Você está na página 1de 1

Warta Jemaat

(17 Apr 05)

Renungan:
ANGGUR BARU-KIRBAT BARU

(Lukas 5: 27-39)
Suatu pengalaman berharga biasanya mempengaruhi sikap dan tingkah laku; bahkan seluruh keberadaan
seseorang.
Nats hari ini menyinggung tentang orang Farisi yang sudah terlalu puas dengan keberadaannya; dan tidak
mau mengalami pembaharuan apapun. Inilah yang membuat mereka tidak dapat menerima Lewi, sang
pemungut cukai (ay. 27-32). Tetapi, Tuhan Yesus justru menyapa dan memilih Lewi. Karena itu, Lewi segera
meninggalkan segala urusannya dan mengikut Yesus (ay. 28). Bahkan, ia kemudian mengadakan
perjamuan besar untuk Yesus dan teman-temannya. Disanalah Tuhan Yesus makan bersama para
pemungut cukai (bagi orang Yahudi, acara makan bersama berarti sebuah persekutuan, tanda tidak ada
permusuhan. Kalaupun ada kesalahan, itu sudah diampuni/dilupakan). Orang Farisi sebagai penjaga
kemurnian agama protes terhadap Yesus. Tetapi Yesus menjawab keberatan mereka dengan sebuah
kiasan: bahwa orang sehat tidak memerlukan tabib/dokter-hanyalah orang sakit yang memerlukannya.
Yesus menegaskan bahwa Ia datang bukan untuk orang benar, tetapi untuk orang yang berdosa supaya
mereka bertobat. Kata-kata ini sebenarnya sebuah sindiran Yesus; bahwa orang Farisilah yang sebenarnya
perlu ditolong; namun mereka tidak menyadarinya. Keadaan mapan sering mengecohkan kita; dengan
membuat kita menganggap bahwa seluruh hidup kita berkenan kepada Tuhan. Bahkan tidak sering kita
menjadi hakim atas sesama kita.
Ay. 33-39 berisi perbedaan pandangan dan sikap antara orang Farisi dan Tuhan Yesus. Dengan
penjelasan ini, Tuhan Yesus ingin menyatakan bahwa kedatangan jaman Mesias (yakni kedatanganNya di
dunia ini); menuntut pembaharuan pola pikir dan sikap (bukan hanya penampilan luar). Tuhan Yesus
memberikan gambaran bahwa kalau sebuah baju tua yang koyak ditambal dengan potongan kain yang
baru; selain tidak cocok, kain itu semakin koyak. Gambaran yang senada tentang anggur baru yang
disimpan dalam kantong kulit yang tua. Kantong itu akan pecah karena anggur baru masih akan mengalami
fermentasi. Anggur baru membutuhkan kantong kulit yang baru pula. Dengan gambaran ini, Yesus sekali
lagi menekankan pentingnya memiliki sikap yang baru (tidak terpaku pada ajaran atau kebiasaan yang
lama; apalagi bila itu dari manusia/bukan Firman Tuhan). Dihubungkan dengan kisah Lewi tadi, maka setiap
kita perlu mengalami pembaharuan dalam hidup kita. Kita seharusnya memandang dengan cara baru
terhadap sesama; bukan lagi dengan kacamata penghakiman, melainkan dengan kasih dan pengampunan.
Dalam ay.39 Yesus menyindir orang Farisi yang tidak bersedia berubah. Memang tidak mudah untuk
mengubah pandangan dan sikap yang sudah terlanjur kaku. Tetapi bila Tuhan sanggup memanggil,
menyelamatkan dan mengubah orang-orang berdosa; Tuhan juga sanggup mengubah hidup kita. Yang
penting kita bersedia merendahkan diri di hadapan Tuhan dan memohon pimpinanNya. Yesus Kristus masih
menawarkan segala sesuatu baru (Why.21:5). Sebagai Tabib, Ia menawarkan kepada orang berdosa
kehidupan baru dan kesehatan rohani. Sebagai Mempelai Laki-laki, Ia membawakan kasih dan sukacita
baru. Ia memberi kita jubah kebenaran dan anggur Roh Kudus (Ef. 5:18; Kis. 2:13). Membiarkan diri
terkurung dalam pola pikir dan sikap yang kaku, bukan saja mengacaukan hidup kita sendiri; tetapi juga
merusak hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Biarkan Tuhan mengubah hidup kita menjadi seturut
kehendakNya.
(Tety N.Y.T.)

Você também pode gostar