Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
LUAR NEGERI
B A B IV
NERACA PEMBAYARAN DAN PERDAGANGAN
LUAR NEGERI
A. PENDAHULUAN
Dalam jangka panjang sasaran pokok pembangunan ialah
terciptanya landasan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri. Untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan mendorong perubahan struktur ekonomi, pengerahan
dana-dana pembangunan dalam negeri maupun dana devisa
merupakan salah satu kebijaksanaan utama untuk masa Repelita II. Perkembangan neraca pembayaran harus dapat menunjang proses pembangunan dalam mencapai sasaran yang
bertalian dengan laju pertumbuhan, peningkatan kesempatan
kerja, dan pemerataan pendapatan masyarakat. Kemantapan
pada neraca pembayaran dipengaruhi oleh perkembangan
ekspor dan impor serta kebijaksanaan di bidang lalu lintas
modal. Oleh karena itu usaha-usaha untuk mengembangkan
ekspor melalui diversifikasi dan lain-lain serta pengendalian
impor guna menghemat penggunaan devisa tetap merupakan
kebijaksanaan utama di bidang perdagangan luar negeri.
Seperti halnya di masa yang lampau, perkembangan neraca pembayaran Indonesia selama tahun 1974/75 sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia. Pergolakan dan kemerosotan di bidang produksi, perdagangan dunia serta keuangan
internasional selama tahun 1974/75 merupakan kelanjutan dari
gejolak-gejolak yang telah melanda hubungan antar negara
sejak permulaan tahun tujuh puluhan.
Pengaruh yang tidak menentu dari berbagai krisis sangat
terasa bagi negara-negara yang sedang dalam proses pembangunan. Pengaruh yang tidak menguntungkan ini diperkuat
159
161
511120
Sebagaimana dalam periode Repelita I, kebijaksanaan Pemerintah dalam tahun 1974/75 antara lain ditujukan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi, memungkinkan perobahan
struktur ekonomi dan struktur perdagangan luar negeri, memupuk cadangan devisa, dan sekaligus menjaga agar
perkembangan tingkat harga tidak mengalami kegoncangan
sebagai akibat tekanan-tekanan inflasi yang berasal dari dalam
dan luar negeri. Pokok-pokok kebijaksanaan yang ditempuh di
bidang neraca pembayaran meliputi peningkatan dan pengembangan ekspor, pengendalian impor, serta pemanfaatan arus
modal dari luar negeri. Kebijaksanaan tersebut di atas bersamasama dengan kebijaksanaan dan langkah yang dilaksanakan di
sektor-sektor lainnya merupakan suatu usaha yang secara
sadar dan terkoordinir ditujukan untuk mencapai sasaran-sasaran
tersebut di atas. Di samping itu, kebijaksanaan neraca pembayaran ditujukan pula untuk menghadapi pengaruh yang
tidak menguntungkan yang bersumber pada pergolakan ekonomi dunia.
Di bidang ekspor, rehabilitasi serta ekspansi kapasitas
produksi, perbaikan sarana dan prasarana produksi, untuk sebahagian besar telah berhasil dilaksanakan dalam periode Repelita I. Perbaikan sarana pemasaran telah pula mulai dirintis
dalam periode tersebut, sehingga jumlah pelabuhan laut yang
dapat dipergunakan untuk perdagangan luar negeri juga bertambah. Dalam tahun pertama Repelita II (1974/75) kebijaksanaan bidang ekspor barang tradisionil diarahkan untuk meningkatkan daya saing di pasaran internasional, melalui usaha165
usaha-usaha ke arah substitusi impor terus dilanjutkan khususnya untuk sektor-sektor industri yang memiliki kapasitas produksi yang tinggi seperti halnya dengan tekstil.
Sebagai pelengkap terhadap sumber-sumber pembiayaan
pembangunan dalam negeri, dalam tahun 1974/75 juga dilanjutkan kebijaksanaan untuk mendorong pemasukan modal luar negeri dalam rangka penanaman modal asing dan mengarahkannya kepada sektor-sektor di mana kemampuan dan faktor-faktor
produksi yang dibawanya belum dimiliki oleh kemampuan nasional. Demikian pula halnya dengan bantuan luar negeri. Sejak
1967 sampai dengan tahun 1973/74 bantuan yang diterima hanyalah pinjaman dengan syarat-syarat yang ringan. Yang dimaksud dengan syarat-syarat ringan adalah persyaratan pinjaman dengan masa pembayaran kembali 25 tahun ke atas,
termasuk tenggang waktu pembayaran kembali antara 7 sampai 10 tahun, dengan tingkat bunga 0 3% setahun.
