Você está na página 1de 16

Pengaruh Cuaca dan Iklim dalam Bidang Pertanian

MAKALAH

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agrometeorologi

Oleh :
Kelompok 4
Nur Halima

(151510501160)

Muhammad Rizaldy Bagus

(151510501165)

Fitra Dea Wafa

(151510501167)

Ayenta Rudani Dara

(151510501173)

Haidzer Ali Al Azizi

(151510501175)

Dwi Putri Agusetyaningsih

(151510501176)

Hadi Prasetyo

(151510501183)

Barokati Tsaniyah

(151510501191)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAK U LTAS P E RTAN I A N
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cuaca dan iklim memiliki peranan yang penting dalam kehidupan
manusia. Cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam.
Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan iklim, mulai dari
jenis pakaian, makanan, bentuk rumah, pekerjaan sampai rekresi tidak terlepas
dari pengaruh atmosfer beserta proses - prosesnya. Cuaca dan iklim selalu
menyertai dan mempengaruhi kehidupan manusia di bumi. Sayangnya, saat ini

iklim sudah banyak mengalami perubahan, dengan adanya peristiwa ini manusia
menjadi kerepotan dan harus mencari solusinya.
Perubahan iklim terjadi di berbagai belahan dunia, sehingga menyebabkan
perubahan pola curah hujan, kenaikan muka air laut, kenaikan suhu serta
peningkatan kejadian iklim ekstrem berupa banjir dan kekeringan merupakan
beberapa dampak yang dihadapi oleh Indonesia. Saat ini, perubahan iklim bukan
lagi

menjadi

perdebatan

tentang

keberadaannya

tetapi

sudah

menjadi

permasalahan bersama antar komunitas, antar instansi, antar Negara bahkan global
untuk mendapat penanganan serius karena begitu banyak aspek kehidupan yang
terkena dampaknya, apalagi sektor pertanian. Produktivitas dan progresivitas
sektor pertanian dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama perubahan dan anomali
iklim. Oleh karena itu tidak mengherankan jika banyak pihak menyatakan bahwa
usaha di sektor pertanian merupakan sektor usaha yang berada pada posisi
ketidakpastian (unpredictable).
Hal ini mengingat suatu lingkungan pertanaman merupakan satu kesatuan
sistem yang saling berinteraksi, sehingga satu faktor dalam kondisi minimum
akan menjadi pembatas bagi perkembangan tanaman secara keseluruhan. Kondisi
tersebut sangat mempengaruhi perubahan dari musim tanam, sehingga
menyebabkan penurunan hasil produksi dari budi daya pertanian. Guna
mempertahankan sekaligus meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan
yang berhubungan erat dengan perubahan dan anomali iklim, maka diperlukan
upaya strategis yang salah satu di antaranya melalui adaptasi dan modifikasi
pengelolaan lingkungan pertanaman. Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih
lanjut tentang apa saja pengaruh dari cuaca dan iklim khususnya di dalam sektor
pertanian.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor pengendali serta unsur cuaca dan iklim

2. Untuk mengetahui pengaruh cuaca dan iklim pada bidang pertanian

1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui faktor pengendali serta unsur cuaca dan iklim
2. Dapat mengetahui pengaruh cuaca dan iklim pada bidang pertanian

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Iklim merupakan keadaan yang mencirikan kondisi atmosfer pada suatu


wilayah pada jangka waktu yang cukup panjang. Cuaca merupakan keadaan fisis
atmosfer di suatu tempat pada suatu waktu tertentu. Unsur-unsur iklim yaitu suhu
udara, kelembaban udara, curah hujan, tekanan udara, angin dan durasi matahari
yang dikendalikan oleh ketinggian tempat, garis lintang, daerah tekanan, arus laut
dan permukaan tanah. Ilmu yang mempelajari gambaran dan keterangan dari sifatsifat iklim dan hubungan dengan aktivitas manusia disebut dengan klimatologi
(Supriyanto, 2011).
Cuaca dan iklim adalah gejala alam yang tergantung dan banyak dipengaruhi
oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor dari luar seperti
topografi suatu wilayah dan posisi lintang dan bujur. Pengamatan cuaca dilakukan
untuk menghasilkan data yang dapat dimanfaatkan dan dianalisa untuk berbagai

