Você está na página 1de 9

III.

Analisis Masalah
1. Seorang pria bernama pak heri berusia 50tahun telah menderita
kencing manis selama lebih dari 10 tahun
a. Apa yang dimaksud dengan kencing manis dan bagaimana
gejalanya?
Diabetes mellitus (DM) yang dikenal dengan kencing manis atau kencing
gula. Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemik kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal. Kadar glukosa
dalam darah kita biasanya berfluktuasi, artinya naik turun sepanjang hari
dan setiap saat, tergantung pada makan yang masuk dan aktivitas fisik
seseorang (Mistra, 2005).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu
suatu hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan kadar glukosa
dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya

b. Apa hubungan usia dan jenis kelamin terhadap penyakit kencing


manis?
Hubungan usia dan jenis kelamin terhadap penyakit kencing manis
adalah usia menjadi salah satu faktor resiko kecenderungan seseorang
menderita kencing manis. Pada umumnya kencing manis berkembang
pada usia di atas 40 tahun. Meningkatnya resiko ini kemungkinan ada
kaitannya dengan semakin tinggi berat badan seseorang seiring dengan
bertambahnya usianya. Gaya hidup santai, aktivitas menurun, dan
berkurangnya massa otot dengan semakin tuanya seseorang juga menjadi
penyebab meningkatnya resiko itu. Usia juga mempengaruhi tingginya
resiko kencing manis karena semakin bertambah usia, pengeluaran
insulin dari pancreas semakin berkurang. Jenis kelamin, prevalensi pria
terkena diabetes lebih tinggi dibandingkan prevalensi pada wanita.

c. Apa dampak penyakit kencing manis lebih dari 10 tahun?

1. Kerusakan Saraf (neuropati), diabetes dapat merusak saraf dari kaki dan
tangan. Keadaan ini dapat menyebabkan gatal-gatal, mati rasa, rasa terbakar,
atau nyeri yang biasanya mulai dari ujung jari kaki atau tangan dan secara
bertahap menyebar ke daerah lain.
2. Kerusakan Ginjal (nefropati), diabetes dapat merusak jaringan sistem
penyeringan yang berada di ginjal, menyebabkan gagal ginjal yang harus
menjalani dialisis atau trasnplantasi ginjal.
3. Kerusakan Mata (retinopati), diabetes dapat merusak retina mata, sehingga
dapat menyebabkan kebutaan.
4. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (kardiovaskuler), Komplikasi yang
paling utama dari diabetes melitus adalah kerusakan pada jantung dan
pembuluh darah, yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke dan
sirkulasi darah yang tidak lancar. Penelitian telah membuktikan bahwa resiko
jantung dan stroke lebih tinggi pada penderita diabetes dari pada non-diabetes.
5. Infeksi, kadar glukosa darah yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada
sistem imun anda dan meningkatkan resiko terkena penyakit infeksi. Mulut,
gusi, paru-paru, kulit, kaki, ginjal, kandung empedu dan alat kelamin
merupakan area kemungkinan besar terkena infeksi.

2. Ia melakukan meditasi selama berjam-jam yang sudah berlangsung


selama berbulan-bulan dengan cara duduk bersila atau
menyilangkan tungkai bawah sambil konsentrasi penuh.
a. Bagaimana anatomi histologi dari tungkai bawah?
- Bagian2 jojop, nurul, yola
- Otot monic, nining,ci)
- Saraf (emil,carita,puput
- Pergerakan dan sendi Sandra, fajar, triza)
b. Bagaimana posisi otot saat duduk bersila?
Otot-otot dan syaraf pada os femur :
1. M. Quadriceps Femoris (N. Femoralis)
Origo
: M. Rectus femoris

