Você está na página 1de 9

CO

TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

PY

ANALISA UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2009

Paper T1 ini bagus dan benar karena:


1. Semua materi kuliah Hukum Ekonomi yang telah disampaikan dosen sampai periode UTS, dibahas dalam paper ini dan
pembahasannya dikaitkan dengan tema yang telah ditugaskan oleh dosen (lihat kalimat-kalimat yg diwarnai kuning).
2. Penulisan tiap-tiap materi kuliah Hukum Ekonomi dalam paper ini, ditulis secara urut seperti urutan yang disampaikan
dosen di perkuliahan.
3. Paper ini dilengkapi dengan sumber-sumber bacaan di footnote-nya, yang menunjukkan mahasiswa penulisnya serius
dalam mengerjakan papernya dan banyak membaca materi-materi lain di luar materi kuliah.
4. Teknik penulisannya rapi, dengan paragraf, sub paragraf, dan sub judul.

NO

Oleh: Gilang Wiryanu Murti


NIM: 0610110078

Kesejahteraan sosial mempunyai keterkaitan yang erat dengan Hukum Ekonomi dalam pencapaian

DO

tujuannya. Tujuannya yaitu dapat mewujudkan kehidupan yang layak dan bermartabat bagi masyarakat,
serta memenuhi hak atas kebutuhan dasar masyarakat untuk menciptakan kesejahteraan sosial. Sedangkan
dalam hukum ekonomi kegiatan yang dilakukan yaitu bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

M
ur
ti.

Tingkat kesejahteraan masyarakat mempunyai hubungan terhadap kondisi sosial ekonomi.


Sebagaimana dalam upaya mencapai tujuan bangsa sila kelima Pancasila menyatakan bahwa
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia1, dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

an

tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

iry

melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.2 Untuk
menciptakan kehidupan yang layak dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat, Pemerintah

mengeluarkan UU No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga

la
n

negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi

Gi

sosialnya.3 Kegiatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari merupakan lingkup dari kegiatan ekonomi, yaitu
cara mempertahankan hidupnya sehari-hari serta berbagai hal yang mempunyai keterkaitan dengan
kesejahteraan secara materiil. Pemenuhan taraf kesejahteraan sosial perlu terus diupayakan mengingat

Pancasila sila ke-5


Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, tentang Tujuan Negara Republik Indonesia
3
Pasal 1 ayat (1) UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
2

sebagian besar rakyat Indonesia masih belum mencapai taraf kesejahteraan sosial yang diinginkan.
Keberhasilan pembangunan terletak pada kemampuan penanganan terhadap para penyandang masalah
kesejahteraan sosial. Kemajuan pembangunan ekonomi tidak akan ada artinya jika kelompok rentan
penyandang masalah sosial tersebut, tidak dapat terlayani dengan baik. Untuk itu pembangunan bidang
kesejahteraan sosial terus dikembangkan bersama dengan pembangunan ekonomi.

PY

Kedua bidang antara kesejahteraan sosial dengan pembangunan ekonomi harus berjalan secara
bersamaan tanpa ada yang harus diutamakan. Hal ini mengingat pembangunan ekonomi sangat

CO

mempengaruhi tingkat kemakmuran suatu negara, namun pembangunan ekonomi yang sepenuhnya
diserahkan pada mekanisme pasar, tetap tidak akan mampu menjamin kesejahteraan sosial pada setiap

masyarakat. Bahkan pengalaman negara maju dan berkembang seringkali memperlihatkan jika prioritas

NO

hanya difokuskan pada kemajuan ekonomi memang dapat memperlihatkan angka pertumbuan ekonomi.
Namun sering pula gagal menciptakan pemerataan dan menimbulkan menimbulkan kesenjangan sosial.
Akhirnya dapat menimbulkan masalah kemiskinan yang baru. Oleh karenanya penanganan masalah

DO

kemiskinan harus didekati dari berbagai sisi baik pembangunan ekonomi maupun kesejahteraan sosial.4

M
ur
ti.

