Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Jenis Karangan
Sebuah laporan berlaras ilmiah pasti dibangun oleh beberapa bagian yang
mengandung beberapa jenis tulisan. Pada dasarnya, laporan ilmiah merupakan
sebuah tulisan nonfiksi yang bertujuan untuk memberitahukan, menjelaskan, atau
membuktikan yang menyebabkan jenis tulisan pada karya ilmiah merupakan
eksposisi (memberitahukan, menjelaskan, memaparkan) dan argumentasi
(membuktikan). Dalam usaha untuk menyampaikan laporan ilmiah secara akurat,
laporan ilmiah acapkali juga menampilkan jenis deskripsi (memberikan suatu
keadaan atau seseorang) dan naratif (menceritakan).
Berikut ini uraian jenis-jenis karangan yang lazim ditemukan dalam laporan
ilmiah.
a. Narasi (kisahan)
Narasi adalah penulisan yang sifatnya bercerita, baik berdasarkan
pengamatan maupun berdasarkan pengalaman. Narasi, dalam hal ini, bukanlah
narasi rekaan atau imajinatif, tetapi narasi yang merupakan himpunan peristiwa yang
diuraikan secara berurutan dan logis. Narasi berusaha untuk mengisahkan suatu
peristiwa atau kejadian secara kronologis (Keraf, 1980). Penulisan narasi yang baik
membutuhkan tiga hal, yaitu
1) kalimat pertama dalam paragraf harus menggugah minat pembaca,
2) kejadian disusun menurut urutan kronologis, dan
3) berfokus pada tujuan akhir yang jelas.
Narasi yang tersusun baik akan menunjukkan
1) keterangan waktu,
2) keterangan yang berkaitan dengan pekerjaan atau peristiwa,
3) kata-kata peralihan yang mengungkapkan
a). kaitan pikiran,
b). kaitan waktu,
c). kaitan hasil,
d). Pertentangan.
19
Contoh:
Pengujian mutu kayu pada kondisi I dilakukan dengan cara balok
kayu benda uji diletakan di atas 2 tumpuan dengan jarak antar tumpuan 244 cm
kemudian dibebani dengan beban awal seberat 10 kg dan deflektometer distel pada
angka nol, setelah itu dibebani dengan beban standar seberat 40 kg dan diamati
sampai jarum deflektometer berhenti. Hasil lendutannya dicatat, sebagai data untuk
analisis mutu kayu.Balok kayu yang telah diuji pada kondisi I, dibebani sebanyak 4
kali dengan pola pembebanan dibagi menjadi 2 kondisi, yaitu kondisi II dan III.
Pada kondisi II, balok kayu yang telah diketahui mutunya kemudian dibebani
sebanyak 2 kali pembebanan. Beban yang digunakan adalah pasir sebesar 450 kg/m
untuk menirukan beban yang sebenarnya di lapangan. Pembebanan dilakukan
dengan cara balok kayu benda uji diletakan di atas 2 tumpuan dengan jarak antar
tumpuan 244 cm kemudian dibebani dengan pasir selama 2 hari. Setelah 2 hari
beban dihilangkan selama 8 hari kemudian dibebani lagi selama 2 hari. Setelah
dibebani untuk yang kedua kalinya kemudian dilakukan pengukuran lendutan seperti
pada kondisi I, dengan tujuan untuk mengetahui mutu kayu setelah dibebani. Untuk
pengujian pembebanan pada kondisi III, dilakukan seperti langkah kerja pada
kondisi II.
b. Deskripsi (perian)
Deskripsi adalah tulisan yang berusaha untuk menggambarkan bentuk objek
pengamatan: rupanya, sifatnya, rasanya, atau coraknya sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya (Utorodewo, 2003).Ada dua jenis deskripsi, deskripsi ekspositoris dan
deskripsi impresionistis (Marahimin dalam Utorodewo, 2003).
Deskripsi
ekspositoris adalah deskripsi yang sangat logis yang isinya merupakan daftar
perincian yang disusun menurut sistem atau urutan logis dari objek yang diamati.
Deskripsi impresionistis adalah deskripsi untuk menstimulir pembaca, deskripsi ini
lebih menekankan kesan saat penulis melakukan observasi. Urutan yang digunakan
adalah urutan menurut kuat atau lemahnya kesan penulis terhadap objek yang ditulis.
Dalam menulis deskripsi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu
1) harus ada penggambaran yang dominan yang dituangkan dalam sebuah kalimat
topik dalam paragraf,
2) suasana hati tertandai melalui pilihan kata yang baik,
3) pengembangan paragraf harus efektif, logis, dan, cermat.
