Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dosen Pembimbing:
Dr. Safrida, S.Pd., M.Si
2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN PADA MANUSIA..............................3
Kelenjar Pituitari.......................................................................................................................4
Kelenjar Tiroid..........................................................................................................................9
Kelenjar Paratiroid..................................................................................................................10
Kelenjar Adrenal......................................................................................................................12
Kelenjar Gonad........................................................................................................................13
Kelenjar Pankreas....................................................................................................................14
Kelenjar Pineal........................................................................................................................15
Kelenjar Timus........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus, kelenjar ini mensekresikan hormon langsung ke
dalam cairan jaringan sekitar sel-sel. Kelenjar endokrin biasanya mensekresi lebih dari satu
hormon. Konsentrasi hormon dalam sirkulasi adalah rendah (Sloane, 2008 : 200).
Hipotalamus (hypothalamus), berperan penting dalam pengintegrasian sistem endokrin
dan sistem saraf. Hipotalamus, salah satu dari beberapa kelnjar endokrin yang terletak di otak,
3
menerima informasi dari saraf-saraf diseluruh tubuh dan dari bagian otak lainnya. Sebagai
respon, hipotalamus memicu persinyalan endokrin yang sesuai dengan kondisi lingkungan
(Campbell, 2008 : 151).
Indikator : Menjelaskan kelenjar pituitari
Kelenjar Pituitari
Kelenjar hipofisis (kelenjar pituitari) adalah organ berbentuk oval, sebesar kacang dengan
berat 0,5 gr. Organ ini melekat di bagian dasar hipotalamus otak pada batang yang disebut
irfundibulum (batang hipotalamus). Hipofisis terletak pada lekukan berbentuk pelana di tulang
sfenoid (sela tursika) dan terbungkus dalam perpanjangan dura meter (Sloane, 2008 : 204).
Kelenjar ini terdiri dari tiga lobus: anterior, intermediet, dan posterior. Lobus intermediet
terdapat dalam kelenjar pituitari bayi tetapi pada orang dewasa hanya merupakan sisa (vestige).
Meskipun kecil ukurannya, kelanjar pituitari memegang peranan penting dalam koordinasi tubuh
(Kimbal, 2005 : 625).
2008 : 151). Sloane, 2004 : 208 menyatakan hormon lobus posterior: ADH dan oksitosin. Kedua
hormon ini disentesis oleh sel-sel saraf dalam hipotalamus, dibawa sepanjang aksonnya
(transport aksoplasma) dan disimpan dalam neurohipofisis untuk dilepas ke ujung akson.
1. Hormon antidiuterik (ADH) meningkatkan retensi air.
Hormon ini menurunkan volume air yang hilang di dalam urine (antidiuresis) melalui
peningkatan reabsorbsi air dari tubulus konvolusi distal dan duktus pengumpul di ginjal. ADH
membantu meningkatkan tekanan darah dengan merangsang konstriksi pembuluh darah perifer.
Pelepasan ADH diatur melalui perubahan osmolaritas darah (konsentrasi elektrolit) dan
perubahan volume serta tekanan darah.
Hiposekresi mengakibatkan diabetes insipidus, yang ditandai dengan rasa haus yang
berlebihan, juga produksi urine berlebihan. Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada
hipotalamus atau lobus posterior atau karena kegagalan ginjal merespons ADH. Hipersekresi
kadang terjadi setelah hipotalamus mengalami cedera atau karena tumor. Hal ini mengakibatkan
retensi air, dilusi cairan tubuh, dan peningkatan volume darah.
2. Oksitosin
Pada perempuan (oksitosin tidak dikenali pada laki-laki, walaupun dilepas saat stimulasi
seksual) oksitosin menstimulasi kontraksi sel-sel otot polos uterus selama senggama, dan saat
persalinan serta kelahiran pada ibu hamil. Oksitosin menyebabkan keluarnya air susu dari
kelenjar mammae pada ibu menyusui dengan menstimulasi sel-sel mioepitalial (kontraktil) di
sekitar alveoli kelenjar mammae.
Kendali sekresi oksitosin: pengisapan payudara, desahan napas atau suara seorang bayi,
atau stimulasi putting atau areola pada ibu yang menyusui mengakibatkan stimulus saraf pada
hipotalamus, sekresi oksitosin, dan keluarnya air susu. Pelepasan oksitosin dan air susu dihambat
oleh stress emosional.
Hiposekresi HGH pada anak-anak mengakibatkan pertumbuhan yang menghambat atau kerdil.
Hipersekresi selama periode yang sama mengakibatkan gigantisme.