Berbagai aktivitas ekonomi baik nasional maupun internasional diatur dalam hukum ekonomi. UU
No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial adalah salah satu undang-undang yang berkaitan dengan
hukum ekonomi, sehingga segala ketentuan didalamnya mencangkup pendekatan dalam hukum ekonomi.

Hukum ekonomi mempunyai 3 sisi pendekatan, yaitu:

an

1. Interdisipliner

Dalam UU tentang Kesejahteraan Sosial tidak hanya terdapat sifat hukum tertentu namun

iry

terdapat beberapa bidang hukum lainnya:

Hukum Dagang tertuang dalam BAB III Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial bagian ketiga
mengenai Jaminan Sosial, jaminan sosial diberikan dalam bentuk asuransi kesejahteraan sosial dan

bantuan langsung berkelanjutan, serta tunjangan berkelanjutan.5 Dengan adanya bantuan dari

la
n

Pemerintah berupa asuransi atau tunjangan lain yang terdapat dalam Pasal 9 dan Pasal 10 tersebut

Gi

dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya berjalan. Pemerintah telah mengupayakan kesejahteraan


masyarakat melelui program Bantuan Langsung Tunai (BLT), dengan dilatarbelakangi upaya
mempertahankan tingkat konsumsi rumah tangga sebagai akibat adanya kebijakan kenaikan harga
BBM. Kendala yang dialami dalam program BLT ini yaitu terhadap masyarakat sendiri, banyak warga
4
5

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=216&Itemid=76, diakses tanggal 5 April 2009


Pasal 9 ayat (2) dan (3) UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial

yang tidak semestinya mendapat kartu BLT. Hal ini dapat menjadikan tingkat kesejahteraan
masyarakat tidak dapat merata, yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin. Dengan
ditemukannya hambatan yang demikian tingkat perekonomian Indonesia belum dapat sepenuhnya
tercapai kemakmuran secara merata.
Hukum Pidana tertuang dalam BAB III Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial bagian kelima
tentang Perlindungan Sosial pasal 14 sampai dengan pasal 17 UU No. 11 tahun 2009, Perlindungan

PY

sosial dimaksudkan untuk mencegah dan menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial
seseorang agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal.6

CO

Perlindungan sosial dilaksanakan dengan bantuan sosial, advokasi sosial, dan bantuan hukum.7
Penerapannya dalam masyarakat undang-undang kesejahteraan sosial ini bentuk perlindungan

sosialnya kurang diaplikasikan. Bantuan sosial, advokasi sosial, dan bantuan hukum jarang diberikan

NO

kepada masyarakat dalam taraf ekonomi rendah. Dengan adanya prinsip ekonomi perlindungan sosial
berjalan sejajar dengan itu. Hal ini tidak merubah nasib kelompok rentan penyandang masalah sosial

DO

tersebut.

Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur tentang negara, yaitu antara lain dasar

M
ur
ti.

pendirian, struktur kelembagaan, pembentukan lembaga-lembaga negara, hubungan hukum (hak dan
kewajiban) antar lembaga negara, wilayah dan warga negara. Pemerintah dan pemerintah daerah
melakukan koordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.8

Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur kegiatan administrasi negara. Yaitu

an

hukum yang mengatur tata pelaksanaan pemerintah dalam menjalankan tugasnya . Hukum
administarasi negara memiliki kemiripan dengan Hukum Tata Negara. Kesamaanya terletak dalam hal

iry

kebijakan pemerintah , sedangkan dalam hal perbedaan Hukum Tata Negara lebih mengacu kepada

fungsi konstitusi/hukum dasar yang digunakan oleh suatu negara dalam hal pengaturan kebijakan
pemerintah,untuk Hukum Administrasi Negara dimana negara dalam "keadaan yang bergerak". Dalam