keperluan. Salah satu hal yang paling penting dari pengamatan cuaca dan terus
dituntut perkembangannya adalah keakuratan dan ketepatan (Rachmawati, 2015).
Cuaca memiliki peran penting dalam bidang pertanian. Variabel cuaca
memiliki penagruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, seperti
suhu, air, cahaya matahari dan kelembaban. Variabel-variabel tersebut akan
mempengaruhi pemilihan tanaman yang sesuai dengan kondisi di kawasan
tersebut. Kesesuaian pemilihan tanaman dengan kondisi lingkungan akan
memberikan hasil produksi yang lebih tinggi (Baker, 2009).
Iklim dapat diklasifikasikan berdasarkan curah hujan yang didasarkan
pada bulan basah dan bulan kering yang dihitung dalam jangka waktu yang lama.
Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan adalah penakar hujan. Penakar
hujan merupakan alat penangkar hujan tipe observatori yang berbentuk silinder.
Penangkar hujan terdiri dari corong yang berfungsi untuk menerima air hujan.
Corong air hujan terletak pada bagian atas sedangkan pada bagian bawah terdapat
tempat penampungan. Alat penangkar hujan terbuat dari logam, Fiberglass atau
plasatik yang tahan terhadap karat (Edriyanto dan Ihsan, 2011).
Salah satu faktor iklim adalah suhu, suhu sangat penting dalam pertumbuhan
tanaman dan berperan hampir pada semua proses pertumbuhan. Suhu dapat
mempengaruhi metabolisme pada tanaman yang sedang berlangsung. Selain itu,
suhu udara merupakan faktor penting dalam menentukan tempat dan waktu
penanaman yang cocok. Ada tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan baik jika
ditanam pada suhu tinggi dan ada juga tanaman yang tidak dapat tumbuh jika
ditanam pada suhu rendah. Oleh karena itu suhu udara juga dapat juga dikatakan
sebagai faktor penentu dari pusat-pusat produksi tanaman (Kandari, 2013).
Menurut Muslim (2013), unsur pembentuk iklim atau cuaca sangat
berpengaruh dalam bidang pertanian, lain cuaca maka lain pula tanaman yang
ditanam pada suatu daerah tertentu. Cuaca dapat diperkirakan atau dapat
diprediksi dengan adanya satelit cuaca, satelit cuaca adalah wahana yang

berfungsi untuk memotret gejala cuaca yang terjadi dari satelit, termasuk
kecepatan angin, suhu dan awan. Semua yang diperlukan dalam mendukung
budidaya pertanian tersedia dalam citra satelit. Cara kerja dari satelit cuaca adalah
berupa kelanjutan fungsi termal dari sensor yang bersifat peka terhadap panas
yang ada pada wahana satelit tersebut yang menghasilkan citra atau gambaran
yang jelas sesuai dengan apa yang dipotret oleh satelit.
Menurut Leong (2010), durasi sinar matahari pada suatu daerah dapat diukur
dengan alat piranometer atau perekam cahaya matahari. Alat-alat tersebut terdapat
di stasiun cuaca. Stasiun cuaca merupakan tempat yang digunakan untuk
mencatat, mengarsipkan dan menganalisis keadaan cuaca harian.
Pengamatan cuaca yang akurat sangat penting untuk dijadikan data dalam
penentuan iklim disuatu wilayah. Pertanian merupakan salah satu sektor yang
paling terpengaruh oleh perubahan iklim yang sedang berlangsung. Perubahan
iklim akan memiliki efek yang signifikan pada keseimbangan ekosistem pertanian
dan hutan Bahkan, perubahan iklim dapat mempengaruhi produktivitas tanaman
budidaya. Ketahanan pangan jelas terancam oleh perubahan iklim, karena
ketidakstabilan produksi tanaman, dan menyebabkan perubahan di pasar, harga
pangan dan infrastruktur rantai pasokan (Salvo et al., 2013).
Varibilitas iklim berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Selain berpengaruh terhadap hasil produksi tanaman, variabilitas iklim
juga berpengaruh terhadap resiko penyebaran hama dan penyakit. Manajemen
risiko iklim dapat diminimalisir dengan melakukan kebijakan manajemen,
mengidentifikasi, menganalisis, menilai, mengobati dan memantau risiko (George
et al., 2012).
Variabilitas curah hujan juga mempengaruhi keberlanjutan sistem pertanian
tadah hujan di berbagai daerah khususnya di daerah kering seperti di wilayah
Afrika. Bahkan variabilitas yang juga akan mempengaruhi variabilitas iklim dapat
menyebabkan peningkatan kekeringan di wilayah tersebut. Oleh karena itu,