Meningkatnya penerimaan negara dan penerimaan devisa
telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik
dan neraca pembayaran yang semakin mantap. Keadaan ini
telah memungkinkan Pemerintah untuk di samping pinjaman
yang bersyarat lunak juga menerima dana pinjaman luar negeri dengan syarat-syarat yang kurang lunak di dalam tahun
1974/75. Syarat-syarat kurang lunak ini antara lain berbentuk
jangka waktu pembayaran kembali sekitar 10 sampai 20 tahun,
termasuk tenggang waktu (grace period) sekitar 2 sampai 5
tahun dan bunga sekitar 4 81/2% setahun.
Dengan demikian maka di dalam tahun 1974/75 sebagian
dari pinjaman Bank Dunia tidak lagi diterima dari dana IDA
tetapi dari dana IBRD dengan jangka waktu pembayaran kem- bali
antara 15 sampai 20 tahun dan bunga antara 7,25% sampai 8,50%
setahun. Sebagian pinjaman dari Bank Pembangunan Asia juga
diperoleh dari dana biasa dengan masa pembayaran kembali 20
tahun dan tingkat bunga 8,25% setahun.
167
TABEL IV 1
RINGKASAN NERACA PEMBAYARAN, 1972/73 1974/75
(dalam jutaan US dollar)
1972/73
A. BARANG DAN JASA
1.
Ekspor (f.o.b.)
bukan minyakminyak
2. Impor (f.o.b.)
bukan minyakminyak
3. Jasa-jasa (netto)
bukan minyakminyak
4. Transaksi berjalan
bukan minyakminyak
B. PINJAMAN PEMERINTAH
1. Bantuan Program
2. Bantuan Proyek
3. Lain-lain
C. PELUNASAN PINJAMAN PEMERINTAH
eG
2)
1973/74
1974/75
1)
1.939
974
965
1.651
1.492
159
845
438
407
557
956
399
3.613
1.905
1.708
3.074
2.613
461
7.186
2.033
5.153
5.107
3.832
1.275
1.295
689
606
756
2.249
1.009
1.240
170
2.808
2.638
481
643
336
145
281
275
87
66
81
54
12
69
12
1.397
641
657
177
333
147
87
68
19
1972/73
3. Pinjaman lain
1)
97
549
433
102
717
145
200
200
11
18
72
13
810
E. SDR
480
F. LALU-LINTAS MONETER
1974/75
274
20
215
1973/74
425
360
136
65
417
224
+ 74
87
312
digunakan untuk impor barang dan jasa dari mana saja dan
selebihnya lagi untuk membeli sandang dan hasil produksi industri Indonesia lainnya.
2. Perkembangan Neraca Pembayaran
Perkembangan neraca pembayaran Indonesia dalam tahun
1974/75 sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
kenaikan harga barang-barang ekspor Indonesia dan inflasi
serta resesi dunia. Nilai ekspor dalam tahun 1972/73 berjumlah
US $ 1.939 juta, dalam tahun 1973/74 menjadi US $ 3.613
juta, dan dalam tahun 1974/75 menjadi US $ 7.186 juta, suatu
peningkatan sebesar 98,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (lihat Tabel IV 1).
Pertumbuhan yang tinggi tersebut terutama disebabkan
oleh kenaikan nilai ekspor minyak bumi. Sekalipun produksi
minyak mentah dalam tahun 1974 hanya naik dengan 2,7%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun nilai ekspor
minyak dalam arti bruto dan netto masing-masin ig dalam tahun
1974/75 meningkat dengan US $ 3.445 juta atau 201,7% dan
US $ 1.997 juta atau 311,5%. Jika dalam tahun 1973/74 nilai
ekspor minyak bumi bruto dan netto masing-masing baru
mencapai US $ 1.708 juta dan US $ 641 juta, maka dalam tahun
1974/75 nilai-nilai tersebut telah meningkat menjadi US $ 5.153
juta dan US $ 2.638 juta.
Sebagai akibat dari adanya inflasi dan resesi dunia, terutama yang sangat dirasakan dalam semester II tahun 1974/75,
maka harga dan permintaan barang-barang ekspor yang semula mengalami kenaikan sampai dengan semester I tahun 1974/
75 kemudian turun dalam semester II. Akibatnya, nilai ekspor
bukan minyak yang meningkat dalam semester I mengalami
penurunan yang menyolok dalam semester II tahun 1974/75.
