Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pencernaan mekanik yaitu pengunyahan dengan gigi, pergerakan otot-otot lidah, dan pipi
untuk mencampur makanan dengan sir ludah sehingga terbentuklah suatu bolus yang
Ileum
Disebut juga usus penyerapan, menepati 3/5 akhir usus halus dan berperan sebagai
penyerapan sari-sari makanan.
2.
Usus besar
Usus besar/kolom terdiri daritiga bagian yaitu:
a.
Asendes
b. Transpersum
c.
Desendum
Bagian akhir Dari kolom desnden berbentuk huruf S, yaitu kolon sigmoid. Berbatasan
dengan usus halus terdapat sekum yang merupakan kantung buntu antara usus halus dan usus
besar di katup ileossekum. Di ujung sekum terdapat apendik yang berupa tonjolan kecil mirip
jari. Apendik merupakan jaringanlimpoid yang mengandung limposit. Di bagian ujung dari
kolon/usus besar adalah rectum yang berbentuk lurus di tempat anus.
Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan bahanini sebelum defekasi.
Selulosa dan bahan bahan lain dalam makanan yang tidak di cerna membentuk sebagian
besar feses dan membantu mempertahankan pengeluaran tinja secara teratur karna berperan
dalam membantu mempertahankan isi colon.
Usus besar menyerap garam dan air, mengubah isi lumen menjadi feses sebgian besar
penyerapan terjadi di usus besar atau colon. Colon dalam ke adaan normal menyerap
sebagian garam dan H2O, Na+adalah zat yang paling aktif di cerna, Cl mengikuti secara pasif
penurunan gradien listrik,H2O mengikuti secara osmosis. Melalui penyerapan garam H 2O
terbentuk masa feses yang padat. Produk produk sisa utama yang di sekresikan di feses
adalah bilirubin.
3.
a.
b.
c.
4.
yaitu :
Spinter Ani Interus yang bekerja tidak menurut kehandak
Spinter Levator Ani yang bekerja tidak menurut ke hendak
Spinter Ani Eksternus yg bekerja menurut kehendak
Pangkreas
Pangkreas memiliki panjang 15 cm , campuran jaringan eksokrin dan endokrin.
Kelenjar memanjang yang terletak di blakang dan di bawah lambung,di atas lengkung
pertama diedenum. Eksokrin sel skretorik seperti anggur yang
membentuk kantung
kantung atau asinus, berhubungan yang akhirnya bermuara ke deodenum. Endokrin: pulau
pulau jaringan endokrin terisolasi pulau-pulau lagerhans ( insuli, glukagon dan samatotasin).
Pancreas Eksokrin, fungsi dari pangkreas eksokrin adalah untuk mengeluarkan getah
pangkreas yang terdiri dari dua komponen, yaitu sekresi enzematik dan sekresi Alkali encer
(NaHCO3). Fungsi eksokrin disekresikan oleh sel anus. Enzim yang ada pada pancreas
adalah:
a. Preteolitik : untuk encernaan protein
b. Amilase : untuk pencernaan karbohidrat
c. Lipase
: untuk pencernaan lemak
Sekresi pancreas di atur secara hormonal untuk mempertahankan Netralitas isi
Duedenum. Stimulasi utama untuk sekresi pangkreas terjadi selama pase usus pencernaan
ada saat kimus berada di dalam usus halus. Adanya stimulus memicu pengeluaran sekeretin
dan di angkut darah kepangkreas untuk merangsang selsel dektus meningkatkan cauran
NaHCO3 ke dalam doudenum. Mekanisme ini merupakan sistem kontrol untuk
mempertahankan netralitas simjs di usus.
5.
Hati ( hepar )
Hati merupakan sistem pencernaan terbesar dari sistem pencernaan yang ada dalam
tubuh manusia. Bewarna coklat, sangat vaskuler lunak, berat sekitar 1300-1550 gram. Di
dalam hati terdiri dari lobus-lobus yang banyak sekitar 50.000-100.000 buah. Lobulus yg
terbentuk sigienam, setiap lobulus terdiri dari jajaran sel hati (hematosis) seperti jari-jari roda
melingkari suatu vena sentralis diantara sel hati terdapat sinusinoid yang dindingnya terdapat
magrofag yang di sebut sel kuffer yang dapat memfagosit sel-sel daarah yang rusak dan
bakteri. Hematosit menyerap nutrien,oksigen dan zat racun dari daarah sinusoid. Didalam
hematosid terdapat racun yang akan didektosifikasi. Di antara hematisit terdapat saluran
empedu (kanalikuli empedu) untuk menyerap bahan pembentukan cairan empedu.