Deskripsi orang, sebaiknya menggambarkan
1) penampilan,
2) moral atau etika,
3) perilaku seseorang,
4) sifat,
5) suara atau cara berbicara,
6) sikap seseorang terhadap orang lain.
Deskripsi tempat sebaiknya menggambarkan
1) penerapan seluruh pancaindra atau hanya berdasarkan penglihatan,
2) satu saat tertentu,
3) perincian dalam urutan yang logis,
20
21
22
mahluk sosial yang membutuhkan sesama di dalam hidup ini. Di samping itu,
mau mengakui dan menerima kelemahan dan kekurangan serta kelebihan
dan kekuatan yang ada pada diri kita.
Menyesali nasib diri, menyalahkan orang lain dan lingkungan
tidak akan menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi. Dengan
demikian, membangun kepercayaan terhadap sesama harus dimulai dengan
usaha mengembangkan kualitas diri yang merupakan sebuah proses
sepanjang hidup.
4.2 Pemaragrafan
4.2.1 Pengertian Paragraf dan Gagasan Utama dalam Paragraf
Paragraf merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Paragraf merupakan suatu
kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Sebuah gagasan
menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan yang akan menampilkan pokok pikiran
secara lebih terarah. (Keraf, 1980)
Dalam sebuah wacana terdapat penanda yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi sebuah paragraf. Penanda pertama, paragraf ditandai dengan
penulisan yang menjorok ke arah kanan (dalam) sekitar lima sampai tujuh spasi dari
margin sebelah kiri.
.......
..
..
..
..
..
Penanda kedua, adanya peregangan antarspasi atas dan bawah sebanyak dua
spasi. Regangan ini memberikan jarak antara paragraf yang satu dengan paragraf
yang lain.
................................................................................
Pembentukan paragraf dalam sebuah wacana berfungsi
a. memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan gagasan dengan
gagasan lainnya;
b. memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal untuk berhenti
lebih lama daripada perhentian kalimat.
Hendaknya sebuah paragraf memiliki sebuah gagasan utama. Gagasan utama
tersebut dituliskan dalam kalimat topik. Setelah menetapkan kalimat topik, barulah
mengembangkan paragraf itu dengan gagasan-gagasan bawahan dapat berupa
penjelasan, perincian, penguraian yang akan menunjang atau menjelaskan kalimat
topik tersebut. Kalimat-kalimat yang berisi pengembangan paragraf disebut kalimat
23
bawahan. Paragraf akan ditutup oleh sebuah kalimat penutup atau kalimat pengalih
yang akan mengalihkan perhatian pembaca kepada paragraf
selanjutnya.
Penempatan kalimat topik dalam paragraf dapat diletakkan
a. di awal paragraf, contoh:
Meski sudah mulai langka karena pasokan menurun, bisnis hand
phone (HP) seken ternyata masih menarik. Keutungan lebih besar dari pada
menjual HP baru. Keuntungan menjual HP baru paling hanya Rp 15.000,00
sampai maksimal Rp 30.000,00, sedangkan HP seken bisa mencapai Rp
45.000,00. Itulah sebabnya, di beberapa toko HP, HP baru tidak didisplay.
b. di akhir paragraf, contoh:
Sektor pertanian akan tetap memegang peranan yang strategis. Sektor
ini masih akan merupakan sumber mata pencaharian utama dari sebagian
besar angkatan kerja, di samping fungsinya untuk memenuhi kebutuhan
pangan rakyat yang terus meningkat. Karena itu, sektor pertanian tetap
harus ditumbuhkan terutama dengan meningkatkan produktivitasnya.
c. di awal dan akhir paragraf, contohnya:
Penanganan virus flu burung harus serius agar tidak menyebar di
seluruh masyarakat. Pasti tidak ada yang menolak bahwa kita tidak boleh
main-main dengan virus flu burung. Keselamatan masyarakat harus menjadi
pertimbangan utama. Bahkan, bukan hanya masyarakat Indonesia yang
harus menjadi petimbangan, tetapi juga masyarakat dunia pada umunya.
Karena itu, kita harus dengan sungguh-sungguh membatasi perkembangan
virus mematikan itu agar tidak menjadi pandemi.
d. di seluruh paragraf jika paragraf itu bersifat naratif/deskriptif, contohnya:
Puncak-puncak gunung yang hijau menambah indahnya
pemandangan. Air jernih tidak bergelombang seperti kaca besar mengkilap
disinari matahari. Di tepi danau, tampak pohon-pohon dan bunga-bungaan
yang beraneka warna. Perahu-perahu kecil hilir mudik didayung anak-anak.
