Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian
Solulusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya sebelum
janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidental haemorage. Beberapa jenis
perdarahan akibat solusio plasenta biasanya merembes diantara selaput ketuban dan uterus
dan kemudian lolos keluar menyebabkan perdarahan eksternal. Yang lebih jarang, darah tidak
keluar dari tubuh tetapi tertahan diantara plasenta yang terlepas dn uterus serta menyebabkan
perdarahan yang tersembunyi.
Gambar
2.
Normal
2
dan
Klasifikasi
dan
a.Solutio
Solutio
Macam
Plasenta
Solutio
Plasenta
Plasenta
>tanpa
>pendarahan
kurang
>plasenta
lepas
>fibrinogen
ringan
rasa
dari
500cc
warna
kurang
akan
dari
diatas
b.Solutio
sakit
kehitam-hitaman
1/5
250mg
Plasenta
>Bagian
>Terjadi
>Plasenta
lepas
c.Solutio
masih
>janin
teraba
antara
500-100cc
fetal
distress
kurang
dari
1/3
Plasenta
>abdomen
%
sedang
janin
>Pendarahan
bagian
bagian
berat
nyeri,palpasi
janin
telah
sukar
meninggal
2.3
Etiologi
Solutio
Plasenta
Sebab primer Solutio Plasenta belum jelas, tapi diduga bahwa hal-hal tersebut dapat
disebabkan
karena:
umur
ibu
Tali
yang
pusat
tua
pendek
hidramnion
Tekanan
pada
Defisiensi
gizi,
vena
cava
defisiensi
asam
inferior
folat
Trauma
Disamping
itu
ada
pengaruh:
Umur
lanjut
Multi
Paritas
Defisiensi
gizi
Merokok
Konsumsi
alkohol
Penyalahgunaan
kokain
2. 4 Patologi
Solusio plasenta di awali perdarahan kedalam desidua basalis. Desidua kemudian
terpisah, meninggalkan satu lapisan tipis yang melekat ke endometrium. Akibatnya, proses ini
pada tahapnya yang paling awal memperlihatkan pembentukan hematom desidua yang
menyebabkan pemisahan, penekanan, dan akhirnya destruksi plasenta yang ada di dekatnya.
Pada tahap awal mungkin belum ada gejala klinis.
Pada beberapa kasus, arteri spiralis desidua mengalami rupture sehingga menyebabkan
hematom retroplasenta, yang sewaktu membesar semakin banyak pembuluh darah dan
plasenta yang terlepas. Bagian plasenta yang memisahdengan cepat meluas dan mencapai tepi
plasenta. Karena masih teregang oleh hasil konsepsi, uterus tidak dapat beronntraksi untuk
menjepit pembuluh darah yang robek yang memperdarahi tempat implantasi plasenta. Darah
yang keluar dapat memisahkan selaput ketuban dari dinding uterus dan akhirnya muncul
sebagai perdarahan eksternal, atau mungkin tetap tertahan dalam uterus.
2.5 Manifestasi Klinis Solutio Plasenta
1.Perdarahan pervaginam disertai rasa nyeri di perut yang terus menerus, wama darah
merah kehitaman.
2.Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah dengan darah
yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang (wooden uterus).
3.Palpasi janin sulit karena rahim keras
4.Fundus uteri makin lama makin naik
5.Auskultasi DJJ sering negatif
6.Sering terjadi renjatan (hipovolemik dan neurogenik)
7.Pasien kelihatan pucat, gelisah dan kesakitan
Keluhan dan gejala pada solusio plasenta dapat bervariasi cukup luas. Sebagai contoh,
perdarahan eksternal dapat banyak sekali meskipun pelepasan plasenta belum begitu luas
sehingga menimbulkan efek langsung pada janin, atau dapat juga terjadi perdarahan eksternal
tidak ada, tetapi plasenta sudah terlepas seluruhnya dan janin meninggal sebagai akibat
langsung dari keadaan ini.
Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi mengandung ancaman bahaya yang
jauh lebih besar bagi ibu, hal ini bukan saja terjadi akibat kemungkinan koagulopati yang
lebih tinggi, namun juga akibat intensitas perdarahan yang tidak diketahui sehinga pemberian
transfusi sering tidak memadai atau terlambat.
Table Tanda dan gejala pada solusio plasenta
No
1
2
3
4
5
6
7
Frekuensi
78
66
60
22
17
17
15
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perdarahan pervaginam merupakan gejala atau
tanda dengan frekuensi tertinggi pada kasus-kasus solusio plasenta. Berdasarkan kepada
gejala dan tanda yang terdapat pada solusio plasenta klasik umumnya tidak sulit menegakkan
diagnosis, tapi tidak demikian halnya pada bentuk solusio plasenta sedang dan ringan.
Solusio plasenta klasik mempunyai ciri-ciri nyeri yang hebat pada perut yang datangnya
cepat disertai uterus yang tegang terus menerus seperti papan, penderita menjadi anemia dan
syok, denyut jantung janin tidak terdengar dan pada pemeriksaan palpasi perut ditemui
kesulitan dalam meraba bagian-bagian janin.
