Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu kelemahan mendasar dalam system manajemen pegawai
negeri sipil di Indonesia terletak pada konsep berpikir yang masih
menerapkan system administrasi kepegawaian daripada menerapkan pola
pengelolaan kepegawaian berdasarkan manajemen suber daya manusia.
Kelemahan yang dihadapi oleh Indonesia dan Negara-negara
berkembang
lainnya
dalam
menerapkan
administrasi
kepegawaian
lain
manajemen
sumber
daya
manusia
yang
efektif
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PPPK
system
merupakan
merit
untuk
pengelolaan
PPPK
menghasilkan
dengan
PPPK
yang
Rancangan
Peraturan
Pemerintah
Mengenai
Manjamemn PPPK. Namun, RPP nya sampai dengan saat ini belum
juga diketok palu. RPP ini sendiri disusun untuk melaksanakan
amanat ketentuan Pasal 107 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). RPP ini juga merupakan RPP
yang
pertama
diharmonisasikan
dari
serangkaian
peraturan
setiap
Instansi
Pemerintah
wajib
menyusun
tahapan
pelamaran,
perencanaan,
seleksi,
pengumuman
pengumuman
hasil
lowongan,
seleksi,
dan
d) jaminan
kematian; dan
e) bantuan hukum.
kesehatan;
c) jaminan
kecelakaan kerja
2.2
Manajemen PPPK
15.
menerapkan
sistem
merit
untuk
menghasilkan
PPPK
yang
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.Pegawai
PPPK
merupakan
Pegawai
ASN
dan
berkedudukan
memenuhi
perjanjian kerja
syarat
tertentu
dalam jangka
yang
diangkat
waktu tertentu
berdasarkan
dalam
rangka
yang
dibutuhkan
oleh
jabatan
dengan
kualifikasi,
dan
penempatan
sejalan
perlu
diatur
dengan
secara
tata
kelola
menyeluruh
tunjangan,
pengembangan
kompetensi,
pemberian
penetapan kebutuhan;
pengadaan;
penilaian kinerja;
penggajian
dan
f) pemberian
penghargaan;
g) disiplin;
h) pemutusan hubungan
tunjangan;
e) pengembangan
kompetensi;
j) (2) Pembinaan Manajemen PPPK sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) pada Instansi Pusat dan Instansi Daerah dilaksanakan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
k) dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
l) (3) Pelaksanaan Manajemen PPPK sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) pada Instansi Pusat dan Instansi Daerah dilaksanakan
oleh Pejabat Yang Bersangkutan sesuai
m) dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
n)
o) Jabatan Yang Diisi Oleh PPPK Dalam pasal 7
p) (1) Jabatan yang dapat diisi oleh PPPK yaitu:
a. jabatan yang mensyaratkan kompetensi
keahlian
dan
Ketentuan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
2.4
t)
u) Bagian Kesatu
v) Umum
7
w) Pasal 5
x) Manajemen
PPPK
merupakan
pengelolaan
PPPK
dengan
meliputi:
aa)
a.
penetapan
af) f.
kebutuhan;
pemberian
penghargaan;
ab)
b. pengadaan;
ag)
g. disiplin;
ac)
c. penilaian kinerja;
ah)
h.
ad)
d.
penggajian
dan
hubungan
tunjangan;
ae)
e.
pemutusan
perjanjian
kerja; dan
pengembangan
ai) i. perlindungan.
kompetensi;
aj) (2) Pembinaan Manajemen PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) pada Instansi Pusat dan Instansi Daerah dilaksanakan oleh Pejabat
Pembina
Kepegawaian
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
ak) (3) Pelaksanaan Manajemen PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) pada Instansi Pusat dan Instansi Daerah dilaksanakan oleh Pejabat
Yang Bersangkutan sesuaidengan ketentuan peraturan perundangundangan.
al)
am)
an)
ao)
Bagian Kedua
Penetapan Kebutuhan
Pasal 8
ap) (1) Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK dilakukan
secara terintegrasi dalam penyusunan kebutuhan Pegawai ASN di
setiap Instansi Pemerintah.
aq) (2)
Penyusunan
kebutuhan
jumlah
dan
jenis
jabatan
PPPK
Kebutuhan
jumlah
dan
jenis
jabatan
PPPK
sebagaimana
Menteri
memperhatikan
pendapat
menteri
yang
Bagian Ketiga
av)
aw)
Paragraf 1
ax)
Umum
ay)
Pasal 9
az)
Setiap
warga
Pengadaan
negara
Indonesia
yang
memenuhi
mempunyai
kesempatan
yang
sama
untuk
Pasal 10
be)
a. perencanaan;
bh)
d. seleksi;
bf)
b.