kegiatan pertanian sangat sulit untuk dijalankan karena keterbatasan ketersediaan


air. Hingga pada akhirnya pada wilayah tersebut mayoritas penduduknya kurang
gizi (Moyo et al., 2012).
Beberapa negara di dunia ini banyak mengalami masalah dalam menangani
dan mengelola efek perubahan iklim yang tidak menentu, contohnya adalah
Bangladesh. Beberapa diantaranya diakibatkan oleh faktor iklim seperti suhu,
curah hujan, karbon dioksida atmosfer, radiasi matahari dan lain-lain erat
hubungannya dengan produksi pertanian. Oleh karena itu diperlukan adanya
pengetahuan dan pemahaman yang baik oleh petani atau pihak lain untuk
mengatasi dan memanajemen akibat perubahan cuaca yang tidak menentu,
sehingga produksi pertanian tidak terganggu (Zakaria et al., 2014).

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Faktor Pengendali dan Unsur Cuaca dan Iklim


Budidaya tanaman tidak hanya berfokus pada proses penanaman yang
benar, namun beberapa perlakuan juga perlu dilakukan. Iklim merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan produksi tanaman.
iklim dapat diidentifikasi berdasarkan tipe vegetasi yang telah tumbuh di suatu
wilayah tertentu. Mekanisme pembentukan cuaca/iklim dimulai dari penyerapan
energy matahari oleh permukaan bumi yang akan mengaktifkan molekul-molekul
gas atmosfer sehingga terjadi pembentukan cuaca. Perbahan yang terjadi dari
sudut sinar dating tiap harinya mengakibatkan perubahan jumlah energy matahari.
Perubahan tersebut yang mengakibatkan terjadinya pemanasan dan pendinginan
udara, meningkat dan menurunnya tekanan udara serta penguapan dan
pembentukan awan dan presipitasi. 1) Daerah iklim tropis terletak di antara 0 LS
sampai 23 LS dan 0 LU sampai 23 LU 2) Daerah iklim subtropis terletak
antara 23 LS sampai 40LS dan 23 LU sampai 40 LU 3) Daerah iklim
sedang terletak di antara 40 LS sampai 66 LS dan 40 LU sampai 66 LU 4)
Daerah iklim dingin terletak di sekitar lingkaran kutub atau 66 LS sampai 90
LS dan 66 LU sampai 90 LU.
Menurut Dajenudin dkk. (2003) dalam As-Syakur dkk. (2011), unsurunsur iklim yang penting bagi proses pertumbuhan dan produksi tanaman adalah
curah hujan, lama masa bulan kering, suhu, kelembaban udara, dan ketinggian
tempat dari permukaan laut. Salah satu unsur yang terdapat pada iklim adalah
variabilitas suhu dan kelembaban udara. Unsur tersebut terhadap waktu di negara
Indonesia tidak terlalu besar pada sepanjang tahun, namun tingkat vairabilitas
suhu dan kelembaban udara sangat bervariasi dan sesuai dengan ruang. SIG
adalah suatu sistem informasi yang berfungsi sebagai pemadu antara data grafis
dengan data tabel objek yang dihubungkan secara geografis.

