Você está na página 1de 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah.

Tauhid menurut (salafi) dibagi menjadi 3 macam yakni tauhid rububiyah, uluhiyah
dan Asma wa Sifat. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan
konsekuensi dari kalimat sahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah
(saja), dan jauhilah Thaghut itu" (QS An Nahl: 36).
"Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan" (QS At Taubah: 31).
"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)" (QS Az
Zumar: 2-3)
1.2

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tauhid?
2. Bagaimana hakikat tauhid?
3. Bagaimana aplikasi tauhid dalam kehidupan sehari-hari?
4. Apa fungsi dan hikmah tauhid?
5. Apa saja macam macam tauhid?
6. Jelaskan hal-hal yang menyebabkan rusaknya tauhid?

1.3

Tujuan
1.

Mengetahui pengertian tauhid

2.

Mengetahui hakikat tauhid

3.

Mengetahui aplikasi tauhid dalam kehidupan sehari-hari

4.

Mengetahui fungsi dan hikmah tauhid


1

5.

Mengetahui macam-macam tauhid

6.

Mengetahui perusak tauhid

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Tauhid
Kata tauhid berasal dari bahasa arab Wahhada-Yuhawwidu yang secara

etimologis

berarti

ke-Esaan,

sehingga

istilah

mentauhidkan

berarti,

Mengesakan. Syekh Muhammad Abduh mengatakan bahwa Tauhid ialah


suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap
pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat
yang sama sekali wajib dilenyapkan dari pada-Nya. Juga membahas tentang
rasul-rasul Alah, meyakinkan kerasulan mereka, apa yang boleh dihubungkan
(dinisbatkan) kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkan kepada
mereka.

Allah berfirman, Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang maha Esa tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang maha pemurah lagi maha
penyayang. (Qs. Al Baqarah (2): 163) Firman-Nya, Janganlah kamu
menyembah dua Tuhan. Sesungguhnya Dialah Tuhan yang maha Esa, maka
hendaklah kepada-Ku saja kamu takut. (Qs. An Nahl (16): 51) Firman-Nya, Dan
barang siapa menyembah Tuhan yang lain disamping Allah, padahal tidak ada
suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungnnya disisi
Tuhannya, sungguhnya orang-orang kafir itu tidak beruntung. (Qs. Al Muminun
(23): 117) Juga firman-Nya, Dan tanyakanlah pada rasul-rasul kami yang telah
kami utus sebelum kamu, adakah kami menetukan Tuhan-Tuhan untuk disembah
selain Allah maha pemurah? (Qs. Az-Zukhruf (43): 45)
Maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa ilmu tauhid ialah ilmu yang
berghubungan dengan masalah ketuhanan (Allah), rasul atau nabi, dan masalahmasalah yang berkaitan dengannya.
2.2

Hakikat Tauhid
Tauhid merupakan kewajiban utama dan pertama yang diperintahkan Allah.

Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita kaum muslimin untuk mengerti
hakekat dan kedudukan tauhid. Hakekat tauhid adalah mengesakan Allah.
Mengesakan Allah Dalam Nama dan Sifat-Nya maksudnya adalah kita
beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah yang diterangkan dalam AlQuran dan Sunnah Rasulullah. Dan kita juga meyakini bahwa hanya Allah-lah
yang pantas untuk memiliki nama-nama terindah yang disebutkan di Al-Quran
dan Hadits tersebut (yang dikenal dengan Asmaul Husna). Sebagaimana firmanNya Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk
Rupa, hanya bagi Dialah Asmaaul Husna. (Al-Hasyr: 24). Allah berfirman,
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan
teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (An-

