Você está na página 1de 15

BAB IV

JENIS KARANGAN DAN PEMARAGRAFAN


Tujuan Instruksional Umum:
Setelah mempelajari topik ini, Anda diharapkan memahami dan terampil menulis
paragraf yang padu dan koheren dalam wacana ilmiah.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari topik ini, Anda diharapkan dapat;
1)
menjelaskan syarat paragraf yang benar;
2)
membedakan jenis paragraf berdasarkan isi;
3)
membedakan jenis paragraf berdasarkan fungsi;
4)
menentukan jenis pengembangan paragraf;
5)
menyusun/membuat paragraf yang benar
4.1

Jenis Karangan
Sebuah laporan berlaras ilmiah pasti dibangun oleh beberapa bagian yang
mengandung beberapa jenis tulisan. Pada dasarnya, laporan ilmiah merupakan
sebuah tulisan nonfiksi yang bertujuan untuk memberitahukan, menjelaskan, atau
membuktikan yang menyebabkan jenis tulisan pada karya ilmiah merupakan
eksposisi (memberitahukan, menjelaskan, memaparkan) dan argumentasi
(membuktikan). Dalam usaha untuk menyampaikan laporan ilmiah secara akurat,
laporan ilmiah acapkali juga menampilkan jenis deskripsi (memberikan suatu
keadaan atau seseorang) dan naratif (menceritakan).
Berikut ini uraian jenis-jenis karangan yang lazim ditemukan dalam laporan
ilmiah.
a. Narasi (kisahan)
Narasi adalah penulisan yang sifatnya bercerita, baik berdasarkan
pengamatan maupun berdasarkan pengalaman. Narasi, dalam hal ini, bukanlah
narasi rekaan atau imajinatif, tetapi narasi yang merupakan himpunan peristiwa yang
diuraikan secara berurutan dan logis. Narasi berusaha untuk mengisahkan suatu
peristiwa atau kejadian secara kronologis (Keraf, 1980). Penulisan narasi yang baik
membutuhkan tiga hal, yaitu
1) kalimat pertama dalam paragraf harus menggugah minat pembaca,
2) kejadian disusun menurut urutan kronologis, dan
3) berfokus pada tujuan akhir yang jelas.
Narasi yang tersusun baik akan menunjukkan
1) keterangan waktu,
2) keterangan yang berkaitan dengan pekerjaan atau peristiwa,
3) kata-kata peralihan yang mengungkapkan
a). kaitan pikiran,
b). kaitan waktu,
c). kaitan hasil,
d). Pertentangan.

Bahasa Indonesia untuk Program Diploma 4

19

Contoh:
Pengujian mutu kayu pada kondisi I dilakukan dengan cara balok
kayu benda uji diletakan di atas 2 tumpuan dengan jarak antar tumpuan 244 cm
kemudian dibebani dengan beban awal seberat 10 kg dan deflektometer distel pada
angka nol, setelah itu dibebani dengan beban standar seberat 40 kg dan diamati
sampai jarum deflektometer berhenti. Hasil lendutannya dicatat, sebagai data untuk
analisis mutu kayu.Balok kayu yang telah diuji pada kondisi I, dibebani sebanyak 4
kali dengan pola pembebanan dibagi menjadi 2 kondisi, yaitu kondisi II dan III.
Pada kondisi II, balok kayu yang telah diketahui mutunya kemudian dibebani
sebanyak 2 kali pembebanan. Beban yang digunakan adalah pasir sebesar 450 kg/m
untuk menirukan beban yang sebenarnya di lapangan. Pembebanan dilakukan
dengan cara balok kayu benda uji diletakan di atas 2 tumpuan dengan jarak antar
tumpuan 244 cm kemudian dibebani dengan pasir selama 2 hari. Setelah 2 hari
beban dihilangkan selama 8 hari kemudian dibebani lagi selama 2 hari. Setelah
dibebani untuk yang kedua kalinya kemudian dilakukan pengukuran lendutan seperti
pada kondisi I, dengan tujuan untuk mengetahui mutu kayu setelah dibebani. Untuk
pengujian pembebanan pada kondisi III, dilakukan seperti langkah kerja pada
kondisi II.
b. Deskripsi (perian)
Deskripsi adalah tulisan yang berusaha untuk menggambarkan bentuk objek
pengamatan: rupanya, sifatnya, rasanya, atau coraknya sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya (Utorodewo, 2003).Ada dua jenis deskripsi, deskripsi ekspositoris dan
deskripsi impresionistis (Marahimin dalam Utorodewo, 2003).
Deskripsi
ekspositoris adalah deskripsi yang sangat logis yang isinya merupakan daftar
perincian yang disusun menurut sistem atau urutan logis dari objek yang diamati.
Deskripsi impresionistis adalah deskripsi untuk menstimulir pembaca, deskripsi ini
lebih menekankan kesan saat penulis melakukan observasi. Urutan yang digunakan
adalah urutan menurut kuat atau lemahnya kesan penulis terhadap objek yang ditulis.
Dalam menulis deskripsi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu
1) harus ada penggambaran yang dominan yang dituangkan dalam sebuah kalimat
topik dalam paragraf,
2) suasana hati tertandai melalui pilihan kata yang baik,
3) pengembangan paragraf harus efektif, logis, dan, cermat.
Deskripsi orang, sebaiknya menggambarkan
1) penampilan,
2) moral atau etika,
3) perilaku seseorang,
4) sifat,
5) suara atau cara berbicara,
6) sikap seseorang terhadap orang lain.
Deskripsi tempat sebaiknya menggambarkan
1) penerapan seluruh pancaindra atau hanya berdasarkan penglihatan,
2) satu saat tertentu,
3) perincian dalam urutan yang logis,