Kanalikuli-kanalikuliaan bergabung menjadi duktus hepatikus, yang becabang menjadi dua,
satu menuju kandung empedu yang di sebut duktus sitikus, yang kedua duktus keleodokus
akan bergabung dengan duktus wirsung dari pancreas menuju duodenum.Tiga istilah sering
dipakai yaitu : Epigastric ,Umbilikal, dan hypogastric atau supra pubik .
terjadi akibat gangguan pada ambilan hepatic, konjugasi bilirubin, atau ekskresi bilier.
b. Kaheksia dan atrofi
Kegagalan saluran GI untuk menyerap makanan secara fisiologis dapat
menyebabkan kehilangan berat badan dan kaheksia (kondisi tubuh terlihat kurus dan
lemah). Keadaan ini dapat disebabkan oleh keganasan GI. Keriput pada kulit yang
terlihat diabnomen dan anggota badan menunjukkan penurunan berat badan yang
belum lama terjadi.
c. Pigmentasi kulit
Pigmen kulit secara umum dapat disebabkan oleh gangguan fumgsi hati,
hemokromatosis (akiabat stimulus hemosiderin pada melanosit sehingga memproduksi
melamin), dan sirosis primer. Malabsorpsi dapat manimbulkan pigmentasi tipe Addison
(pigmentasi solaris)pada puting susu, lipatan palmaris, daerah -daerah yang tertekan,
dan mulut
d. Status mental dan tingkat kesadaran
Sindrom ensefalopati hepatik akibat siroses lanjut yang tidak
terkonpensasi(gagal hati kronik) atau hepatitis fulmin (gagal hati akut) merupakan
kelainan neurologis organik . kondisi penyakit ini tergantung pada etiologi dan faktorfaktor presipitasinya.
Pada kondisi klinik pasien pada kondisi ensefalopati hepatik akan mengalami
penuruna kesadaran menjadi stupor, kemudian koma. Kombinasi kesussakn
hepatoseluler dan shunting forto sistemik akibat struktur hepatik yang terganggu
(keuanya ekstra hepatik dan intara hepatik) menimbulkan sindrom ini. Kelainan ini
mungkin berkaitan dengan kegagalan hepar untuk menyingkirkan metabolit dari darah
portal. Metabolit-metabolit yang toksik ini dapat meliputi amonia, asam amonia, asam
rantai pendek, dan amin.
Pemeriksaan fisik sistem GI terdiri atas pemeriksaan bibir, rongga mulut,
abdomen, rectum dan anus.
1. Bibir
Bibir dikajia terhadap kondisi warna, tekstur, hidrasi, kontur, serta adanya lesi.
Dengan mulut pasien tertutup, perawat melihat bibir dari ujung ke ujung. Normalnya
bibir berwarna merah muda, lembab, simetris, dan halus. Pasien wanita harus
menghapus lipstik mereka sebelum pemeriksaan. Bibr yang pucat dapat disebabkan
karna anemia, sedangkan sianosis desebabkan oleh masalah pernapasan atau
kardiovaskular. Lesi seperti nodul dan ulserasi dapat berhubungan dengan infeksi,
iritasi, atau kanker kulit.
2. Rongga mulut
Pemeriksaan fisik rongga mulut dilakukan untuk menilai kelainan atau lesi yang
mempengaruhi pada fungsi ingesti dan digesti. Untuk mengkaji rongga oral,perawat
menggunakan senter dan spatel lidah atau kasa tunggal segi empat. Sarung tangan
harus dipakai selama pemeringksaan. Selama pemeriksaan, pasien dapat duduk dan
berbaring. Pengkajian rongga mulut dilakukan perawat denganmengingat kembali
struktur rongga mulut.
Untuk melihat mukosa bukal,pasien meminta perawat untuk membuka mulut,
kemudian merektrasi pipi dengan lembut menggunakan spatel lidah atau jari bersarung
tangan yang ditutupi dengan kasa. Permukaan mukosa harus dilihat dari kanan kekiri
dan dari atas kebawah.senter menerangi bagian paling posterior dari mukosa. Mukosa
normal berkilau merah muda,lunak, basah, dan halus. Dengan pasien dengan
pigmentasi normal, mukosa bukal merupakan tempat yang paling baik untuk
menginspeksi adanya interik atau pucat.
