Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MINYAK ATSIRI
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Kimia Nondik 13
Anggota
NIM
4132210014
Armilah Abdullah
4131210001
Ika Nandari
4132210005
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat
waktunya. Tak lupa pula salawat dan salam pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Kimia Organik Bahan Alam (KOBA). Dalam makalah ini, kami menyusun tentang
minyak atsiri yang membahas tentang sumber minyak atsiri, kegunaan minyak atsiri,
karakteristik minyak atsiri, reaksi-reaksi diterpen dan triterpen, serta isolasi minyak atsiri
dengan tujuan untuk menambah pengetahuan pembaca khususnya bagi kami selaku
penyusun dan mahasiswa.
Kami sebagai penyusun makalah tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kami
mohon maaf yang sebesar- besarnya bila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada pembaca agar
kesalahan pada makalah ini dapat diperbaiki.
Penyusun
Kelompok VII
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................
1.3. Batasan Masalah...................................................................................................................
1.4. Manfaat.................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................
2.1. Minyak Atsiri........................................................................................................................
2.2. Sumber-Sumber Minyak Atsiri.............................................................................................
2.3. Sifat-Sifat Minyak Atsiri......................................................................................................
2.4. Klasifikasi Minyak Atsiri....................................................................................................
2.5. Kegunaan Minyak Atsiri.....................................................................................................
2.6. Isolasi Minyak Atsiri..........................................................................................................
2.7. Biosintesis Terpenoid dan Triterpenoid..............................................................................
2.7.1. Biosintesis Terpenoid...................................................................................................
2.7.2. Biosintesis Triterpenoid...............................................................................................
Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2.
Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian manakah sumber-sumber minyak atsiri pada tumbuhan dapat ditemukan?
Apakah sifat dan kegunaan minyak atsiri?
Bagaimanakah reaksi-reaksi diterpen dan triterpen?
Bagaimanakah cara mengisolasi senyawa minyak atsiri?
1.4. Manfaat
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Organik Bahan Alam
2. Mengetahui cara mengisolasi senyawa minyak atsiri.
3. Menambah wawasan bagi pembaca khususnya penulis tentang sumber-sumber
minyak atsiri, beserta sifat dan kegunaanya
BAB II
PEMBAHASAN
Tumbuhan
Sereh wangi
(Cymbopogon
nardus R)
Gambar Tumbuhan
Keterangan
Berasal dari, Srilanka. Bagian tumbuhan
penghasil minyak atsirinya terletak pada
bagian daunnya.
Minyak sereh secara umum digunakan
sebagai pengusir serangga alami, sebagai
minyak pijat, dapat menyembuhkan kurap,
sebagai pewangi untuk perawatan kulit.
Kayu Putih
(cajuput)
(Melaleuca
Leucadenron)
Sereh dapur
(lemon grass)
(Cymbopogon
citrates)
Lada
(Piper nigrum
L)
Digunakan
dalam
aromaterapi
untuk
mempromosikan kepercayaan dan intimacy.
Juga dipercaya dapat membantu dengan
kecemasan,. Tambahkan ke vapouriser, mandi
atau minyak pijat.
Ylang Ylang berarti 'bunga bunga'.
gembira, merangsang, menyeimbangkan,
sensual,
membangkitkan
semangat,
pemanasan
Cengkeh
(clove)
(Caryophyllus)
Lavender
(Lavandula
offcinalis
Chaix)
menenangkan,
Mawar (rose)
(Rosa alba L)
Melati
(jasmine)
Jasminumoffic
inale L
Kapolaga
(cardamom)
Elettaria
cardamomun
L
Seledri (celery
seed)
Apium
graveolen L
Sitrun (lemon)
Citrus medica
Adas (fennel)
foeniculum
fulgares
Mill
Akar wangi
(Vetiver)
Vetiveria
zizanioides
Stap
Kunyit
(Turmeric)
Curcuma
longa
Jahe (ginger)
Zingiber
officinale
Roscoe
Camphor
Cinnamomun
Camphora L
Kayu Manis
(Cinnamon)
Cinnamomun
zeylanicum
Ness
Cendana
(sandal wood)
Santalum
Album L
dengan cara penyulingan dengan uap. Meskipun kenyataan untuk memperoleh minyak atsiri
dapat juga diperoleh dengan cara lain seperti dengan cara ekstraksi dengan menggunakan
pelarut organik maupun dengan cara dipres atau dikempa dan secara enzimatik.