Bahasa Indonesia untuk Program Diploma 4

20

4) sudut pandang yang konsisten,


5) penggunaan kata sifat dalam deskripsi tersebut jelas dan tepat,
6) penggunaan kata kerja dan kata benda dengan tepat.
Deskripsi waktu harus mencakup
1) keterangan waktu yang tepat,
2) pengurutan yang kronologis dan logis, dan
3) mengandung gabungan unsur perian orang dan tempat.
Contoh
Sesuai dengan namanya rumah ini benar-benar berbentuk kubus.
Satu buah kubus yang identik dengan satu unit hunian diletakkan dengan
kemiringan 45 derajat di atas sebuah core berbentuk persegi delapan. Di
sinilah letak keunikkannya, rangkaian 38 unit hunian berupa kubus miring.
Setiap unit hunian dengan total luas lantai kurang lebih 100 m,
terbagi menjadi tiga lantai. Core yang berisi tangga menuju kubus
berfungsi sebagai entrance. Lantai pertama berfungsi sebagai ruang
keluarga dan pantry. Lantai kedua sebagai ruang tidur. Lantai teratas
berfungsi sebagai ruang duduk atau bermaian. Sebagai konsekuensi dari
selubung kubus yang miring, furnitur pada setiap ruangan pun perlu
didesain khusus mengikuti kemiringan dinding. (Pikiran Rakyat, 2008)
c. Eksposisi (paparan)
Pada saat berita berfungsi untuk memberitahukan dan menjelaskan sesuatu,
jenis tulisan yang digunakan adalah eksposisi atau paparan. Eksposisi adalah tulisan
yang berusaha memberi penjelasan atau informasi. Tulisan yang ekspositoris akan
menguraikan sebuah proses, melukiskan proses pembuatan suatu yang belum
diketahui pembaca, atau proses kerja suatu benda (Keraf, 1980).
Pada dasarnya, dalam sebuah laporan ilmiah, eksposisi menghimpun dua hal,
penerapan alat indera (deskripsi) dan penggalian referensi. Pada saat eksposisi
melukiskan sesuatu, jenis tulisan deskripsi akan muncul juga. Dalam usaha lainnya,
seperti menguraikan, menafsirkan, menjelaskan, ekposisi berusaha untuk
menguraikan atau merangkum sebuah hasil riset berdasarkan percobaan, akumulasi
data, perluasan pemikiran, atau pengamatan. Dalam tulisan ekspositoris ada suatu
bagian simpulan atau saran yang akan mengakhiri tulisan tersebut (Marahimin dalam
Utorodewo, 2003)
Contoh
Salah satu alasan orang mengonsumsi vitamin E karena vitamin ini
salah satu jenis yang berperan penting dalam tubuh untuk mencegah
penuaan. Namun, bila dikonsumsi dalam dosis tinggi, vitamin E diduga
dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru. Demikian salah satu laporan
riset yang dipublikasikan awal Februari tahun ini.
Penelitian di Amerika Serikat yang melibatkan 77.000 partisipan itu
mengindikasikan bahwa mengosumsi 400 miligram perhari dalam jangka
waktu lama dapat meningkatkan resiko kanker sehingga 28 persen ,
khususnya di antara para perokok.

Bahasa Indonesia untuk Program Diploma 4

21

Hasil riset yang dipublikasikan dalam American Journal of


Respiratory and Critical Care Medicine ini, memberikan peringatan akan
ancaman serupa dari beta-karoten bila dikonsumsi secara berlebihan.
Peneliti menganjurkan, asupan vitamin E sebaiknya tidak diperoleh dari
obat-obatan sintesis. Untuk mendapatkan manfaat terbaik, vitamin E
sebaiknya diperoleh dari sumber alami seperti buah-buahan dan sayuran.
Dalam risetnya, peneliti memantau asupan per hari vitamin C, asam
folat, dan vitamin E para partisipan berusia 50 dhingga 76 selama empat
tahun. Sepanjang penelitian, tercatat 521 partisipan mengalami kanker paru.
Setelah menghitung dan menganalisis data selama sekitar delapan tahun,
peneliti menyimpulkan adanya peningkatan risiko tambahan 7 persen dari
setiap 100 miligram vitamin E yang dikonsumsi per hari.
Manfaat vitamin E memang sudah dikenal luas, sebagai antioksidan
yang mampu melindungi sel-sel molekul dan radikal bebas. Namun begitu,
para peneliti di AS berspekulasi, dalam dosis tinggi, vitamin ini justru dapat
bersifat prooksidan, menyebabkan oksidasi sehingga memicu kerusakan selsel.
Bertolak belakang dengan banyaknya asumsi tentang manfaatnya
vitamin E, konsumsi vitamin ini sebagai suplemen berhubungan dengan
risiko penyakit kanker paru. Riset kedepan mungkin akan fokus pada
komponen lain pada buah-buahan dan sayuran, yang mungkin dapat
menjelaskan penurunan risiko kanker yang berkaitan dengan buah dan
sayuran, ujar Dr. Christopher Slatore dari Universitas Washington yang
memimpin riset ini (Pikiran Rakyat, 2008).
d. Argumentasi (Bahasan)
Argumentasi adalah penulisan yang bertujuan untuk meyakinkan orang,
membuktikan pendapat atau pendirian pribadi, atau bahkan membujuk pihak lain
agar pendapat pribadi penulis diterima. Dalam karya ilmiah, bentuk argumentasi ini
dianjurkan dalam sajian yang objektif dan tidak mengandung opini penulis.
Argumentasi harus dibangun dengan menyusun alasan sacara logis untuk menunjang
sebuah kalimat topik dalam paragraf. Alasan disusun berdasarkan penjelasan atau
kutipan fakta-fakta yang tepat.
Pada saat penyusunan sebuah laporan ilmiah, sebaiknya, diperhatikan
penggunaan berbagai jenis karangan ini. Dengan demikian, karya ilmiah tidak akan
menjadi sebuah tulisan ilmiah yang kering dan menjemukan. Alasan dibangun atas
berbagai paragraf yang mengandung narasi, deskripsi, dan eksposisi. Dengan proses
itu, diharapkan bahwa pembaca akan dengan mudah memahami jalan pikiran
penulis.
Contoh
Membangun kepercayaan (trust) bukanlah mengenai bagaimana
bersikap simpatik atau kemampuan mengambil hati belaka. Namun, jauh
lebih dalam menyangkut kualitas diri yang occountable. Kepercayaan
juga bukan hanya menyangkut loyalitas membabi buta, tetapi lebih
menyangut kepedulian dan rasa memiliki (belongingness).
Membangun kepercayaan tidak cukup dengan pendidikan, pelatihan
ataupun pengalaman saja. Diperlukan juga kesadaran agar diri kita sebagai