HGH juga disekresikan selama masa dewasa, terutama selama periode gerak badan atau
tekanan lainnya. Fungsi apa yang dilakukan pada waktu-waktu ini telah merupakan poko
penelitian yang intensif. Seperti yang dilakukan pada masa kanak-kanak, HGH terus merangsang
aneka ragam reaksi anabolisme di dalam tubuh. Untuk melakukan ini secara efektif, tiroksin
harus juga ada, HGH juga bekerja secara sinergis dengan beberapa hormon lain yaitu dengan
adanya hormon-hormon tersebut menaikkan kegiatannya.
2. Prolaktin (PRL)
Hormon protein ini mendapat namanya dari salah satu efeknya yang diketahui dengan
baik: merangsang sekresi susu setelah kelahiran. Tetapi disamping itu prolaktin mempunyai
banyak pengaruh lain. Hormon tersebut meningkatkan reabsorbsi garam (dan arena itu air) oleh
ginjal. Pengaruh ini bertanggung jawab untuk retensi cairan pada wanita tepat sebelum terjadinya
menstruasi. Prolaktin juga disekresikan oleh laki-laki, yang diduga mempengaruhi alat kelamin
dalam beberapa cara.
3. Hormon perangsang tiroid (TSH)
Hormon ini merangsang kelenjar tiroid untuk menyekresikan tiroksin. Sekresi TSH
ditekan oleh tiroksin; jadi ada mekanisme control homeostatis pada kadar tiroksin dalam darah.
Mekanisme ini dapat berhenti, menyebabkan hipersekresi TSH yang mengakibatkan gondok.
4. Hormon adrenokortikotropik (ACTH)
ACTH adalah suatu polipeptida yang mengandung 39 asam amino. Fungsi utamanya
adalah merangsang korteks kelenjar adrenal untuk melepaskan beberapa hormonnya ke dalam
aliran darah.
5. Hormon perangsang folikel (FSH)
FSH bekerja pada gonad. Pada wanita FSH merangsang perkembangan folikel-folikel
dalam ovary. Bersama dengan sebuah hormon pituitari lainnya, LH, FSH merangsang sekresi
estrogen oleh folikel dan pematangan telur didalamnya. FSH juga dihasilkan pada laki-laki. Pada
laki-laki FSH merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan produksi sperma.
6. Hormon luteinizing (LH)
Ketika telur pada seseorang matang, telur telah menyelesaikan pembelahan meiosis yang
pertama dan mencapai metafase dari meiosis ke-2. Kemudian LH memecahkan folikel (ovulasi),
dan telur telah siap untuk dibuahi oleh sel sperma. Sel-sel sisa dari folikel berubah menjadi
korpus luteum. Setiap kegiatan ini dipicu oleh LH.
LH juga terdapat pada laki-laki. LH bekerja pada sel-sel endokrin pada testes (sel-sel
interstisium) yang menyebabkan testes mengeluarkan hormon kelamin jantan (androgen) ke
dalam aliran darah.
7. Beta-lipotropin (-LPH)
-LPH adalah suatu polipeptida yang mengandung 91 asam amino. Molekul -LPH
dihasilkan oleh pemecah proteolitik sebuah protein precursor yang besar. Dalam protein
precursor ini terdapat suatu bagian dengan 39 asam amino yang bila dipisah dari protein
precursor, menghasilkan ACTH.
8. Hormon perangsang melanosit (MSH)
Sel sasaran MSH adalah sel-sel melanosit, yang mengandung pigmen hitam melanin.
Dalam kulit terdapat sejumlah besar pigmen ini dan bertanggung jawab terhadap tahi lalat,
bintik-bintik coklat karena sinar matahari.
Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah kelenjar
yang terdiri dari dua lobus dan terdapat
di dalam leher. Dari segi ukurannya,
kelenjar ini sangat kaya akan darah.
Hormon terpenting yang dilepaskan
kelenjar ini di dalam darah adalah
tiroksin, asam amino yang mengandung
yodium. Pada manusia, fungsi kelenjar
tiroid yang paling jelas ialah mengontrol
laju metabolism tubuh. Bila tiroksin
diberikan, jumlah panas yang dihasilkan
oleh tubuh meningkat. Karena produksi
energi merupakan fungsi respirasi sel,
maka kita dapat mengharapkan bahwa
pemberian tiroksin akan meningkatkan
laju penggunaan oksigen. Dan memang
demikianlah keadaanya. Kenyataannya,
pengukuran
digunakan
konsumsi
untuk
oksigen
mengdiaknosis
hormon
yaitu
tirosin,
atau
dikhususkan untuk produksi hormon tiroid (Campbell, 2008 : 156). Fungsi tiroid diatur oleh
hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis, di bawah kendali hormon pelepas titropin (TRH)
hipotalamus melalui sistem umpan balik hipofisis hipotalamus. Factor utama yang
mempengaruhi laju sekresi TRH dan TSH adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju
metabolik tubuh (Sloane, 2004 : 209).
