Você está na página 1de 9

Aritmetika Sosial

Harga Pembelian, Harga penjualan, Untung dan Rugi


Harga pembelian perdagangan terdapat penjual barang dan pembelinya. Harga
barang dari pabrik, grosir, atau tempat lainnya disebut harga pembelian atau
modal. Sedangkan uang yang diterima oleh pedagang dari hasil penjualan
berang itu disebut harga penjualan. Dengan demikian, kegiatan perdagangan
selalu berkaitan dengan harga pembelian atau modal yang menjadi dasar
perhitungan.
Untung
Untuk memahami tentang pengertian untung, amatilah uraian berikut ini.
Koperasi sekolah membeli 1 dus air minum mineral yang berisi 48 gelas dengan
harga Rp14.000. air minum itu kemudian dijual dengan harga Rp500 per gelas.
Bandingkan harga pembelian dengan harga penjualan.
Harga pembelian = Rp 14.000
Harga penjualan = 48 x Rp 500
= Rp 24.000
Ternyata harga penjualan lebih tinggi dari harga pembelian.
Selisih antara harga penjualan dan pembelian
= Rp 24.000 Rp 14.000
= Rp 10.000
Dalam hal ini koperasi sekolah mendapat untung sebesar Rp 10.000.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan berikut ini.
Penjual dikatakan untung jika harga penjualan lebih tinggi dari pada harga
pembelian.
Untung = Harga Penjualan Harga Pembelian
Contoh :
Satu lusin pensil dibeli dengan harga Rp 18000. Kemudian dijual dengan harga
Rp 1800 tiap buah. Berapa rupiahkah untungnya?

Jawab :
Diketahui harga pembelian = Rp 18.000
Harga penjualan = Rp 12 x 1800
= Rp 21.600
Rugi
Pak Mamat membeli sebuah pesawat televise bekas dengan harga Rp250.000.
televise tersebut diperbaiki dengan biaya Rp 65000, kemudian dijual dengan
harga Rp 300.000.
Jika biaya perbaikan dan pembelian termasuk sebagai modal, maka:
Modal televisi

= Rp 250.000 + Rp 65.000
= Rp 315.000

Harga penjualan = Rp 300.000


Dengan demikian, harga penjualan lebih rendah dari pada modal, dan dikatakan
bahwa Pak Mamat mengalami rugi.
Selisih antara modal dan harga penjualan
= Rp 315.000 Rp 300.000
= Rp 15.000
Jadi Pak Mamat mengalami rugi sebesar Rp 15.000.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan berikut ini.
Penjual dikatakan mengalami rugi jika harga penjualan lebih rendah dari pada
harga pembelian (modal).
Rugi = Harga Pembelian Harga Penjualan
Contoh:
Seorang pedagang durian membeli 100 buah durian dengan harga seluruhnya
Rp 600.000. kemudian 40 buah durian itu dijual dengan harga Rp 7.000 tiap
buah, 52 buah dijual dengan harga Rp 6000, dan sisanya busuk. Berapa kerugian
pedagang itu?

Jawab:
Harga pembelian = Rp 600.000
Harga penjualan = (40 x Rp 7.000) + (52 x Rp 6.000)
= Rp 280.000 + Rp 312.000
= Rp 592.000
Rugi = Rp 600.000 Rp 592.000 = Rp 8.000.
Harga Pembelian dan Harga Penjualan
Dalam perdagangan, keuntungan dapat diperoleh apabila harga penjualan lebih
tinggi daripada harga pembelian. Kerena harga penjumlahan lebih tinggi
daripada harga pembelian, dan besar untung sama dengan harga penjualan
dikurangi harga pembelian, maka diperoleh hubungan berikut ini.
Harga Penjualan = Harga Pembelian + Untung
atau
Harga Pembelian = Harga Penjualan - Untung
Selanjutnya, jika jual-beli mengalami kerugian, maka harga penjualan lebih
rendah dari harga pembelian, dan rugi sama dengan harga pembelian dikurangi
harga penjualan, sehingga diperoleh hubungan berikut ini.
Harga Penjualan = Harga Pembelian + Rugi
atau
Harga Pembelian = Harga Penjualan Rugi
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini!
Seorang pedagang buah membeli 40 buah melon. Setelah terjual habis
ternyata pedagang itu menderita rugi Rp 10.000 karena ia hanya memperoleh
uang hasil penjualan sebanyak Rp 110.000. Tentukan harga pembelian tiap buah
melon itu!
Jawab:
Harga pembelian seluruhnya = harga penjualan + rugi
= Rp 110.000 + Rp 10.000