Bahasa Indonesia untuk Program Diploma 4

22

mahluk sosial yang membutuhkan sesama di dalam hidup ini. Di samping itu,
mau mengakui dan menerima kelemahan dan kekurangan serta kelebihan
dan kekuatan yang ada pada diri kita.
Menyesali nasib diri, menyalahkan orang lain dan lingkungan
tidak akan menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi. Dengan
demikian, membangun kepercayaan terhadap sesama harus dimulai dengan
usaha mengembangkan kualitas diri yang merupakan sebuah proses
sepanjang hidup.

4.2 Pemaragrafan
4.2.1 Pengertian Paragraf dan Gagasan Utama dalam Paragraf
Paragraf merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Paragraf merupakan suatu
kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Sebuah gagasan
menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan yang akan menampilkan pokok pikiran
secara lebih terarah. (Keraf, 1980)
Dalam sebuah wacana terdapat penanda yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi sebuah paragraf. Penanda pertama, paragraf ditandai dengan
penulisan yang menjorok ke arah kanan (dalam) sekitar lima sampai tujuh spasi dari
margin sebelah kiri.
.......
..
..
..
..
..
Penanda kedua, adanya peregangan antarspasi atas dan bawah sebanyak dua
spasi. Regangan ini memberikan jarak antara paragraf yang satu dengan paragraf
yang lain.

................................................................................
Pembentukan paragraf dalam sebuah wacana berfungsi
a. memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan gagasan dengan
gagasan lainnya;
b. memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal untuk berhenti
lebih lama daripada perhentian kalimat.
Hendaknya sebuah paragraf memiliki sebuah gagasan utama. Gagasan utama
tersebut dituliskan dalam kalimat topik. Setelah menetapkan kalimat topik, barulah
mengembangkan paragraf itu dengan gagasan-gagasan bawahan dapat berupa
penjelasan, perincian, penguraian yang akan menunjang atau menjelaskan kalimat
topik tersebut. Kalimat-kalimat yang berisi pengembangan paragraf disebut kalimat

Bahasa Indonesia untuk Program Diploma 4

23

bawahan. Paragraf akan ditutup oleh sebuah kalimat penutup atau kalimat pengalih
yang akan mengalihkan perhatian pembaca kepada paragraf
selanjutnya.
Penempatan kalimat topik dalam paragraf dapat diletakkan
a. di awal paragraf, contoh:
Meski sudah mulai langka karena pasokan menurun, bisnis hand
phone (HP) seken ternyata masih menarik. Keutungan lebih besar dari pada
menjual HP baru. Keuntungan menjual HP baru paling hanya Rp 15.000,00
sampai maksimal Rp 30.000,00, sedangkan HP seken bisa mencapai Rp
45.000,00. Itulah sebabnya, di beberapa toko HP, HP baru tidak didisplay.
b. di akhir paragraf, contoh:
Sektor pertanian akan tetap memegang peranan yang strategis. Sektor
ini masih akan merupakan sumber mata pencaharian utama dari sebagian
besar angkatan kerja, di samping fungsinya untuk memenuhi kebutuhan
pangan rakyat yang terus meningkat. Karena itu, sektor pertanian tetap
harus ditumbuhkan terutama dengan meningkatkan produktivitasnya.
c. di awal dan akhir paragraf, contohnya:
Penanganan virus flu burung harus serius agar tidak menyebar di
seluruh masyarakat. Pasti tidak ada yang menolak bahwa kita tidak boleh
main-main dengan virus flu burung. Keselamatan masyarakat harus menjadi
pertimbangan utama. Bahkan, bukan hanya masyarakat Indonesia yang
harus menjadi petimbangan, tetapi juga masyarakat dunia pada umunya.
Karena itu, kita harus dengan sungguh-sungguh membatasi perkembangan
virus mematikan itu agar tidak menjadi pandemi.
d. di seluruh paragraf jika paragraf itu bersifat naratif/deskriptif, contohnya:
Puncak-puncak gunung yang hijau menambah indahnya
pemandangan. Air jernih tidak bergelombang seperti kaca besar mengkilap
disinari matahari. Di tepi danau, tampak pohon-pohon dan bunga-bungaan
yang beraneka warna. Perahu-perahu kecil hilir mudik didayung anak-anak.
Tampaknya mereka mahir dan terampil mengayuhkan dayungnya sehingga
dalam sekejap mereka sudah meluncur ke tengah.
Dalam karangan umumnya ada tiga jenis paragraf, yakni
a. paragraf pembuka yang terletak di awal karangan atau bab,
b. paragraf isi yang membangun badan karangan atau bab, dan
c. paragraf penutup atau pengalih yang mengakhiri sebuah karangan bab.
4.2.2