Nisa: 36). Dalam ayat ini Allah menyebutkan hal-hal yang Dia perintahkan. Dan
hal pertama yang Dia perintahkan adalah untuk menyembah-Nya dan tidak
menyekutukan-Nya. Perintah ini didahulukan daripada berbuat baik kepada orang
tua serta manusia-manusia pada umumnya. Maka sangatlah aneh jika seseorang
bersikap sangat baik terhadap sesama manusia, namun dia banyak menyepelekan
hak-hak Tuhannya terutama hak beribadah hanya kepada Allah semata. Tauhid
inilah yang menjadi intisari dakwah para nabi dan rasul kepada setiap umat
mereka. Allah taala berfirman (yang artinya), Sungguh Kami telah mengutus
kepada setiap umat seorang rasul yang mengajak; Sembahlah Allah dan jauhilah
thaghut. (QS. an-Nahl: 36).
Dengan tauhid, seorang hamba mempersaksikan bahwa tidak ada yang
berhak diibadahi kecuali Allah semata. Allah taala berfirman (yang artinya),
Tidaklah Kami mengutus seorang pun rasul sebelum engkau -wahai
Muhammad- melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwasanya tidak ada
sesembahan -yang benar- selain Aku, maka sembahlah Aku saja. (QS. alAnbiyaa: 25).
Jadi, tauhid bukanlah sekedar pengakuan bahwa Allah sebagai satu-satunya
pencipta dan penguasa alam semesta. Pengakuan semacam itu belumlah
memasukkan ke dalam golongan orang yang bertauhid. Allah taala berfirman
(yang artinya), Dan sungguh, jika engkau (Muhammad) tanyakan kepada
mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi? Tentu mereka akan
menjawab, Yang menciptakannya adalah Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui. (QS. az-Zukhruf: 9).

2.3

Aplikasi Tauhid dalam Kehidupan Sehari-hari


Pengucapan kalimat tauhid dengan lisan belaka tidaklah cukup karena ia

mempunyai konsekuensi yg mesti di tunaikan. Para ulama menegaskan bahwa


mengesakan Allah adalah dengan meninggalkan perbuatan syirik baik kecil
maupun besar. Di antara konsekuensi pengucapan kalimat tauhid itu adalah

mengetahui

kandungan

maknanya

kemudian

mengaplikasikannya

dalam

kehidupan sehari-hari. Allah berfirman Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya


tidak ada tuhan melainkan Allah. Kalimat Tauhid berarti Pengingkaran kepada
segala sesuatu yg disembah selain Allah SWT dan menetapkan bahwa yg berhak
disembah hanyalah Allah semata tidak kepada selain-Nya.
Aplikasi secara sederhana dari kalimat tauhid laa ilaaha illallah adl
keyakinan yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha
Esa dalam hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yg
mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yg sepadan dengan-Nya kemudian
menerima dgn Ikhlas kan apa-apa yg berasal dari-Nya baik berupa perintah yang
mesti dilaksanakan ataupun larangan yang mesti di tinggalkan semua itu akan
mudah ketika hati ikhlas mengakui bahwa Allah SWT itu Maha Esa.
Konsep tauhid dalam pandangan yang lebih luas, tidak cukup hanya dengan
membenarkan bahwaAllah adalah Tuhan Yang Maha Esa. Pada hakekatnya,
tauhid memerlukan manifestasi dalam realita kehidupan. Jika tauhid diartikan
sebagai pengesaan Tuhan, maka salah satu aplikasi sosialnya adalah tidak adanya
peramal dan dukun, artinya kita hanya percaya bahwa hanya Allah yang dapat
memberi pertolongan. Aplikasi inilah yang saat ini kita lihat telah terkikis oleh
modernitas dengan adanya dukun dan peramal yang tampil di televisi. Selain itu,
makna dan hakekat fokus pada satu dalam ajaran tauhid dapat pula
diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari dengan cara serius melaksanakan
amanah, tidak boleh menduakan kewajiban terkait kepentingan umat dengan
mendahulukan kepentingan pribadi. Contoh actual dalam masyarakat adalah
adanya pekerjaan ganda yang sesungguhnya tidak dapat dilaksanakandengan baik
dalam waktu yang bersamaan. Seorang guru yang notabene PNS, saat ini ada saja
yang mencari pekerjaan lain seperti pengusaha, wiraswasta, pimpinan proyek, dan
sebagainya sehingga seringkali mengurangi waktu untuk melaksanakan tugas
utama yaitu mendidik murid murid mereka. Dapat dikatakan orang yang seperti
itu telah menyekutukan kewajiban utama merekadengan kepentingan yang
bersifat pribadi dan materi. Tauhid juga dapat dimaknai sebagai kesetiaan dan