2.4. Klasifikasi Minyak Atsiri
Minyak atsiri dapat dibagi menjadi dua kelompok:
1
Minyak atsiri yang sukar dipisahkan menjadi komponen murninya. Contoh minyak
atsiri kelompok kedua ini antara lain: minyak akar wangi, minyak nilam, dan minyak
kenanga. Lazimnya minyak atsiri tersebut langsung dapat digunakan, tanpa diisolasi
komponen-komponenya, sebagai pewangi berbagai produk.
Minyak Sereh
Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup komplek, namun komponen yang
terpenting adalah sitronellal dan garaniol. Kedua komponen tersebut menentukan intensitas
bau, harum, serta nilai harga minyak sereh wangi. Kadar komponen kimia penyusun utama
minyak sereh wangi tidak tetap, dan tergantung pada beberapa faktor. Biasanya jika kadar
geraniol tinggi maka kadar sitronellal juga tinggi.
komponen utama penyusun minyak sereh wangi adalah sebagai berikut,
1. Geraniol ( C10H180 ) Geraniol merupakan persenyawaan yang terdiri dari 2 molekul
isoprene dan 1 molekul air.
Nama IUPAC : 3,7-Dimethylocta-2 ,6-dien-1-ol
Geraniol adalah monoterpenoid dan alkohol. Ini
adalah bagian utama dari minyak mawar,
Palmarosa minyak, dan minyak sereh (jenis
Jawa). Tampaknya sebagai minyak jelas pucat kuning yang tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik yang paling umum. Memiliki bau mawar-suka dan
umumnya digunakan dalam parfum.
10
2. Sitronellol ( C10H200 )
Nama
IUPAC : 3,7-Dimethyloct-6-en-1-ol
Nama lain
: ()--sitronelol; 3,7-Dimetil-6-octen-1-ol
(+)- Sitronelol, yang ditemukan dalam minyak
sereh, termasuk Cymbopogon nardus (50%), adalah
isomer yang
lebih umum.
(-)- Sitronelol
ditemukan dalam minyak
bunga mawar (1855%) dan geranium Pelargonium.
3. Sitronelal
Nama
IUPAC
: 3,7-dimethyloct-6-en-1-al
Rumus Molekul
: C10H18O
3. Minyak Permen
Minyak permen adalah salah satu minyak atsiri yang terdapat
di Indonesia. minyak permen terdapat pada tanaman Mentha
piperita dan Mentha arvensis. Minyak permen terdapat pada
kelenjar-kelenjar pada bagian atas dan bawah dari daun.
Minyak ini mengandung ester, meton, metol, dan aseton.
Minyak permen diperoleh dengan destilasi uap dari tanaman
Mentha arvensis. daun yang dikeringkan ditempatkan dalam
Gambar 2 .5. Daun Mentha arvensis
ketel destilasi kemudian didestilasi uap. waktu destilasi uap
tergantung jumlah daun yang diproses dan ukuran ketel destilasi yang digunakan. Kegunaan
minyak permen adalah sebagai bahan obat-obatan, pasta gigi, makanan dan sebagainya.
4. Minyak Terpentin
Minyak terpen sering disebut dengan sprits of turpentine
berupa cairan yang mudah menguap, berasal dari
hasil penyulingan getah jenis pohon yang tergolong
dalam genus pinus. Di Indonesia jenis pohon pinus
penghasil minyak terpentin adalah pinus merkusii Jung
et de Vr. Minyak terpentin dapat digunakan dalam
berbagai macam bidang industri. yaitu dalam industry
kimia dan farmasi dalam sintesis kamfer, terpineol, dan
terpinil asetat, dalam industri cat digunakan sebagai
thiner/pengencer, dan dalam industry perekat dan
Gambar 2 .6. Pohon Pinus merkusii
pelarut lilin. Komposisi minyak terpentin bervariasi tergantung dengan jenis pohon penghasil,
umur, musim sadap dan cara isolasi. Umumnya minyak terpentin tersusun oleh campuran
isomer tidak jenuh, hidrokarbon monoterpena bisiklik, C10H16, yaitu pinen, -pinen dan karen.
12
13
14
Minyak atsiri merupakan sumber dari aroma kimia alami yang dapat digunakan
sebagai komponen flavor dan fragrance alami dan sebagai sumber yang penting dari struktur
stereospesifik enansiomer murni yang biosintesisnya lebih murah dibandingkan dengan
proses sintesis.
Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya
industri parfum, kosmetik, dan industri farmasi. Dalam pembuatan parfum dan wangiwangian, minyak atsiri tersebut berfungsi sebagai zat pengikat bau (fixative) dalam parfum,
misalnya minyal nilam, minyak akar wangi dan minyak cendana. Minyak atsiri yang berasal
dari rempah-rempah, misalnya minyak lada, minyak kayu manis, minyak jahe, minyak
cengkeh, minyak ketumbar, umumnya digunakan sebagai bahan penyedap (flavoring agent)
dalam bahan pangan dan minuman.
Minyak atsiri ini selain memberikan aroma wangi yang menyenangkan juga dapat
membantu pencernaan dengan merangsang sistem saraf, sehingga akan meningkatkan sekresi
getah lambung yang mengandung enzim hanya oleh stimulus aroma dan rasa bahan pangan.
Selain itu juga dapat merangsang keluar cairan getah sehingga rongga mulut dan lambung
menjadi basah.
Beberapa jenis minyak atsiri digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau
eksternal, bahan analgesik, haelitik atau sebagai antizimatik sebagai sedative dan stimulan
untuk obat sakit perut. Minyak atsiri mempunyai sifat membius, merangsang atau
memuakkan (Ketaren, 1985).
2.6. Isolasi Minyak Atsiri
Pada umumnya cara isolasi minyak atsiri adalah sebagai berikut: uap menembus
jaringan tanaman dan menguapkan semua senyawa yang mudah menguap. Hidrodestilasi atau
penyulingan dengan air terhadap tanaman meliputi beberapa proses. Pada industri minyak
atsiri dibedakan tiga tipe hidrodestilasi, yaitu:
Penyulingan air
Bahan yang akan disuling berhubungan langsung dengan air mendidih.Bahan yang
akan disuling kemungkinan mengambang/mengapung di atas air atau terendam
seluruhnya, tergantung berat jens dan kuantitas bahan yang akan di proses. Air dapat
dididihkan dengan api secara langsung. contoh tanaman yang bisa disuling dengan
penyulingan air adalah bunga mawar, bunga-bunga jeruk. penyulingan air ini tidak
ubahnya dengan bahan tanaman direbus secara langsung.
Penyulingan Uap dan air
Bahan tanaman yang akan diproses secara penyulingan uap dan air ditempat dalam
suatu tempat yang bagian bawah dan tengahnya berlobang-lobang yang ditopang diatas
dasar alat penyulingan. Bagian bawah alat penyulingan diisi air sedikit di bawah yaitu
pada bahan di tempatkan. Air dipanaskan dengan api seperti pada penyulingan air.
Tanaman yang akan disuling hanya terkena uap.
15
Penyulingan Uap
Penyulingan uap atau penyulingan uap langsung dan perangkatnya mirip dengan
kedua alat penyulingan diatas hanya saja tidak ada air dibagian bawah alat. Uap yang
digunakan lazim memiliki tekanan yang lebih besar daripada tekanan atmosfer dan
dihasilkan dari hasil penguapan air yang berasal dari suatu pembangkit uap air. Uap air
yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam alat penyulingan.
Ada tiga bagian dari alat penyulingan, yaitu:
-
alat penyulingan
pendingin
Penyulingan dengan air serta penyulingan dengan uap dan air lebih sesuai bagi
industri kecil karena lebih murah dan konstruksi alatnya sederhana. Namun penyulingan
dengan uap dan air memiliki kelemahan, yaitu membutuhkan uap air yang cukup besar. Hal
ini karena sejumlah besar uap akan mengembun dalam jaringan tanaman sehingga bahan
bertambah basah dan mengalami aglutinasi. Untuk mengatasi kelemahan ini, telah
dikembangkan model penyulingan uap dan air yang dikombinasikan dengan sistem kohobasi.
Pada sistem ini pemanasan air dalam ketel penyulingan dilakukan secara langsung
terhadap dasar ketel. Dengan sistem ini, bahan bakar dapat dihemat sampai 25%, karena air
yang digunakan hanya 40% dari yang normal. Untuk penyulingan minyak atsiri dengan
kapasitas 1.000 liter, sistem pemanasan air dalam ketel harus ditambah dengan pemanasan air
semiboiler. Pemanasan air semi- boiler dapat dilakukan dengan cara memasang pipa-pipa
kecil yang mengalirkan panas dari asap sisa bakar (flue gas) pada air dalam ketel.
a. Contoh Isolasi Dan Analisis Pada Minyak Sereh
Tanaman sereh wangi yang telah berumur kurang lebih enam bulan dipanen.