3. Lidah dan dasar mulut
Lidah dan diinspeksi dengan cermat pada semua sisi dan bagian dasar mulut.
Terlebih dahulu pasien harus merilekskan mulut dan sedikit menjulurkan lidah keluar.
Perawat mencatat adanya penyimpangan, tremor, atau keterbatasan gerak. Hal
tersebut dilakukan untuk menguji fungsi safar hipoglosum. Jika pasien menjulurkan
lidahnya terlalu jauh, dapat terlihat adan ya reflek muntah. Pada saat lidah dijulurkan,
lidah berada digaris tengah.
Pada beberapa keeadaan, gangguan neuro logis didapatkan ketidaksimetrisan
lidah akibat kelemahan otot lidah pada pasien yang mengalami Miastenia gravis
dengan tanda khas triple forroed . untuk menguji mobilitas lidah, perawat meminta
pasien untuk menaikan lidah keatas dan kesemping. Lidah harus bergerak dengan
bebas.
Dengan menggunakan senter untuk pencahayaan, perawat memeriksa warna,
ukuran posisi, tekstur, dan adanya lapisan atau lesi pada lidah. Lidah harus berwarna
merah sedang atau merah pudar, lembab, sedikit kasar pada bagian permukaan
atasnya, dan halus sepanjang tepi lateral. Permukaan bawah lidah dan bagian dasar
mulut sangat bersifat faskular. Kecermatan ekstra harus dilakukan pada saat
minginspeksi area-area yang umumnya terkena lesi kanker oral.
Pada pengkajian dasar mulut dengan kondisi klinik dengan trauma mandibula
akan terlihat pada dasar mulut garis patah dari tulang mandibula
Kelenjar parotis
Pemeriksaan kelenjar parotis dengan melakukan palpasi kedua pipi pada daerah
parotis untuk mencari adanya pembesaran parotis. Pasien disuruh mengatupkan
giginya sehingga otot masseter dapt teraba; kelenjar parotis paling baik diraba
dibelakang otot messeter dan didepan telinga. Parotidomegali berkaitan dengan pasta
alkohol daripada penyakit hepar itu sendiri. Hal ini disebabkan infiltrasi lemak,
mungkin akibat sekunder dari toksisitas alkohol dengan atau tanpa malnutrisi.
4. Pemeriksaan fisik Abdomen
Urutan teknik pemeriksaan pada abdomen ialah inspeksi, auskultasi, palpasi, dan
perkusi. Auskultasi dilakukan sebelum kita melakukan palpasi dan perkusi dengan
tujuan agar hasil pemeriksaan auskultasi lebih akurat karena kita belum melakukan
manipulasi terhadap abdomen.bila dilakukan palpasi dan perkusi terlebih dahulu , maka
dapat mengubah frekuensi dan karakter bising usus.
Pembagian atas empat kuadran, dengan membuat garis vertikal dan horizontal melalui
umbilicus, sehingga terdapat daerah kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan
kiri bawah.
Pembagian atas sembilan daerah, dengan membuat dua garis horizontal dan dua garis
vertikal.
Garis horizontal pertama dibuat melalui tepi bawah tulang rawan iga kesepuluh dan
yang kedua dibuat melalui titik spina iliaka anterior superior (SIAS).
Garis vertikal dibuat masing-masing melalui titik pertengahan antara SIAS dan mid-line
abdomen.
Terbentuklah daerah hipokondrium kanan, epigastrium, hipokondrium kiri, lumbal kanan,
umbilical, lumbal kanan, iliaka kanan, hipogastrium/suprapubik, dan iliaka kiri.
Pada keadaan normal, di daerah umbilical pada orang yang agak kurus dapat
terlihat dan teraba pulsasi arteri iliaka. Beberapa organ dalam keadaan normal dapat
teraba di daerah tertentu, misalnya kolon sigmoid teraba agak kaku di daerah kuadaran
kiri bawah, kolon asendens dan saecum teraba lebih lunak di kuadran kanan bawah.
Ginjal yang merupakan organ retroperitoneal dalam keadaan normal tidak teraba.
Kandung kemih pada retensio urine dan uterus gravid teraba di daerah suprapubik.
