Você está na página 1de 17

Tugas

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA


Disusun oleh:
Nama
NIM
Kelas

: Anggi Widyanza Vanessa


: 1306103010097
: 01

Dosen Pembimbing:
Dr. Safrida, S.Pd., M.Si

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH

2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN PADA MANUSIA..............................3
Kelenjar Pituitari.......................................................................................................................4
Kelenjar Tiroid..........................................................................................................................9
Kelenjar Paratiroid..................................................................................................................10
Kelenjar Adrenal......................................................................................................................12
Kelenjar Gonad........................................................................................................................13
Kelenjar Pankreas....................................................................................................................14
Kelenjar Pineal........................................................................................................................15
Kelenjar Timus........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN PADA MANUSIA


Hormon adalah salah satu diantara beberapa tipe zat-zat kimia hasil sekresi yang
meneruskan informasi diantara sel-sel. Hormone-hormon yang disekresikan ke dalam cairan
ekstra seluler oleh sel-sel endokrin mencapai sel-sel target melalui aliran darah atau (hemolinfe)
(Campbell, 2008 : 141). Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu suatu
molekul protein yang memiliki sisi pengikat untuk hormon tertentu. Respon hormonal tubuh
biasanya lebih lambat, durasi lebih lama, dan distribusinya lebih luas dari pada respon langsung
otot dan kelenjar terhadap stimulus sistem saraf (Sloane, 2008 : 200).

Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus, kelenjar ini mensekresikan hormon langsung ke
dalam cairan jaringan sekitar sel-sel. Kelenjar endokrin biasanya mensekresi lebih dari satu
hormon. Konsentrasi hormon dalam sirkulasi adalah rendah (Sloane, 2008 : 200).
Hipotalamus (hypothalamus), berperan penting dalam pengintegrasian sistem endokrin
dan sistem saraf. Hipotalamus, salah satu dari beberapa kelnjar endokrin yang terletak di otak,
3

menerima informasi dari saraf-saraf diseluruh tubuh dan dari bagian otak lainnya. Sebagai
respon, hipotalamus memicu persinyalan endokrin yang sesuai dengan kondisi lingkungan
(Campbell, 2008 : 151).
Indikator : Menjelaskan kelenjar pituitari
Kelenjar Pituitari
Kelenjar hipofisis (kelenjar pituitari) adalah organ berbentuk oval, sebesar kacang dengan
berat 0,5 gr. Organ ini melekat di bagian dasar hipotalamus otak pada batang yang disebut
irfundibulum (batang hipotalamus). Hipofisis terletak pada lekukan berbentuk pelana di tulang
sfenoid (sela tursika) dan terbungkus dalam perpanjangan dura meter (Sloane, 2008 : 204).
Kelenjar ini terdiri dari tiga lobus: anterior, intermediet, dan posterior. Lobus intermediet
terdapat dalam kelenjar pituitari bayi tetapi pada orang dewasa hanya merupakan sisa (vestige).
Meskipun kecil ukurannya, kelanjar pituitari memegang peranan penting dalam koordinasi tubuh
(Kimbal, 2005 : 625).

Pituitari posterior (posterior pistuitary), atau neurohipofisis, adalah perluasan


hipotalamus yang tumbuh ke bawah menuju ke mulut selama perkembangan embrionik. Pituitari
posterior menyimpan dan menyekresikan dua hormon yang dibuat oleh hipotalamus (Campbell,
4