Pemanenan dilakukan dengan memotong helai daun tiga sentimeter di atas pelepah daun,
kemudian dikering anginkan atau dilayukan selama 3 hari 3 malam. Daun sereh wangi yang
telah dilayukan kemudian dirajang untuk mengurangi sifat kamba, daun sereh yang telah
dirajang dimasukkan ke dalam alat penyuling sebanyak 300 gram, kemudian di isi air
sebanyak 2.250 ml. Alat penyuling dihubungkan dengan kondensor yang dilengkapi dengan
sirkulasi air, hidupkan air pet dan disuling sesuai perlakuan. Isolasi minyak sereh dilakukan
dengan cara destilasi uap dan destilasi air. Sebelum daun di destilasi terlebih dahulu
dikeringkan di bawah sinar matahari. di jawa pengeringan ukup selama 3 sampai 4 jam. Pada
saat musim penghujan pengeringan di lakukan diatas rak dekat tungku pembangkit uap air
dan sering dibalik untuk mencegah terjadinya fermentasi atau terbentuknya jamur. Destilasi
uap menghasilkan minyak 0,33% dan hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan destilasi air
dengan hasil 0,32%.
16
ekonomis adalah ekstrak bagian daunnya. Oleh karena itu jenis minyak cengkeh yang umum
diperjualbelikan adalah minyak daun cengkeh ( clove leaf oil ). Minyak daun cengkeh hasil
penyulingan dari petani mempunyai kadar eugenol berkisar antara 70-80%, sedangkan untuk
industri dibutuhkan minyak dengan kadar eugenol paling rendah 90%. Oleh karena itu
diperlukan proses lebih lanjut yang dapat mengisolasi eugenol dari minyak cengkeh.
Peningkatan kualitas dan kuantitas MDC petani dilakukan melalui modifikasi dan
pengembangan proses produksinya, sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan daya
saing produk minyak daun cengkeh Indonesia yang pada gilirannya akan meningkatkan
pendapatan para petani cengkeh, menambah pendapatan daerah serta dapat meningkatkan
devisa negara.
Sampel tanaman Mentha arvensis diperoleh dari Ngipiksari. Tanaman dipangkas pada
berbagai umur dan setelah dipisahkan dari gulma, tanaman dikeringkan pada tempat terbuka
dalam ruangan. Lama pengeringan divariasi untuk meneliti pengaruh maupun kemungkinan
terjadinya perubahan tatapan kimia-fisika minyak permen yang diperoleh.
Berdasarkan pengamatan disimpulkan bahwa pengeringan selama 2-3 hari diperoleh
berat kering separo dari berat basah, sedangkan bila pengeringan dilanjutkan ternyata berat
tidak nyata berbeda. Herba yang telah kering didestilasi uap. Minyak yang diperoleh di
tentukan sifat kimianya yang meliputi berat jenis, rotasi spesifik, indek bias dan kelarutannya
terhadap 70% etanol. Untuk menentukan jumlah komponen minyak permen digunakan alat
Kromatografi Gas .
Identifikasi komponen digunakan cara Spiking, yaitu dengan menambahkan sedikit
senyawa standar minyak permen yang akan dianalisis. Disamping itu dilakukan juga
pengujian dengan mengunakan alat spectrometer massa yang dibantu dengan perpustakaan
computer untuk menelaah komponen dalam minyak permen. Banyaknya komponen secara
kuantitatif ditentukan berdasarkan luas kromatogram dan setiap komponen dihitiung relative
terhadap luas puncak kromatogram yang dicatat oleh integrator secara otomatis.