= Rp 120.000
Harga pembelian sebuah melon = = Rp 3.000
Presentase Untung Rugi
Menentukan Presentase Untung atau Rugi
Dalam perdagangan, untung atau rugi sering kali dinyatakan dengan persen.
Berikut ini adalah presentase yang digunakan dalam perdagangan.
Pada persentase untung berarti untung dibandingkan terhadap harga
pembelian,dan pada persentase rugi berarti rugi di bandingkan terhadap harga
pembelian.
Untuk selanjutnya, persentase untung atau rugi selalu dibandingkan
terhadap harga pembelian dan modal, kecuali jika ada keterangan lain.
Cara untuk menentukan persentase untung dan rugi
1.

Harga pembelian = Rp400.000


Harga penjualan = Rp425.000
Untung = ...-...
= ...

Persentase untung = 100%


= 100%
= ... %
2.

Harga pembelian = Rp80.000


Harga penjualan

= Rp75.000

Rugi = ... - ...


= ...
Persentase rugi = 100%
= 100%

= ... %
Berdasarkan jawaban kegiatan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.

Persentase untung

= 100%

2.

Persentase rugi

= 100%

Cara menentukan harga penjualan berdasarkan persentase untung dan rugi


1.

Harga pembelian = Rp60.000

Untung 20%

= Rp60.000
= RP ...

Harga penjualan = Rp ... + ... Rp ...


= Rp ...
2.

Harga pembelian = Rp500.000

Rugi 6%

= Rp500.000
= Rp ...

Harga penjualan = Rp ... Rp ...


= Rp ...
Berdasarkan jawaban kgiatan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.

Harga pejualan = harga ...+ Persentase ...x harga pembelian

2.

Harga penjualan = harga ...- Persentase ...x harga pembelian

Contoh :
1.
Seorang pedagang membeli sebuah akuarium seharga Rp. 45.000. jika
pedagang tersebut menghendaki untung 20%, berapa rupiah akuarium tersebut
harus dijual?
Jawab :
Harga pembelian

= Rp. 45.000

Untung 20%

= 20/100 X Rp. 450.000 = x Rp. 450.000 = Rp. 90.000

Harga penjualan
= Rp. 540.000

= harga pembelian + untung = Rp. 450.000 + Rp. 90.000

5.3 Rabat (Diskon), Bruto, Tara, dan Neto


Rabat atau Diskon
Rabat artinya potongan harga atau lebih dikenal dengan istilah diskon.
Rabat biasanya diberikan kepada pembeli dari suatu grosir atau toko tertentu.
Diskon (rabat) sering kali dijadikan alat untuk menarik para pembeli,
misalnya ada toko yang melakukan obral dengan diskon dari 10% sampai 50%,
sehingga para pembeli menjadi tertarik untuk berbelanja di toko tersebut, karena
harganya terkesan menjadi murah.
Contoh :
1.
Harga satu pakaian wanita Rp. 90.000. Karena ada obral besar, setiap
pembeli mendapat diskon 25%. Berapa pembeli harus membayar untuk satu
pasang pakaian wanita tersebut?
Jawab:
Harga satu pasang
Diskon 25%

= Rp. 90.000
= 25/100 x Rp. 90.000
= 1/4 x Rp. 90.000
= Rp. 22.500.

