Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Penelitian geologi dilakukan untuk mengenal dan memahami kondisi geologi suatu daerah.
Penelitian tersebut dapat meliputi penelitian pada permukaan dan bawah permukaan. Salah
satu bagian dalam penelitian geologi permukaan adalah dengan menganalisis fasies
lingkungan pengendapan yang didapat dari singkapan. Penelitian ini dilakukan untuk lebih
memahami proses-proses sedimentasi suatu lingkungan pengendapan, yang kemudian
menjadi acuan dalam korelasi dengan analisis bawah permukaan. Penelitian geologi bawah
permukaan suatu daerah adalah dengan melakukan korelasi stratigrafi dan analisis
komponen-komponen stratigrafi serta struktur yang terdapat di dalamnya. Korelasi dan
analisis komponen-komponen stratigrafi dapat dilakukan dengan pendekatan stratigrafi
sekuen.
Para
ahli
sedimentologi
mempelajari
batuan
sedimen
untuk
litosper,
pembebanan
batuan
sedimen
dan
gunungapi,
(crustal thinning):
akibat magmatisme
Penebalan mantel
Pendinginan
litosper (mantle-
lithospheric thickening):
Pembebanan batuan
sedimen dan
gunungapi
litosper
yang
diikuti
penghentian
selama
(sedimentary and
volcanic loading):
Pembenan tektonik
(tectonic loading):
(subcrustal loading):
padat
Aliran astenosper
(asthenospheric flow):
penunjaman litosper
Penambahan berat
kerak (crustal
densification):
cekungan
sedimen
erat
hubungannya
dengan
gerakan kerak dan proses tektonik yang dialami lempeng. Ingersol dan
Busby (1995) menunjukkan bahwa cekungan sedimen dapat terbentuk
dalam 4 (empat) tataan tektonik: divergen, intraplate, konvergen dan
transform).
Menurut
Dickinson,
1974
dan
Miall,
1999;
klasifikasi
(1988)
memberikan
klasifikasi
cekungan
sedimen
secara
TIPE CEKUNGAN
TATAAN TEKTONIK
PENYEBAB
LEMPENG
TERBENTUKNYA
Crustal sag
Cekungan intrakraton
Intra-plate collapse
Puntir (tension)
Epicratonic downward
Rift
Tekanan
Palung (trench)
(compression)
aktif)
arc)
Busur belakang
(back-arc)
Wrenching
Strike-slip
Gerakan mendatar
lempeng
TIPE CEKUNGAN
TEKTONIK
Divergen
Antar-
Cekungan
beralaskan
kerak
benua/peralihan:
cekungan
lempeng
Konvergen
Cekungan
cekungan
akibat
busur
subduksi:
depan,
palung,
cekungan
cekungan
intra-busur,
lereng
cekungan
palung,
busur
belakang.
Cekungan akibat tabrakan: cekungan retroac forels, peripheral
foreland basin, cekungan punggung babi (piggyback basin), broken
forland
Tranform
Hybrid
Cekungan
akibat
berbagai
sebab:
cekungan-cekungan
Buku ini tidak membahas secara rinci semua jenis cekungan sedimen,
akan tetapi beberapa cekungan yang dianggap penting akan dibahas
secara singkat di bawah ini (sebagian besar disarikan dari Boggs, 2001).
Gambar X.1:
Aulakogen (Aulacogen)
Aulakogen adalah jenis khusus dari renggangan yang menyudut besar
terhadap tepian benua, dimana umumnya dianggap sebagai renggangan
tetapi gagal dan kemudian diaktifkan kembali selama tektonik konvergen
(Gambar X.1C). Palung yang sempit tapi panjang dapat menggapai
sampai kraton benua dengan sudut besar dari lajur sesar. Sedimen yang
mengisi cekungan jenis ini dapat berupa sedimen darat (misalnya kipas
aluvium), endapan paparan, dan endapan yang lebih dalam seperti
endapan turbit. Contoh aulakogen di antaranya Renggangan Reelfoot
yang berumur Paleozoik dimana Sungai Misisipi mengalir dan Palung
Benue yang berumur Kapur dimana Sungai Niger membelahnya.