2.6 Prosedur pemeriksaan untuk dapat menegakkan diagnosis solusio
plasenta antara lain :
1. Anamnesis.
Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut, kadang-kadang pasien dapat
menunjukkan tempat yang dirasa paling sakit.
Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat dan sekonyong- konyong(non-recurrent)
terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah yang berwarna kehitaman.
Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya
berhenti (anak tidak bergerak lagi).
Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang. Ibu terlihat anemis
yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar pervaginam.
Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
2.Inspeksi.
Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.
Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).
3. Palpasi
Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois
(wooden uterus) baik waktu his maupun di luar his.
Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.
Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.
4. Auskultasi
Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila denyut jantung terdengar biasanya di
atas 140, kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih
dari satu per tiga bagian.
5.Pemeriksaan Dalam
Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.
Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang,
baik sewaktu his maupun di luar his.
Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, plasenta
ini akan turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut
prolapsus placenta, ini sering meragukan dengan plasenta previa.
6. Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG)
Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan antara lain:
Terlihat daerah terlepasnya plasenta-Janin dan kandung kemih ibu.
Darah.
Tepian plasenta atau darah beku yang biasanya menempel di belakang plasenta yang disebut
hematoma retroplacenter.
Gambar Solutio Plasenta Berdasarkan Hasil USG
2.7 Prognosis
Prognosis ibu tergantung luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus, banyaknya
perdarahan, ada atau tidak hipertensi menahun atau preeklamsia, tersembunyi tidaknya
perdarahan, dan selisih waktu terjadinya solusio plasenta sampai selesainya persalinan. Angka
kematian ibu pada kasus solusio plasenta berat berkisar antara 0,5-5%. Sebagian besar
kematian tersebut disebabkan oleh perdarahan, gagal jantung dan gagal ginjal.
2.8 Komplikasi
Komplikasi solusio plasenta pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta yang
terlepas, usia kehamilan dan lamanya solusio plasenta berlangsung. Komplikasi yang dapat
terjadi pada ibu :
1. Syok perdarahan
Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir tidak dapat dicegah,
kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera. Bila persalinan telah diselesaikan, penderita
belum bebas dari perdarahan postpartum karena kontraksi uterus yang tidak kuat
untukmenghentikan perdarahan pada kala III persalinan dan adanya kelainan pada
pembekuan darah.
2. Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penderita solusio plasenta, pada
dasarnya disebabkan oleh keadaan hipovolemia karena perdarahan yang terjadi. Biasanya
terjadi nekrosis tubuli ginjal yang mendadak, yang umumnya masih dapat ditolong dengan
penanganan yang baik. Perfusi ginjal akan terganggu karena syok dan pembekuan
intravaskuler. Oliguri dan proteinuri akan terjadi akibat nekrosis tubuli atau nekrosis korteks
ginjal mendadak. Oleh karena itu oliguria hanya dapat diketahui dengan pengukuran
pengeluaran urin yang harus secara rutin dilakukan pada solusio plasenta berat. Pencegahan
gagal ginjal meliputi penggantian darah yang hilang secukupnya, pemberantasan infeksi, atasi
hipovolemia, secepat mungkin menyelesaikan persalinan dan mengatasi kelainan pembekuan
darah.
3. Kelainan pembekuan darah
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Solulusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya sebelum
janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidental haemorage. Keadaan klien
dengan solutio plasenta memiliki beberapa macam berdasarkan tingkat keparahannya, tingkat
keparahan ini dilihat dari volume perdarahan yang terjadi mulai dari solutio ringan hingga
berat.
Trauma langsung abdomen, hipertensi ibu hamil, umbilicus pendek atau lilitan tali
pusat, janin terlalu aktiv sehingga plasenta dapat terlepas, tekanan pada vena kafa inferior,
dan lain-lain diketahui bahwa sebagai penyebab dari solution plasenta. Beberapa faktor yang
menjadi faktor predisposisi solution plasenta itu sendiri didapat dan diketahui mulai dari
faktor fisik dan psikologis dengan kata lain ditinjau dari kebiasaan-kebiasaan klien yang
dapat mendukung timbulnya solution plasenta. Adapun komplikasi dari solusio plasenta pada
ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas, usia kehamilan dan lamanya
solusio plasenta berlangsung. Komplikasi terparah dari solution plsenta dapat mengakibatkan
syok dari perdarahan yang terjadi, keadaan seperti ini sangat berpengaruh pada keselamatan
dari ibu dan janin.
Penatalaksanaan dari solution plaseenta dapat dilakukan secara konservatif dan
secara aktif. Masing-masing dari penatalaksaan tersebut mempunyai tujuan demi keselamatan
baik bagi ibu, janin, ataupuun keduanya.
3. 2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
~Cunningham FG, dkk,. 2001. Obstetrical haemorrhage. Wiliam obstetrics 21th edition.
Lange USA: Prentice Hall International Inc Appleton.
~Doengoes, Marilynn E, dkk,. 2001. Rencana perawatan maternal/bayi. Edisi 2.
Jakarta: EGC.