Pada manusia, sekresi hormon tiroid yang berlebihan, dikenal sebagai hipertiroidisme,
dapat menyebabkan suhu tubuh yang tinggi, keringat yang berlebihan, kehilangan berat,
iritabilitas, dan tekanan darah tinggi. Bentuk hipertiroidisme yang paling umum adalah penyakit
Graves. Hipotiroidisme, suatu kondisi terlalu sedikit fungsi tiroid, dapat menghasilkan gejalagejala seperti berat tubuh berlebih, rasa lemas, dan ketidakmampuan menoleransi dingin pada
orang dewasa (Campbell, 2008 : 156).
Indikator : Menjelaskan kelenjar paratiroid
Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah empat organ kecil, masing-masing berukur sebesar biji apel,
terletak pada permukaan posterior kelenjar tiroid dan dipisahkan dari kelenjar tiroid oleh kapsulkapsul jaringan ikat. Dari sisi histologi, ada dua jenis sel dalam kelenjar paratiroid, yaitu sel
utama, yang mengsekresi hormon paratiroid (PTH), dan sel oksifilik yang merupakan tahap
perkembangan sel chief. PTH mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh
melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penurunan kadar fosfat darah. PTH meningkatkan
kadar kalsium darah darah melalui tiga mekanisme yaitu:
-
10
penurunan
kadarkalsium
darah
dan
peningkatan
iritabilitasim
sistem
Medula adrenal menyekresikan epifirin dan neropinefrin sebagai respon terhadap stress
entah itu rasa senang yang ekstrim atau bahaya yang mengancam nyawa. Aktivitas utama
hormon-hormon ini adalah untuk meningkatkan jumlah energy kimiawi yang tersedia untuk
digunakan secara cepat. Sinyal-sinyal saraf yang dibawa dari otak melalui neuron tak sadar
(otonom) meregulasi sekresi oleh medulla adrenal. Sebagai respons terhadap rangsangan stres,
impuls-impuls saraf bergerak ke medulla adrenal, tempat mereka memicu pelepasan
12
katekolamin. Karena bekerja pada jaringan target, epinefiri dan neuropinefrin masing-masing
berfungsi dalam jalur neurohormon sederhana (Campbell, 2008 : 157).
Hormon-hormon dari korteks adrenal juga berfungsi dalam respon tubuh terhadap stress.
Namun berlawanan dengan medulla adrenal yang bereaksi terhadap masukan saraf, korteks
adrenal merespons terhadap sinyal endokrin. Rangsangan stress menyebabkan hipotalamus
menyekresikan hormon pelepas yang merangsang pituitari anterior untuk melepaskan hormon
tropic ACTH. Ketika ACTH mencapai korteks adrenal melalui aliran darah, hormon tersebut
merangsang sel-sel endokrin untuk menyintesis dan menyekresikan suatu family steroid yang
disebut kortikosteroid (corticosteroid). Kedua tipe utama kortikosteroid pada manusia adalah
glukokortikoid dan mineralokortikoid (Campbell, 2008 : 159).
Indikator : Menjelaskan kelenjar gonad
Kelenjar Gonad
Gonad menghasilkan dan menyekresikan tiga kategori utama hormon-hormon steroid:
androgen, esterogen, dan progestin. Ketiga tipe itu dijumpai pada laki-laki maupun perempuan,
namun dalam proporsi yang berbeda. Testis terutama menyintesis androgen, dengan testosteron
(testosterene) sebagai hormon utama. Testostron pertama-tama berfungsi sebelum kelahiran.
Androgen juga memiliki peran yang besar pada pubertas manusia, ketika gormon ini
bertanggung jawab terhadap perkembangan karakteristik seks sekunder laki-laki. Konsentrasi
androgen yang tinggi menyebabkan suara rendah dan pola pertumbuhan rambut laki-laki, serta
peningkatan masa otot dan tulang (Campbell, 2008 : 159).
Estrogen, dengan estradiol yang paling penting, bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan sistem reproduksi wanita dan perkembangan karakteristik wanita. Progestin, yang
mencakup progresteron (progresterone), terutama terlibat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan jaringan-jaringan uterus yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan suatu embrio. Androgen, estrogen, dan progrestin merupakan komponenkomponen dari jalur-jalur rangkaian hormon. Sistesis hormon-hormon ini dikontrol oleh
gonadtropin (FSH dan LH) dari kelenjar-kelenjar pituitari anterior. sekresi FSH dan LH
kemudian dikontrol oleh hormon pelepas dari hipotalamus, GnRH (gonadtropin releasing
hormone) (Campbell, 2008 : 159 - 160).
13
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kimball, J.W. 2005. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sloane, E. 2004. Anatomi Fisiologi Manusia untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
16