Cekungan tepian benua
Cekungan tepian benua dicirikan oleh kehadiran baji yang sangat besar
dari sedimen yang ke arah laut dibatasi oleh lereng landai dari benua dan
sembulan. Ketidakterusan struktur dijumpai di bawah sistem ini, antara
kerak benua normal dan kerak peralihan (Gambar X.1D). Sedimen
terendapkan pada sistem ini: pada paparan berupa pasir neritik dangkal,
lumpur, kabonat dan endapan evaporasi; pada lerengan terdiri atas
lumpur hemipelagik; dan pada sembulan benua berupa endapan turbit.
Cekungan renggangan (rift basin) dapat berhubungan dengan cekungan
tepian benua. Contoh yang baik dari cekungan jenis ini adalah pantai
Amerika dan bagian selatan-timur Kanada (Cekungan Blake Plateau,
Palung Lembah Baltimor, Cekungan George Bank dan Cekungan Nova
Scotian) yang terbentuk pada akhir Trias- awal Jura oleh renggangan dan
terpisahnya
Pangea.
Beberapa
cekungan itu
terpisahkan
dari laut
yang
berhubungan
dengan
patahan
mendatar
regional
Gerakan
sepanjang
patahan
mendatar
regional
dapat
membentuk
untuk
bersangkutan.
dipelajari
dalam
analisa
Sedimen
tersebut
cekungan
dipelajari
sedimen
bagaimana
yang
proses
batuan
induk,
akan
sangat
mempengaruhi
komposisi
sedimentasi,
stratigrafi,
fasies
dan
sistem
pengendapan,
petrografi/mineralogi
(Klein,
1995;
Boggs,
2001).
Penelitian
geofisika.
Pembahasan
berikut
ini
secara
singkat
akan
yang
sangat
penting
untuk
interpretasi
sejarah
bumi.
Untuk
stratigrafi
sangat
tergantung
pada
kegunaan
hasil
Sejumlah
penampang
stratigrafi
dapat
dipakai
dalam
pembuatan
dari
suatu
cekungan,
sering
pula
disiapkan
dalam
rangka
cekungan.
Pada
umumnya
penampang
stratigrafi
tiga
dimensi
dari
beberapa
satuan
stratigrafi
dari
suatu wilayah
Peta Struktur
Untuk menggambarkan bentuk dan orientasi cekungan serta geometri
pengisian cekungan diperlukan peta struktur. Pada dasarnya, kontur pada
peta ini adalah kumpulan titik-titik yang mempunyai elevasi sama dari
bagian atas atau bawah suatu datum tertentu. Struktur lokal seperti
antiklin dan sinklin dapat dengan mudah dikenali pada peta jenis ini
(Gambar X.5). Peta struktur ini sangat berguna dalam eksplorasi baik
hidrokarbon maupun mineral dan batubara. Dasar cekungan dapat
digambarkan dengan peta ini, apabila menggunakan datum bagian bawah
lapisan tertua pengisi cekungan yang bersangkutan. Dengan begitu
topografi purba dapat diinterpretasi dengan mudah.
Peta Paleogeologi
Peta paleogeologi adalah peta yang menggambarkan kondisi geologi
tertentu di bawah atau di atas suatu unit tertentu. Sebagai contoh, kita
dapat mengupas semua satuan batuan mulai dari unit stratigrafi tertentu
tersebut dekat dengan asal batuan atau sangat mungkin tepi cekungan.
Sedangkan
bagian
yang
nilai
perbandinganklastiknya
rendah
Gambar
X.7.
Peta
litofasies
perbandingan
klastik.
Arah
panah
Diagram
segi
tiga
menggambarkan
tiga
komponen
alur
aliran,
gelembur
gelombang,
dan
pergentengan.
Beberapa
peta
seperti
telah
dibicarakan
sebelumnya
dapat
juga
merupakan
peta
arus
purba
yang
berdasarkan
hanya
pada
Hasil
pengukuran
tersebut
kemudian
dirata-rata
untuk
Gambar X.9. Peta arus purba dari batupasir Trias, Formasi Meluhu di
Sulawesi Tenggara.