Insertio
Fungsi

: Patella, tuberositas tibiae via Lig. Patellae


: Pinggul : Fleksi,
lutut : ekstensi
2. M. Sartorius (N. Femoralis)
Origo
: Spina illiaca anterior superior
Insertio
: Superfisial pada condylus medialis tibiae
Fungsi
: pinggul : fleksi, rotasi lateral, abduksi
Lutut : fleksi, rotasi medial
3. M. Pectinicus (N. femoralis dan M. obturatorius)
Origo
: Pecten Ossis pubis
Insertio
: Trochanter minor dan Liena Pectinea femoris
Fungsi
: Pinggu : adduksi, fleksi, rotasi lateral
4. M. gracilis (N. obturatorius)
Origo
: Corpus Ossis pubis, Ramus Inferior ossis pubis
Insertio
: Superfisial pada condylus medialis tibiae
Fungsi
: pinggul : adduksi, fleksi, rotasi lateral
Lutut : fleksi, rotasi medialis
5. M. Adductor brevis (N. obturatorius)
Origo
: ramus inferior ossis pubis
Insertio
: sepertiga proximal labium mediale lineae asperae
Fungsi
: pinggul : Adduksi, fleksi, rotasi lateral
6. M. Adductor Longus (N. obturatorius)
Origo : Os Pubis sampai ke symphysis pubica
Insertio
: sepertiga tengah labium mediale lineae asperae
Fungsi
: pinggul : adduksi, fleksi, rotasi lateral
7. M. Adductor magnus (N. obturatorius dan N. Ischiadicus)
Origo
: bagian utama : ramus inferior ossis pubis, ramus ossis ischii
Bagian dorsal
: tuber ossis ischii
Insertio
: dua petiga proximal labium mediale lineae asperae,
epicondylus medialis femoris, spetum intermuscularevastoadductorium.
Fungsi
: pinggul : adduksi, rotasi lateral
Bagian utama : fleksi
Bagian posterior : ekstensi
8. M. biceps femoris (N. Ischiadicus tibial part dan N. Ischiadicus fibular part)
Origo
: tuber ischiadicum dan seoertiga tengah labium laterale lineae
asperae
Insertio: caput fibulae
Fungsi
: pinggul : esktensi, rotasi lateral, adduksi

Lutut : fleksi, rotasi lateral.


9. M. semitendinosus ( N. ischiadicus)
Origo
: Tuber ischiadicum
Insertio
: superficial pada condylus medialis tibiae
Fungsi
: pinggul : ekstensu, rotasi medial
Lutut
: fleksi, rotasi medial
10.M. semimebranosus (N. ischiadicus)
Origo : Tuber Ischiadicum
Insertio
: Produndus di bawah condylus medialis tibiae
Fungsi
: pinggul : ekstensi, rotasi medial
Lutut : fleksi rotasi medial

c. Apa pengaruh duduk bersila terhadap kelumpuhan?


Duduk bersila yang terlalu lama dapat mengakibatkan terjadinya
kesemutan yang mengakibatkan pembuluh darah pada bagian persendian
akan tertarik dan menyempit. Pembuluh darah yang menyempit tersebut
menyebabkan gangguan aliran darah. Bila hal ini diibiarkan terus
menerus akan mengakibatkan kerusakan pada saraf Peroneus profundus
yang nantinya akan mengakibatkan kelumpuhan yang memiliki dampak
kaki tidak bisa menapak dengan tanah(footdrop).

d. Berapa lama waktumaksimaldudukbersila yang diperbolehkan?


Waktu yang diperbolehkan untuk duduk bersila kurang
lebih 15 menit.

3. 3 hari yang lalu ia ke dokter dengan keluhan, jika berjalan kaki


kanannya sering kali tersandung terutama di permukaan jalan yang
tidak rata dan berkelikil
a. Bagaimana mekanisme berjalan normal?
Berjalan/gait ada suatu proses kompleks yang dipengaruhi oleh sejumlah
mekanisme tubuh dan merupakan hasil dari kerjasama dari berbagai jenis
refleks. Berjalan secara normal biasanya tidak menarik perhatian. Satu siklus
berjalan/gait dimulai dari tumit salah satu kaki mengenai lantai (heel strike)
hingga heel strike berikutnya pada kaki yang sama, disebut 100% total siklus
berjalan. Titik-titik tertentu dari siklus ini dapat diamati.
0 % : heel strike pada permulaan fase berdiri (stance phase)