ISOLASI DAN KARAKTERISASI TERHADAP MINYAK MINT DARI DAUN
MENTHA ARVENSIS SEGAR HASIL DISTILASI UAP-AIR
Metode Penelitian
Sebelumnya dilakukan isolasi terlebih dahulu Distilasi uap-air pada 1800 g daun M.
arvensis segar dilakukan selama 4 jam dari tetesan pertama distilat. Minyak mint kemudian
ditambahkan dengan MgSO4 anhidrat untuk mengikat molekul air yang masih terdapat pada
minyak. Kemudian minyak mint dipisahkan dari dengan MgSO4 anhidrat dengan cara
dekantasi, dan ditampung dalam vial. Permukaan minyak mint dalam vial kemudian dialiri
gas N2 sebelum ditutup. Minyak mint hasil isolasi ditimbang dan dihitung rendemennya .
kemudian dianalisis senyawa penyusun minyak mint dilakukan dengan KG-SM. Spektrum
massa minyak mint hasil analisis dengan KG-SM kemudian dibandingkan dengan spektra
dari Pustaka WILEY7.LIB.
Minyak terpentin secara garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu yang dihasilkan
dari getah pinus dan dari kayu pohon pinus. secara umum minyak terpentin dapat diperoleh
dengan 4 cara:
Destilasi getah pinus yang diperoleh dengan menyadap pohon pinus yang masih hidup
(terpentin dari getah).
Ekstraksi potong-potongan/iris ujung batang pohon pinus yang tua dan dilanjutkan
dengan destilasi (terpentin kayu hasil destilasi uap dan ekstraksi).
Destilasi destruktif, yaitu destilasi terhadap potongan kayu pinus yang berumur tua
(terpentin kayu dari destilasi destuktif).
Proses sulfat, yakitu pemasakan bubur kayu pinus yang masih berumur muda
(terpentin kayu proses sulfat).
20
DENGAN
Metode Penelitian
Bahan utama yang digunakan adalah akar wangi. Penyulingan menggunakan sistem
penyulingan dengan uap langsung (steam distillation) dimana uap dibangkitkan dari ketel
yang terpisah (boiler). Alat penyulingan terdiri atas boiler, ketel penyuling, alat pendingin
(kondensor), alat penampung dan pemisah minyak (separator). Sistem penyulingan uap
langsung. Alat-alat ukur dan uji sifat fisika kimia yang digunakan adalah piknometer,
refraktometer, polarimeter, termometer, tabung reaksi, gelas ukur, neraca analitik, dan
penangas air.
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu (1) karakterisasi akar wangi,
(2) penyulingan minyak akar wangi dengan tekanan konstan, (3) menentukan disain proses
21
penyulingan minyak akar wangi melalui peningkatan tekanan dan laju alir uap, (4)
penyulingan minyak akar wangi dengan tekanan bertahap, (5) menganalisis kualitas minyak
akar wangi, (5) menganalisis distribusi komponen penyusun minyak akar wangi.
Kadar air akar wangi yang masih tinggi perlu dikurangi hingga kadar air mencapai
12 %. Pengeringan dilakukan dengan penjemuran selama 12 hari. Selain itu, juga dilakukan
pengukuran kadar minyak dari akar wangi. Kemudian dilakukan penyulingan sebanyak 3
perlakuan. Penyulingan menggunakan tekanan 1 bar, 2 bar, dan 3 bar konstan sampai akhir
penyulingan (9 jam). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak dua kali ulangan. Disain
proses penyulingan minyak akar wangi ditentukan oleh trend laju recovery minyak yang
tersuling pada penelitian pendahuluan selama 9 jam waktu penyulingan. Gambaran pola
recovery minyak inilah yang nantinya menjadi dasar untuk menaikkan tekanan. Pada setiap
perlakuan dan kenaikan tekanan diamati kondisi operasi seperti suhu penyulingan, suhu
destilat, laju distilat, tekanan boiler, dan lain-lain. Minyak akar wangi yang diperoleh dari
setiap penyulingan dipisahkan menjadi tiga fraksi yaitu fraksi 1 (hasil tekanan 2 bar), fraksi 2
(hasil tekanan 2.5 bar), dan fraksi 3 (hasil tekanan 3 bar). Untuk mengetahui komponen yang
terkandung dalam minyak akar wangi dilakukan uji analisa GC-MS.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Diperkirakan jumlah minyak pada penyulingan dengan peningkatan tekanan dan laju
alir uap bertahap masih dapat diperbesar hingga menyamai jumlah minyak pada perlakuan
peningkatan tekanan bertahap dengan laju alir uap konstan 2 l/j kg bahan, tetapi diperlukan
waktu yang lebih lama. Akan tetapi penambahan waktu penyulingan membutuhkan energi
yang lebih besar, sehingga biaya produksi untuk bahan bakar meningkat. Aroma minyak yang
dihasilkan dalam penelitian ini khas akar wangi. Minyak akar wangi fraksi 3 beraroma lebih
kuat dibandingkan minyak hasil fraksi 1 dan 2. Hasil analisa GC-MS menunjukkan
persentase komponen -vetivon dan -vetivone (yang memberikan aroma khas akar wangi)
pada fraksi 3 lebih tinggi dari fraksi 1 dan 2. Namun keseluruhan minyak dari semua
perlakuan tidak berbau gosong seperti halnya minyak yang dihasilkan pada penyulingan
rakyat.