Gambar 1 : abdomen 4 kuadran
Gambar 2 : abdomen 9 kuadran
INSPEKSI
Dilakukan pada pasien dengan posisi tidur terlentang dan diamati dengan
seksama dinding abdomen. Yang perlu diperhatikan adalah:
a.
pada orang tua dan dehidrasi), kering (dehidrasi), lembab (asites), dan adanya bekas-bekas
garukan (penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif), jaringan parut (tentukan
lokasinya), striae (gravidarum/ cushing syndrome), pelebaran pembuluh da rah vena
(obstruksi vena kava inferior & kolateral pada hipertensi portal).
b. Besar dan bentuk abdomen; rata, menonjol, atau scaphoid (cekung).
c. Simetrisitas; perhatikan adanya benjolan local (hernia, hepatomegali,
splenomegali, kista ovarii, hidronefrosis).Gerakan dinding abdomen pada peritonitis
terbatas.
d.
Pembesaran organ atau tumor, dilihat lokasinya dapat diperkirakan organ apa atau
tumor apa.
e. Peristaltik; gerakan peristaltik usus meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada
dinding abdomen dan bentuk usus juga tampak (darm-contour).
f.
adanya peritonitis.
Pasien melipat lutut sampai ke dada, berayun-ayun maju mundur pada saat nyeri
adanya pankreatitis parah.
AUSKULTASI
Kegunaan auskultasi ialah untuk mendengarkan suara peristaltic usus dan bising
pembuluh darah. Dilakukan selama 2-3 menit.
a. Mendengarkan suara peristaltik usus.
Diafragma stetoskop diletakkan pada dinding abdomen, lalu dipindahkan keseluruh
bagian abdomen. Suara peristaltic usus terjadi akibat adanya gerakan cairan dan udara
dalam usus. Frekuensi normal berkisar 5-34 kali/ menit.
Bila terdapat obstruksi usus, peristaltik meningkat disertai rasa sakit (borborigmi).
Bila obstruksi makin berat, abdomen tampak membesar dan tegang, peristaltik lebih
tinggi seperti dentingan keeping uang logam (metallic-sound).
Bila terjadi peritonitis, peristaltik usus akan melemah, frekuensinya lambat, bahkan
sampai hilang.
Suara usus terdengar tidak ada
Hipoaktif/sangat lambat ( misalnya sekali dalam 1 menit )
b. Mendengarkan suara pembuluh darah.
Bising dapat terdengar pada fase sistolik dan diastolic, atau kedua fase. Misalnya
pada aneurisma aorta, terdengar bising sistolik (systolic bruit). Pada hipertensi portal,
terdengar adanya bising vena (venous hum) di daerah epigastrium.
PALPASI
Beberapa pedoman untuk melakukan palpasi, ialah:
a.
Pasien diusahakan tenang dan santai dalam posisi berbaring terlentang. Sebaiknya
pemeriksaan dilakukan tidak buru-buru.
b.
Palpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari dan telapak tangan. Sedangkan
untuk menentukan batas tepi organ, digunakan
melakukan penekanan yang mendadak, agar tidak timbul tahanan pada dinding
abdomen.
c.
Palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada daerah yang
dikeluhkan nyeri, sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir.
d.
Bila dinding abdomen tegang, untuk mempermudah palpasi maka pasien diminta untuk
menekuk lututnya. Bedakan spasme volunteer & spasme sejati dengan menekan
daerah muskulus rectus, minta pasien menarik napas dalam, jika muskulus rectus
relaksasi, maka itu adalah spasme volunteer. Namun jika otot kaku tegang selama
siklus pernapasan, itu adalah spasme sejati.
e. Palpasi bimanual : palpasi dilakukan dengan kedua telapak tangan, dimana tangan kiri
berada di bagian pinggang kanan atau kiri pasien sedangkan tangan kanan di bagian
depan dinding abdomen.
f.
g.
PERKUSI
Perkusi berguna untuk mendapatkan orientasi keadaan abdomen secara
keseluruhan, menentukan besarnya hati, limpa, ada tidaknya asites, adanya massa
padat atau massa berisi cairan (kista), adanya udara yang meningkat dalam lambung
dan usus, serta adanya udara bebas dalam rongga abdomen. Suara perkusi abdomen
yang normal adalah timpani (organ berongga yang berisi udara), kecuali di daerah h ati
(redup; organ yang padat).
a. Orientasi abdomen secara umum.