Dengan demikian nilai ekspor bukan minyak secara keseluruhan hanya meningkat dengan 6,7%, yakni dari US $ 1.905 juta
dalam tahun 1973/74 menjadi US $ 2.033 juta dalam tahun
171
TABEL IV 2.
NILAI EKSPOR DI LUAR MINYAK BUMI (F.O.B.), 1972/73 1974/75
(dalam jutaan US dollar)
1973/74
1972/73
Nilai
Nilai
(% kenaikan)
1974/75 1)
Nilai
(% kenaikan)
221
383
( 73,3)
627
63,7)
227
449
( 97,8)
544
21,2)
II I.(Oktober Desember)
243
494
(105,3)
449
( 9,1)
283
579
(104,6)
413
( 28,7)
974
1.905
( 95,6)
2.033
I. (April Juni)
II. (Juli September)
JUMLAH
1
) Angka sementara
6,7)
TABEL IV 3
NILAI EKSPOR (F.O.B.), 1972/73 1974/75
(dalam jutaan US dollar)
EKSPOR
1972/73
Sem. Sem.
I
II
Di luar Minyak
Bumi
Minyak Bumi
448
526
974
435
530
965
Jumlah seluruh
ekspor
883 1.05
6
1.93
9
1) Angka sementara
1973/74
1974/75 1)
Sem. Sem.
Jumlah (% Sem. Sem.
Jumlah (%
kenaI kenaII
I
II
ikan)
ikan)
832 1.073 1.90
(95,6) 1.171
862 2.033( 6,7)
5
665 1.045 1.70
(77,0) 2.575 2.578 5.153 (201,7)
8
1.49 2.116
7
3.61
3
GRAFIK IV 1
NILAI EKSPOR (F.0.B.), W72/73 1974/75
(dalam jutaan US dollar) 1
7.186
Minyak bumi
Diluar Minyak Bumi
Nilai impor dalam tahun 1974/75 juga menunjukkan kenaikan yang cukup besar yaitu dengan 66,1%, dari US $ 3.074
juta dalam tahun 1973/74 menjadi US $ 5.107 juta (lihat Tabel
IV 1).
Berbeda dengan ekspor di luar minyak bumi, nilai impor
di luar minyak bumi per triwulan selalu menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Dengan demikian maka kenaikan nilai impor di luar minyak
bumi jauh lebih besar daripada kenaikan nilai ekspor di luar
minyak bumi, baik secara absolut maupun relatif. Nilai impor
di luar minyak bumi telah meningkat dengan 46,7%, yaitu dari
US $ 2.613 juta dalam tahun 1973/74 menjadi US $ 3.832 juta
dalam tahun 1974/75. Sementara itu nilai impor minyak bumi
telah meningkat dari US $ 461 juta menjadi US $ 1.275 juta,
atau suatu kenaikan sebesar 176,6%. Dari perbandingan tersebut di atas kelihatan bahwa secara absolut kenaikan nilai
impor bukan minyak adalah lebih besar daripada impor minyak,
tetapi persentase kenaikan impor minyak ternyata lebih besar
daripada impor bukan minyak (lihat Tabel IV 4).
Pengeluaran jasa-jasa netto menunjukkan kenaikan sebesar 73,7% dalam tahun 1974/75 dibandingkan dengan tahun
1973/74, yaitu dari US $ 1.295 juta menjadi US $ 2.249 juta.
Kenaikan jasa-jasa untuk minyak adalah lebih besar daripada
untuk bukan minyak yaitu masing-masing sebesar US $ 634
juta atau 104,6% dan US $ 320 juta atau 46,4%.
Transaksi (berjalan dalam tahun 1974/75 masih menunjukkan defisit sebesar US $ 170 juta dibandingkan dengan defisit tahun 1973/74 ,sebesar US $ 756 juta. Menurunnya defisit
transaksi berjalan tersebut disebabkan oleh karena naiknya
nilai ekspor minyak melebihi kenaikan pengeluaran untuk keperluan impor dan jasa-jasa minyak sehingga terdapat surplus
untuk minyak sebesar US $ 2.638 juta. Hal ini berarti suatu
kenaikan sebesar US $ 1.997 juta atau 311,5% dibandingkan
dengan tahun 1973/74. Transaksi berjalan bukan minyak me175
TABEL IV 4
NILAI IMPORT DI LUAR MINYAK BUMI (F.O.B), 1972/73 1974/75
(dalam jutaan US dollar)
1972/73
Nilai
1973/74
Nilai
(% kenaikan )
1974/75 1)
Nilai
(% kenaikan)
I.