ketaatan kita terhadap Tuhan. Artinya, kita tidak cukup bertauhid tanpa melakukan
ibadah yang diperintahkan dalam lingkup spiritual maupun sosial. Sholat, puasa,
dan zakat, masih belum bisa dikatakan sempurna jika tidak dibarengidengan
kepekaan terhadap lingkungan sekitar dan manusia lainnya. Oleh karena itu,
sesuai dengan hakekat manusia sebagai Zoon Politicon yang menurut Plato adalah
mahluk sosial, maka haruslah memiliki kesadaran akan fenomena ketimpangan
sosial dalam masyarakat. Hal ini mengandung arti bahwa tauhid tak cukup hanya
menjadi pajangan hati, tanpa implikasi sosial yang berarti. Seharusnya, dengan
implementasi tauhid dalam kehidupan sehari hari maka seorang muslim tidak
cukup hanya menjalankan tauhid dengan meyakini bahwa Allah Yang Maha Esa,
melainkan juga harus mempraktikkan nilai nilai tauhid ke dalam realitas sosial
secara benar, menjalankan perintah-Nya dan peka terhadap urusan kemanusiaan,
sehingga tercipta keseimbangan antara ibadah dan perilaku sosial. Hal inilah yang
disebut sebagai amal shalih. Disamping segala hal yang
berkaitan dengan kepribadian dan karakter manusia yang telah disebutkan diatas,
tauhid juga mendasari kesatuan gerakan umat Islam. Dengan penanaman tauhid
yang benar dalam niat yang lurus dan tujuan yang satu maka tauhid akan terwujud
sebagai kesatuan umat Islam. Tak ada arogansi gerakan yang mengatasnamakan
golongan taupun lembaga. Dengan penguatan dan kesatuan niat serta tujuan, maka
tidak akan kita dapati fenomena revolusi pemikiran akibat pengaruh dari agresi
yahudi, zionisme, maupun freemansory. Dapat kita simpulkan, ketika tauhid telah
diimplementasikan dalam setiap karakter dan kepribadian umat muslim, maka
kesatuan niat dan tujuan akan terpatri dalam jiwa umat dan membentuk satu
gerakan perjuangan Islam.

2.4

Fungsi Tauhid
Perlu diketahui, bahwa pada hakikatnya tauhid ini bukan hanya sekedar

diketahui dan dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih dari itu, ia harus dihayati
dengan baik dan benar, karena apabila tauhid telah dimiliki, dimengerti, dan

dihayati dengan baik dan benar, maka kesadaran seseorang akan tugas dan
kewajibannya sebagai hamba Allah akan muncul dengan sendirinya. inilah salah
satu manfaat dari ilmu tauhid.
Selain itu, tauhid juga berfungsi sebagai pembimbimbing umat manusia
untuk menemukan kembali jalan yang lurus seperti yang telah dilakukan para
Nabi dan Rasul, karena jika diibaratkan sebuah pohon, tauhid adalah pokok akar
untuk menemukan kembali jalan Allah, yang dapat membawa umat manusia
kepada puncak segala kebaikan. Begitu juga dengan kayakinan (tauhid) akan
eksistensi tuhan yang maha esa (Allah) akan melahirkan keyakinan bahwa semua
yang ada di alam ini adalah ciptaan tuhan; semuanya akan kembali kepada tuhan,
dan segala sesuatu berada dalam urusan yang maha esa itu. Dengan demikian
segala perbuatan, sikap, tingkah laku, dan perkataan seseorang selalu berpokok
pada modus ini. Sebagai mana firman Allah dalam al-Quran yang artinya :
Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya menyembahKu(al-Dzariyat:56)
Hanya engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada engkaulah kami
mohon pertolongan(al-Fatihah:5)
Katakanlah, Dialah Allah yang maha Esa. Allah adalah tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu..(al-Ikhlas:1-2)

2.5

Macam-macam Tauhid
2.5.1

Tauhid rububiyah
Tauhid rububiyah adalah mentauhidkan Allah dalam segala

perbuatan-Nya, seperti menciptakan dan mengatur alam semesta, menghidupkan


dan mematikan, mendatangkan bahaya dan manfaat, memberi rizqi dan
semisalnya. Allah Taalaberfirman
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam (Q.S. Al-Fatihah)