bi)
e. pengumuman hasil
pengumuman
lowongan;
bg)
seleksi; dan
c. pelamaran;
9
bj)
f.
pengangkatan
menjadi PPPK.
bk) (3) Proses pengadaan calon PPPK dilakukan pada tahun anggaran
berjalan setelah ada penetapan kebutuhan.
bl) Pasal 11
bm)
bo)
Paragraf 2
bp)
Perencanaan Pengadaan
bq)
Pasal 12
setelah
kebutuhan
PPPK
ditetapkan
oleh
Menteri.
bs)
Pasal 13
Paragraf 3
bv)
Pengumuman Lowongan
bw)
Pasal 14
cc)a.
jumlah
dan
jenis
cd)
b.
kualifikasi,
10
cg)
lowong;
ce)
cara
menyampaikan lamaran;
dipenuhi
oleh
dan
setiap
ch)
pelamar;
cf) d.
e.
f.
batas
waktu
pengajuan lamaran
alamat
dan
tempat
lamaran ditujukan;
ci) Paragraf 4
cj) Pelamaran
ck)
Pasal 15
co)
melamar;
cp)
kurungan karena
d.
tidak
pernah
diberhentikan
dengan
hormat
tidak
cu)
Paragraf 5
cw)
Seleksi
11
cx)
cy) (1)
Pasal 16
Pelamar
PPPK
yang
memenuhi
persyaratan
administrasi
Pasal 17
dc)
df) c. wawancara.
dg)
Pasal 18
dh) (1) Seleksi calon PPPK untuk mengisi Jabatan fungsional jenjang ahli
Madya dan ahli Utama, dilakukan melalui:
di) a. penilaian atas sertifikasi kompetensi yang dimiliki; atau
dj) b. penilaian keahlian calon; yang dilakukan oleh tim penilai Instansi
Pemerintah.
dk) (2) Instansi Pemerintah pembina jabatan fungsional menetapkan
kriteria,
syarat,
prosedur,
dan
pengawasan
penilaian
keahlian
Pasal 19
dn)
Tinggi
Utama
dan
Madya
dari
kalangan
bukan
PNS
do)
Pasal 20
dp) (1) Materi tes kompetensi dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17 huruf a disusun mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.
dq) (2) Pengolahan hasil tes kompetensi dasar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh Instansi Pemerintah dengan mengacu
pada Peraturan Menteri yang mengatur mengenai pengadaan PPPK.
dr)(3) Materi tes kompetensi bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17
huruf
ditetapkan
oleh
Pejabat
Pembina
Kepegawaian
Paragraf 6
dv)
dw)
Pasal 21
Kelulusan
ditentukan
seleksi
sebagaimana
berdasarkan
nilai
dimaksud
ambang
batas
pada
ayat
kelulusan
(1)
yang
Paragraf 7
ea)
Pengangkatan PPPK
eb)
Pasal 22
dalam
Pasal
21
wajib
menyerahkan
kelengkapan
Pejabat
Yang
Berwenang
menyampaikan
kelengkapan
13
Badan
Kepegawaian
Negara
untuk
dimasukkan
dalam
sistem
informasi ASN.
ee) (3) Calon PPPK yang datanya sudah dimasukkan dalam sistem
informasi kepegawaian ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberikan nomor induk PPPK.
ef) (4) Calon PPPK yang sudah mendapatkan nomor induk PPPK
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diangkat sebagai PPPK pada
tingkat jabatan yang dilamar.
eg) (5) Pengangkatan PPPK pada jabatan sebagaimana dimaksud pada
ayat
(4),
ditetapkan
dengan
keputusan
Pejabat
Pembina
Kepegawaian.
eh)
Pasal 24
eo) (1) PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadicalon PNS.