2008 : 151). Sloane, 2004 : 208 menyatakan hormon lobus posterior: ADH dan oksitosin. Kedua
hormon ini disentesis oleh sel-sel saraf dalam hipotalamus, dibawa sepanjang aksonnya
(transport aksoplasma) dan disimpan dalam neurohipofisis untuk dilepas ke ujung akson.
1. Hormon antidiuterik (ADH) meningkatkan retensi air.
Hormon ini menurunkan volume air yang hilang di dalam urine (antidiuresis) melalui
peningkatan reabsorbsi air dari tubulus konvolusi distal dan duktus pengumpul di ginjal. ADH
membantu meningkatkan tekanan darah dengan merangsang konstriksi pembuluh darah perifer.
Pelepasan ADH diatur melalui perubahan osmolaritas darah (konsentrasi elektrolit) dan
perubahan volume serta tekanan darah.
Hiposekresi mengakibatkan diabetes insipidus, yang ditandai dengan rasa haus yang
berlebihan, juga produksi urine berlebihan. Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada
hipotalamus atau lobus posterior atau karena kegagalan ginjal merespons ADH. Hipersekresi
kadang terjadi setelah hipotalamus mengalami cedera atau karena tumor. Hal ini mengakibatkan
retensi air, dilusi cairan tubuh, dan peningkatan volume darah.
2. Oksitosin
Pada perempuan (oksitosin tidak dikenali pada laki-laki, walaupun dilepas saat stimulasi
seksual) oksitosin menstimulasi kontraksi sel-sel otot polos uterus selama senggama, dan saat
persalinan serta kelahiran pada ibu hamil. Oksitosin menyebabkan keluarnya air susu dari
kelenjar mammae pada ibu menyusui dengan menstimulasi sel-sel mioepitalial (kontraktil) di
sekitar alveoli kelenjar mammae.
Kendali sekresi oksitosin: pengisapan payudara, desahan napas atau suara seorang bayi,
atau stimulasi putting atau areola pada ibu yang menyusui mengakibatkan stimulus saraf pada
hipotalamus, sekresi oksitosin, dan keluarnya air susu. Pelepasan oksitosin dan air susu dihambat
oleh stress emosional.

Pitutari anterior (anterior pituitary), atau adenohipofisis, berkembang dari lipatan


jaringan di langit-langit mulut embrionik; jaringat ini tumbuh ke atas menuju kea rah otak dan
akhirnya kehilangan hubungan dengan mulut. Hormon-hormon yang dilepaskan oleh
hipotalamus meregulasi sekresi hormon oleh pituitari anterior. di bawah control hipotalamus,
pituitari anterior dan pituitari posterior menghasilkan serangkaian hormon yang berperan sentral
terhadap persinyalan endokrin di seluruh tubuh (Campbell, 2008 : 151). Kimbal, 2005 : 625
menyatakan delapan hormon yang secara kimiawi berbeda telah diisolasi dari lobus anterior.
Hormon-hormon tersebut adalah:
1. Hormon pertumbuhan manusia (HGH)
HGH adalah rantai polipeptida yang mengandung 191 asam amino. Seperti yang
dinyatakan oleh namanya, hormon ini merangsang pertumbuhan kerangka dan tubuh secara
keseluruhan. Hormon ini tidak merangsangnya secara langsung, tetapi lebih merangsang hati
(dan juga ginjal) untuk melepas sebuah polipeptida (disebut somatomedin) yang merangsang
pertumbuhan otot, tulang rawan, tulang, dan jaringan ikat lainnya. Secara normal hormon
pertumbuhan aktif dalam hal tersebut hanya selama masa kanak-kanak dan masa remaja.
6