Tampaknya mereka mahir dan terampil mengayuhkan dayungnya sehingga
dalam sekejap mereka sudah meluncur ke tengah.
Dalam karangan umumnya ada tiga jenis paragraf, yakni
a. paragraf pembuka yang terletak di awal karangan atau bab,
b. paragraf isi yang membangun badan karangan atau bab, dan
c. paragraf penutup atau pengalih yang mengakhiri sebuah karangan bab.
4.2.2
Syarat Paragraf
Paragraf yang baik terdiri atas beberapa kalimat yang saling berhubungan/
bertautan erat, baik dalam kelogisan berpikir maupun secara ketatabahasaan. Untuk
itu, sebuah paragraf harus memiliki syarat sebagai berikut.
a. Kesatuan
Sebuah paragraf harus memiliki hanya satu gagasan atau pokok pikiran .
Gagasan ini diperjelas atau dikembangkan oleh kalimat-kalimat penjelas. Kalimatkalimat penjelas itu tidak boleh menyimpang dari gagasan utama. Dengan kata lain,
24
kalimat-kalimat penjelas itu harus sama-sama mendukung kalimat utama. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca mudah memahami isi atau maksud bacaan. Cermati
contoh berikut ini. Dalam tabloid Bola terdapat dua paragraf yang memiliki gagasan
sama yang seharusnya dijadikan satu paragraf.
Tengoklah mimpi yang dialami forward Boston Celtics, Paul Pierce.
Seperti yang dipaparkan Pierce kepada ESPN, ia mengaku pernah didatangi
sepasang anjing doberman. Pierce mengaku sangat ketakutan, lantas
memilih langkah seribu.
Kejar-kejaran seru pun terjadi. Dalam sekuen itu, Pierce tak bisa
berlari kencang karena memiliki sepasang kaki raksasa. Kedua anjing itu
akhirnya menerkam dan menerjangnya.
Kedua paragraf di atas memiliki satu gagasan , yakni mimpi Paul Pierce. Karena
memiliki gagasan yang sama, kedua paragraf itu harus digabungkan menjadi satu
paragraf.
Tengoklah mimpi yang dialami forward Boston Celtics, Paul
Pierce.Seperti yang dipaparkan Pierce kepada ESPN, ia mengaku pernah
didatangi sepasang anjing Doberman. Pierce mengaku sangat ketakutan,
lantas memilih langkah seribu. Kejar-kejaran seru pun terjadi. Dalam sekuen
ini, Pierce tak bisa berlari kencang karena memiliki sepasang kaki raksasa.
Kedua anjing itu akhirnya menerjang dan menerkamnya.
b. Keterpaduan
Sebuah paragraf harus memiliki kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan
timbal balik yang baik (kompak). Keterpaduan ini sangat penting karena dalam
sebuah paragraf, kalimat-kalimat yang ada bukanlah sebuah kalimat yang berdiri
sendiri tanpa makna, tetapi mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya untuk mendukung satu gagasan. Keterpaduan akan tercapai
apabila hubungan timbal balik antarkalimat itu sistematis, logis, wajar, dan mudah
dipahami. Keterpaduan paragraf akan tercapai dengan cara berikut ini.
1) Penggunaan kata ganti (ia, dia, mereka, engkau, itu, ini) serta penggunaan kata
petunjuk (di atas , tersebut, hal itu, yang demikian).
Contoh:
Dewasa ini pemakaian komputer sudah meluas. Benda itu bisa kita
jumpai bukan hanya di kantor-kantor, tetapi sampai ke rumah-rumah. Kalau
dahulu benda itu hanya dipakai para sarjana atau orang yang dilatih khusus,
sekarang para pelayan, ibu rumah tangga, bahkan anak-anak pun telah
dapat memanfaatkannya. Hal tersebut disebabkan semakin meningkatnya
kebutuhan keinginan manusia untuk dapat melaksanakan jenis pekerjaan
dengan cepat dan tepat.
2)
25
membentuk jaringan yang mempunyai jala. Akan tetapi, jaringan itu selama
proses pembelahan berubah menjadi benang-benang tebal yang disebut
kromosom.
3) Penggunaan kata sambung, seperti: dan, kemudian, lalu, sehingga, karena, dan
lain-lain.
Contoh:
Seorang anak bernama Heryanto sejak usia sembilan tahun harus
menjual es krim setiap pulang sekolah di pasar kemudian untuk menambah
penghasilannya ia pun membawakan belanjaan ibu-Ibu sampai ke kendaraan
ibu-ibu tersebut. Setelah dua puluh tahun ia menjadi seorang sales trainer.