Jadi, yang harus dibayar pembeli = Rp. 90.000 Rp. 22.500 = Rp. 67.500.
Berdasarkan contoh diatas, diperoleh rumus berikut.
Harga Bersih = Harga Kotor Rabat (Diskon)
Pada rumus diatas harga kotor adalah harga sebelum dipotong diskon, dan harga
bersih adalah harga setelah dipotong diskon.
Bruto, Tara, dan Neto
Sebuah karung berisi beras dengan berat seluruhnya 100 kg. Jika berat
karung 0,80 kg, maka:
Berat beras

= 100 kg 0,80 kg

= 99,20 kg.
Berat karung dan beras yaituu 100 kg disebut bruto (berat kotor).
Berat karung 0,80 kg disebut tara.
Berat beras 99,20 kg disebut neto (berat bersih).
Jadi, hubungan bruto, tara, dan neto dapat dirumuskan sebagai berikut.
Neto = Bruto Tara
Jika diketahui persen tara dan bruto, maka untuk mencari tara digunakan rumus
sebagai berikut.
Tara = Persen Tara x Bruto
untuk setiap pembelian yang mendapatkan potongan berat (tara) dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Harga Bersih = Neto x Harga Per Satuan Berat
Contoh :
1.
Seorang pedagang membeli 1 karung kacang kedelai dengan berat
seluruhnya 92,20 kg, dan tara 0,70 kg. Berapa rupiah yang harus dibayar oleh
pedagang itu jika harga 1 kg kacang kedelai Rp. 3.800?
Jawab :
Neto

= bruto tara
= 92,20 kg 0,70 kg = 91,50 kg.

Bunga Tabungan dan Pajak


Jika kita menyimpan uang di bank, maka uang kita akan bertambah karena
mendapat bunga. Jenis bunga tabungan yang akan kita pelajari adalah bunga
tunggal, artinya yang mendapat bunga hanya modalnya saja, sedangkan
bunganya tidak akan berbunga lagi. Apabila bunganya turut berbunga lagi, maka
jeniis bunga tersebut disebut bunga majemuk yang kelak akan dipelajari di SMA.
Bunga tabungan biasanya dihitung dalam persen yang berlaku untuk jangka
waktu 1 tahun. Bunga 15% per tahun artinya tabungan akan mendapat bunga
15% jika telah disimpan di bank selama 1 tahun.

Contoh :
Dika memiliki tabungan di Bank A sebesar Rp. 200.000 dengan bunga 18% per
tahun. Hitunglah jumlah uang Dika setelah 6 bulan !
Jawab :
Bunga 1 tahun = 18% = x Rp. 200.000 = Rp. 36.000.
Bunga 6 bulan = 6/12 x Rp. 36.000 ......... 6 bulan = tahun
= 1/2 x Rp. 36.000 = Rp. 18.000.
Jumlah uang Dika setelah disimpan selama 6 bulan menjadi: Rp. 200.000 + Rp.
18.000 = Rp. 218.000.
Dari contoh di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini.
1.

Bunga 1 tahun = persen bunga x modal.

2.

Bunga b bulan = b/a x persen bunga x modal = b/a x bunga 1 tahun.

3.
Persen bunga selalu dinyatakan untuk 1 tahun, kecuali jika ada keterangan
lain pada soal.
Pajak
Pajak merupakan suatu kewajiban dari warga negara untuk menyerahkan
sebagian kekayaan kepada negara menurut peraturan-peraturan yang
ditetapkan oleh pemerintah, tetapi tanpa mendapat jasa balik dari negara secara
langsung. Hasil dari pajak digunakan untuk kesejahteraan umum.
Pegawai tetap dari perusahaan swasta atau pegawai negeri dikenakan
pajak dari penghasilan kena pajak yang disebut dengan Pajak Penghasilan
(PPh).
Apabila kita berbelanja di dealer, grosir, toko swalayan, atau tempat
lainnya, maka terdapat barang yang harganya ditambah dengan pajak yang
disebut dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Contoh :
1.
Paman memperoleh gaji sebulan sebesar Rp. 950.000 dengan penghasilan
tidak kena pajak Rp. 360.000. jika besar pajak penghasilan (PPh) adalah 10%,
berapakah gaji yang diterima Paman dalam sebulan?
Jawab:

Besar penghasilan kena pajak = Rp. 950.000 Rp. 360.000


= Rp. 590.000
Besar pajak penghasilan

= 10% x penghasilan kena pajak


= 10/100x Rp. 590.000 = Rp. 59.000

Besar gaji Paman dalam sebulan adalah Rp. 950.000 Rp. 59.000 = Rp. 891.000.
Catatan:
1.
Pajak Penghasilan (PPh) mengakibatkan penerimaan menjadi
berkurang.
2.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mengakibatkan harga bayar
menjadi bertambah.

Você também pode gostar