Hiposekresi HGH pada anak-anak mengakibatkan pertumbuhan yang menghambat atau kerdil.
Hipersekresi selama periode yang sama mengakibatkan gigantisme.
HGH juga disekresikan selama masa dewasa, terutama selama periode gerak badan atau
tekanan lainnya. Fungsi apa yang dilakukan pada waktu-waktu ini telah merupakan poko
penelitian yang intensif. Seperti yang dilakukan pada masa kanak-kanak, HGH terus merangsang
aneka ragam reaksi anabolisme di dalam tubuh. Untuk melakukan ini secara efektif, tiroksin
harus juga ada, HGH juga bekerja secara sinergis dengan beberapa hormon lain yaitu dengan
adanya hormon-hormon tersebut menaikkan kegiatannya.
2. Prolaktin (PRL)
Hormon protein ini mendapat namanya dari salah satu efeknya yang diketahui dengan
baik: merangsang sekresi susu setelah kelahiran. Tetapi disamping itu prolaktin mempunyai
banyak pengaruh lain. Hormon tersebut meningkatkan reabsorbsi garam (dan arena itu air) oleh
ginjal. Pengaruh ini bertanggung jawab untuk retensi cairan pada wanita tepat sebelum terjadinya
menstruasi. Prolaktin juga disekresikan oleh laki-laki, yang diduga mempengaruhi alat kelamin
dalam beberapa cara.
3. Hormon perangsang tiroid (TSH)
Hormon ini merangsang kelenjar tiroid untuk menyekresikan tiroksin. Sekresi TSH
ditekan oleh tiroksin; jadi ada mekanisme control homeostatis pada kadar tiroksin dalam darah.
Mekanisme ini dapat berhenti, menyebabkan hipersekresi TSH yang mengakibatkan gondok.
4. Hormon adrenokortikotropik (ACTH)
ACTH adalah suatu polipeptida yang mengandung 39 asam amino. Fungsi utamanya
adalah merangsang korteks kelenjar adrenal untuk melepaskan beberapa hormonnya ke dalam
aliran darah.
5. Hormon perangsang folikel (FSH)
FSH bekerja pada gonad. Pada wanita FSH merangsang perkembangan folikel-folikel
dalam ovary. Bersama dengan sebuah hormon pituitari lainnya, LH, FSH merangsang sekresi

estrogen oleh folikel dan pematangan telur didalamnya. FSH juga dihasilkan pada laki-laki. Pada
laki-laki FSH merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan produksi sperma.
6. Hormon luteinizing (LH)
Ketika telur pada seseorang matang, telur telah menyelesaikan pembelahan meiosis yang
pertama dan mencapai metafase dari meiosis ke-2. Kemudian LH memecahkan folikel (ovulasi),
dan telur telah siap untuk dibuahi oleh sel sperma. Sel-sel sisa dari folikel berubah menjadi
korpus luteum. Setiap kegiatan ini dipicu oleh LH.
LH juga terdapat pada laki-laki. LH bekerja pada sel-sel endokrin pada testes (sel-sel
interstisium) yang menyebabkan testes mengeluarkan hormon kelamin jantan (androgen) ke
dalam aliran darah.
7. Beta-lipotropin (-LPH)
-LPH adalah suatu polipeptida yang mengandung 91 asam amino. Molekul -LPH
dihasilkan oleh pemecah proteolitik sebuah protein precursor yang besar. Dalam protein
precursor ini terdapat suatu bagian dengan 39 asam amino yang bila dipisah dari protein
precursor, menghasilkan ACTH.
8. Hormon perangsang melanosit (MSH)
Sel sasaran MSH adalah sel-sel melanosit, yang mengandung pigmen hitam melanin.
Dalam kulit terdapat sejumlah besar pigmen ini dan bertanggung jawab terhadap tahi lalat,
bintik-bintik coklat karena sinar matahari.

Indikator: Menjelaskan kelenjar tiroid


8

Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah kelenjar
yang terdiri dari dua lobus dan terdapat
di dalam leher. Dari segi ukurannya,
kelenjar ini sangat kaya akan darah.
Hormon terpenting yang dilepaskan
kelenjar ini di dalam darah adalah
tiroksin, asam amino yang mengandung
yodium. Pada manusia, fungsi kelenjar
tiroid yang paling jelas ialah mengontrol
laju metabolism tubuh. Bila tiroksin
diberikan, jumlah panas yang dihasilkan
oleh tubuh meningkat. Karena produksi
energi merupakan fungsi respirasi sel,
maka kita dapat mengharapkan bahwa
pemberian tiroksin akan meningkatkan
laju penggunaan oksigen. Dan memang
demikianlah keadaanya. Kenyataannya,
pengukuran
digunakan