Dilakukan perkusi ringan pada seluruh dinding abdomen secara sistematis untuk
mengetahui distribusi daerah timpani dan daerah redup (dullness). Pada perforasi usus,
pekak hati akan menghilang.
b. Cairan bebas dalam rongga abdomen
Adanya cairan bebas dalam rongga abdomen (asites) akan menimbulkan suara
perkusi timpani di bagian atas dan dullness dibagian samping atau suara dullness
dominant. Karena cairan itu bebas dalam rongga abdomen, maka bila pasien
dimiringkan akan terjadi perpindahan cairan ke sisi terendah.
Cara pemeriksaan asites:
1. Pemeriksaan gelombang cairan (undulating fluid wave).
Teknik ini dipakai bila cairan asites cukup banyak. Prinsipnya adalah ketukan pada
Satu sisi dinding abdomen akan menimbulkan gelombang cairan yang akan diteruskan
ke sisi yang lain. Pasien tidur terlentang, pemeriksa meletakkan telapak tangan kiri
pada satu sisi abdomen dan tangan kanan melakukan ketukan berulang-ulang pada
dinding abdomen sisi yang lain. Tangan kiri kan merasakan adanya tekanan
gelombang.
2. Pemeriksaan pekak alih (shifting dullness).
Prinsipnya cairan bebas akan berpindah ke bagian abdomen terendah. Pasien tidur
terlentang, lakukan perkusi dan tandai peralihan suara t impani ke redup pada kedua
sisi. Lalu pasien diminta tidur miring pada satu sisi, lakukan perkusi lagi, tandai tempat
peralihan suara timpani ke redup maka akan tampak adanya peralihan suara redup.
Fisura-in-ano, Fisura ini merupakan retakan dari dinding anus yang cukup nyeri
sehingga menghambat pemeriksaan rectal dengan jari. Fisura-in-ano biasanya terjadi
secara berlangsung pada bagian posterior dan garis tengah. Mungkin perlu menyuruh
pasien mengedan agar fisura dapat terlihat
2.
3.
Prolaps rekti, merupakan lipatan sirkum firesial dari mukosa yang berwarna merah
terlihat menonjol dari anus.
4.
Fistel-in-ano, lubang dari fistel mungkin dapat terlihat, biasanya dalam 4 cm dari anus.
Mulut lubang fistel tampak berwarna merah yang disebabkan jaringan granulasi. Fistel
ini mempunyai hubungan dengan penyakit Crohn.
5.
Karsinoma anus, dapat terlihat sebagai massa yang terbentuk kembang kol pada
pinggir anus.
PALPASI
Colok anus (Colok dubur). Perawat yang menggunakan ujung jari telunjuk yang
terbungkus sarung tangan dilubrikasi dan diletakkan pada an us. Pasien diminta
bernapas melalui mulut dengan tenaga dan rileks. Dengan perlahan-lahan
meningkatkan tekanan pada jari telunjuk kea rah bawah sampai sfingter terasa agak
lemas. pada saat ini dimasukkan perlahan -lahan kedalam rectum.
Palpasi dinding anterior dari rectum dilakukan untuk menilai kelenjar prostat
pada pria dan serviks wanita. Prostat yang normal merupakan massa kenyal berlobus
dua dengan lekukan sentral. Prostat menjadi semakin keras sesuai umur ang
bertambahdan akan menjadi sangat keras bila terdapat karsinoma prostat. Massa di
atas prostat atau serviks dapat menunjukkan adanya metastatic.
Jari kemudian diputar sesuai arah jarum jam sehingga dinding lateral kanan,
dinding posterior, dan dinding laterl kiri dari rectum dapat dipalpasi secara berurutan.
Kemudian jari dimasukkan sedalam mungkin ke dalam rectum dan perlahan ditarik
keluar menyusuri dinding rectum. Lesi yag lunak, seperti karsinoma rekti yang kecil atau
polip, lebih mungkin teraba dengan cara ini
Setelah jari ditarik keluar, sarung tangan diinspeksi apakah terdapat darah segar
atau melena, mucus atau pus, dan warna dari feses diamati. Hemoroid tidak teraba
kecuali mengalami thrombosis. Timbulnya nyeri yang nyata selama pemeriksaan
menunjukkan kemungkinan fisura anal, abses isiorektal, hemoroid eksternal yang baru
mengalami thrombosis, prokitis, atau ekskoriasi anal.