(April Juni)
322
546
( 69,6)
892
(63 4)
II.
(Juli September)
299
620
(107,4)
938
(51,3)
371
693
( 86,8)
846
(22,1)
IV.
500
754
( 50,8)
1.156
(53,3)
1.492
2.613
( 75,1)
3.832
(46,7)
(Januari Maret)
JUMLAH:
Angka sementara
GRAFIK I V 2
NILAI IMPOR (F. O. B.), 1972/73 - 1974/75
(dalam jutaan US dollar)
5.107
1974/75
1972/73
1973/74 Minyak
Minyak Bumi
Diluar Minyak Bumi
511120
177
bandingkan dengan tahun 1973/74 yaitu masing-masing sebesar US $ 2.808 juta dan US $ 1.397 juta. Meningkatnya defisit tersebut disebabkan karena kenaikan nilai ekspor bukan
minyak yang lebih kecil daripada kenaikan impor dan jasajasa bukan minyak selama tahun 1974/75.
Di sektor pinjaman Pemerintah, selain terdapat pemasukan dana sebesar US $ 657 juta, yang terdiri dari bantuan program US $ 177 juta, bantuan proyek US $ 333 juta; dan lainlain sebesar US $ 147 juta, juga terdapat pelunasan hutanghutang pokok dan bunga masing-masing sebesar US $ 87 juta
dan US $ 60 juta. Komponen bunga hutang yang dibayar termasuk dalam pengeluaran jasa-jasa bukan minyak.
Dalam pos Pemasukan Modal Lain (netto) selama tahun
1974/75 terjadi arus modal keluar sebesar US $ 97 juta. Pada
tahun-tahun sebelumnya selalu terjadi pemasukan modal netto
seperti pada tahun 1972/73 dan 1974/75 masing-masing
sebesar US $ 480 juta dan US $ 549 juta. Investasi langsung netto
selama tahun 1974/75 adalah sebesar US $ 572 juta, sedangkan
pinjaman lain-lain termasuk pinjaman pelbagai perusahaanperusahaan negara secara netto adalah US $ 128 juta. Oleh
karena tidak dipenuhinya kewajiban Pertamina untuk menyerahkan sebagian hasil devisa minyak kepada Pemerintah dan
akibat pelunasan hutang-hutang Pertamina jangka pendek
pada luar negeri, maka jumlah devisa sebesar US 735 juta telah
dibukukan sebagai arus modal keluar. Modal yang keluar lainnya berjumlah US $ 75 juta, sehingga pos modal lainnya menunjukkan pengeluaran sebesar US $ 810 juta. Akibatnya, seluruh pos Pemasukan Modal Lain secara netto menunjukkan
defisit sebesar US $ 97 juta di dalam tahun 1974/75, sedang
dalam tahun 1973/74 menunjukkan surplus sebesar US $ 549
juta.
Setelah memperhitungkan komponen-komponen lain dalam
neraca pembayaran maka dalam tahun 1974/75 cadangan devisa mengalami penurunan sebesar US $ 9 juta (lihat Tabel
178
IV 1).
C. EKSPOR
Kebijaksanaan dalam tahun 1974/75 untuk bidang ekspor
tetap melanjutkan kebijaksanaan yang telah lalu, yang ditujukan untuk meningkatkan ekspor guna pemupukan devisa
yang sangat diperlukan bagi pembiayaan impor barang dan
jasa
yang belum cukup diproduksi di dalam negeri.
Nilai ekspor di luar minyak bumi dalam tahun 1973/74
mengalami kenaikan yang besar sekali, yakni sebesar 95,6%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dari US $ 974 juta
menjadi US $ 1.905 juta (lihat Tabel IV 2). Kenaikan ekspor
tersebut masih berlangsung hingga semester I tahun 1974/75.
Berturut-turut selama triwulan I dan triwulan II tahun 1974/75
ekspor di luar minyak bumi telah meningkat dengan 63,7% dan
21,2% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Mulai triwulan III sampai dengan triwulan IV ekspor
merosot masing-masing sebesar 9,1% dan 28,7%. Kemerosotan yang
tidak lazim terjadi ini disebabkan oleh resesi dunia yang sudah
mulai pada awal tahun 1974/75 tetapi yang akibatnya
baru
dirasakan dalam semester II tahun tersebut. Dengan demikian
maka untuk seluruh tahun, ekspor di luar minyak bumi hanya
meningkat dengan 6,7%, yakni dari US $ 1.905 juta
dalam
tahun 1973/74 menjadi US $ 2.033 juta dalam tahun 1974/75.