konsumsi
untuk

oksigen

mengdiaknosis

kelainan fungsi pada kelenjar tiroid


(Kimball, 2005 : 618-619).
Kelenjar tiroid mengsekresi dua
jenis

hormon

yaitu

tirosin,

atau

tretraidoteronin (T4), mencapai 90% dari


seluruh sekresi kelenjar tiroid. Dan
triiodotironin (T3) disekresikan dalam
jumlah kecil (Sloane, 2004 : 209).
Tiroid terutama menyekresi T4, namun
sel-sel target mengubah sebagian besar
T4 menjadi T3 dengan menyingkirkan satu atom yodium. Karena yodium di dalam tubuh
9

dikhususkan untuk produksi hormon tiroid (Campbell, 2008 : 156). Fungsi tiroid diatur oleh
hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis, di bawah kendali hormon pelepas titropin (TRH)
hipotalamus melalui sistem umpan balik hipofisis hipotalamus. Factor utama yang
mempengaruhi laju sekresi TRH dan TSH adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju
metabolik tubuh (Sloane, 2004 : 209).
Pada manusia, sekresi hormon tiroid yang berlebihan, dikenal sebagai hipertiroidisme,
dapat menyebabkan suhu tubuh yang tinggi, keringat yang berlebihan, kehilangan berat,
iritabilitas, dan tekanan darah tinggi. Bentuk hipertiroidisme yang paling umum adalah penyakit
Graves. Hipotiroidisme, suatu kondisi terlalu sedikit fungsi tiroid, dapat menghasilkan gejalagejala seperti berat tubuh berlebih, rasa lemas, dan ketidakmampuan menoleransi dingin pada
orang dewasa (Campbell, 2008 : 156).
Indikator : Menjelaskan kelenjar paratiroid
Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah empat organ kecil, masing-masing berukur sebesar biji apel,
terletak pada permukaan posterior kelenjar tiroid dan dipisahkan dari kelenjar tiroid oleh kapsulkapsul jaringan ikat. Dari sisi histologi, ada dua jenis sel dalam kelenjar paratiroid, yaitu sel
utama, yang mengsekresi hormon paratiroid (PTH), dan sel oksifilik yang merupakan tahap
perkembangan sel chief. PTH mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh
melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penurunan kadar fosfat darah. PTH meningkatkan
kadar kalsium darah darah melalui tiga mekanisme yaitu:
-

PTH menstimulasi aktifitas osteoklas (sel penghancur tulang), sehingga menyebabkan

pengeluaran kalsium dari tulang ke cairan ekstra seluler;


PTH secara tidak langsung meningkatkan apsopsi kalsium intestinal dan mengurangi
kehilangan kalsium dalam feses. Hormon ini berfungsi untuk mengaktivasi vitamin D yang

diperlukan untuk mengapsopsi kalsium dari makanan;


PTH menstimulasi reapsopsi kalsium dari tubulus ginjal untuk mengganti fosfor, sehingga
menurunkan kehilangan ion kalsium urine dan meningkatkan kadar kalsium darah (Sloane,
2008 : 210).