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/16/karakteristik-kasus-solusioplasenta-di-bagian-obstetri-dan-ginekologi-rsud-arifin-achmad-pekanbaruperiode-1-januari-2002-31-desember-2006/. Diakses tanggal 23 september 2011
Rate This
Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada plasenta previa oleh
karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar melalui vagina hampir tidak
ada / tidak sebanding dengan perdarahan yang berlangsung internal yang sangat banyak
pemandangan yang menipu inilah yang sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih
berbahaya karena dalam keadaan demikian seringkali perkiraan jumlah, darah yang telah
keluar sukar diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan syok.
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-kasus berat
didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskular menahun, 15,5% disertai pula oleh
pre eklampsia. Faktor lain diduga turut berperan sebagai penyebab terjadinya solusio plasenta
adalah tingginya tingkat paritas dan makin bertambahnya usia ibu.
Gejala dan tanda solusio plasenta sangat beragam, sehingga sulit menegakkan diagnosisnya
dengan cepat. Dari kasus solusio plasenta didiagnosis dengan persalinan prematur idopatik,
sampai kemudian terjadi gawat janin, perdrhan hebat, kontraksi uterus yang hebat, hipertomi
uterus yang menetap. Gejala-gejala ini dapat ditemukan sebagai gejala tunggal tetapi lebih
sering berupa gejala kombinasi.Solusio plasenta merupakan penyakit kehamilan yang relatif
umum dan dapat secara serius membahayakan keadaan ibu. Seorang ibu yang pernah
mengalami solusio plasenta, mempunyai resiko yang lebih tinggi mengalami kekambuhan
pada kehamilan berikutnya. Solusio plasenta juga cenderung menjadikan morbiditas dan
bahkan mortabilitas pada janin dan bayi baru lahir.
1.2 Batasan Masalah
Makalah yang kami buat ini dibatasi pada hal-hal yang mngenai solusio plasenta. Tentang
definisi solusio plasenta, etiologi, patofisiologi, klasifikasi solusio plasenta, manifestasi
klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, prognosis, asuhan keperawatan pada solusio
plasenta.
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
1.4 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
1.5 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu memberikan sidikit informasi kepada mahasiswa
tentang solusio plasenta sampai asuhan keperawatan pasien dengan solusio plasenta.
BAB 2
ISI
2.1 Definisi
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum
janin lahir, dengan masa kehamilan 22 minggu / berat janin di atas 500 gr.
2.2 Etiologi
Etiologi dari solusio belum diketahui secara pasti. Faktor predisposisi yang mungkin ialah
hipertensi kronik, trauma eksternal, tali pusat pendek, defisiensi gizi, merokok, konsumsi
alkohol, penyalah gunaan kokain, umur ibu yang tua.
2.3 Patofisiologi
Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua basalis yang kemudian
terbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang melekat pada mometrium sehingga terbentuk
hematoma desidual yang menyebabkan pelepasan, kompresi dan akhirnya penghancuran
plasenta yang berdekatan dengan bagian tersebut.
Ruptur pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma retro plasenta yang akan
memutuskan lebih banyak pembuluh darah, hingga pelepasan plasenta makin luas dan
mencapai tepi plasenta, karena uterus tetap berdistensi dengan adanya janin, uterus tidak
mampu berkontraksi optimal untuk menekan pembuluh darah tersebut. Selanjutnya darah
yang mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban.
Pohon masalah
Trauma
Penghancuran plasenta
Hematoma retroplasenta
Syok hipovolemik
2.4 Klasifikasi
1. Menurut derajat lepasnya plasenta
a)
Prolapsus plasenta
Bila plasenta turun kebawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.
a)
Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak
akan menyebabkan perdarahan pervaginan berwarna kehitaman dan sedikit. Perut terasa agk
sakit atau terus menerus agak tegang. Bagian janin masih mudah diraba.
b)
Plasenta telah terlepas lebih dari seperempat tanda dan gejala dapat timbul perlahan atau
mendadak dengan gejala sakit terus menerus lalu perdarahan pervaginan. Dinding uterus
teraba tegang.
c)
Plasenta telah lepas dari dua pertiga permukaan disertai penderita shock.
1. Pemeriksaan fisik
Nyeritekan uterus dan tegang, bagian-bagian janin yang sukar dinilai, denyut jantung janin
sulit dinilai / tidak ada, air ketuban berwarna kemerahan karena tercampur darah.
2.7 Komplikasi
1)
Langsung (immediate)
Perdarahan
Infeksi
2)
3) Tergantung luas plasenta yang terlepas dan lamanya solusio plasenta berlangsung.
Komplikasi pada ibu ialah perdarahan, koalugopati konsumtif (kadar fibrinogen kurang dari
150 mg % dan produk degradasi fibrin meningkat), oliguria, gagal ginjal, gawat janin,
kelemahan janin dan apopleksia utero plasenta (uterus couvelar). Bila janin dapat
diselamatkan, dapat terjadi komplikasi asfiksia, berat badan lahir rendah da sindrom gagal
nafas.
2.8 Penatalaksanaan
1. Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi .
2. Sebelum dirujuk , anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan
menghadap ke kiri , tidak melakukan senggama , menghindari eningkatan
tekanan rongga perut .
a)
b)
Resusitasi cairan .