Syarat Paragraf
Paragraf yang baik terdiri atas beberapa kalimat yang saling berhubungan/
bertautan erat, baik dalam kelogisan berpikir maupun secara ketatabahasaan. Untuk
itu, sebuah paragraf harus memiliki syarat sebagai berikut.
a. Kesatuan
Sebuah paragraf harus memiliki hanya satu gagasan atau pokok pikiran .
Gagasan ini diperjelas atau dikembangkan oleh kalimat-kalimat penjelas. Kalimatkalimat penjelas itu tidak boleh menyimpang dari gagasan utama. Dengan kata lain,

Bahasa Indonesia untuk Program Diploma 4

24

kalimat-kalimat penjelas itu harus sama-sama mendukung kalimat utama. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca mudah memahami isi atau maksud bacaan. Cermati
contoh berikut ini. Dalam tabloid Bola terdapat dua paragraf yang memiliki gagasan
sama yang seharusnya dijadikan satu paragraf.
Tengoklah mimpi yang dialami forward Boston Celtics, Paul Pierce.
Seperti yang dipaparkan Pierce kepada ESPN, ia mengaku pernah didatangi
sepasang anjing doberman. Pierce mengaku sangat ketakutan, lantas
memilih langkah seribu.
Kejar-kejaran seru pun terjadi. Dalam sekuen itu, Pierce tak bisa
berlari kencang karena memiliki sepasang kaki raksasa. Kedua anjing itu
akhirnya menerkam dan menerjangnya.
Kedua paragraf di atas memiliki satu gagasan , yakni mimpi Paul Pierce. Karena
memiliki gagasan yang sama, kedua paragraf itu harus digabungkan menjadi satu
paragraf.
Tengoklah mimpi yang dialami forward Boston Celtics, Paul
Pierce.Seperti yang dipaparkan Pierce kepada ESPN, ia mengaku pernah
didatangi sepasang anjing Doberman. Pierce mengaku sangat ketakutan,
lantas memilih langkah seribu. Kejar-kejaran seru pun terjadi. Dalam sekuen
ini, Pierce tak bisa berlari kencang karena memiliki sepasang kaki raksasa.
Kedua anjing itu akhirnya menerjang dan menerkamnya.
b. Keterpaduan
Sebuah paragraf harus memiliki kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan
timbal balik yang baik (kompak). Keterpaduan ini sangat penting karena dalam
sebuah paragraf, kalimat-kalimat yang ada bukanlah sebuah kalimat yang berdiri
sendiri tanpa makna, tetapi mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya untuk mendukung satu gagasan. Keterpaduan akan tercapai
apabila hubungan timbal balik antarkalimat itu sistematis, logis, wajar, dan mudah
dipahami. Keterpaduan paragraf akan tercapai dengan cara berikut ini.
1) Penggunaan kata ganti (ia, dia, mereka, engkau, itu, ini) serta penggunaan kata
petunjuk (di atas , tersebut, hal itu, yang demikian).
Contoh:
Dewasa ini pemakaian komputer sudah meluas. Benda itu bisa kita
jumpai bukan hanya di kantor-kantor, tetapi sampai ke rumah-rumah. Kalau
dahulu benda itu hanya dipakai para sarjana atau orang yang dilatih khusus,
sekarang para pelayan, ibu rumah tangga, bahkan anak-anak pun telah
dapat memanfaatkannya. Hal tersebut disebabkan semakin meningkatnya
kebutuhan keinginan manusia untuk dapat melaksanakan jenis pekerjaan
dengan cepat dan tepat.
2)

Penggunaan pengulangan kata dapat diterapkan pada kata-kata kunci


atau kata yang dipentingkan dalam kalimat topik (gagasan).
Contoh:
Setiap sel mempunyai inti sel. Dalam setiap inti sel terdapat butirbutir yang dapat mengisap zat warna. Karena sifatnya itu, butir-butir
tersebut diberi nama butir-butir kromatin. Butir-butir kromatin itu

Bahasa Indonesia untuk Program Diploma 4

25

membentuk jaringan yang mempunyai jala. Akan tetapi, jaringan itu selama
proses pembelahan berubah menjadi benang-benang tebal yang disebut
kromosom.
3) Penggunaan kata sambung, seperti: dan, kemudian, lalu, sehingga, karena, dan
lain-lain.
Contoh:
Seorang anak bernama Heryanto sejak usia sembilan tahun harus
menjual es krim setiap pulang sekolah di pasar kemudian untuk menambah
penghasilannya ia pun membawakan belanjaan ibu-Ibu sampai ke kendaraan
ibu-ibu tersebut. Setelah dua puluh tahun ia menjadi seorang sales trainer.
Namun, Heryanto lebih suka menyebut dirinya salesman saja karena dia
masih tetap melakukan selling. Bedanya yang ia tawarkan sebagai trainer
adalah buah pikiran dan keahliannya dalam selling.
4.2.3