Penyebab-penyebab dan massa yang teraba di rectum:
1. Karsinoma rekti
2. Polip rekti
tajam dan rata ataukah tumpul dan apakahh hati yang membesar tersebut teraba
noduler ataukah rata. Hati seorang pasien sirosis akan teraba mengecil dan keras,
sementara hati pasien hepatis teraba cukup lunak dan tepian mudah digerakkan
dengan tangan.
Nyeri tekan pada hati menunjukan pembesaran akut yang baru saja terjadi disertai
peregangan kapsul hepar. Tidak adanya nyeri tekan dapat berarti bahwa pembesaran
tersebut tidak berlangsung lama. Hati pasien hepatis virus terasa nyeri jika ditekan,
sedangkan hati pasien hepatitis alkoholik tidak menunjukan gejala nyeri tekan tersebut.
Pembesaran hati merupakan gejala abnormal yang memerlukan evaluasi lebih lanjut.
Endoskop (tabung serat optik yang digunakan untuk melihat struktur dalam dan untuk
ada juga pemeriksaan yang dilakukan setelah 8-12 jam sebelumnya melakukan puasa;
sedangkan pemeriksaan lainnya tidak memerlukan
persiapan
khusus.
karakteristik
lainnya.
Pada korban keracunan, contoh cairan lambung ini dianalisa untuk mengetahui racunnya.
Kadang selang terpasang agak lama sehingga lebih banyak contoh cairan yang bisa
didapat.Intubasi nasogastrik juga bisa digunakan untuk memperbaiki keadaan tertentu
- Untuk menghentikan
2. Intubasi_Nasoenterik.
Pada intubasi nasoenterik, selang yang dimasukkan melalui hidung lebih panjang,
karena harus melewati lambung untuk menuju ke usus halus.
Prosedur ini bias digunakan untuk:
- mendapatkan contoh isi usus
- mengeluarkan cairan
- memberikan makanan.
Sebuah selang yang dihubungkan dengan suatu alat kecil di ujungnya bisa digunakan
untuk biopsi (mengambil contoh jaringan usus halus untuk diperiksa secara
mikroskopik atau untuk analisa aktivitas enzim).Lambung dan usus halus tidak dapat
merasakan nyeri, sehingga kedua prosedurn diatas tidak menimbulkan nyeri.
*) Endoskopi
Endoskopi adalah pemeriksaan struktur dalam dengan menggunakan selang/tabung serat
optic yang disebut endoskop.
Endoskop yang dimasukkan melalui mulut bisa digunakan untuk memeriksa:
- kerongkongan(esofagoskopi)
- lambung(gastroskopi)
- usus halus (endoskopi saluran pencernaan atas).
Jika dimasukkan melalui anus, maka endoskop bisa digunakan untuk memeriksa:
- rektum dan usus besar bagian bawah (sigmoidoskopi)
- keseluruhan usus
besar (kolonoskopi).
Diameter endoskop berkisar dari sekitar 0,6 cm-1,25 cm dan panjangnya berkisar dari
sekitar 30 cm-150 cm.
Sistem video serat-optik memungkinkan endoskop menjadi fleksibel menjalankan fungsinya
sebagai sumber cahaya dan system penglihatan.
Banyak endoskop yang juga dilengkapi dengan sebuah penjepit kecil untuk mengangkat
contoh jaringan dan sebuah alat elektronik untuk menghancurkan jaringan yang abnormal.
Dengan endoskop dokter dapat melihat lapisan dari sistem pencernaan, daerah yang
mengalami iritasi, ulkus, peradangan dan pertumbuhan jaringan yang abnormal. Biasanya
diambil contoh jaringan untuk keperluan pemeriksaan lainnya.
Endoskop juga bisa digunakan untuk pengobatan. Berbagai alat yang berbeda bisa
dimasukkan melalui sebuah saluran kecil di dalam endoskop:
Elektrokauter bisa digunakan untuk menutup suatu pembuluh darah dan menghentikan
1. Pemeriksaan barium.
Setelah penderita menelan barium, maka barium akan tampak putih pada foto
rontgen dan membatasi saluran pencernaan, menunjukkan kontur dan lapisan dari
kerongkongan, lambung dan usus halus. Barium yang terkumpul di daerah abnormal
menunjukkan adanya ulkus, erosi, tumor dan varises kerongkongan.