f. Contoh Isolasi dan Analisis Pada Minyak Nilam
ISOLASI PATCHOULI ALKOHOL DARI MINYAK NILAM UNTUK BAHAN
REFERENSI PENGUJIAN DALAM ANALISIS MUTU
Metode Penelitian
Isolasi patchouli alkohol dari minyak nilam dilakukan dengan menggunakan metode
penyulingan vakum fraksinasi, selanjutnya minyak hasil fraksinasinya di analisis kadar
patchouli alkoholnya dengan GC-MS.
Proses fraksinasi dilakukan de-ngan mengatur refluks rasio 1 : 5, di-mana 1 bagian
minyak dipisahkan dan 5 bagian minyak dikembalikan pada kolom distilasi (Sulaswaty,
2002). Setiap 1 liter sampel dipisahkan ke dalam 10 buah botol penampungan distilat dengan
22
kapasitas masing-masing 100 ml. Botol 8 9 kemudian dicampur kembali untuk kemudian
dilakukan re-distilasi hingga 3 kali.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis statistik menunjukan bahwa waktu retensi dari pat-chouli alkohol
mendekati nilai tengah (divergen). Artinya pada kondisi opera-si yang sama, waktu retensi
dari patchouli alkohol memiliki nilai keberulangan (reproducibility) yang baik. Kondisi ini
sesuai dengan salahsatu persyaratan dari standar internasional (ISO, 2000).
Berdasarkan hasil kromatogram patchouli alkohol kadar 91,5% pada waktu retensi
26,5, maka kita bisa me-lihat puncak yang terjadi tidak pecah. Ini menunjukan juga
bahwasanya pada temperatur operasi GC antara 150 200 0 C dan tekanan 0 mmHg patchouli
alkohol tidak terurai dengan memiliki puncak menyatu. Puncak yang tidak terpecah pada
kondisi pengujian GC dan proses fraksinasi vakum 3 tahap menunjukan komponen patchouli
alo-kohol dalam minyak nilam relatif sta-bil. Atas dasar asumsi tersebut Patcho-uli alkohol
memiliki kestabilan yang relatif baik.
23
Pembentukan isoprena aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.
Penggabungan kepala dan ekor unit isoprene akan membentuk mono-, seskui-, di-,
sester-, dan poli-terpenoid.
24
Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan
steroid.
25
Gambar 2 .14. Biosintesis Isopentil Pirofosfat (IPP) dan Isomernya Dimetilalil Pirofosfat (DMAPP)
26
27
Dari proses biosintesis diatas untuk dapat mengetahui jalur biosintesis triterpenoid,
maka terlebih dahulu harus mengetahui jalur biosintesis terpenoid yang menghasilkan
triterpenoid. Dari biosintesis terpenoid melalui jalur asam mevalonat, tahap-tahap reaksi
adalah antara asam asetat dengan enzim CoA-SH membentuk molekul asetil-koenzim A
(asetil-CoA), lalu dilanjutkan dengan reaksi kondensasi dua molekul asetil-koenzim A (asetil28
29
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
1. Setiap jenis tumbuhan memiliki letak kandungan minyak atsiri yang berbeda.
Kandungan minyak atsiri pada tumbuhan dapat ditemukan pada bagian daun,
bunga, buah, biji, dan akar.Seperti sereh wangi, nilam, sereh dapur yang
terdapat pada bagian daunnya. Kenanga, cengkeh, laverder yang terletek pada
bagian bunganya. Sedangkan kapolaga, sitrun, adas, ditemukan pada bagian biji
dan tanaman adas terdapat pada bagian buah dan biji. Kemudian akar wangi,
jahe,dan kunyit terdapat pada bagian akar. Sedangkan kayu manis, camphor,
dan cendana terdapat pada bagian batang.