Namun, Heryanto lebih suka menyebut dirinya salesman saja karena dia
masih tetap melakukan selling. Bedanya yang ia tawarkan sebagai trainer
adalah buah pikiran dan keahliannya dalam selling.
4.2.3
Pengembangan Paragraf
26
27
28
29
Contoh:
Tjut Nyak Dhien dan Panglima Besar Jendral Sudirman adalah
pejuang Indonesia .Tjut Nyak Dhien, pahlawan wanita asal Aceh yang
mampu menjaga Aceh dari serangan Belanda itu berjuang
mempertahankan Tanah Rencong hingga akhir hayatnya. Meski kedua
matanya buta, ia tetap bersemangat mengobarkan api perjuangan kepada
rakyat Aceh untuk tidak begtu saja menyerahkan harga diri bangsa kepada
imperialis Barat. Panglima Besar Jendral Sudirman, Bapak TNI ,
bergerilya melawan penjajah yang ingin kembali merebut tanah air
tercinta. Meski paru-parunya rontok hingga ia harus ditandu naik turun
gunung untuk bergerilya, itu tidak membuatnya surut membuktikan kepada
dunia bahwa Indonesia masih ada. Keduanya merupakan pahlawan ngeri
ini.
4.2.4
30
h. Hubungan syarat yang ditandai dengan kata sambung jika demikian halnya,
kalau begitu.
i. Hubungan urutan yang ditandai dengan kata sambung selanjutnya, demikan pula,
Pertama Kedua, Ketiga, Terakhir, atau Pertama-tama, Kemudian,
Akhirnya.
j. Hubungan penambahan yang ditunjukkan dengan kata sambung selain itu,
tambah lagi, lagi pula, di samping itu.
k. Hubungan keinklusifan dan keeksklusifan yang menyatakan dengan kata
sambung kecuali itu, tanpa itu, Di satu pihak, dipihak lain, ,
l. Hubungan penegasan yang ditandai oleh kata sambung malahan, bahkan,
memang, apalagi, terlebih lagi, dengan kata lain, singkatnya, singkat kata.
m. Hubungan penyimpulan yang ditandai kata sambung jadi, kesimpulannya,
demikianlah, maka.
n. Hubungan pembenaran yang dinyatakan dengan kata sambung sesungguhnya,
bahwasanya, sebenarnya.
4.3 Rangkuman
Dalam materi ini dijelaskan jenis-jenis karangan, yaitu narasi, deskripsi,
eksposisi, dan argumentasi. Selain itu dipaparkan pula masalah pemaragrafan, yaitu
pengertian dan gagasan utama dalam paragraf, syarat, pengembangan, dan hubungan
logis dalam paragraf.
4.4 Evaluasi
Latihan 1.
Baca dan analisislah paragraf di bawah ini dengan menyebutkan gagasan utama,
kalimat utama, dan pengembangannya!
1. Pengklasifikasian tanah dapat didasarkan pada beberapa kriteria yang berbeda.
Beberapa organisasi mengklasifikasikan tanah berdasarkan ukuran partikel
maupun tekstur dari suatu sampel tanah. Selain itu, materi yang terkandung di
dalam tanah juga dapat digunakan sebagai dasar pengklasifikasian ini. Namun,
secara umum sistem klasifikasi yang saat ini digunakan untuk keperluan teknik
sipil/konstruksi bangunan didasarkan atas keperluan penggunaan tanah sebagai
lapisan dasar pendukung pondasi.
2. Coremap (Coral Reef Rehabilitation and Management Program) akan
memetakkan terumbu karang di sebagian wilayah Indonesia. Dari luas lahan
terumbu karang di Indonesia 4,5 juta hektar, hanya 30 % yang masih bagus, 45 %
rusak, dan 25 % dalam kondisi kritis. Pemetaan pertama dilakukan di Selayar dan
Pangkep, Sulawesi Selatan. Wilayah ini memiliki lahan terumbu karag seluas
5.970 kilometer persegi dengan kerusakan mencapai 40-60%. Metode yang
dilakukan adalah pemetaan lahan berdasarkan kadar kerusakan sehingga dapat
diketahui wilayah terumbu karang yang masih asli, kerusakan rendah, rusak, dan
rusak berat.
3. Lidah buaya (aloevera) termasuk tanaman yang sudah dikenal dapat
menyembuhkan beberapa penyakit. Bahkan Cleopatra menggunakan untuk
merawat kecantikan kulit wajah dan tubuhnya. Begitu pula dengan batuk dan flu
dapat disembuhkan dengan lidah buaya karena berfungsi sebagai ekspektoran dan
mengandung metaboli sekunder.
31
benar
32
33