Sejalan dengan paradigm baru pembangunan nasional yang lebih

menekankan sisi pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, maka

eksistensi peran serta dan peran aktif asosiasi profesi dan asosiasi
perusahaan semakin mengemuka. Sebagai wujud realisasinya, dewasa ini
pemerintah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk membuka berbagai kegiatan dibidang industry.
Dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang
didirikan, perusahaan-perusahaan asing yang menanamkan investasinya di
Indonesia, serta perusahaan-perusahaan lama yang melakukan diversifikasi
usaha, maka kebutuhan akan ruang kantor pun semakin meningkat. Hal ini
dapat dibuktikan dengan melihat aktifitas kegiatan pembangunan
perkantoran di kota-kota besar di Indonesia.
Kecendrungan yang terjadi di Negara-negara maju, adalah bahwa
kebutuhan ruang kantor dipenuhi dengan penyewa ruang-ruang pada
bangunan rental office. Banyak keuntungan yang diperoleh oleh suatu
perusahaan dengan cara ini, disbanding bila membangun kantornya sendiri.
Keuntungan tersebut pada dasarnya adalah karena mereka bisa
mendapatkan ruang kantor sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.
Melelui pilihan ini maka masalah-masalah seperti : efisiensi waktu, biaya,
prestise, lokasi, fasilitas dan servis, dalam kaitannya dengan pengadaan
ruang kantor, dapat diatasi secara lebih muda.
Kecendrungan yang sama, bukan tidak mungkin akan pula dihadapi
kota palu di waktu yang akan dating. Smpai dengan tahun 2020 industri
daerah Sulawesi tengah berkembang dengan pesat. Jumlah unit usaha
semakain meningkat akan tetapi keberadaan perusahan-perusahaan ini
sebagaian besar menempati ruang untuk kegiatan usahanya sangat
sederhana. Kebanyakan dari perusahaan-perusahaan tersebut, menempati
ruang untuk menjalankan usahanya pada bangunan ruamh tinggal atau

engan cara menyewa bangunan rumah tinggal di permukiman penduduk

atau ruko pada kawasan kota. Cara ini dilakukan karena kemampuan untuk
memiliki wadah (kantor) sendiri yang refresentatif di daerah pusat kota
menjadi hal yang sangat sulit bagi sebagaian besar perusahaan yang ada.
Selain itu, alternative pilihan untuk memenuhi kebutuhan ruang kantor di
kota palu berupa suatu srana seperti rental ofiice belum tersdia.
Fenomena yang terjadi sebagaimana diuraikan di atas dan dampak
yang ditimbulak pada saat ini memang belum dirasakan. Akan tetapi melihat
kecendrungan lahan pada puasat kota yang semakin terbatas dan harga jual
yang semakin tinggi, sehingga hal ini merupakan suatu kendala sector usaha
untuk memiliki wadah [erkantoran sendiri.

Daftar pustaka
Badan perencana pembangunan daerah & bps, 2002, kota palu dalam angka,
badan pusat statistic palu.
Poerbo hartono 1998, tekno ekonomi bangunan bertingkat banyak,
djambatan Jakarta.
Zuchriaty 1993, pusat perbelanjaan dan perkantoran pada kawasan
pengembangan kota ujung pandang, skripsi program s1 unhas, ujung
pandang.

RESTORAN

Restoran adalah suatu usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan

makanan dan minuman bagi umum dan dikelola secra professional
(soekresno, 2000).
JENIS-JENIS RESTORAN
Di lihat dari pengelolahan dan sistem penyajianya, restoran dapat
diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : (soekresno,200)
1. restoran formal, adalah industry jasa pelayanan makanan dan minuman
yang dikelola cesara komersial dan professional dengan pelayanan yang
ekslusif.
2. restoran informal, adalah indudtri jasa peayanan makanan dan minuman
yang di kelola secara komersial dan professional dengan lebih
mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan dan percepatan frekuensi
yang silih bergnti pelanggan.
Restoran khusus, adalah industry jasa pelyanan makanan dan minuman
yang dikelola secara komersial dan professional dengan menyediakan
makanan khas yang diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari suatu
daerah tertentu.
s