10

Pengendalian sekresi terjadi melalui sistem pengendalian umpan balik dengan


konsentrasi ion kalsium dalam darah (Sloane, 2004 : 210). Ketika Ca 2+ darah turun dibawah titik
setelan, sekitar 10 mg/100 mL, kelenjar-kelenjar ini melepaskan hormon paratiroid (parathyroid
hormone, PTH). PTH menaikkan kadar Ca2+ darah melalui efek langsung. Pada tulang, PTH
menyebabkan matriks yang termineralisasi untuk menguraikan dan melepaskan Ca 2+ ke dalam
darah. Di dalam ginjal, PTH merangsang reabsorbsi Ca2+ secara langsung melalui tubulus renal.
PTH juga memiliki efek tak langsung pada ginjal, mendorong konversi vitamin D, suatu molekul
derivate steroid, diperoleh dari makanan atau disintesis di dalam kulit ketika terpapar ke sinar
matahari. Aktivitas vitamin D bermula di hati dan dituntaskan di ginjal, proses tersebut
dirangsang oleh PTH. Bentuk aktif dari vitamin D bekerja langsung pada usus halus, merangsang
pengambilan Ca2+ dari makanan sehingga memperbesar efek PTH. Saat Ca2+ darah naik,
lengkung umpan balik negatif menghambat pelepasan PTH lebih lanjut dari kelenjar paratiroid.
Kelenjar tiroid juga dapat berkontribusi terhadap homeostatis kalsium. Jika Ca 2+ darah naik di
atas titi setelan, kelenjar tiroid melepaskan kalsitonin (calsitonin), hormon yang menghambat
resorpsi tulang dan meningkatkan pelepasan Ca2+ oleh ginjal (Campbell, 2008 : 157).
Hipersekresi (hiperparatiroidisme) mengakibatkan peningkatan aktivitas osteoklas,
resorpsi tulang, dan dekalsifikasi, serta pelemahan tulang. Hiposekresi (hipoparateroidisme)
mengakibatkan

penurunan

kadarkalsium

darah

neuromuscular (Sloane, 2004 : 211).


11

dan

peningkatan

iritabilitasim

sistem

Indikator : Menjelaskan kelenjar adrenal


Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal adalah dua struktur kecil yang terletak di atas masing-masing ginjal.
Kelenjar-kelenjar ini kaya akan persendian darah. Baik secara anatomi maupun fungsional,
kelenjar ini terdiri dari dua bagian yang berbeda. Bagian luar ialah korteks adrenal. Bagian dalam
ialah medulla adrenal (Kimball, 2005 : 629). Korteks adrenal terdiri dari sel-sel endokrin sejati,
sementara sel-sel sekresi medulla adrenal berasal dari jaringan neural selama perkembangan
embrionik (Campbell, 2008 : 157).

Medula adrenal menyekresikan epifirin dan neropinefrin sebagai respon terhadap stress
entah itu rasa senang yang ekstrim atau bahaya yang mengancam nyawa. Aktivitas utama
hormon-hormon ini adalah untuk meningkatkan jumlah energy kimiawi yang tersedia untuk
digunakan secara cepat. Sinyal-sinyal saraf yang dibawa dari otak melalui neuron tak sadar
(otonom) meregulasi sekresi oleh medulla adrenal. Sebagai respons terhadap rangsangan stres,
impuls-impuls saraf bergerak ke medulla adrenal, tempat mereka memicu pelepasan