14
ep) (2) Untuk diangkat menjadi calon PNS, PPPK harus mengikuti semua
proses seleksi yang dilaksanakan bagi calon PNS sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
eq)
er)
es)
Bagian Kelima
Penilaian Kinerja
Pasal 25
et) Penilaian
kinerja
PPPK
bertujuan
menjamin
objektivitas
Pasal 26
berdasarkan
perjanjian
kerja
dengan
memperhatikan
Pasal 27
ey) (1) Penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26,
dilakukan
secara
obyektif,
terukur,
akuntabel,
partisipatif,
dan
transparan.
ez) (2) Penilaian kinerja PPPK dilakukan pada akhir tahun dan dievaluasi
setiap 6 (enam) bulan.
fa) Pasal 28
fb) Penilaian kinerja PPPK berada di bawah kewenangan Pejabat
Yang Berwenang pada setiap Instansi Pemerintah.
fc) Pasal 29
fd) Penilaian kinerja PPPK didelegasikan secara berjenjang kepada
atasan langsung dari PPPK.
fe) Pasal 30
ff) Hasil penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
perpanjangan perjanjian kerja, pemberian tunjangan, dan
fg) pengembangan kompetensi yang obyektif.
15
fh)
Bagian Keenam
fo) d.pengembangan
b. cuti;
fn)
kompetensi
c. perlindungan;
dan
fp) Pasal 32
fq) PPPK wajib:
fr) a.
ft) c.
yang berwenang;
fu) d.
fv) e.
menunjukkan
integritas
dan
keteladanan
dalam
sikap,
Republik Indonesia.
fz)
ga)
gb)
gc)
Bagian Ketujuh
Pasal 33
gd) (1) Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada
PPPK.
16
ge) (2) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan berdasarkan
beban kerja, tanggung jawab jabatan, dan resiko pekerjaan.
gf) (3) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada
anggaran pendapatan dan belanja negara untuk PPPK di Instansi
Pusat dan anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk PPPK di
Instansi Daerah.
gg) (4) Selain gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPPK dapat
menerima tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
gh) (5) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan
gi) Pasal 34
gj) (1) Gaji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dibayarkan terhitung
mulai tanggal yang bersangkutan secara nyata melaksanakan tugas
yang
dinyatakan
dengan surat
pernyataan
oleh
Pejabat
Yang
Bagian Kedelapan
Pengembangan Kompetensi
Pasal 35
Dalam
hal
perjanjian
kerja
diperpanjang,
pelaksanaan
Bagian Kesembilan
Pemberian Penghargaan
Pasal 37
PPPK
kecakapan,
yang
telah
kejujuran,
menunjukkan
kedisiplinan,
kesetiaan,
dan
prestasi
pengabdian,
kerja
dalam
kesempatan
menghadiri
acara
resmi
dan/atau
acara
kenegaraan.
hd) (3) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
he) (4) PPPK yang dijatuhi sanksi administratif tingkat berat berupa
pemutusan hubungan perjanjian kerja tidak dengan hormat dicabut
haknya untuk memakai tanda kehormatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
hf) Bagian Kesepuluh
hg)
hh)
Disiplin
Pasal 38
Disiplin
PPPK
diatur
lebih
lanjut
oleh
Pejabat
Pembina
Bagian Kesebelas
hp)
Pasal 39
hq)
(1)
Pemutusan
hubungan
perjanjian
kerja
PPPK
jangka
perjanjian
waktu
mengakibatkan
kerja
pengurangan
berakhir;
hs)
b.
atau
meninggal
hv)
dunia;
ht)c.
atas
e. tidak cakap
jasmani
permintaan
dapat
d. perampingan
organisasi
dan/atau
sendiri;
hu)
PPPK;
menjalankan
atau
kebijakan pemerintah
yang disepakat
hz)
19
ib)
ie)
Pejabat
Pembina
Kepegawaian
wajib
menyampaikan
tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama paling sedikit
Tahapan
pemutusan
hubungan
perjanjian
kerja
karena
io) b.
is) Pasal 42
it) (1) Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:
iu) a. jaminan hari tua;
21
iz) (2)
PENGAWASAN
jc) Pasal 43
jd) (1)
Menteri
melakukan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
Manajemen PPPK.
je) (2) KASN melakukan penelusuran data dan informasi terhadap
pelaksanaan sistem merit dalam kebijakan dan Manajemen PPPK.
jf) (3) Hasil penelusuran data dan informasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disampaikan kepada Menteri.
jg)
jh)
ji)
jj)
jk)BAB III
jl) PENUTUP
jm)
jn)
3.1
Kesimpulan
jo)
jp)
menerapkan
system
merit
untuk
menghasilkan
PPPK
yang
sejelas-jelasnya
mengenai
manajemen
pppk
dari
pengertian
Saran
jt)
kritikan dari anda sekalian, karena pembuatan makalah ini jauh dari
kesempurnaan, dengan adanya kritikan dari anda dapat membnagun kami
dalam pembuatan makalah lagi.
ju)
jv)
jw)
jx)
jy)
jz)
ka)
kb)
kc)