Undang-undang tentang Kesejahteraan Sosial ini mencangkup Wewenang dan Tanggung Jawab

la
n

bagian ketiga tentang Pemerintah Daerah pasal 27 sampai dengan pasal 30. dan dalam Bab VIII
tentang Pendaftaran dan Perizinan Lembaga Kesejahteraan Sosial mencangkup hal-hal mengenai

Gi

pendaftaran dan perizinan, lembaga yang menyelenggarakan kesejahteraan sosial wajib mendaftar
kepada kementerian atau instansi di bidang sosial.9 Kajian dari Hukum Administrasi Negara yaitu
6

Pasal 14 ayat (1) UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial


Pasal 14 ayat (2) UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
8
Pasal 31 UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
9
Pasal 46 ayat (1) UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
7

mengenai pendaftaran dan perizinan mencangkup administratif yaitu pencatatan dan pendataan atas
lembaga yang didirikan kepada Pejabat yang berwenang/setempat. Lembaga yang didirikan yang
berkaitan dengan undang-undang ini yaitu Lembaga Kesejahteraan Sosial Indonesia (LKSI). LKSI
berdiri didasari atas rasa keprihatinan yang begitu mendalam akibat dari situasi dan kondisi bangsa
yang terus terpuruk, mulai dari angka kemiskinan yang begitu tinggi dan berbagai permasalahan yang

PY

diakibatkan faktor ekonomi.10


2. Multidisipliner

CO

Ekonomi dituangkan dalam Bab III Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial bagian keempat
tentang Pemberdayaan Sosial pasal 12, serta BAB IV Penanggulangan Kemiskinan pasal 19. Para

pihak penyandang masalah kesejahteraan sosial diarahkan dalam penyelenggaraan peningkatan

NO

perekonomian Nasional agar mampu bersaing dalam memperoleh kesejahteraan secara mandiri. Salah
satu contohnya yaitu dibukanya akses lapangan kerja secara luas.

DO

Sosial, berkaitan dengan Rehabilitasi Sosial bagian kedua BAB III Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial, rehabilitasi sosial dimaksudkan untuk memulihkan dan mengembangkan
kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya

M
ur
ti.

secara wajar.11
3. Transnasional

Pendekatan mengenai unsur-unsur asing dan yang melintasi batas negara, berbunyi lembaga

kesejahteraan sosial asing dalam melakukan penyelenggaraan kesejahteraan sosial wajib memperoleh

an

izin dan melaporkan kegiatannya kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan

iry

kewenangannya.12

Hukum ekonomi mempunyai beberapa karakteristik, sehingga dapat dilihat ciri-ciri yang
bagaimanakah yang dapat dikategorikan sebagai hukum ekonomi. UU No. 11 Tahun 2009 Tentang

Kesejahteraan Sosial sudah memenuhi karakter dari hukum ekonomi dilihat dari beberapa karakternya

la
n

termasuk dalam hukum ekonomi. Berdasarkan penjabaran diatas mengenai sisi pendekatan hukum ekonomi

Gi

yang dituangkan dalam UU tentang Kesejahteraan Sosial ini sudah dapat dikatakan memenuhi kajian dari
hukum ekonomi. Segala bentuk bidang hukum sudah tercakup dalam undang-undang tersebut.

10

http://www.lksi.or.id/, diakses tanggal 5 April 2009.


Pasal 7 ayat (1) UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
12
Pasal 48 UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
11

UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial mencangkup pula hukum privat dan hukum
publik. Hukum privat adalah hukum yg mengatur hubungan orang perorang, hukum privat kajiannya berupa
Hukum Perdata dan Hukum Dagang. Sedangkan hukum publik adalah hukum yg mengatur hubungan antara
negara dengan warga negaranya. Hukum publik secara garis besar dikaji oleh Hukum Pidana, Hukum
Administrasi Negara, Hukum Tata Negara, dan lain-lain. Hukum publik atau hubungan antara negara
dengan warga negaranya dalam Undang-undang Kesejahteraan Sosial diatur sebagai penyandang hak dan

PY

kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia yang wajib dilindungi oleh negara, yaitu salah satunya berhak

CO

mendapatkan kehidupan yang sejahtera.