12

katekolamin. Karena bekerja pada jaringan target, epinefiri dan neuropinefrin masing-masing
berfungsi dalam jalur neurohormon sederhana (Campbell, 2008 : 157).
Hormon-hormon dari korteks adrenal juga berfungsi dalam respon tubuh terhadap stress.
Namun berlawanan dengan medulla adrenal yang bereaksi terhadap masukan saraf, korteks
adrenal merespons terhadap sinyal endokrin. Rangsangan stress menyebabkan hipotalamus
menyekresikan hormon pelepas yang merangsang pituitari anterior untuk melepaskan hormon
tropic ACTH. Ketika ACTH mencapai korteks adrenal melalui aliran darah, hormon tersebut
merangsang sel-sel endokrin untuk menyintesis dan menyekresikan suatu family steroid yang
disebut kortikosteroid (corticosteroid). Kedua tipe utama kortikosteroid pada manusia adalah
glukokortikoid dan mineralokortikoid (Campbell, 2008 : 159).
Indikator : Menjelaskan kelenjar gonad
Kelenjar Gonad
Gonad menghasilkan dan menyekresikan tiga kategori utama hormon-hormon steroid:
androgen, esterogen, dan progestin. Ketiga tipe itu dijumpai pada laki-laki maupun perempuan,
namun dalam proporsi yang berbeda. Testis terutama menyintesis androgen, dengan testosteron
(testosterene) sebagai hormon utama. Testostron pertama-tama berfungsi sebelum kelahiran.
Androgen juga memiliki peran yang besar pada pubertas manusia, ketika gormon ini
bertanggung jawab terhadap perkembangan karakteristik seks sekunder laki-laki. Konsentrasi
androgen yang tinggi menyebabkan suara rendah dan pola pertumbuhan rambut laki-laki, serta
peningkatan masa otot dan tulang (Campbell, 2008 : 159).
Estrogen, dengan estradiol yang paling penting, bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan sistem reproduksi wanita dan perkembangan karakteristik wanita. Progestin, yang
mencakup progresteron (progresterone), terutama terlibat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan jaringan-jaringan uterus yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan suatu embrio. Androgen, estrogen, dan progrestin merupakan komponenkomponen dari jalur-jalur rangkaian hormon. Sistesis hormon-hormon ini dikontrol oleh
gonadtropin (FSH dan LH) dari kelenjar-kelenjar pituitari anterior. sekresi FSH dan LH
kemudian dikontrol oleh hormon pelepas dari hipotalamus, GnRH (gonadtropin releasing
hormone) (Campbell, 2008 : 159 - 160).

13

Indikator : Menjelaskan kelenjar pankreas


Kelenjar Pankreas
Pankreas adalah organ pipih yang terletak di belakang dan sedikit dibawah lambung
dalam abdomen. Organ ini memiliki dua fungsi: fungsi endokrin dan fungsi eksokrin. Sel
endokrin dapan ditemukan pada pulau-pulau langerhans, yaitu kumpulan kecil sel yang tersebar
di seluruh organ. Ada empat jenis sel penghasil hormon yang teridentifikasi dalam pulau-pulau
tersebut yaitu:
-

Sel alfa mensekresi glukagon


Sel beta mensekresi insulin
Sel delta mensekresi somastostatin atau hormon penghalang pertumbuhan
Sel F mensekresi polipeptida pankreas

14

Hiperinsulinisme lebih jarang terjadi daripada kasus hipoinsulinisme. Penurunan gula


darah (hipoglikemea) menyebabkan klelemahan tubuh, kecemasan, banyak keringat dan
disoriensi mental (Sloane, 2004 : 213-215).
Indikator : Menjelaskan kelenjar pineal
Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal adalah suatu struktur kecil sebesar ercis yang melekat pada otak tepat di
atas serebelum. Kelenjar ini memproduksi suatu hormon yang disebut melatonin (Kimball,
2005 : 633). Melatonin memiliki efek yang telah dibuktikan; pada manusia, melatonin sepertinya
memiliki efek inhibisi terhadap pelepasan gonadotropin dan penghambat produksi melanin oleh
melanosit di kulit (Sloane, 2004 : 215).
Indikator : Menjelaskan kelenjar Timus
Kelenjar Timus
Timus terletak di bagian posterior toraks terhadap sternum dan melapisi bagian atas
jantung. Kelenjar ini ukurannya besar di masa kanak-kanak dan mengecil seiring pertambahan
usia. Hormon atau factor, yang di produksi oleh kelenjar ini meliputi enam peptide, yang secara
kolektif disebut timosin. Fungsi timosin mengendalikan sistem imun dependen timus dengan
menstimulasi deferensiasi dan poliferasi sel limfosit-T. selain itu, juga berperan dalam penyakit
immunodefiensi kongential yaitu ketidakmampuan total untuk memproduksi antibodi (Sloane,
2004 : 215).

15

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kimball, J.W. 2005. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sloane, E. 2004. Anatomi Fisiologi Manusia untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

16

Você também pode gostar