Ekspor minyak bumi menunjukkan kenaikan yang semakin
besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dalam
dua tahun terakhir ini, yaitu tahun 1973/74 dan 1974/75, ekspor
minyak bumi telah meningkat dengan 77,0% dan 201,7% (lihat
Tabel IV 3). Kenaikan ekspor minyak tersebut terutama
disebabkan kenaikan harga di luar negeri dan kenaikan bagian
penghasilan minyak yang diterima oleh Pemerintah. Harga
minyak telah meningkat dari US $ 10,80 menjadi US $ 11,70
tiap barrel dalam bulan April 1974 dan kemudian menjadi
US $ 12,60 tiap barrel dalam bulan Juli 1974. Selain itu sejak
bulan Januari 1974 persentase bagian penghasilan minyak yang
179
harga di atas harga dasar yang dipergunakan untuk menghitung besarnya penerimaan pemerintah dari perusahaan-perusanaan asing.
Dalam Tabel IV 3 dapat dilihat bahwa nilai ekspor masing-massing semester tahun 1974/75 menunjukkan kenaikan
dibandingkan dengan semester yang bersangkutan pada tahun
1973/74. Semester I 1974/75 mengalami kenaikan sebesar
150,2% yaitu dari US $ 1.497 juta menjadi US $ 3.746 juta,
sedangkan semester II naik dengan 62,6% dari US $ 2.116
juta menjadi US $ 3.440 juta. Seperti telah dikemukakan di
atas, kenaikan pada semester II ini bukan disebabkan oleh
kenaikan pada ekspor di luar minyak bumi, akan tetapi oleh
kenaikan pada ekspor minyak bumi.
Nilai ekspor di luar minyak bumi selama tahun 1974/75
untuk beberapa jenis barang mengalami kenaikan sedangkan
untuk beberapa jenis lainnya mengalami penurunan. Dari Tabel
IV 5 dapat dilihat bahwa ekspor kayu mengalami penurunan
sebesar 14,6% dalam tahun 1974/75, dari US $ 720,1 juta
menjadi US $ 615,0 juta. Dalam tahun 1973/74 ekspor kayu
menunjukkan kenaikan sebesar 161,8%.
Selama tahun 1974/75 volume ekspor kayu telah menurun
dengan 20,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam
triwulan II 1974/75 telah terjadi kelesuan dalam industri kayu
di negara-negara industri sehingga pasaran kayu Indonesia
mengalami kesulitan. Meskipun nilai ekspor kayu menurun
namun kayu masih tetap menduduki tempat pertama untuk
ekspor di luar minyak bumi.
Hal yang sama juga terjadi pada ekspor karet yang pada
tahun 1973/74 mengalami kenaikan sebesar 128,8%, tetapi
pada tahun 1974/75 mengalami penurunan 12,0%. Penurunan
ekspor karet terjadi karena penurunan harga internasional dan
volume ekspor. Harga karet RSS III di New York mengalami
kemerosotan per triwulannya sepanjang tahun 1974/75, yakni
180
pada bulan Maret 1975. Volume ekspor karet juga telah menu- run
dengan 6,3%, yakni dari 900,6 ribu ton dalam tahun 1973/ 74
menjadi 843,8 ribu ton dalam tahun 1974/75.
Tembakau dan lada mengalami hal yang sama yaitu masing-masing naik dengan 42,9% dan 47,6% pada tahun 1973/
74, kemudian mengalami penurunan masing-masing dengan
21,9% dan 30,0% pada tahun 1974/75. Seperti halnya dengan
kayu, penurunan nilai ekspor kedua komoditi ini disebabkan
oleh penurunan volume ekspornya. Seperti tampak pada Tabel
IV 6, rata-rata harga lada di pasar internasional meningkat
dengan 42,1% selama tahun 1974/75.
Ekspor kopi yang pada tahun 1973/74 mengalami penurunan sebesar 4,8%, pada tahun 1974/75 naik kembali dengan
16,2%. Kenaikan ini selain disebabkan oleh kenaikan harga,
juga oleh kenaikan volume sebesar 13,3%. Harga kopi Robusta
ex Palembang di pasaran New York selama tahun 1974/75
mengalami kenaikan sebesar 4,7%.