Ruang lingkup dari UU tentang Kesejahteraan Sosial lebih luas dari hukum perdata dan hukum

dagang. Pasal-pasal didalamnya mencangkup pula hukum-hukum lain selain hukum privat. Sehingga UU

NO

tentang Kesejahteraan Sosial ini tidak dapat dikategorikan dalam satu hukum saja, maka termasuk dalam
hukum ekonomi sesuai dengan karakteristik hukum ekonomi tersebut.

DO

UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial merupakan perpaduan dari berbagai bidang
hukum. Hukum pidana mengenai ketentuan perlindungan social yang dilaksanakan dengan bantuan sosial,

M
ur
ti.

advokasi sosial, dan bantuan hukum. Mengenai hukum dagang pemberian jaminan sosial dalam bentuk
asuransi kesejahteraan sosial dan bantuan langsung serta tunjangan. Hukum administrasi negara mengenai
wewenang penyelenggaraan kesejahteraan sosial dan mengenai pendaftaran dan perijinan pendirian lembaga
sosial.. Hukum tata negara tentang hubungan hukum antar lembaga negara seperti pemerintah dan

pemerintah daerah koordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian penyelenggaraan

an

kesejahteraan sosial.

iry

Pada dasarnya UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial mengatur lebih rinci dari

hukum ekonomi. Dilihat dari persamaan kegiatan serta tujuan yang hendak dicapai, yaitu pemenuhan
kebutuhan dan cara mempertahankan hidup sehari-hari serta berbagai hal yang mempunyai keterkaitan

dengan kesejahteraan secara materiil. Maka dapat dikatakan UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan

la
n

Sosial mengatur secara rinci dari hukum ekonomi, adagium untuk itu adalah, Lex specialis derograt lex

ekonomi.

Gi

generalis jadi, UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial lebih diutamakan daripada hukum

Sumber Hukum adalah tempat dimana hukum itu ditemukan. Sumber hukum meliputi Perundangundangan, perjanjian, traktat, jurisprudensi, kebiasaan, dan pendapat sarjana (doktrin). Dalam hal ini tingkat
kepentingan dan penggunaan sumber-sumber hukum tergantung pada sistem hukum yang dianut suatu

negara. Dari sumber hukum itu tadi ditemukanlah peraturan-peraturan disistimatisasikan menurut: sejarah
perkembangan hukum bidang yang bersangkutan di indonesia, falsafah indonesia yang melatarbelakangi
bidang hukum tersebut, kebijakan pemerintah di bidang tersebut, pelaksanaan dari kebijakan pemerintah di
bidang yang bersangkutan. Dalam kegiatan pemenuhan kesejahteraan sosial bersumber kepada perundangundangan yang kemudian dijadikan sebuah dasar hukum ekonomi Indonesia dalam sebuah heararki.

PY

Dasar hukum dibentuknya Undang-undang Kesejahteraan Sosial ini mengingat Pasal 18A, Pasal 20,
Pasal 21, Pasal 23 ayat (1), Pasal 27 ayat (2), Pasal 28C ayat (1), Pasal 28H ayat (1), ayat (2), dan ayat (3),

CO

dan Pasal 34 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.13 Pasal 28 mengatur mengenai
Hak Asasi Manusia berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, demi

meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Berhak atas jaminan sosial yang

NO

memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Negara berkewajiban
memelihara warga negaranya yang miskin dan terlantar, hal tersebut tertuang dalam Pasal 34 UUD 1945

DO

yang dijadikan Dasar Hukum dirumuskannya Undang-undang Kesejahteraan Sosial.