Pengembangan Paragraf

Paragraf dibangun oleh lebih dari satu kalimat. Pengembangan paragraf


adalah perincian dan pengurutan pikiran yang terpadu yang diwujudkan melalui
penatan kalimat-kalimat. Perumusan kalimat topik yang tepat akan memudahkan
mengembangkan gagasan yang terdapat dalam kalimat topik tersebut. Oleh karena
itu, dalam pengembangan paragraf terdapat tiga persoalan, yakni
a. kemampuan menentukan dan meletakkan kalimat topik secara tepat;
b. kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama paragraf ke dalam
gagasan bawahan;
c. kemampuan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
Berikut ini sepuluh metode pengembangan paragraf.
a. Sudut Pandang. Untuk memperkaya sebuah uraian atau berita, kita dapat
menguraikan hasil penerapan pancaindera kita. Sudut pandang akan memberi
seseorang sebuah ruang, suasana, sebuah benda, atau perasaan. Dengan
demikian, kita dapat membangun suasana hati pembaca.
Contoh:
Sampai di sekolah siswa-siswa dan tamu-tamu mulai berdatangan.
Ketika aku melewati mereka, tidak ada satu orang pun yang tidak melirikku,
semua orang di sekitarku menatap dengan penuh pesona. Sampai di kelas,
teman-temanku hampir semua memuji kecantikanku. Begitu pula wali
kelasku terkagum-kagum. Tapi, dihati kecilku tetap sedikit ada rasa takut dan
khawatir. Jantungku sekali-kali berdegup kencang karena rasa takut
menghampiri diriku.
b. Contoh. Sebuah gagasan bisa menjadi jelas jika diperkuat dengan beberapa
contoh atau ilustrasi. Contoh itu, dapat pula diuraikan dalam sebuah narasi atau
deskripsi.
c. Klimaks dan Antiklimaks. Paragraf klimaks diawali dengan gagasan bawahan
yang tidak terlalu penting, diikuti oleh kalimat-kalimat yang berangsur-angsur
meningkat kepentingannya. Paragraf diakhiri oleh kalimat yang paling tinggi

Bahasa Indonesia untuk Program Diploma 4

26

tingkat kepentingannya. Secara logis, perkembangan paragraf ini disebut


pengembangan induktif. Paragraf antiklimaks dibangun oleh kalimat-kalimat
yang berkurang kepentingannya. Paragraf akan diawali oleh yang paling tinggi
tingkat kepentingannya. Secara logis, pengembangan paragraf seperti ini disebut
sebagai pengembangan deduktif.
Contoh:
Karakteristik proses dalam membuat tanda tangan seseorang
seperti : percepatan, tekanan pena, hentakan, dan lain-lain dari setiap orang
adalah unik dan berbeda pada
masing-masing individu. Tulisan
tandatangan merupakan satu rangkaian tulisan dalam gerakan cepat untuk
menuliskan nama atau simbol pengesahan dari seseorang. Corak proses
menandatangani merupakan suatu sistem neuromuscular, yang menurut Van
den Bosch dalam bukunya Modeling Identification and Simulation of
Dynamical Systems di dasari oleh sejumlah besar neurons dan serabut otot,
yang membuat setiap tanda tangan yang sudah dihafal dan dilakukan oleh
individu mempunyai pola yang sama. Dengan kata lain bahwa tanda tangan
yang dibuat oleh seseorang akan selalu mempunyai pola dasar yang sama,
dalam hal ini bentuk penulisan tanda tangan selalu mempunyai batas
cakupan tertentu yang dapat diprediksi. Pertanyaan yang muncul adalah
sejauh mana batasan cakupan pola tersebut, dan seberapa jauh karakteristik
keakuratan pendeteksian perubahan tanda tangan tersebut.
d. Definisi luas. Paragraf seperti ini biasanya menguraikan sebuah gagasan yang
abstrak atau istilah yang menimbulkan kontroversi yang membutuhkan
penjelasan. Jenis tulisan dalam paragraf seperti ini adalah ekposisi.
Contoh:
Kata Demokrasi berasal dari bahasa Yunani demos yang berarti
rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan, demokrasi berarti sistem
pemerintahan kekusaan yang berada di tangan rakyat. Walaupun penerapan
sistem demokrasi berbeda-beda antara negara satu dengan negra lain, pada
prinsipnya pemerintahan demokrasi selalu berpangkal pada kekuasaan
rakyat. Pemerintah atau penguasa hanya melaksanakan mandat yang
diberikan oleh rakyatnya.
e. Klasifikasi. Pengembangan ini berusaha mengelompokkan berbagai hal yang
dianggap memiliki kesamaan ke dalam satu kategori. Dengan demikian,
hubungan di antara berbagai hal itu menjadi luas. Paragraf dengan
pengembangan klasifikasi ini, juga merupakan jenis tulisan eksposisi.
Contoh:
Manusia adalah makhluk tertinggi dan terlengkap ciptaan Tuhan.
Benda-benda mati hanya terdiri dari satu unsur saja, yaitu materi atau
bahan. Tumbuh-tumbuhan atau flora terdiri atas dua unsur yaitu unsur
materi dan unsur hidup (pernapasan atau pertumbuhan). Hewan atau fauna
terdiri dari tiga unsur, yaitu unsur materi, unsur hidup, dan nafsu atau
kemauan, sedangkan manusia memiliki unsur tambahan yaitu akal dan budi.
Karena akal dan budinyalah, manusia berbeda dari makhluk hidup lainnya.