Barang-barang ekspor lainnya baik dalam tahun 1973/74
maupun 1974/75 terus mengalami kenaikan. Dilihat dari besarnya persentase kenaikan dalam tahun 1974/75 maka terdapat kenaikan untuk minyak sawit (105,5%), hasil-hasil tambang di luar timah (74,1%), timah (69,8%), teh (58,7%), biji
sawit (49,1%), tapioka dan bahan makanan lainnya (35,6%),
bungkil kopra (17,9%), dan kopi (16,2%) (lihat Tabel IV 5),
D. IMPOR
Kebijaksanaan impor selama tahun 1974/75 diarahkan
untuk menunjang kepasitas dan kegiatan produksi, menjaga
kemantapan harga-harga dan menjamin kelancaran perdagangan barang-barang impor di dalam negeri. Pada lain pihak
telah diambil langkah-langkah untuk menghemat penggunaan
devisa untuk barang-barang yang telah dapat dihasilkan dalam
negeri guna menjaga penggunaan devisa seepisien mungkin.
181
TABEL IV - 5
VOLUME DAN NILAI BEBERAPA BAHAN EKSPOR D1 LUAR MINYAK BUMI, 1972/73 - 1974/75 1),
(volume dalam ribuan ton dan nilai dalam jutaan US dollar)
1973/74
1972/73
1974176
2)
% kenaikanlpenurunan
Volume
Nilai
Volume
Nilai
Volume
Volume
1.
2.
Kayu
Karet
3.
4.
Minyak Sawit
Timah
5.
Hasil tambang
diluar Tmah
Kepi
6.
% kenalkan/penurunan
Nilai
Nilai
Volume
Nilai
12.698,
6
827,3
275,1 ( 1)
15.708,4
720,1 ( 1)
+ 23,7
+ 161,8
12.430,6
615,0 ( 1 )
- 20,9
211,5 ( 2)
900,6
483,9 ( 2)
246,0
208
41,9 ( 6)
70,1 ( 4)
277,9
21,0
89,4 ( 5)
97,9 ( 3)
+ 13,0
+ 1,0
+ 128,8
+ 113,4
843,8
303,1
425,9 ( 2)
183,7 ( 3)
39,7
23,6
166,2 ( 4)
- 6,3
+ 9,1
+ 12,4
+ 103,5
+69,8
2.460,7
111,3
28,9 (10)
83,0 ( 3)
2.543,6
77,6 ( 7)
79,0 ( 6)
+ 167,5
2.710,8
95,8
- 13,9
8,9
3,4
14,6
12,0
4,8
108,5
135,1 ( 5)
91,8 ( 6)
+ 6,6
+ 13,3
+ 74,1
+ 16,2
+ 113,0
75,3
91,6 ( 7)
- 11,0
7.
100,7
42,4 ( 5)
84,6
90,3 ( 4)
16,0
8.
907,7
45,6
37,4 ( 7)
30,9 ( 9)
1.145,9
45,7
56,4. ( 8)
31,2 (10)
+ 26,2
0,0
+
+
50,8
1,0
1.388,5
51,2
76,5 ( 8)
49,5 ( 9)
+ 21,2
+ 12,0
- 35,6
+ 58,7
10.
11.
Tembakau
Bungkil kopra
27,0
306,0
31,9 ( 8 )
13,8 ( 12)
34,7
222,8
45,6 ( 9)
19,5 (12)
+ 28,5
- 27,2
+
+
42,9
39,9
25,7
236,2
35,6 (10)
- 25,9
+ 6,0
- 21,9
+ 17,9
12.
Lada
24,5
20,8 ( 11)
25,2
30,7 (11)
2,9
47,6
13,6
- 30,0
Biji Sawit
51,6
3,7 ( 14)
36,6
5,7 (13)
61,2
5,8 ( 13)
76,8
20,8
2,7 (14)
76,2
54,1
53,4
30,2
-
+ 49,1
Kopra
Lain-lain
+
-
- 17,5
14.
15.
- 29,1
- 66,0
21,5 (12)
8,5 (13)
- 46,0
13.
(14)
9.
JUMLAH
974,0
1.905,0
Nomor dalam kurung adalah urutan menurut besarnva nilai ekspor pada Tahun bersangkutan
2) Angka sementara
1)
23,0 (11)
1,4
109,1
+
95,6
2.033,0
6,7
GRAFIK IV 3
NILAI BEBERAPA BAHAN EKSPOR DILUAR MINYAK BUMI
1972/73 1974/75
(dalam jutaan US dollar)
K AYU
KARET
720,1
483,9
166,2
97,9.