Subyek hukum ekonomi dibagi menjadi 4 komponen: yaitu yang pertama adalah Pemerintah; Pelaku

Masyarakat). Penjabarannya sebagai berikut:

M
ur
ti.

usaha; masyarakat/konsumen; NGO (Non Goverment Organization)/ LSM (Lembaga Swadaya

Pemerintah memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara yaitu terletak sebagai

regulator dan fasilitator. Tingkat perekonomian baik meningkat maupun menurun berdasarkan atas

an

Pemerintah sebagai pemeran yang utama. Pemerintah atas nama Negara berfungsi sebagai pengayom
dengan memberikan jaminan hukum dan perundang-undangan namun terkadang ekonomi cenderung

iry

memunculkan monopoli dan oligopoli karena peran negara yang diminimalkan. Bahwa peran pemerintah

dalam ekonomi pasar berpengaruh terhadap proses pemulihan ekonomi nasional. Perannya dalam
mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja diharapkan menjadi langkah awal bagi

upaya pemerintah menggerakkan sektor produksi pada berbagai lapangan usaha sehingga tercipta masyarkat

Gi

peminjaman dana.

la
n

yang mandiri dan berpotensi. Dukungan diwujudkan melalui kebijakan maupun pengadaan fasilitas dan

Komponen subjek hukum ekonomi yang kedua yaitu Pelaku Usaha. prtumbuhan ekonomi suatu
Negara dipengaruhi pula oleh pelaku usaha, yaitu dapat berupa perorangan dan badan usaha. Pelaku usaha
disini mempunyai manfaat untuk membina dan menumbuhkan pelaku-pelaku usaha ekonomi produktif bagi
13

UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial

masyarakat penyandang ekonomi lemah. Dengan adanya pelaku usaha yang peduli terhadap sesama
diharapkan tingkat kemiskinan Negara menurun hingga menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil.
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui perorangan dan badan usaha diharapkan dapat menciptakan
lapangan kerja yang ditujukan bagi masyarakat ekonomi lemah.
Subyek hukum ekonomi yang ketiga adalah Masyarakat. Manusia pada dasarnya adalah makhluk

PY

sosial yang lebih suka hidup secara bersama. Hal ini disebabkan dengan kapasitas individu yang ada,
manusia tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok untuk mempertahankan kehidupan mereka dalam

CO

masyarakat. Oleh karena itu, mereka sangat membutuhkan suasana kehidupan yang saling menolong dan
bekerjasama.

adalah:

DO

1. Asas Iman dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

NO

Asas-asas yang terdapat dalam UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial tersebut

Asas ini dalam Hukum Ekonomi dipandang sebagai asas yang paling mendasar dari dibentuknya

M
ur
ti.

sebuah Undang-undang yang mengatur kegiatan ekonomi di Indonesia. Indonesia adalah negara yang
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai Pancasila sila pertama. Undang-undang
Kesejahteraan Sosial didasari pula oleh Asas Iman dan Takwa lepada Tuhan YME karena adanya rasa
peduli terhadap sesama manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia hdala ciptaan yang

paling tinggi dari ciptaan Tuhan yang lainnya, karena diberi akal pikiran, budi nurani, dan perasaan.

iry

2. Asas Kepastian Hukum

an

Oleh karena itu, dalam suatu kesejahteraan sosial dapat merata jika ada kepedulian diantara sesama.

Indonesia adalah negara hukum (rechsstaat), negara dengan ciri ini harus ada sebuah asas yaitu Asas

Kepastian Hukum. Untuk menjamin hak dan kewajiban warga negarannya perlu peraturan yang

mengatur untuk itu. Landasan undang-undang diutamakan untuk penyelenggaraan kebijakan negara,

la
n

yaitu undang-undang tentang kesejahteraan sosial ini. Penyandang masalah kesejahteraan sosial
diberihak untuk meningkatkan taraf hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah

Gi

ditetapkan.