Bahasa Indonesia untuk Program Diploma 4

27

f. Perbandingan dan Pertentangan. Perbandingan dan pertentangan dapat


digunakan secara bersamaan atau terpisah. Dalam perkembangan paragraf ini,
unsur-unsur yang sama dari dua hal atau lebih diungkapkan dan diuraikan, diikuti
dengan unsur-unsur yang membedakan dua hal atau lebih. Hal yang perlu
diperhatikan adalah bahwa perbandingan dan pertentangan itu dilakukan
berdasarkan tolak ukur yang sama. Pengembangan paragraf itu merupakan
sebuah cara agar pembaca sampai pada suatu penilaian yang relatif sama
mengenai dua hal atau lebih. Jenis tulisan yang digunakan di sini adalah jenis
tulisan ekposisi.
Contoh:
Kacang kedelai dikenal sebagai makanan terbaik kadar proteinnya,
dapat mencapai 35% dari beratnya. Dikatakan bahwa kacang kedelai
dibandingkan dengan beratnya dapat menghasilkan dua kali protein daging,
empat kali telor, empat kali gandum, lima atau enam kali roti, dan dua belas
kali susu. Ternyata protein kacang kedelai bukan saja jumlahnya yang
banyak, tetapi juga mempunyai kualitas yang baik. Umumnya, cukup dikenal
bahwa protein hewani seperti daging, susu, dan telor adalah protein yang
lengkap, sementara protein nabati adalah protein yang lengkap. Namun,
ternyata protein kacang kedelai, walaupun termasuk protein nabati, lebih
mirip menggambarkan protein hewani daripada protein nabati.
g. Analogi. Dalam pengembangan paragraf analogi, uraian didasarkan pada
kesamaan dari dua hal atau lebih. Dua hal atau lebih dibandingkan secara
sistematis untuk menemukan hal-hal yang sama. Hal dibandingkan dapat berasal
dari kategori yang sama atau, bahkan, dari satu atau beberapa kelas yang berbeda.
Jenis tulisan yang digunakan di sini adalah tulisan eksposisi.
Contoh:
Bisa saja kita tidak suka sebuah buku sewaktu melihatnya. Namun,
cobalah baca dulu buku dengan cermat dan analisis yang terkandung di
dalamnya. Mungkin rasa tidak suka akan berubah menjadi suka. Begitu pula
dengan manusia, kita jangan cepat mengambil kesimpulan bahwa orang itu
tidak bisa ajak ngobrol, berhandai-handai, rasa antipati akan berubah
menjadi simpati. Jadi, mengenal seseorang sama halnya dengan sebuah
buku.
h. Sebab-Akibat. Dalam paragraf ini diuraikan hal-hal yang menyebabkan suatu
peristiwa terjadi atau, sebaliknya. Diuraikan dahulu sebuah akibat baru diikuti
oleh penyebabnya. Jenis karangan yang digunakan di sini dapat berupa jenis
narasi atau eksposisi. Contoh:
Jika Anda ingin tetap bersuara vokal, janganlah merokok secara
berlebihan. Sebab, hasil penelitian menunjukkan merokok dapat
menyebabkan disfonia. Tanda-tanda disfonia ini antara lain suranya
berubah. Jika gangguan itu serius, bisa menimbulkan kanker pita suara yang
dapat membuat Anda jadi bisu. Penanggulangannya tergantung dari
stadiumnya.
i. Proses. Pengembangan paragraf ini menguraikan proses bagaimana sesuatu
terjadi atau terwujud. Jadi, dalam pengembangan ini ada urutan dari tindakan-

Bahasa Indonesia untuk Program Diploma 4

28

tindakan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu; atau urutan suatu


peristiwa. Pengembangan paragraf ini juga dapat diisi dengan kalimat-kalimat
yang menguraikan sesuatu ke dalam unsur-unsur yang membangunnya agar
pembaca dapat lebih mudah memahami hal itu. Jenis karangan yang digunakan
dalam pengembangan paragraf ini adalah eksposisi.
Pada proses pengendalian level air secara manual diawali dengan
menempatkan saklar dua posisi ke posisi manual, sehingga keadaanya
menjadi normally closed. Keadaan itu akan mengaktifkan R1 (internal relay)
sehingga ketika tombol ON ditekan maka pompa pengumpan air (feed water
pump) akan bekerja. Pompa tersebut akan terus bekerja selama tombol ON
ditekan terus, ketinggian air belum mencapai high level dan saklar stop
belum diaktifkan. Selain itu, ketika keadaan tangki boiler kosong (water
empty) maka alarm akan berbunyi dan hanya akan berhenti ketika air sudah
melewati water empty level atau dengan mengaktifkan saklar stop.
j. Umum-Khusus dan Khusus-Umum. Kedua cara pengembangan paragraf ini
merupakan cara yang paling umum digunakan. Dalam pengembangan umumkhusus, gagasan utama atau kalimat topik diletakkan di awal paragraf, diikuti
oleh kalimat-kalimat yang mengandung gagasan bawahan. Secara logis,
pengembangan paragraf seperti ini disebut sebagai pengembangan deduktif.
Contoh:
Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik diperkotaan maupun di
pedesaan. Konsumsi makanan jajanan di masyarakat diperkirakan terus
meningkat mengingat semakin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk
megolah makanan sendiri. Keunggulan makanan jajanan adalah murah dan
mudah didapat, serta cita rasanya yang enak dan cocok dengan selera
kebanyakan masyarakat.
Dalam pengembangan khusus-umum, gagasan utama diletakkan di akhir paragraf
dengan sebuah kalimat kesimpulan. Paragraf diawali oleh kalimat-kalimat yang
mengandung gagasan bawahan. Secara logis, perkembangan paragraf seperti ini
disebut sebagai pengembangan paragraf yang induktif.
Contoh:
Pesona dan kemolekan alam Bali begitu termasyur ke seluruh
penjuru dunia. Mulai dari wisata bahari, wisata relegius tersedia. Bahkan,
terkadang wisatawan lebih mengenal Bali daripada Indonesia. Begitu pula
dengan keindahan alam bawah laut di Bunaken, Menado, sangat
mengagumkan. Oleh sebab itu, kedua daerah wisata tersebut mampu
menyedot wisatawan mancanegra yang cukup besar.
Dapat pula, dilakukan variasi dengan menggabungkan kedua jenis
pengembangan paragraf ini ke dalam sebuah paragraf. Jadi, paragraf diawali
dengan sebuah kalimat topik yang umum diikuti dengan kalimat-kalimat yang
mengandung gagasan bawahan. Kemudian, paragraf diakhiri dengan sebuah
kalimat topik lagi yang bersifat menyimpulkan. Dengan demikian, secara logis,
paragraf dikembangkan secar deduktif-induktif.