2. Sifat-sifat minyak atsiri adalah berbau harum atau wangi sesuai dengan aroma
tanaman yang menghasilkannya, mempunyai rasa getir, pahit, atau pedas, berupa
cairan yang berwarna kuning, kemerahan dan ada yang tidak berwarna, tidak dapat
larut dalam air dan dapat disuling uap, minyak atsiri tersusun dari monoterpenoid
yang mempunyai titik didih sama dengan 140-180 0C. Sedangkan kegunaan minyak
atsiri adalah sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya industri parfum,
kosmetik, dan industri farmasi.
3. Untuk reaksi-reaksi diterpen mencakup biosintesa terpenoid, sedangkan reaksireaksi triterpen adalah penggabungan dari reaksi biosintesa terpenoid dengan
reaksi atom C-20.
4. Untuk mengisolasi minyak atsiri dari komponennya dapat dilakukan dengan
isolasi minyak atsiri, kemudian diikuti dengan penyulingan. Isolasi yang
dilakukan dapat berupa ekstraksi maupun destilasi (penyulingan). Penyulingan
pada bagian tumbuhan yang mengandung minyak atsirinya seperti bagian akar,
batang, daun, maupun bunga. Jenis penyulingan yang dilakukan meliputi
penyulingan air, penyulingan uap dan air, dan penyulingan uap
3.2.
Saran
Perlu dilakukan isolasi minyak atsiri dari tumbuhan dengan mengambil kandungan
minyak atsiri dari tumbuhan, agar dihasilkan produk yang maksimal serta wangi
alamiah dari tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
30
Amini, Rekfa Wika., Masruri, Mohamad Farid Rahman., (2014), Analisis Minyak Terpentin
(Pinus Merkusii) Hasil Produksi Perusahaan Lokal Dan Perdagangan Menggunakan
Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (Kg-Sm) Serta Metode Pemurniannya, FMIPA
Universitas Brawijaya, Malang
Anonim., ( Tanpa Tahun), Akar Wangi (online), (https:// minyak atsirii ndonesia
.wordpress .com /budidaya-akar-wangi/artikel-akar-wangi/) tanggal 16 Oktober pukul 21.00
WIB
Anonim., (Tanpa Tahun), Manfaat Minyak Atsiri (online), ( http://www. scribd.com /doc/ 52
228 779/4 /Manfaat-Minyak-Atsiri), diakses tanggal 14 Oktober 2016 pukul 17:00 WIB
Anonim., (2006), Jalur Asam Mevalonat (online), (http://nadjeeb.wordpress.com), diakses
tanggal 15 Oktober 2016 pukul 20.00 WIB.
Anonim, (2015), Dari Daun Akar Hingga Minyak Nilam Kaya Akan Khasiat (online),
(http://infoherbalis.com/2015/11/dari-daun-akar-hingga-minyak-nilam-kaya-khasiat.html)
diakses tanggal 15 Oktober 2016 pukul 21.00WIB
Ginting, Sentosa.,( 2004), Pengaruh Lama Penyulingan Terhadap Rendemen dan Mutu
Minyak Atsiri Daun Sereh Wangi, Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara
Gunawan, W., (2009), Kualitas Dan Nilai Minyak Atsiri Implikasi Pada Pengembangan
Turunannya, Himpunan Kimia Indonesia Jawa Tengah, Jawa Tengah
Harborne, J. B., (1987), Metode Fitokimia , terjemahan K. Radmawinata dan I. Soediro,
penerbit ITB, Bandung, 69-94, 142-158, 234-238. 11.
Haryani, Halima Wahyu., Nur Hidayat., dan Nur Lailatul Rahmah., (2013), Pemurnian
Eugenol Dari Minyak Daun Cengkeh Dengan Reaktan Asam Monoprotik (Kajian Jenis Dan
Konsentrasi Asam), Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang
Ketaren, S.,( 1985), Pengantar Teknologi Minyak Atsiri, Balai Pustaka, Jakarta.
Maun dan Adhi Maryadi., (2008), Isolasi Patchouli Alkohol Dari Minyak Nilam Untuk
Bahan Referensi Pengujian Dalam Analisis Mutu, Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatik, Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian LIPI, Bul. Littro. Vol. XIX
No. 1, 2008, 95 - 99
Suradikusumah, E., (1989), Kimia Tumbuhan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Ilmu Hayat, IPB, Bogor
31
32