2.9 Prognosis
1. Terhadap ibu
Mortalitas ibu 5 10 % hal ini karena adanya perdarahan sebelum dan sesudah partus.
1. Terhadap anak
Mortalitas anak tinggi mencapai 70 80 % hal ini tergantung derajat pelepasan dari plasenta.
1. Terhadap kehamilan berikutnya
Biasanya bila telah menderita penyakit vaskuler dengan solusio plasenta, maka kehamilan
berikutnya sering terjadi solusio plasenta yang lebih hebat.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
SOLUSIO PLACENTA
3.1 Pengkajian
1. Biodata
Pada biodata yang perlu dikaji berhubungan dengan solusio plasenta antara lain
1. Nama
Nama dikaji karena nama digunakan untuk mengenal dan merupakan identitas untuk
membedakan dengan pasien lain dan menghindari kemungkinan tertukar nama dan diagnosa
penyakitnya.
1. Jenis kelamin
Pada solusio plasenta diderita oleh wanita yang sudah menikah dan mengalami kehamilan.
1. Umur
Solusio plasenta cenderung terjadi pada usia lanjut (> 45 tahun) karena terjadi penurunan
kontraksi akibat menurunnya fungsi hormon (estrogen) pada masa menopause.
1. Pendidikan
Solusio plasenta terjadi pada golongan pendidikan rendah karena mereka tidak mengetahui
cara perawatan kehamilan dan penyebab gangguan kehamilan.
1. Alamat
Solusio plasenta terjadi di lingkungan yang jauh dan pelayanan kesehatan, karena mereka
tidak pernah dapat pelayanan kesehatan dan pemeriksaan untuk kehamilan.
1. Riwayat persalinan
Riwayat persalinan pada solusio plasenta biasanya pernah mengalami pelepasan plasenta.
1. Status perkawinan
Dengan status perkawinan apakah pasien mengalami kehamilan (KET) atau hanya sakit
karena penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan.
1. Agama
Untuk mengetahui gambaran dan spiritual pasien sebagai memudahkan dalam memberikan
bimbingan kegamaan.
1. Nama suami
Agar diketahui siapa yang bertanggung jawab dalam pembiayaan dan memberi persetujuan
dalam perawatan.
1. Pekerjaan
Untuk mengetahui kemampuan ekonomi pasien dalam pembinaan selama istrinya dirawat.
1. Keluhan utama
Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim bertambah
dengan dorongan yang berkumpul dibelakang plasenta, sehingga rahim
tegang.
Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darh, darah yang keluar sedikit
banyak, terus menerus. Akibat dari perdarahan pasien lemas dan pucat. Sebelumnya biasanya
pasien pernah mengalami hypertensi esensialis atau pre eklampsi, tali pusat pendek trauma,
uterus yang sangat mengecil (hydroamnion gameli) dll.
Kemungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi / pre eklampsi, tali pusat pendek,
trauma, uterus / rahim feulidli.
1. Riwayat psikologis
Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta tidak mengetahui asal dan
penyebabnya.
1. Pemeriksaan fisik
a)
Keadaan umum
b)
Tanda-tanda vital
c)
Abdomen
Inspeksi : perut besar (buncit), terlihat etrio pada area perut, terlihat linea alba dan
ligra
-
Genetalia
Hiperpregmentasi pada vagina, vagina berdarah / keluar darah yang merah kehitaman,
terdapat farises pada kedua paha / femur.
Ekstimitas
d)
pemeriksaan penunjang
5)
6)
Kurang pengetahuan klien tentang keadaan patologi yang dialaminya berhubungan
dengan kurangnya informasi .
3.3. Intervensi Keperawatan
1)
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan ditandai dengan
conjunctiva anemis, acrar dingin, Hb turun, muka pucat, lemas.
- Tujuan : suplai / kebutuhan darah kejaringan terpenuhi
- Kriteria hasil
Conjunctiva tida anemis, acral hangat, Hb normal muka tidak pucat, tida lemas.
- Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya dengan pasien
Rasional : pasien percaya tindakan yang dilakukan
2. Jelaskan penyebab terjadi perdarahan
Rasional : pasien paham tentang kondisi yang dialami
3.Monitor tanda-tanda vital
Rasional : tensi, nadiyang rendah, RR dan suhu tubuh yang tinggi menunjukkan gangguan
sirkulasi darah.
4.Kaji tingkat perdarahan setiap 15 30 menit
Rasional : mengantisipasi terjadinya syok
5.Catat intake dan output
Rasional : produsi urin yang kurang dari 30 ml/jam menunjukkan penurunan fungsi ginjal.
6.Kolaborasi pemberian cairan infus isotonik
Rasional : cairan infus isotonik dapat mengganti volume darah yang hilang akiba perdarahan.
7.Kolaborasi pemberian tranfusi darah bila Hb rendah
Rasional : tranfusi darah mengganti komponen darah yang hilang akibat perdarahan.
2)
Resiko tinggi terjadinya fetal distres berhubungan dengan perfusi darah ke placenta
berkurang.
- Tujuan : tidak terjadi fetal distress
- Kriteria hasil : DJJ normal / terdengar, bisa berkoordinasi, adanya pergerakan bayi,
bayi lahir selamat.