Bahasa Indonesia untuk Program Diploma 4

29

Contoh:
Tjut Nyak Dhien dan Panglima Besar Jendral Sudirman adalah
pejuang Indonesia .Tjut Nyak Dhien, pahlawan wanita asal Aceh yang
mampu menjaga Aceh dari serangan Belanda itu berjuang
mempertahankan Tanah Rencong hingga akhir hayatnya. Meski kedua
matanya buta, ia tetap bersemangat mengobarkan api perjuangan kepada
rakyat Aceh untuk tidak begtu saja menyerahkan harga diri bangsa kepada
imperialis Barat. Panglima Besar Jendral Sudirman, Bapak TNI ,
bergerilya melawan penjajah yang ingin kembali merebut tanah air
tercinta. Meski paru-parunya rontok hingga ia harus ditandu naik turun
gunung untuk bergerilya, itu tidak membuatnya surut membuktikan kepada
dunia bahwa Indonesia masih ada. Keduanya merupakan pahlawan ngeri
ini.
4.2.4

Hubungan Logis dalam Paragraf

Hubungan logis dalam paragraf adalah rangkaian kalimat-kalimat yang ditata


dengan baik dan masuk akal sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Dalam
hubungan logis antarkalimat, pada dasarnya, kata sambung yang digunakan harus
menunjukkan pengacuan ke kalimat terdahulu. Perlu dicatat bahwa tidak semua kata
sambung dalam kalimat dapat digunakan untuk menghubungkan kalimat-kalimat
dalam paragraf. Kata sambung antarkalimat dapat juga digunakan untuk
menghubungkan paragraf yang satu dengan yang lain. Di dalam penulisannya, kata
sambung antarkalimat harus disertai koma.
Hubungan antarkalimat yang sering didapati dalam tulisan adalah sebagai
berikut
a. Hubungan akibat menyatakan akibat. Hubungan ini ditandai dengan kata
akibatnya, walhasil, alhasil, karena itu, oleh karena itu, oleh sebab itu, maka
dari itu, sebagai akibatnya.
b. Hubungan konsekuensi. Hubungan yang menyatakan kosekuensi ini ditandai
dengan kata sambung dengan demikian, maka.
c. Hubungan sebab yang ditandai dengan kata sambung alasannya, sebabnya.
d. Hubungan tujuan yang ditandai dengan kata sambung untuk itu, untuk keperluan
itu, untuk tujuan itu.
e. Hubungan perlawanan/konsesif yang ditandai dengan kata sambung meskipun
demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, kendati demikian/begitu,
bagaimanapun, akan tetapi, dan namun. Perhatikan : Jangan gunakan namun
demikian karena ungkapan ini tidak ada artinya (bandingkan dengan tetapi
demikian).
f. Hubungan pertentangan/kebalikan yang ditandai dengan kata sambung
sebaliknya, sementara itu.
g. Hubungan waktu dapat dibedakan atas:
1) hubungan keserempakan yang ditandai dengan kata sambung sementara itu,
dalam pada itu, pada saat itu, pada saat bersamaan, ketika itu.
2) hubungan anteroritas yang ditandai dengan kata sambung sebelumnya,
sebelum itu.
3) hubungan posterioritas yang ditandai dengan kata sambung sesudahnya,
sesudah itu, setelah itu, kemudian.

