Você está na página 1de 3

Home Dasar-Dasar Islam Tazkiyatun Nufus Agar Selalu Ditolong Allah

Agar Selalu Ditolong Allah


Rubrik: Tazkiyatun Nufus | Oleh: Sri Kusnaeni, S.TP. ME.I - 19/12/12 | 08:30 | 05 Safar 1434 H

Ada 1 komentar dan ada 8 reaksi

3254 hits

Bismillahirrahmaanirrahim

Rombongan delegasi Indonesia membawa bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina (knrp)
dakwatuna.com Allah akan selalu menolong hambanya, sepanjang hamba tersebut
menolong saudaranya. Sejuk sekali membaca, atau mendengar hadits ini. Kita dimotivasi untuk
senantiasa bisa proaktif berbuat untuk orang lain, dan kita hanya minta imbalannya dari Allah
swt. Bukan kepada manusia/makhluk. Karena hakikatnya semua manusia itu miskin, dan hanya
Allahlah yang maha kaya. Tidak pantas bagi seorang hamba menyandarkan urusannya kepada
manusia, menaruh harapan dan ketergantungannya pada sesama. Jika ini dilakukannya, pastilah
akan menuai banyak kekecewaan, karena manusia banyak keterbatasan dalam semua hal.
Terbatas waktunya, terbatas tenaganya, terbatas hartanya, terbatas pikiran dan daya ingatnya, dan
terbatas jangkauannya. Sementara Allah maha sempurna. Maka kenapa kita perlu meyandarkan

harapan kepada manusia yang serba terbatas? Sementara kepada Allah yang maha sempurna,
banyak kita lupakan?
Dalam setiap perjalanan kehidupan kita, sesungguhnya banyak sekali peluang bagi kita untuk
bisa menolong orang lain. Saya sangat terkesan dengan ucapan seorang ibu, yang ketika dia
melihat seorang anak yang menangis, komentar ibu tersebut ini anak butuh bantuan kita, untuk
menyelesaikan masalah nya, mungkin lapar, mungkin ingin BAK, atau yang lain. Kita bantu dia
yuk. Menarik, ibu ini melihat dari sudut pandang bukan sebatas karena dia masih kecil sehingga
menangis, tapi melihat dari sudut pandang bahwa kita bisa membantu dia. Jadi memposisikan
anak sebagai seorang pribadi yang utuh, yang karena keterbatasannya, dia butuh bantuan kita.
Jadi eksistensi atau keberadaan anak, sangat diakui. Bahwa kita yang butuh untuk membantu dia.
Jadi, merawat dan mendidik anak sehari-hari, bagi seorang ibu atau orang tua pada umumnya,
juga bisa kita lihat sudut pandang membantu dan menolong orang lain.
Ketika kita melihat suami begitu sibuk mau berangkat ke tempat kerja, banyak hal mesti
disiapkan misalnya, mengenakan jam tangan, membawa HP, memakai kaca mata, merapikan
berkas, memakai kaos kaki dan sepatu, serta mencari kunci kendaraan. Pada saat itu kita
membantu/menolong mengumpulkan semuanya di satu tempat sehingga memudahkan bagi
suami, bagi seorang, selain hal ini bisa dilihat dari sudut pandang bahwa ini adalah kewajiban
istri berbakti pada suami, tetapi pada satu sisi juga bisa dipandang bahwa sebagai bentuk
pemberian pertolongan seseorang kepada orang lain.
Ketika seorang istri sangat kerepotan dengan berbagai pekerjaan rumah tangga, harus
menyiapkan sarapan, bekal sekolah anak, membersihkan rumah, menggendong anaknya yang
masih bayi, kemudian seorang suami proaktif misalnya membantu mengajak si bayi untuk
bermain, ini juga adalah bentuk taawun seseorang suami kepada istrinya, yang hakikatnya
adalah seseorang yang menolong saudaranya seperti yang diserukan dalam hadits di atas Allah
akan menolong hamba, sepanjang hamba tadi selalu menolong saudaranya
Kita luaskan ruang amal kita ke luar rumah, betapa banyak juga kesempatan kita bisa menolong
tetangga kita, meski kita tidak punya materi. Menolong tidak selalu butuh modal materi. Yang
jelas butuh niat dan kesungguhan. Ketika kita tahu tetangga kita begitu sibuk dengan
pekerjaannya di luar rumah, kita bisa membantu dia misalnya dengan memberikan informasi,
kondisi dan kabar tetangga-tetangga kita yang lain, barangkali mungkin ada yang sedang sakit
atau yang sedang butuh bantuan, saya yakin tetangga kita yang sibuk tersebut akan senang sekali
mendapatkan informasi tentang kondisi tetangganya, karena dengan informasi tersebut, dia
merasa tetap bisa berinteraksi dengan tetangga, meski mungkin hanya melalui lantunan doa
kesembuhan, dan bias mengagendakan untuk kemudian menjenguknya, wal hasil dengan
informasi yang kita berikan, memberikan peluang untuk dia beramal.
Contoh lain, memberikan informasi tentang sekolah yang baik kualitas, sangat dibutuhkan,
apalagi jika memang tetangga kita sedang butuh untuk memasukkan anaknya ke sekolah baru.
Demikian juga informasi tentang jadwal praktek dokter di rumah sakit tertentu dan sebagainya.
Ini semua adalah contoh2 bahwa kita bias menolong dan membantu orang lain. Meski
kelihatannya remeh, tapi manakala kita melakukannya dengan ketulusan dan kepahaman akan
makna hadits tersebut, insya Allah menjadi jalan bagi kita s untuk selalu mendapatkan

pertolongan Allah. Tentu ketika kita bisa membantu secara materi kepada tetangga kita yang
berkekurangan dari sisi ekonomi, pasti juga akan lebih baik. Tapi jangan pernah mengatakan
bahwa kita tidak bias menolong orang lain karena kita tidak/berkekurangan secara materi.
Renungkanlah betapa banyak Allah telah memberikan bekal untuk kita bisa banyak
membantu /menolong orang lain. Tangan kita yang normal, bisa kita gunakan dalam banyak hal
untuk menggandeng saudara kita menyeberang, mengayuh kehidupan. Lisan kita yang bisa
berbicara, bisa kita pakai untuk mengajak saudara kita melakukan kebaikan, menunjukkan jalan
lurus yang harus ditempuh dalam kehidupan ini, memberikan nasihat yang menyejukkan untuk
bersabar ketika saudara mengalami musibah dan sebagainya. Kaki kita yang normal bisa kita
pakai untuk berjalan membantu memenuhi hajat saudara kita yang membutuhkan motivasi dan
sebagainya. Dan sungguh kesadaran-kesadaran semacam ini seringkali akan makin menguat
ketika kita menyaksikan betapa banyak orang-orang yang secara fisik cacat, tapi tetap bisa
melakukan berbagai macam pekerjaan, layaknya orang yang fisiknya normal.
Pastikan kita selalu bisa proaktif menolong orang lain, dengan semua bekal yang sudah Allah
anugerahkan untuk kita, agar kita juga bisa memastikan dan membuktikan kebenaran janji Allah,
bahwa Allah akan selalu menolong kita. Dan pertolongan yang paling penting, adalah
pertolongan untuk tegaknya agama Allah. Ya ayyuhalladinaa aamanuu in tanshurullah
yansurkum wayutsabit aqdaamakum. Wallahu alam bisshawab.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/12/25532/agar-selalu-ditolongallah/#ixzz2OX7CPX00
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Você também pode gostar