Foto rontgen bisa dilakukan pada waktu-waktu tertentu untuk menunjukkan
keberadaan barium. Atau digunakan sebuah fluoroskop untuk mengamati pergerakan
barium di dalam saluran pencernaan. Proses ini juga bisa direkam.
Dengan mengamati perjalanan barium di sepanjang saluran pencernaan, dokter
dapatmenilai:
- fungsi kerongkongan dan lambung
- kontraksi kerongkongan dan lambung
- penyumbatan dalam saluran pencernaan.
Barium juga dapat diberikan dalam bentuk enema untuk melapisi usus besar
bagian bawah. Kemudian dilakukan foto rontgen untuk menunjukkan adanya polip,
tumor atau kelainan struktur lainnya.
Prosedur ini bisa menyebabkan nyeri kram serta menimbulkan rasa tidak nyaman.
Barium yang diminum atau diberikan sebagai enema pada akhirnya akan dibuang ke
dalam tinja,sehingga tinja tampak putih seperti kapur.
Setelah pemeriksaan, barium harus segera dibuang karena bisa menyebabkan sembelit
yang berarti. Obat pencahar bisa diberikan untuk mempercepat pembuangan barium.
*)Parasentesis
Parasentesis adalah memasukkan jarum ke dalam rongga perut dan mengambil
cairannya. Dalam keadaan normal, rongga perut diluar saluran pencernaan hanya
mengandung sejumlah kecil cairan. Cairan bisa terkumpul dalam keadaan-keadaan tertentu,
seperti perforasi lambung atau usus, penyakit hati, kanker atau pecahnya limpa. Parasentesis
digunakan untuk memperoleh contoh cairan untuk keperluan pemeriksaan atau untuk
membuangcairanyangberlebihan.
Pemeriksaan fisik (kadang disertai dengan USG) dilakukan sebelum parasentesis untuk
memperkuat dugaan bahwa rongga perut mengandung cairan yang berlebihan. Selanjutnya
daerah kulit (biasanya tepat dibawah pusar) dibersihkan dengan larutan antiseptik dan dibius
lokal. Melalui kulit dan otot dinding perut, dimasukkan jarum yang dihubungkan dengan
tabung suntik ke dalam rongga perut dimana cairan terkumpul. Sejumlah kecil cairan diambil
untuk pemeriksaan laboratorium atau sampai 0,96 liter cairan diambil untuk mengurangi
pembengkakan pada perut.
*)USG_Perut
USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ
dalam.USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan
pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya.
USG juga dapat menunjukkan adanya cairan. Tetapi USG bukan alat yang baik untuk
menentukan permukaan saluran pencernaan, sehingga tidak digunakan untuk melihat tumor
dan penyebab perdarahan dilambung usus halus atau usus besar.
USG merupakan prosedur yang tidak menimbulkan nyeri dan tidak memiliki resiko.
Pemeriksa menekan sebuah alat kecil di dinding perut dan mengarahkan gelombang suara ke
berbagai bagian perut dengan menggerakkan alat tersebut. Gambaran dari organ dalam bisa
dilihat pada layar monitor dan bisa dicetak atau direkam dalam filem video.
*)Pemeriksaan_Darah_Samar
Perdarahan di dalam saluran pencernaan dapat disebabkan baik oleh iritasi ringan
maupun kanker yang serius.Bila perdarahannya banyak, bisa terjadi muntah darah, dalam
tinja terdapat darah segar atau mengeluarkan tinja berwarna kehitaman (melena).
Jumlah darah yang terlalu sedikit sehingga tidak tampak atau tidak merubah penampilan
tinja, bisa diketahui secara kimia dan hal ini bisa merupakan petunjuk awal dari adanya
ulkus,kanker dan kelainan lainnya.
Pada pemeriksaan colok dubur, dokter mengambil sejumlah kecil tinja .
SOAL !
1. Gambarkan dan jelaskan anatomi fisiologi sistem pencernaan beserta organ aksesorisnya
2. Jelaskan pemeriksaan fisik secara rinci pada klien dengan gangguan sistem pencernaan
3. Jelaskan pemeriksaan diagnostik pada klien dengan gangguan pada sistem pencernaan
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS
SISTEM PENCERNAAN
Di Susun Oleh :
NAMA : DICKI ELFA WAHYUDI
NPM
:142601003I