Unsur iklim yang lain yaitu curah hujan. Curah hujan merupakan unsur
terbesar dalam iklim tentang variasi waktu dan tempat, sehingga tinggi rendahnya
curah hujan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap keragaman hasil.
Penentuan cakupan wilayah indeks hujan memiliki prinsip yaitu menentukan
kemiripan dalam data hujan suatu stasiun dengan data hujan stasiun referensi lain.
Nilai indeks dari suatu stasiun referensi akan dapat diberlakukan untuk stasiun
tertentu apabila data hujan stasiun tersebut memiliki kemiripan.(Estiningtyas dkk.,
2013). Cuaca merupakan suatu peristiwa fisik yang sedang berlangsung di
atmosfer pada suatu tempat atau ruang dan disaat yang tertentu. Unsur-unsur yang
terdapat dalam cuaca hampir sama dengan unsur-unsur yang ada dalam iklim,
antara lain pancaran surya bumi dan atmosfer, tekanan udara, persipitasi,
penguapan, angin, suhu udara dan tanah, kelembaban udara dan tanah, dan
keawanaan. Unsur-unsur cuaca tersebut dinyatakan dalam berbagai variable cuaca
yang berbeda-beda pada setiap wilayah (Rusbiantoro, 2008).
Suhu permukaan merupakan data yang tercatat berdasarkan skala
termometer bola kering yang terpasang dalam sangkar meteorologi. Hal ini
menjadikan suhu menjadi salah satu unsur yang mempengaruhi pengukuran cuaca
sehingga perubahan cuaca sering berubah secara singkat dari waktu ke waktu
dalam jangka pendek. Suhu menjadi data mentah yang menentukan perkiraan
maupun analisa dalam penentuan cuaca. Ilmu yang mempelajari proses fisik dan
gejala pada cuaca yang terjadi pada lapisan atmosfer (troposfer) bumi dinamakan
meteorologi sedangkan ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan mengenai
sifat iklim, perbedaan iklim serta keterkaitan dengan aktivitas manusia disebut
klimatologi. Umumnya, informasi klimatologi digunakan untuk memperkirakan
kelembaban udara, intensitas cahaya, curah hujan, dan angin pada suatu wilayah
dan dalam waktu tertentu

3.2 Arti Penting Cuaca dan Iklim dalam Bidang Pertanian

Kemampuan dalam pematauan iklim telah didemonstrasikan pada sebuah


studi simulasi. Konsistensi data yang tinggi namun berbeda-beda pada setiap
stasiun pengamatan menyebabkan ketikpastian suatu data. Data real dapat
dilakukan dengan studi baru yang tidak sama dengan studi simuluasi (Danzer et
al., 2014). Pemantauan cuaca memainkan peran penting dalam kehidupan
manusia, sehingga pengumpulan informasi tentang perubahan cuaca sangat
penting. Indeks cuaca memiliki peran penting dalam mengantisipasi cuaca yang
tidak stabil. Seperti suhu udara, kelembaban relatif, curah hujan dan kecepatan
angin di resolusi tinggi. Hal ini bisa mengakibatkan kerusakan pada pertanian
(Gao et al., 2014).
Informasi cuaca sebelum melakukan kegiatan sangat penting, terutama
kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan alam seperti kegiatan
pertanian. Kegiatan pertanian dapat mencakup penentuan jadwal tanam, pola
tanam, penanaman, pemanenan, pengolahan pertanian produk untuk transportasi
atau distribusi produk pertanian. Pengetahuan akan informasi cuaca akan
mempermudah pekerjaan dalam pertanian (Iswanto dan Muhammad, 2012).
Pemantauan cuaca memegang peran penting dan di gunakan pada beberapa daerah
mulai dari melacak kondisi cuaca bidang pertanian dengan kondisi pemantauan
industri. Pemantaun tersebut ada kaitannya dengan informasi cuaca yang
kemudian disampaikan ke pihak luar. Informasi tersebut kemudoan dijadikan
dasar untuk menjadi pertimbangan dalam pertanian maupun industri (Sutar, 2015).
Perubahan iklim adalah sebanyak fenomena psikologis dan sosial sebagai soal
keanekaragaman hayati dan geofisika dan memiliki dampak luar biofisik.
perubahan iklim dan kesulitan dalam mengidentifikasi hubungan sebab akibat
antara perubahan iklim dan acara lokal yang mempengaruhi manusia, potensi
besar untuk dampak negatif mendesak sikap pencegahan. Perubahan iklim secara
langsung mempengaruhi produksi pertanian, karena sektor pertanian secara
inheren sensitif terhadap iklim kondisi dan salah satu sektor yang paling rentan
terhadap risiko dan dampak perubahan iklim global. permukaan dan sumber air
bawah tanah yang terbatas. Pertanian diharapkan akan paling terpengaruh oleh

perubahan iklim karena sangat tergantung pada iklim

variabel seperti suhu,

kelembaban dan curah hujan.