15% : kaki bagian depan menyentuh lantai, disebut juga foot flat
30% : tumit terangkat dari lantai (heel off)
45% : lutut dan panggul menekuk untuk mempercepat kaki kedepan dalam
antisipasi fase mengayun (swing phase) disebut knee band
60% : jari-jari terangkat dari lantai, akhir dari fase berdiri untuk
mengawali fase mengayun, disebut toe off. Pada pertengahan ayunan
diperlukan dorsofleksi kaki untuk mencegah jari-jari menyentuh lantai.
100% : tumit kaki yang sama kembali menyentuh lantai.
Selama total siklus berjalan, fase berdiri meliputi 60% total siklus danfase
mengayun 40%.
Fase-fase dari siklus berjalan:
0 15% : fase heel strike
15 30% : fase mid stance
30 - 45% : fase push off
45 60% : fase acceleration of the swing leg
Pada akhir dari fase berdiri dari satu kaki dan permulaan fase berdiri kaki
lainnya terdapat suatu saat dimana tubuh ditopang oleh kedua tungkai. Fase
double support ini berlangsung selama11% dari siklus. Panjang langkah
(stide length) adalah jarak dari satu hell strike ke heel strike berikutnya dari
kaki yang sama, rata-rata 156 cm. Step length adalah jarak antara heel strike
kaki yang satu dengan kaki lainnya, rata-rata separuh dari jarak stride length.
Lebar langkah (stride width) ditentukan dari jarak antara kedua garis tengah
kedua kaki, rata-rata 8 lebih kurang 3,5 cm. Sudut kaki (foot angle) adalah
sudut yang terbentuk pada saat melangkah dimana sumbu kaki memotong
garis arah berjalan, rata-rata 6,7 6,8 derajat. Lamanya satu siklus jalan
adalah lebih dari 1 detik (1,03 lebih kurang 3,5). Jumlah langkah (step)
117/menit, stride 60/menit. Dari angka-angka tersebut diatas bisa terdapat
berabagai variasi.

b. Kenapa kaki kanannya sering tersandung saat sedang berjalan?


Akibat saat duduk bersila kaki kanannya selalu yang
menjadi tumpuan. Hal ini mengakibatkan terjadinya
footdrop yaitu kelumpuhan pada kaki akibat saraf
peroneus profundus. Kaki jadi seperti kaki ayam yang
sedang melangkah, yaitu kaki tidak bisa menapak tanah
dengan rata. Kaki juga tidak punya kekuatan untuk
melangkah. Jadinya, untuk melangkah pun kaki seakanakan diseret sebab memang tidak mungkin untuk

melangkah secara normal. Karena itu, kaki menjadi lemah


dan kebas. Hal ini dapat memberikan peluang untuk jatuh
dan tersandung menjadi lebih tinggi saat berjalan.

c. Apa hubungan duduk bersila dengan keluhan yang diderita oleh


pak heri?
Duduk bersila yang terlalu lama pada penderita diabetes
mellitus dapat mengakibatkan terjadinya kesemutan yang
diakibatkan oleh penyakit Peripheral Neuropathy yang
merupakan kondisi kerusakan saraf dikarenakan tingginya
kadar gula dalam darah yang merusak sistem saraf
sehingga saraf ini tidak dapat memberikan sinyal antara
otak dan bagian-bagian tubuh lainnya.. Efeknya adalah
baal, kaku, kehilangan indra perasa dan terkadang sakit di
bagian kaki, lengan dan jari. Neuropathy yang terhubung
dengan diabetes disebut Diabetic Polyneuropathy.

4. Sejak 1 bulan yang lalu ia sering merasakan keluhan mati rasa dan
nyeri di sebelah sisi luar tungkai kanan dan punggung kaki kanan
a. Bagaimana mekanisme mati rasa dan nyeri?
b. Mengapa mati rasa dan rasa nyeri hanya terjadi di bagian sisi
luar tungkai kanan dan punggung kaki kanan?
5. Pada pemeriksaan fisik di tungkai bawah, ibu jari kaki kanan tidak
bisa dorsifleksi, steppage gait positif, sendi pergelangan kaki tidak
bisa dorsifleksi, gangguan hipestesi (mati rasa) pada daerah crus
posterolateral
a. Mengapa ibu jari kaki kanan tidak bisa dorsifleksi?
b. Mengapa sendi pergelangan kaki tidak bisa dorsifleksi?
Nervus poplitealis lateralis (fibularis komunis) mempersarafi m. peroneus
profondus yang menyebabkan dorsiflexi dan eversi kaki.
Terputusnya N.fibularis communis berakibat kelumpuhan semua otot
dorsofleksi pergelangan kaki dan otot-otot untuk eversi kaki. Kehilangan
daya eversi kaki dan dorsofleksi pergelangan kaki menyebabkan kaki