- Intervensi
1. Jelaskan resiko terjadinya dister janin / kematian janin pada ibu
3)
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uteres ditandai terjadi
distrensi uterus, nyeri tekan uterus.
- Tujuan : klien dapat beradaptasi dengan nyeri
- Kriteria hasil :
* Klien dapat melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri.
* Klien kooperatif dengan tindakan yang dilakukan.
- Intervensi
1. Jelaskan penyebab nyeri pada klien
Rasional : dengan mengetahui penyebab nyeri, klien kooperatif terhadap tindakan
2. Kaji tingkat nyeri
Rasional : menentukan tindakan keperawatan selanjutnya.
3. Bantu dan ajarkan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri.
4)
5)
BAB 4
PENUTUP
KESIMPULAN
Solusio plasenta atau disebut abruption placenta / ablasia placenta adalah separasi prematur
plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam masa kehamilan lebih
dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta terdapat banyak pembuluh darah
yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari
implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan perdarahan yang
hebat.
Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada plasenta previa oleh
karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar melalui vagina hampir tidak
ada / tidak sebanding dengan perdarahan yang berlangsung internal yang sangat banyak
pemandangan yang menipu inilah yang sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih
berbahaya karena dalam keadaan demikian seringkali perkiraan jumlah, darah yang telah
keluar sukar diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan syok.
Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada kasus-kasus berat
didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskular menahun, 15,5% disertai pula oleh
pre eklampsia. Faktor lain diduga turut berperan sebagai penyebab terjadinya solusio plasenta
adalah tingginya tingkat paritas dan makin bertambahnya usia ibu.
Gejala dan tanda solusio plasenta sangat beragam, sehingga sulit menegakkan diagnosisnya
dengan cepat. Dari kasus solusio plasenta didiagnosis dengan persalinan prematur idopatik,
sampai kemudian terjadi gawat janin, perdrhan hebat, kontraksi uterus yang hebat, hipertomi
uterus yang menetap. Gejala-gejala ini dapat ditemukan sebagai gejala tunggal tetapi lebih
sering berupa gejala kombinasi.
DAFTAR PUSTAKA
Like this:
By muecliisonagirl
Post navigation
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN GANGGUAN PENYAKIT GINJAL
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS
Leave a Reply
BAB II
PEMBAHASAN
SOLUSIO PLASENTA
1. A.
Pengertian
Solusio plasenta adalah Lepasnya sebagian atau seluruh plasenta yang normal implantasinya
di atas 22 minggu dan sebelum lahirnya anak. (Sastra winata sulaiman Dkk,Obsterti Ilmu
Kesehatan Reproduksi ,edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC,2003 hal.91)
Solusio plasenta adalah Lepasnya plasenta dari insersi sebelum waktunya.
(Manjoer Ariff dkk,Kapita selekta kedokteran edisi II, jilid I penerbit Media Aesculapius
FKUI 2001 hal.279).
2.Etiologi
Penyebab utama dari solusio plasenta ,masih belum di ketahui dengan jelas beberapa hal yang
merupakan factor-faktor yang berpengaruh pada kejadian antara lain :
1. Hipertensi esensialis atau preeklamsia
2. Tali pusat yang pendek
3. Trauma
4. Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena kava inferior
1. Uterus yang sangat mengecil(hidramnion)pada waktu ketuban
pecah,kehamilan ganda pada waktu anak pertama lahir.
(Sastra winata sulaiman Dkk,Obsterti ilmu kesehatan reproduksi edisi II penerbit buku
kedokteran EGC,2003 hal.92)
1. Dekrompresi uterus mendadak
2. Anomali atau tumor uterus
3. Defisiensi gizi
4. Merokok
5. Konsumsi alcohol
6. Penyalagunaan kokain
3.Patofisiologi
Terjadinya solusio plasenta di picu oleh perdarahan ke dalam desiduabasalis.Yang kemudian
terbelah dan meningagalkan lapisan tipis yang melekat pada miometrium sehingga terbentuk
hematoma desisual yang menyebabkan pelepasan,Kompresi,dan akhirnya penghancuran
plasenta yang berdekatan dengan bagian tersebut
Ruptur pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma,retroplasenta yang akan
memutuskan lebih banyak pembuluh darah,hingga pelepasan plasenta makin luas dan
mencapai tepi plasenta.karen uterus tetap berdistensi dengan adaya janin,uterus tidak mampu
berkontraksi optimal untuk menekan pembuluh darah tersebut.selanjutnya darah yang
mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban. (Manjoer Ariff dkk,Kapita selekta
kedokteran edisi II, jilid I penerbit Media Aesculapius FKUI 2001 hal.279).