70,1
1972/73. 1973/74
1974/ 75
MINYAK SAWIT
(lanjutan Grafik IV - 3)
KOPI
TIMAH
TEH
(Lanjutan Grafik IV 3)
20
15
10
GRAFIK IV 6
PERKEMBANGAN BANTUAN LUAR NEGERI (IGGI)
1972/73 1974/75
(dalam jutaan US dollar)
186
GRAFIK IV 4
HARGA BEBERAPA JENIS BARANG EKSPOR 1972/73 1974/75
187
TABEL IV 7
PERKEMBANGAN IMPOR TANPA MINYAK BUMI
MENURUT GOLONGAN EKONOMI,
1972/73 1974/75
(dalam persentase)
Golongan Ekonomi
1972/73
1973/74
1974/75 *)
1.
Barang Konsumsi
30,7
34,1
22,0
2.
3.
Bahan Baku
Barang Modal
38,5
39,6
49,9
30,8
26,3
28,1
100,0
100,0
100,0
JUMLAH
*) Angka sementara.
PINJAMAN
DAL ASING
LUAR
NEGERI
DAN
PENANAMAN
MO-
189
GRAFIK V - 5
PERKEMBANGAN. IMPOR TANPA MINYAK BUMI,
GOLONGAN EKONOMI
(dalam persentase)
MENURUT
1972/73 - 1974/75
1972!73
1974/75
Barang KonsumsI
Bohan Baku
Barong Modal
1973/74
190
TABEL IV - 8 .
P E R K E M B A N G A N I M P O R D I LUAR MINYAK B U M I M E N U R U T
GOLONGAN EKONOMI, 1) 1 9 7 2 / 7 3 - 1 9 7 4 / 7 5
( c . i . f . dalam jutaan US dollar)
Golongan
Ekonomi
A. BARANG-BARANG KONSUMSI
I. Pangan
1. Beras
2. Tepung terigu
3. Gula pasir
4. Lain-lain
II. Bukan pangan
5. Tekstil
6. Lain-Iain
B. BAHAN BAKU/PENOLONG
1 . Kapas kasar
2. Benang tenun kapas
3. Benang tenun lain
4. Bahan kimia
5. Preparat kimia dan farmasi
6. Pupuk
7. Semen
8. Besi baton, besi dan baja
batangan
9. Lain-lain
C.
BARANG MODAL
1. Pipa besi atau baja
2. Mesin-mesin tenaga
3. Mesin untuk keperluan industri
dan perdagangan
4. Motor listrik dan transporMotor
5. Bis, truk dan traktor
6. Lain-lain
Jum1ah:
1972/73
1973/74
1974/752)
524,9
1.002,7
919,0
19,8
229,1
20,9
348,8
658,0
1.164,9
28,5
339,4
2.089,0
55,7
29,0
54,0
61,1
55,2
59,2
20,6
46,0
106,5
27,7
67,8
89,3
49,2
235,4
29,8
118,6
34,2
17,7
70,2
96,9
36,4
1.036,2
64,0
142,2
277,2
440,6
591,2
276,0
208,6
0,3
21,2
45,9
633,0
549,5
2,6
64,6
16,3
551,1
439,5
-93,3
18,3
527,9
23,2
46,9
197,2
774,2
1.179,6
11,8
58,8
413,5
13,7
68,5
467,9
16,8
39,1
48,5
61,5
182,3
139,4
111,6
295,2
285,8
1.710,8
2.941,8
4.187,6
Dalam tahun 1974/75 bantuan secara keseluruhan berjumlah US $ 956,3 juta, sedang dalam tahun 1973/74 yang
berjumlah US $ 856,1 juta. Meskipun secara keseluruhan
jumlah bantuan bertambah pada tahun 1974/75, tetapi terdapat
perubahan di dalam komposisi menurut bentuk bantuan tersebut. Bantuan yang berupa devisa kredit turun dengan 49,6%.
Hal ini dimungkinkan karena makin kuatnya cadangan devisa
kita sehingga bentuk bantuan digeser dari devisa kredit ke bantuan pangan dan bantuan proyek yang masing-masing telah
meningkat, dengan 29,4% dan 26,1% dibandingkan dengan
tahun 1973/74 (Tabel IV 9).
T A B E L IV 9.