tergantung lemas, keadaan yangdikenal sebagai foot drop. Penderita


berjalan dengan mengangkat kaki lebih tinggi daripada yang diperlukan
supaya jari-jari kaki tidak menyentuh lantai.

c. Apa yang menyebabkan steppage gait positif?


Penyebab steppage gait adalah kerusakan pada saraf peroneal dalam, di
mana steppage gait juga merupakan gejala dari foot drop.
Kondisi yang berhubungan dengan steppage gait:
Polio
Multiple sclerosis
Guillain-Barr
Spinal herniasi
Anterior Compartment Muscle Atrophy
Cedera saraf dalam fibula
Spondylolisthesis

6. Menurut dokter ia menderita foot drop karena kelumpuhan


n.peronealis communis dan DM tipe 1.
a. Apa yang dimaksud dengan foot drop dan bagaimana
mekanismenya?
Foot drop, kadang-kadang disebut "drop foot," adalah ketidakmampuan
untuk mengangkat bagian depan kaki. Hal ini menyebabkan jari-jari kaki
untuk menyeret di tanah sambil berjalan.
Foot drop bukan merupakan penyakit, namun suatu ketidakmampuan.
Foot drop biasanya juga merupakan gejala dari penyakit.
Untuk menghindari menyeret jari kaki, orang yang menderita foot drop
biasanya mengangkat lutut mereka lebih tinggi dari biasanya. Atau
mereka mungkin mengayunan kaki mereka dengan sudut lebar.
Foot drop bisa terjadi pada satu kaki atau kedua kaki pada waktu yang
sama. Foot drop bisa menyerang pada usia berapa pun.
Secara umum, foot drop berasal dari kelemahan atau kelumpuhan otototot yang mengangkat kaki. Foot drop memiliki banyak penyebab yang

berbeda. Pengobatan untuk foot drop bervariasi sesuai dengan


penyebabnya.

b. Apa saja otot yang telah disarafi oleh n.peronealis communis?

Otot yang dilalui:

M. fibularis (peroneus) longus, M. Tibialis anterior, M. Extensor digitorum


longus, M. Fibularis (peroneus) brevis, M. Extensor hallucis longus

c. Apa hubungan foot droop dengan DM tipe 1?


Hubungannya adalah diabetes mellitus dapat menyebabkan foot drop.
Salah satu penyebab foot drop adalah adanya kerusakan pada saraf.
Kerusakan tersebut dapat terjadi karena adanya saraf yang mengatur otot
di sekitarnya tertekan. Kerusakan saraf yang terlalu lama dapat
disebabkan karena diabetes dan akhirnya menyebabkan foot drop.
Penyakit diabetes yang mempengaruhi syaraf penderita disebut diabetes
neuropathy. Diabetes neuropathy terjadi pada penderita diabetes mellitus
tipe 1 ataupun 2. Biasanya diabetes tersebut lebih sering menyerang
penderita diabetes yang lebih dari 1 tahun (jangka panjang), dan
biasanya terjadi pada orang diatas 40 tahun.
Pada diabetes neuropathy, ada beberapa perubahan pada syaraf
penderita. Pada saat sel-sel saraf dikelilingi oleh konsentrasi glukosa
darah yang tinggi, sel tersebut harus mengatur kadar gula di dalam agar
dapat seimbang dengan lingkungan sekitarnya, atau mereka akan
kehilangan air melalui membrane sel. Untuk mengatur kadar gula darah,
sel saraf memproduksi dan menyimpan gula sorbitol. Sorbitol tersebut
dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel saraf. Kerusakan pembuluh
darah juga dapat memicu terjadinya diabetes neuropathy, karena saraf
tersebut tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup.

Você também pode gostar