4.Manifestasi klinis
1. Perdarahan yang di sertai nyeri,juga di luar his
2. Anemi dan syok,beratnya anemi dan syok.sering tidak sesuai dengan banyak darah
yang keluar
3. Rahim keras seperti papan dan nyeri di pegang karena isi rahim bertambah dengan
darah yang berkumpul di belakang placenta hingga rahim teregang
4. Palpasi sukar karena rahim keras
5. Vundus uteri makin lama makin naik
6. Bunyi jantung biasanya tidak ada
7. Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi rahim bertambah)
8. Sering ada proteinuri karena di sertai preeklamsia
(Sastra winata sulaiman Dkk,Obsterti ilmu kesehatan reproduksi edisi II penerbit buku
kedokteran EGC,2003 hal.94)
5.Pemeriksaan Penunjang
6. Komplikasi
1. Oliguria
2. Gagal ginjal
3. Gawat janin
4. Kematian janin
5. Apoplesia uteroplasenta(Uterus couvelaire)
1. Bila janin dapat di selamatkan,dapat terjadi komlikasi afiksia,Bblr dan
sindrom gagal nafas.
(Manjoer Ariff dkk,Kapita selekta kedokteran edisi II, jilid I penerbit Media Aesculapius
FKUI 2001 hal.279).
7. Diagnosis
Penempilan solusio plasenta di bagi menjadi:
1. Solusio plasenta ringan.
Ruptur snus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak
akan menyebabkan perdarahan pervagina berwarna kehitaman dan sedikit.Perut agak tersa
sakit atau terus menerus agak tegang.Bagian-bagian janin masih muda teraba.
1. Solsio plasenta sedang
Plasenta telah terlepas lebih dari .Tanda dan gejala dapat tibul perlahan atau mendadak
dengan gejala sakit perut terus aenerus lalu terjadi perdarahan pervagina.Dinding uterus
teraba tegang terus menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-bagian jann sukar di raba. Telah
ada tanda-tanda persalinan.
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1)
Prinsipnya kita hanya menunggu sampai perdarahan berhenti dan pertus berlangsung
spontan.Menurut cara ini perdarahan akan berhneti sendiri jika tekanan intara uterin bertamba
lama bertamba tinggi sehingga menekan pembuluh dara arteri yang robek sambil menunggu
atau mengawasi kita berikan:
a)
b)
c)
Transfusi darah
2)
Terapi aktif
Prinsip kita mencoba melakukan tindakan dengan maskud agar anak segera di lahirkan dan
perdarahan berhenti misalnya dengan operatif dan obstetric.Langka-langka:
a) Amniotomi (pemecahan ketuban) dan pemberian oksitosin kemudian awasi serta
pimpin partus spontan.
b) Accouchementforce,pelebaran dan peregangan serfiks di ikuti denganpemasangan
cunam wilet gausz atau fersibrakston-hicks.
c)
Bila pembukaan sudah lengkap atau hampir lengkap,dean kepala sudah turun sampai
hodge III-IV,maka bila hjanin hidu lakukan ekstrasi fakum atau forest tetapi bila janin
meninggal lakukanlah embriotomi.
d)
Ligasi arteri hipogastrika bila perdarahan tidak terkontrol tetapi fungsi reproduksi
ingin di pertahan kan
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri ,tidak melakukan
senggama,menghindari peningkatan tekanan rongga perut,misalnya batuk,mengedan karena
sulit buang air besar
2) Pasang infus NACL fisiologis.Bila tidak memungkinkan beri cairan peroral.
3) Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya
hipotensi atau syok akibat perdarahan.Pantau pula BJJ dan pergerakan janin.
(Manjoer Ariff dkk,Kapita selekta kedokteran edisi II, jilid I penerbit Media Aesculapius
FKUI 2001 hal.280-281).
1. B.
1)
Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut;kadang-kadang pasien bisa melokalisir tempat
mana yang paling sakit,dimana plasenta terlepas.
2)
Perdarahan pervaginam yang sifatnya bisa hebat dan sekonyong-konyong (Nonrecurrent) terdiri dari darah segar dan beku-bekuan darah
3)
Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti (anak tidak
bergerak lagi)
4)
Kepala terasa pusing,lemas,muntah,pucat,pandangan berkunang-kunang,ibu kelihatan
anemis tidak sesuai banyaknya darah yang keluar
5)
Kadang-kiadang ibu dapat menceritakan trauma dan factor kausal yang lain.
1. Inspeksi
1)
2)
Pucat,sianosis,keringat dingin
3)
1)
Fundus uteri tambah naik karena terbentuknya retroplasenter hematoma;uterus tidak
sesuai dengan tuanya kehamilan
2)
Uterus teraba tegang dank eras seperti papan yang di sebut uterus in bois(woonden
uterus)baik waktu his maupun di luar his
3)
4)
Sulit karena uterus tegang.Bila denyut jantung janin terdengar biasanya di atas 140,kemudian
turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih dari sepertiga
1. Pemeriksaan dalam
1)
2)
Kalo sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menonjol atau tegang,baik sewaktu his
atau di luar his
3)
Kalo ketuban sudah pecah dan plasenta sudah terlepas seluruhnya,plasenta ini akan
turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, di sebut prolapsus plasenta,ini sering di
kacaukan dengan plasenta previa.
1. Pemeriksaan Umum
1) Tensi semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit
vaskuler,tetapi lambat laun turun dan pasien jatuh syok.