Unsur suhu cahaya matahari dan curah hujan dapat mempengaruhi bahan
tanam serta keberhasilan pertanian. Perubahan iklim dan cuaca yang dipantau
selanjutnya menjelaskan mengenai pemanasan global yang dapat menurunkan
hasil produksi pertanian. Secara signifikan pemantauan ini dapat digunakan
sebagai pemantauan dari mulai awal tanam (pra-tanam) hingga pasca panen serta
dapat mendeteksi penggunaan efektifitas yang tinggi dalam penggunaan pestisida
dilapang sehingga dapat meningkatkan produksi hasil tanaman (Czaczyk, 2012).
Fakta mengenai fluktuasi peristiwa iklim dan cuaca ini telah menandakan
adanya perubahan parameter iklim. Oleh karena itu perlu adanya pemantauan pola
iklim serta pengambilan langkah preventif untuk mengurangi fluktuasi tersebut.
Data iklim ataupun cuaca sangat diperlukan untuk peramalan cuaca maupun iklim
di masa mendatang sehingga menguntungkan sektor sosial maupun pertanian.

BAB 4. KESIMPULAN

Berdasarkan dari penjelasan tentang Pengaruh Cuaca dan Iklim dalam


Bidang Pertanian dapat disimpulkan bahwa :
1. Mekanisme pembentukan cuaca dimulai dari penyerapan energi matahari yang
mengaktifkan molekul-molekul gas atmosfer yang mengakibatkan perubahan

suhu dan tekanan udara. Suhu juga mempengaruhi perubahan cuaca yang
berubah-ubah secara singkat dari waktu ke waktu. Hal tersebut dikarenakan
suhu permukaan merupakan data yang tercatat berdasarkan termometer bola
kering yang terpasang pada sangkar meteorologi.
2. Cuaca dan iklim memiliki pengaruh besar terhadap kegiatan pertanian terkait
dengan penentuan jadwal tanam, pola tanam, penanaman, pemanenan,
pengolahan pertanian produk untuk transportasi atau distribusi produk
pertanian.

DAFTAR PUSTAKA

Leong, C. G. 2010. Atlas Sumber Dalam Geografi Fizikal. Malaysia: Institut


Terjemahan dan Buku Malaysia Berhad.

Baker, S. 2009. Perubahan Iklim di Zon Iklim Sederhana. Malaysia: Institut


Terjemahan dan Buku Malaysia Berhad.

As-syakur, A. R., I. W. Suarna, I. W. Rusna, dan I. N. Dibia. 2011. Pemetaan


Kesesuaian Iklim Tanaman Pakan Serta Kerentanannya Terhadap
Perubahan Iklim Dengan Sistem Informasi Geografi (Sig) di Provinsi Bali.
Pastura, 1(1): 15-25.

Estiningtyas, W., A. Buono, R. Boer, dan I. Las. Penggunaan Metode Fuzzy


Similarity dalam Penentuan Cakupan Wilayah Indeks Curah Hujan.
Meteorologi dan Geofisika, 14(2): 53-64.

Rusbiantoro, D. 2008. Global Warming For Beginner. Yogyakarta : O2.

Danzer, J., U. Foelsche. B. Scherllin-Pirscher, and M. Schwrz. 2014. Inuence of


changes in humidity on dry temperature in GPS RO climatologies.
Atomos. Meas. Tech, 7 : 28832896.

Gao, L., M. Bruenig, and J. Hunter. Estimating Fire Weather Indices Via Semantic
Reasoning Over Wireless Sensor Network Data Streams. Web and Sematic
Technology, 5(4): 1-20.

Você também pode gostar