P E R K E M B A N G A N B A N T U A N L U A R N E G E R I (IGGI), *)
1972/73 -- 1974/75
(dalam jutaan US dollar)
1972/73
Nilai
(%kenaikan/penutupan
1973/74
Nilai
1974/75
(%kenaikan/penutupan
Nilai
(%kenaikan/penutupan
Devisa Kredit
(Termasuk Bantuan Kapas)
284,7
( 42,2)
166,6
(-41,5)
84,0
(-49,6)
Bantuan Pa-ngan
131,9 ( -12,4)
78,9
(-40,2)
102,1
(-29,4)
Bantuan Pro-yek
406,5
( 38,9)
610,6
(50,2)
770,2
(-26,1)
823,1
( 27,9)
856,1
(4,0)
956,3
(-11,7)
TABEL IV - 6
HARGA BEBERAPA JENIS BARANG EKSPOR, 1972113-1974175,
Karet l)
Kopi 2)
Minyak
Sawit 3)
Lada 4)
Timah 5)
Juni
15,43
35,58
205
September
15,09
1.452
1.557
22,0
23,0
19,06
231
213
46,00
4t,45
Desember
37,48
36,33
44,50
1,593
35,0
Maret
26,90
42,28
265
52,25
1.736
30,0
Juni
31,55
32,14
41,50
42,33
426
435
53,00
62,55
1.757
28,5
2.070
31,0
45,54
575
620
62,00
79,92
2.738
3.524
30,0
31,0
Tahun
1972/73
1973/74
Bulan
September
Desember
1974/75
6)
Maret
42,43
43,31
62,31
Juni
34,08
28,63
51,46
41,64
630
785
89,36
88,85
3.718
30,0
3.934
36,0
27,62
46,42
680
94,00
3.076
37,5
27,83
42,86
449
90,00
3.043
35,0
18,20
37,11
37,66
45,14
225
485
45,64
63,18
1.564,21
2.348,42
26,1
+104 %
+ 19,9 %
+115,6
+ 38,4%
+ 50,1%
+ 11,9
47,25
+4,7%
650
+34,0%
89,77
+ 42,1%
3.448,57
+ 46,8%
33,9
+ 16,1%
54,04
630
73,37
3.229,58
29,3
27,60
44,49
481
94,00
3.146,32
39,7
- 40,2%
- 17,7%
- 23,7%
+ 28,1%
- 2,6%
+ 35,5%
September
Desember
Maret 7)
Rata-rata
1972/73
Rata-rata
1973/74
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Kayu
30,27
13,4%
46,16
29,2
193
511120
Macam
Bantuan
1972/73
Juta
US $
1973/74
Juta
%
US $
1974/75
Juta
%
US $
Devisa Kredit
(Termasuk Bantuan Kapas)
284,7
34,6
166,6
19,5
84,0
8,8
Bantuan Pangan
131,9
16,0
78,9
9,2
102,1
10,7
Bantuan Proyek
406,5
49,4
610,6
71,3
770,2
80,5
JUMLAH
823,1
100,0
856,1
100,0
956.3
100,0
TABEL IV - 11
PERSETUJUAN BANTUAN LUAR NEGERI, 1) 1972/73 - 1974/75
(dalam jutaan US dollar)
Negara
1972/73
Amerika Serikat
Australia
Belanda
Belgia
Denmark
Inggeris
Italia
Jepang
Jerman Barat
Kanada
Perancis
Selandia Baru
Swiss
ADB
IDA
Austria
268,0
28,9
44,1
6,2
4,3
26,1
JUMLAH
1973/74
150,0
31,4
54,3
9,2
1974/75
176,0
30,1
67,2
10,6
25,0
120,0
30,5
6,3
226,2
60,2
67,0
39,3
3,5
9,6
33,3
135,3
91,3
305,0
0,6
823,1
856,1
956,3
207,2
47,0
19,0
25,4
1,9
3,4
140,2
73,2
16,9
37,1
4,7
Selama tahun 1974/75 perkembangan yang pesat dalam realisasi penanaman modal asing yang telah terjadi dalam tahun
1973/74 terus berlangsung. Tabel IV - 1 menunjukkan bahwa
dalam tahun 1974/75 investasi langsung dari luar negeri telah
meningkat dengan 65,6% yaitu dari US $ 433 juta dalam tahun
1973/74 menjadi US $ 717 juta dalam tahun 1974/75. Nilai
seluruh investasi yang telah disetujui dan direncanakan hingga bulan Pebruari 1975 dalam rangka penanaman modal asing
berjumlah US $ 4.575 juta. Menurut lapangan usaha, nilai investasi seluruhnya yang paling besar adalah untuk sektor industri dan sektor pertambangan.
195
196
TABEL IV 12
PELUNASAN PINJAMAN LUAR NEGERI, 1972/73 1974/75
(dalam jutaan US dollar)
Tahun
1)
2)
Pelunasan
Pinjaman 1)
Nilai
Ekspor 2)
(% dari Nilai
Ekspor)
1972173
1973/74
106
131
1.373
2.546
(7,7)
(5,1)
1974/75
147
4.671
(3,1)
197