien memiliki hasil pemeriksaan radiologi yang terdiri dari foto rontgen regio femur
yang dilakukan pada tahun 2011 dan foto rontgen genu pada tahun 2014. Namun foto
tersebut hilang

3.5

EKG, echocardiography, dan pemeriksaan lainnya tidak dilakukan.

DAFTAR MASALAH DAN RENCANA PENANGANAN


Tabel 23. Daftar masalah dan rencana penanganan

Tanggal
20 Juni 2015

Problem
Osteoartritis genu sinistra
-

Rencana
Edukasi tentang Osteoartritis pada pasien dan keluarga
Memotivasi agar pasien memeriksakan penyakitnya
secara rutin di dokter mengenai nyeri pada sendinya dan
cara penanganannya
Menjelaskan tentang terapi obat untuk mengurangi rasa
nyeri berkepanjangan pada lutut pasien serta efek
sampingnya
Edukasi agar pasien menghindari angkat beban berat dan
aktivitas fisik lain yang menumpu beban

Hipertensi

Gangguan
mobilisasi (post
TKR genu dextra
dan THR femur
sinistra)

Suspek gangguan
mood (depresif)

3.6

Menjelaskan hipertensi dan komplikasi yang ditimbulkan


bila tekanan darah tidak terkontrol
Terapi sesuai diagnosis dan penjelasan tentang perlunya
keteraturan dalam minum obat antihipertensi.
Memotivasi penderita untuk kontrol hipertensi ke
Puskesmas secara rutin
Edukasi mengenai pola makan pasien agar mengurangi
makanan tinggi garam, tinggi lemak, dan lebih banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein,
vitamin, dan serat seperti buah-buahan dan sayuran.
Menyarankan agar lantai kamar mandi dijaga selalu
bersih dan tidak licin
Hindari pemakaian karpet yang menyebabkan mudah
tersandung

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai


keadaan pasien
Mengedukasi keluarga untuk lebih memperhatikan
pasien, tidak hanya memenuhi kebutuhannya tetapi juga
dapat meluangkan waktu untuk bersamanya

LAPORAN LANJUTAN
Tabel 24. Laporan lanjutan

Tanggal
20 Juni 2016

- Problem diagnostic
- Kegiatan
- Osteoartritis genu
- Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
sinistra
- Hipertensi
- Gangguan mobilisasi
- Suspek
gangguan

23 Juni 2016

edukasi kepada pasien mengenai masalah


kesehatan yang dialaminya

mood (depresif)
- Osteoartritis
genu - Anamnesis : nyeri lutut kiri, masih merasa
sinistra
kesepian
- Hipertensi
- Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 140/80 mmHg
- Suspek
gangguan - Edukasi ke keluarga untuk membawa pasien
mood (depresif)

berobat ke dokter bedah tulang untuk dilakukan


pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan nyeri
yang berkepanjangan
- Menyarankan pasien untuk tidak melakukan
aktivitas fisik yang menumpu beban seperti
angkat berat
- Edukasi ke keluarga agar dapat meluangkan waktu

dan perhatian kepada pasien, serta lebih sering


27 Juni 2016

- Osteoartritis

menemani pasien
genu - Anamnesis : nyeri lutut kiri sudah sedikit

sinistra
berkurang, rasa kesepian sudah sedikit terobati
- Hipertensi
- Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 130/80 mmHg
- Gangguan mobilisasi - Mengevaluasi kondisi kesehatan pasien
- Suspek
gangguan - Mengevaluasi hasil edukasi dan instruksi yang
mood (depresif)

telah dilakukan oleh pasien.

Pada Pemeriksaan Fisik


Pada pemeriksaan fisik didapatkan kekuatan motorik tungkai kanan 5 dan tungkai kiri 4.
Status neurologis dalam batas normal. Dari hasil pemeriksaan penunjang, yaitu foto
rontgen genu tahun 2014 didapatkan kesan osteoartritis genu sinistra.
Pada asesmen geriatrik (Summary)
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan
diagnosis pada pasien ini Osteoartritis, hipertensi, gangguan mobilisasi, dan suspek
gangguan mood (depresif).
Rencana Perawatan Terpadu / Comprehensive Care
Edukasi
- Minum obat antihipertensi secara teratur agar tekanan darah tetap terkontrol
- Mengurangi makan makanan yang tinggi garam dan lemak, serta memperbanyak
konsumsi susu tinggi kalsium, makanan yang tinggi protein, serat dan vitamin
-

seperti buah-buahan dan sayuran.


Olahraga teratur sesuai kemampuan fisik yang tidak menumpu beban seperti

berenang.
Keamanan dan keselamatan dalam rumah juga harus ditingkatkan seperti
menghindari barang-barang yang dapat mengganggu langkah atau yang dapat
menyebabkan jatuh seperti susunan meja dan karpet, kamar mandi dilengkapi

dengan pegangan di dinding dan pencahayaan yang cukup di setiap ruang rumah.
Kontrol tekanan darah setiap bulan di Puskesmas dan mendapatkan pengobatan
secara rutin terutama jika obat antihipertensi hampir habis atau ada keluhan.

Terapi Farmakologik
- Obat antihipertensi berupa Captopril 1 x 12,5 mg dan Amlodipin 1 x 10 mg
- Obat antinyeri berupa Natrium Diklofenak 2 x 50 mg
- Vitamin saraf berupa vitamin B kompleks 1x1

Lampiran

DAFTAR PUSTAKA
1. Darmojo B. 1999. Buku Ajar Geriatri , Balai Pustaka FKUI, Jakarta
2. Soeroso Joewono, Isbagio Harry, Kalim Handono, Broto Rawan,
Pramudiyo Riardi. Osteoartritis Dalam: Buku Ajar Penyakit Dalam
Jilid II Edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI. 2007; 1195-1291
3. Available from: URL: http: //www.pdpersi co.id. Diakses tanggal 1
September 2013
4. Haara MM, Arokoski JPA, Ger HK, Manninen P, Impivaara O, Helio M,
et al. Association of radiological hand osteoarthritis with bone
mineral mass: a population study. Rheumatology 2005;44:154954
5. Bonnet
CS,
Walsh
DA.
Osteoarthritis,
inflammation. Rheumatology 2000;39: 850-6

angiogenesis

and

6. Zeinstra AB, Reijman M, Pols HAP, Bergink AP, Hazes JMW, Belo JN,
et al. The hip: The Rotterdam Study progression of osteoarthritis of
the knee but not of Body mass index associated with onset and Ann
Rheum Dis 2007;66;158-62

Você também pode gostar