2)
Nadi cepat,kecil,filiformis
1. Pemeriksaan laboratorium
1)
Urin
2)
Darah
Trauma
Etiologi
Hipertensi
Anoksemia
Pembuluh darah distal pecah
Perdarahan
Tekanan pada vena
cava interior
Penurunan suplai
darah ke jaringan
Defisit Volume
Cairan Tubuh
Perdarahan tersembunyi
Hematomik retroplasentais
Rahim tegang
Insufiensi plasenta
Resti Cedera
Terhadap Janin
Ketakutan
Nyeri
Kriteria Hasil :
Nyeri hilang
TTV dalam batas normal
Nyeri tekan hilang atau berkurang
Intervensi dan rasional
1) Tentukan sifat dan lokasi dan durasi nyeri,kaji kontraksi uterus hemoragi atau nyeri
abdomen
R/ Membantu di dalam mendiagnosa dalam memilih tindakan,solusio plasenta dengan
nyeri hebat ,khususnya bila terjadi hemoragi renoplasenta tersembunyi
2) Kaji stress psikologi klien atau pasangan dan respon emosional terhadap kejadian
R/ Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat
derajat ketidak nyamanan karena sindrom ketegangan,karena sindrom ketegangan,takut nyeri
3) Berikan lingkungan yang tenang untuk mengalihkan rasa nyeri, instruksikan klien
menggunakan metoderelaksasi (misalnya napas dalam dan distraksi)
R/Dapat membantu dalam menurunkan tingkatan ansietas dan karenanya mereduksi
ketidaknyamanan
4) Kolaborasi pengosongan rahim secepat mungkin dengan pemecahan ketuban dan
pemberian infus dan oksytoksin
R/Pemecahan ketuban tidak dimaksudkan untuk menghentikan perdarahan tapi untuk
mempercepat persalinan dan mengurangi regangan dinding rahim
5) Berikan obat sesuai indikasi
R/ mengurangi rasa nyeri
1. Defisit volume cairan tubuh b/d perdarahan
Goal
Kriteria hasil :
TTv dalam batas normal
R/ Membantu menentukan sifat hemoragi dan kemungkinan hasil dan peristiwa hemoragi
4)
Kriteria hasil:
TTV dalam batas normal
Perdarahan berkurang atau hilang
Intervensi dan Rasional
1)
R/ Mengkaji berlanjutnya hipoksia janin.Pada awalnya janin berespon pada enurunan kadar
oksigen dengan takikardia dan peningkatan gerakan.
3)
R/ menghilangkan tekanan pada vena inferior dan meningkatkan sirkulasi plasenta (janin dan
pertukaran oksigen )
6)
Diskusikan situasi dan pemahaman tentang situasi dengan klien dan pasangan
R/ Bayi yang lahir dari ibu solusio plasenta bersifat prematuritas ,berat badan lahir rendah
dan trauma kelahiran
4)
Kolaborasi singkirkan masalah maternal atau obat-obatan yang dapat mempengaruhi
peningkatan DJJ(mis:anemia)
R/ factor-faktor dapat meningkatkan frekuensi jantung ibu dan janin
1. Implementasi
Sesuai intervensi
1. Evaluasi
SOAP
PEMBAHASAN
tekanan
uterus dilatasi
serviks dan
Frekwensi
b.
Internal
c.
Intensitas
d.
Durasi
penurunan
e.
Tonus istirahat
3. Penipisan serviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan
pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
4. Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan
bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
5. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus,
letak janin, penurunan janin.
6. Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, fetus, station.
B. Tes diagnostik dan laboratorium
1.
Spesimen urin.
2.
Tes darah.
3.
Ruptur membran.
4.
1.
Fase laten .
a.
1)
2)
3)
4)
Memberikan HE pada klien bahwa respon nyeri ini sudah indikasi positif dan
memang harus ada untuk mengakhiri kala I dan mendekati kala transisi
Rasional:
1)
2)
3)
4)
Informasi yang cukup dapat mengurangi kecemasan dan merupakan salah satu
aspek sayang ibu
b.
1)
2)
3)
1)
2)
Ibu akan lebih mengerti dan memahami tentang persalinan, peran perawat
sehingga akan mengurangi rasa takut dan klien akan tenang
3)
2.
Fase aktif
a.
Intervensi Rasional:
1)
2)
Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan
muntah
3)
1)
2)
3)
b.
1)
2)
3)
1)
2)
3)
c.
Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada saat persalinan
Tujuan : klien akan mengungkapkan cemas teratasi
Intervensi Rasional:
1)
2)
1)
2)
Dengan gambaran yang jelas tentang persalinan, ibu akan lebih memahami dan
mengerti tentang proses persalinan sehingga akan mengurangi perasaan takut
dan pasien akan tenang
d.
1)
Catat
secara
berkala
tentang
perubahan
tingkah
laku
ibu
sehingga
Anjurkan
kepada
ibu
untuk
konsentrasi
dalam
mengontrol
dengan
berkomunikasi
3)
1)
Catat secara berkala dapat mengetahui perubahan tingkah laku ibu sehingga
memudahkan dalam pemberian intervensi
2)
Konsentrasi dan komunikasi yang baik akan membantu dalam intervensi yang
akan dilakukan
3)
e.