3. Asas Keterbukaan

Asas keterbukaan adalah memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang terkait dengan penyelenggaraan kesejahteraan sosial.14 Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial harus dilaksanakan secara merata, dengan informasi yang akurat. Agar tidak
terjadi kendala dalam pencapaian pembangunan ekonomi, penetapan sasaran harus sesuai dengan
tujuan. Kesejahteraan Sosial ini ditujukan bagi masyarakat yang dibawah taraf hidup, misalnya dalam
contoh yang sudah disebut diatas yaitu melelui program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Pemberian

PY

informasi bantuan di sosialisasikan bagi masyarakat guna menunjang perokonomiannya. Dengan


keterbukaan ini, baik dari masyarakat misal tentang tingkat kemiskinannya, maupun dari pemerintah

CO

mengenai sosialisasi program peningkatan kesejahteraan tersebut.

4. Asas Akuntabilitas

NO

Asas akuntabilitas adalah dalam setiap penyelenggaraan kesejahteraan sosial harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.15 Setiap kegiatan

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat pula.

M
ur
ti.

5. Asas Kemandirian

DO

ekonomi yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat deserta hasilnya harus dapat

Berdasarkan asas kemandirian diharapkan masyarakat yang maz dalam taraf hidup rendah dapat
memperlancar pelaksanaan dan pemenuhan kebutuhan ekonomi. Untuk mencapai asas kemandirian
dibutuhkan suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan potensi dan kemampuan masyarakat

an

yang berada dalam taraf hidup yang rendah untuk berusaha menciptakan suatu lapangan usaha secara
mandiri. Dalam undang-undang kesejahteraan sosial mengatur mengenai Pemberdayaan Sosial yang

iry

dimaksudkan untuk mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.

6. Asas Pembangunan Berkelanjutan

Asas keberlanjutan adalah dalam menyelenggarakan kesejahteraan sosial dilaksanakan secara

la
n

berkesinambungan, sehingga tercapai kemandirian.16 Berkelanjutan disini mempunyai arti bahwa


jaminan sosial serta bantuan langsung yang diberikan oleh Pemerintah untuk masyarakat miskin

Gi

dilakukan secara berlanjut atau berkala hingga masyarakat yang dalam ekonomi lemah tersebut
mampu mandiri tanapa bantuan dari Pemerintah lagi.
7. Asas Manfaat
14

Penjelasan Pasal 2 huruf f UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial


Penjelasan Pasal 2 huruf g UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
16
Penjelasan Pasal 2 huruf j UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
15

Asas kemanfaatan adalah dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial harus memberi manfaat bagi
peningkatan kualitas hidup warga negara.17 Penyelenggaraan ini memberikan manfaat bagi kelompok
kurang mampu dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Dengan adanya jaminan sosial dan bantuan
langsung Pemerintah ini diharapkan tingkat kemiskinan di Indonesia dapat berkurang dan dapat
meningkatkan perekonomian negara.

PY

8. Asas Keadilan dan Pemerataan

Asas keadilan adalah dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial harus menekankan pada aspek
18

Pemerataan dan

CO

pemerataan, tidak diskriminatif dan keseimbangan antara hak dan kewajiban.

keadilan disini ditujukan bagi penyandang masalah ekonomi yang diklasifikasi oleh Pemerintah secara

akurat dan adil sesuai tingkat kemiskinan. Namun sering kali pada prakteknya, penerima kesejahteraan

NO

sosial ini tidak selalu adil dan merata. Kurangnya pengawasan dan penggolongan masyarakat kurang

Gi

la
n

iry

an

M
ur
ti.

DO

mampu ini dikendalai oleh masyarakat itu sendiri.

17
18

Penjelasan Pasal 2 huruf c UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial


Penjelasan Pasal 2 huruf b UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial

Você também pode gostar