Bahasa Indonesia untuk Program Diploma 4

30

h. Hubungan syarat yang ditandai dengan kata sambung jika demikian halnya,
kalau begitu.
i. Hubungan urutan yang ditandai dengan kata sambung selanjutnya, demikan pula,
Pertama Kedua, Ketiga, Terakhir, atau Pertama-tama, Kemudian,
Akhirnya.
j. Hubungan penambahan yang ditunjukkan dengan kata sambung selain itu,
tambah lagi, lagi pula, di samping itu.
k. Hubungan keinklusifan dan keeksklusifan yang menyatakan dengan kata
sambung kecuali itu, tanpa itu, Di satu pihak, dipihak lain, ,
l. Hubungan penegasan yang ditandai oleh kata sambung malahan, bahkan,
memang, apalagi, terlebih lagi, dengan kata lain, singkatnya, singkat kata.
m. Hubungan penyimpulan yang ditandai kata sambung jadi, kesimpulannya,
demikianlah, maka.
n. Hubungan pembenaran yang dinyatakan dengan kata sambung sesungguhnya,
bahwasanya, sebenarnya.
4.3 Rangkuman
Dalam materi ini dijelaskan jenis-jenis karangan, yaitu narasi, deskripsi,
eksposisi, dan argumentasi. Selain itu dipaparkan pula masalah pemaragrafan, yaitu
pengertian dan gagasan utama dalam paragraf, syarat, pengembangan, dan hubungan
logis dalam paragraf.
4.4 Evaluasi
Latihan 1.
Baca dan analisislah paragraf di bawah ini dengan menyebutkan gagasan utama,
kalimat utama, dan pengembangannya!
1. Pengklasifikasian tanah dapat didasarkan pada beberapa kriteria yang berbeda.
Beberapa organisasi mengklasifikasikan tanah berdasarkan ukuran partikel
maupun tekstur dari suatu sampel tanah. Selain itu, materi yang terkandung di
dalam tanah juga dapat digunakan sebagai dasar pengklasifikasian ini. Namun,
secara umum sistem klasifikasi yang saat ini digunakan untuk keperluan teknik
sipil/konstruksi bangunan didasarkan atas keperluan penggunaan tanah sebagai
lapisan dasar pendukung pondasi.
2. Coremap (Coral Reef Rehabilitation and Management Program) akan
memetakkan terumbu karang di sebagian wilayah Indonesia. Dari luas lahan
terumbu karang di Indonesia 4,5 juta hektar, hanya 30 % yang masih bagus, 45 %
rusak, dan 25 % dalam kondisi kritis. Pemetaan pertama dilakukan di Selayar dan
Pangkep, Sulawesi Selatan. Wilayah ini memiliki lahan terumbu karag seluas
5.970 kilometer persegi dengan kerusakan mencapai 40-60%. Metode yang
dilakukan adalah pemetaan lahan berdasarkan kadar kerusakan sehingga dapat
diketahui wilayah terumbu karang yang masih asli, kerusakan rendah, rusak, dan
rusak berat.
3. Lidah buaya (aloevera) termasuk tanaman yang sudah dikenal dapat
menyembuhkan beberapa penyakit. Bahkan Cleopatra menggunakan untuk
merawat kecantikan kulit wajah dan tubuhnya. Begitu pula dengan batuk dan flu
dapat disembuhkan dengan lidah buaya karena berfungsi sebagai ekspektoran dan
mengandung metaboli sekunder.

Bahasa Indonesia untuk Program Diploma 4

31

4. Berbagai perkembangan yang terjadi di bidang teknologi informasi dalam


beberapa tahun terakhir, hendaknya ditanggapi bukan dengan sikap cemas. Akan
tetapi, justru harus dilihat dari sisi positifnya sambil menyiasati berbagai
kemungkinan untuk ikut memetik keuntungan dari perkembangan teknologi
tersebut. Perkembangan ini bahkan melaju lebih cepat dibandingkan dengan
perkembangan masyarakat. Perkembangan ini, juga mengubah bayak hal dalam
masyarakat, mulai dari gaya hidup, kecendrungan mental, dan pandangan hidup.
Jadi, kita harus waspada terhadap berbagai pengaruh perkembangan.
5. Ada tiga hal yang harus diperhatikan agar kita berhasil bekerja. Pertama, kita
harus mempunyai kemauan untuk bekerja. Kedua, kita hendaknya memiliki
semangat untuk menopang kemauan. Ketiga, kita harus memiliki keterampilan
bekerja. Ketiga hal tersebut sering disebut duga istilah tri utama (tiga hal yang
utama). Sehubungan dengan itu, tunjanglah kehidupan ini dengan tri utama
tersebut.
Latihan 2
Susunlah kalimat-kalimat di bawah ini sehingga menjadi paragraf yang
dengan cara mengurutkan penanda di depan kalimat!
1.

benar

A. Untuk mendapatkan khasiat ini, makanlah buah dan


sayuran kaya
vitamin.
B. Sebuah paprika merah ukuran sedang misalnya, memberikan 226 mg.
C. Mendapatkan paling sedikit 180 mg vitamin C setiap hari dapat
mengurangi risiko gingivitis sampai lebih dari 1,5 kali.
D. Selain itu, vitamin C menetralkan radikal-radikal bebas, partikel perusak
sel yang dapat mempercepat perkembangan kanker dan masalah-masalah
kesehatan lainnya.
E. Memang tubuh kita membutuhkan vitamin C untuk membentuk kologen,
komponen penting dalam jaringan penunjang gusi.
........................................................
2. A. Itulah yang menyebabkan harga barang menjadi sangat tinggi.
B. Keparahan inflasi diikiuti kenaikan ongkos tranformasi.
C. Krisis minyak bumi disebut juga krisis energi yang menambah parahnya
inflasi.
D. Di samping ongkos, produksi pun naik karena pabrik banyak
menggunakan minyak bumi.
E. Sehingga dalam waktu singkat harga barang-barang naik berlipat ganda.
......................................................
3. A. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat
dipungkiri.
B. Banyak penyakit telah terbukti menjadi buruk akibat dari merokok, baik
secara langsung maupun tidak lansung.
C. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan perokok, tetapi juga merugikan
orang lain di sekitarnya.

Bahasa Indonesia untuk Program Diploma 4

32

D. Merokok tidak hanya merugikan kesehatan, tetapi menimbulkan


problema di bidang ekonomi.
............................................
4. A. Penyempurnaan undang-undang terutama menyangkuefektivitas
sanksi hukum bagi pelanggarannya.
B. Undang-undang ketenagakerjaan Indonesia dinilai sudah tidak sesuai
dengan kondisi zaman.
C. Saran ini disampaikan oleh ketua Mahkamah Agung kepada menteri
tenaga kerja.
D. Oleh karena itu, perlu disempurnakan.
........................................
Latihan 3.
Buatlah sebuah wacana ilmiah yang berhubungan dengan bidang perkuliahan Anda
yang memperlihatkan adanya paragraf pembuka, penghubung, dan penutup! (panjang
wacana sekira 250 kata)

Bahasa Indonesia untuk Program Diploma 4

33

Você também pode gostar