Defisit perawatan diri b/d gangguan energi dan nyeri dalam persalinan
Tujuan : klien mampu merawat diri setelah proses persalinan
Intervensi:
1)
2)
3)
4)
5)
1)
2)
Ambulasi dan posisi yang nyaman merupakan salah satu cara dalam melakukan
rawat diri pada ibu untuk mencegah kekakuan
3)
Istirahat merupakan hal yang penting bagi ibu hamil dalam mengatasi kelelahan
sehingga ibu tetap segar dan kuat
4)
5)
Support yang diberikan akan menambah semangat ibu dalam melakukan dan
meningkatkan perawatan terhadap dirinya
KALA II
A. Pengkajian
Tanda yang menyertai kala II
1.
2.
3.
Gerakan ekstremitas
4.
Pembukaan serviks
5.
6.
7.
8.
Ketuban +/-
9.
Perineum menonjol
b.
c.
d.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
a.
b.
c.
d.
Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan lemon gliserin
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi tekanan pada
daerah punggung yang dapat mengfhambat sirkulasi kejaringan menimbulkan
nyeri
2.
Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin b/d penggunaan secara tetap manuver
palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : tidak terjadi cedera padsa ibu maupun janin
Intervensi;
a.
Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi setengah duduk dengan bahu
dan pungung yang ditopang oleh seorang anggota keluarga.
b.
c.
d.
Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang menyenangkan
dan rileks
e.
Bila perinium menonjol, anus membuka kepala anak terlihat didepan vulva saat
kontraksi dan tidak masuk maka penolong akan mulai memimpin persalinan
f.
g.
1)
Melahirkan kepala
2)
3)
4)
5)
Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem tersebut
6)
Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut ibu
7)
8)
Injeksi oksitoksin
KALA III
A. Pengkajian
Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
dengan
cepat
pada
saat
sirkulasi
maternal
ke
plasenta
1.
2.
praktisi
mengobservasi
keperawatan
tanda-tanda
primer
dari
ibu,
mengeluarkan
perubahan
plasenta
tingkat
perawat
kesadaran
atau
perubahan pernafasan
D. DIAGNOSA PERAWATAN
1.
Koping individu tidak efektif b./d. selesainya proses persalinan yang berbahaya
bagi neonatus dan kurang pengalaman merasakan tahap ketigha persalinan
Tujuan : Pasien berpartisipasi secara aktif dalam pengeluaran plasenta
Intervensi:
a.
Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang diharapkan dalam tahap ke 3 dari
persalinan
b.
c.
Tanyakan pada ibu jika ia ingin mengeluarkan plasenta dengan cara khusus
Rasional:
a.
b.
c.
2.
a.
Ajarkan ibu dan suaminya tentang perlunya istirahat dan tentukan waktu-waktu
tertentu untuk istirahat dan tidur
b.
Untuk memastikan bahwa ibu dapat memulihkan energi yang hilang dalam
persiapan untuk merawat bayi baru lah
Rasional:
a.
b.
3.
Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang salam
proses persalinan
Tujuan : keseimbangan cairan diperetahankan dan tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
INTERVENSI:
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
KALA IV
A. Pemeriksaan pada kala IV
1.
Tanda-tanda vital: Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV observasi
vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan
seperti : pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan
mengalami perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
2.
3.
Kandung kemih. Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung
kemih menegang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi.
Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung kemih dan
retensi kandung kencing jika klien tidak bisa kencing.
4.
Lochia. Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain
dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil
dan bekuannya.
5.
6.
Temperatur. Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan
keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama
rentang
waktu
satu
jam
pertama,kenaikan
pada
periode
ini
mungkin
8.
masalah
komplikasi,perawat
harus
waspada
adanya
potensial
komplikasi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
a.
b.
c.
d.
a.
Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan tonus uterus
segara untuk menghentikan perdarahan post
b.
Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus, ini menunjukan
distansia blas
c.
Distansia blas dapat mendorong uterus ke luar dari tempatnya dan menambah
atonia uterus
d.
2.
a.
Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk untuk
beberapa waktu
b.
c.
a.
Tekanan dari tempat satu posisi dapat menyebabkan bertambahnya nyeri. Beri
penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus dengan halus
b.
c.
Analgetik bekerja pada bagian atas otak untuk mengurangi rasa nyeri
3.
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi klien dapat mengerti dan bisa
melaksanakan sesuai dengan cara-cara menyusui yang baik
INTERVENSI:
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
Isapan bayi merangsang oksitosin sehingga m,erangsang refleks let down yang
menyebabkan ejeksi asi ke sinus alktiferus kemudian duktus yang ada pada
putting / areola
d.
0 komentar:
Poskan Komentar
Posting Lama Beranda
Blog Archive
2013 (1)
o
2012 (63)
About Me
Beranda
Google+ Badge
A.
Pengertian Penyakit terminal adalah suatu penyakit yag tidak bisa
disembuhkan lagi. Kematian adalah tahap akhir kehidupan....
Pengikut
About
Share It
Blogger news
Blogroll
Blogger templates
Copyright 2009 Ilmu kesehatan. All rights reserved. | Blogger Template by
Blogger FAQs and Mobi123
F