2.5.2

Tauhid uluhiyah
7

Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam ibadah, seperti


berdoa, bernadzar, berkurban, shalat, puasa, zakat, haji dan semisalnya. Allah
Taala berfirman
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang (Q.S. Al-Baqarah : 163)
2.5.3

Tauhid asma was shifat


Tauhid asma was shifat adalah menetapkan nama-nama dan

sifat-sifat Allah sesuai dengan apa yang telah disifati oleh Allah untuk diriNya di dalam Al-Quran atau yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu
Alaihi

wa

Sallam

di

dalam

As-Sunnah

yang

shahih

tanpa

takwil

(menyelewengkan makna), tanpa tafwidh (menyerahkan makna), tanpa


tamtsil (menyamakan dengan makhluk) dan tanpa tathil.
Allah Taala berfirman :
Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat (Q.S. Asy-Syuura : 11).

2.6

Perusak Tauhid
Fenomena kesyirikan dan pelanggaran tauhid banyak terjadi di masyarakat

kita, karena kurangnya pengetahuan mereka tentang masalah tauhid dan


keimanan, serta hal-hal yang bisa mendangkalkan bahkan merusak akidah
(keyakinan) seorang muslim.
Contoh perusak tauhid :
1)

Memakai segala bentuk cincin atau benang-benang buhul baik terbuat dari
kuningan atau tembaga atau terbuat dari besi atau kulit untuk menolak

2)

atau menghilangkan bala. Ini adalah perbuatan syirik.


Jampi-jampi atau mantera-mantera bid'ah yang tidak ada tuntunan dari
Rasulullah. Meminta tolong kepada jin dalam mengungkap bentuk

penyakit atau mengobati sihir ataupun dengan mengalungkan tamimah


pada leher-leher manusia atau binatang baik berbentuk benang atau
ikatan-ikatan yang tertulis dengan kalimat-kalimat bid'ah yang tidak
terdapat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah atau bahkan tertulis dengan
al-Qur'an serta As-Sunnah, karena menurut pendapat yang benar hal ini
tidak dibolehkan, karena perbuatan ini sebagai perantara terjadinya
3)

perbuatan syirik.
Termasuk yang merusak tauhid adalah meminta keberkahan kepada
seseorang dan mengusap-usapkan tangan padanya dan meminta
berkahnya atau meminta keberkahan kepada pohon-pohonan, batubatuan atau benda lainnya. Bahkan Ka'bah tidak boleh mengusap-usap

4)

dindingnya dengan niat mengambil berkah dari materinya.


Bernadzar kepada selain Allah Ta'ala, karena nadzar adalah ibadah yang

5)
6)

tidak boleh ditujukan kepada selain Allah Ta'ala.


Meminta pertolongan serta perlindungan kepada selain Allah Ta'ala.
Perbuatan lainnya yang membatalkan tauhid adalah melakukan
perbuatan sihir, mendatangi tukang sihir, dan para dukun serta para
peramal atau orang-orang yang sejenis dengan mereka. Karena
sesungguhnya para tukang sihir adalah kafir, maka tidak boleh
mendatangi mereka, menanyakan sesuatu kepadanya (yang tidak
diketahui dari perkara ghaib), ataupun mempercayai ucapan mereka
walaupun mereka disebut (oleh masyarakat) sebagai para wali atau
syaikh- syaikh, dan atau yang sejenisnya.

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Kata tauhid berasal dari bahasa arab Wahhada-Yuhawwidu yang secara

etimologis

berarti

ke-Esaan,

sehingga

istilah

mentauhidkan

berarti,

Mengesakan. Tauhid merupakan kewajiban utama dan pertama yang


diperintahkan Allah. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita kaum muslimin
untuk mengerti hakekat dan kedudukan tauhid. Hakekat tauhid adalah
mengesakan Allah. Mengesakan Allah dalam Nama dan Sifat-Nya maksudnya
adalah kita beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah yang diterangkan
dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah. Dan kita juga meyakini bahwa hanya
Allah-lah yang pantas untuk memiliki nama-nama terindah yang disebutkan di AlQuran dan Hadits tersebut (yang dikenal dengan Asmaul Husna).

10

Você também pode gostar