Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Struktur Kurikulum 2013 untuk SMP dan MTs Menurut Kurikulum 2013
1. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk
mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, dostribusi konten/mata
pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban
belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan
aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian
beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar
yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per
semester.
Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai
posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang
pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi
belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran
yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa
untuk menentukan berbagai pilihan.
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SMP/MTs antara lain Pramuka (Wajib), Organisasi
konten
lokal
yang
dikembangkan
oleh
pemerintah
daerah.
Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan
peserta didik pada satuan pendidikan tersebut. Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan
integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai
pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan
belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan sosial dan alam. Disamping itu, tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme,
serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam juga ditujukan untuk pengenalan
lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah
nusantara.
Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni
teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat
memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan
pendidikan
itu.
Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan.
Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan
menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya sesuai
dengan
kemampuan
2. Beban Belajar
dan
potensi
daerah
pada
satuan
pendidikan
itu.
Beban belajar di SMP/MTs untuk kelas VII, VIII, dan IX masing-masing 38 jam per
minggu. Jam belajar SMP/MTs adalah 40 menit.
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari
semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan
IX. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu 40 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar,
guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang
berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang
lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu
latihan untuk melakukan pengamatan, menanya, asosiasi, menyaji, dan komunikasi.
Proses pembelajaran yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu
respon peserta didik karena mereka belum terbiasa.Selain itu, bertambahnya jam belajar
memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang
harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau
jenjang pendidikan tertentu,gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti
harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)Kompetensi Dasar.
Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal
dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah
keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang
di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan
antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata
pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi
proses
saling
memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan
sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan
(Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu
menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa
pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar
tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri
atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus
dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai
sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu
diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi
esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut
filosofi rekonstruksi sosial, progresifisme, atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut
dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi, maka nama
mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu
terikat
pada
kaedah
filosofi
esensialisme
dan
perenialisme.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah yang
merupakan satu kesatuan ide masing-masing mata pelajaran dimuat dalam dokumen ini adalah:
1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Agama dan Budi Pekerti
a.
Pendidikan
Agama
Islam
b.
Pendidikan
Agama
Kristen
dan
dan
Budi
Pekerti
Budi
Pekerti
c.
Pendidikan
Agama
Katolik
dan
Budi
Pekerti
d.
Pendidikan
Agama
Hindu
dan
Budi
Pekerti
e.
Pendidikan
Agama
Buddha
dan
Budi
Pekerti
f.
Pendidikan
Agama
Khonghucu
dan
Budi
Pekerti
Kompetensi
Inti
Kompetensi
dan
Inti
Kompetensi
dan
Dasar
Kompetensi
Bahasa
Dasar
Indonesia
Matematika
5.
Kompetensi
Inti
dan
Kompetensi
Dasar
Ilmu
Pengetahuan
Alam
6.
Kompetensi
Inti
dan
Kompetensi
Dasar
Ilmu
Pengetahuan
Sosial
7.
Kompetensi
Inti
8.
Kompetensi
Inti
dan
dan
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Dasar
Bahasa
Inggris
Seni
Budaya
9. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
10. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Prakarya Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013
Di dalam Kurikulum 2013, beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam
satuan kredit semester (sks). Beban belajar 1 sks terdiri dari 1 jam pembelajaran tatap muka, 1
jam penugasan terstruktur, dan 1 jam kegiatan mandiri.
Unsur-unsur Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013
Adapun untuk unsur-unsur beban belajar yang sudah disebutkan di atas definisinya adalah
sebagai berikut :
1. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
siswa dengan guru.
2. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk mencapai kompetensi dasar.
Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh guru.
3. Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar.
Waktu penyelesaiannya diatur oleh siswa atas dasar kesepakatan dengan guru.
sebagaimana
yang
tercantum
dalam
tabel
berikut.
Tabel Penetapan Beban Belajar sks di SMP/MTs berdasarkan pada Sistem Paket
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk menetapkan beban
belajar
sks
adalah
dengan
rumus
berikut:
Sehingga beban belajar sks untuk SMP/MTs dengan mengacu pada rumus tersebut dapat
ditetapkan bahwa setiap pembelajaran dengan beban belajar 1 sks pada SKS sama dengan beban
belajar 2 jam pembelajaran pada Sistem Paket. Agar lebih jelas lagi, dalam Tabel di bawah ini
disajikan
Tabel
contoh
konversi
Contoh
kedua
jenis
Konversi
beban
pembelajaran
Beban
tersebut.
Belajar
Agar proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang menggunakan SKS dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien maka harus ditentukan suatu batas minimal beban belajar
sks
yaitu
sebagai
berikut:
Beban belajar yang harus ditempuh oleh siswa SMP/MTs yaitu minimal 114 sks, yang dapat
ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling lama 5 tahun (10 semester).
Komposisi Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013
Komposisi beban belajar di SMP/MTs adalah terdiri atas kelompok A (wajib) dan B (wajib) .
Kriteria Pengambilan Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan beban belajar adalah sebagai berikut:
1. Fleksibilitas dalam SKS yaitu siswa diberi keleluasaan untuk menentukan beban belajar
pada setiap semester.
2. Pengambilan beban belajar oleh siswa didampingi oleh Pembimbing Akademik.Kriteria
yang digunakan untuk menentukan beban belajar bagi siswa yaitu: (a) pengambilan
beban belajar (jumlah sks) semester berikutnya ditentukan berdasarkan Indeks Prestasi
(IP) yang diperoleh pada semester sebelumnya; (b)Siswa wajib menyelesaikan mata
pelajaran yang tertuang dalam Struktur Kurikulum; (c)Satuan pendidikan dapat mengatur
penyajian mata pelajaran secara tuntas dengan prinsip on and off, yaitu suatu mata
pelajaran bisa diberikan hanya pada semester tertentu dengan mempertimbangkan
ketuntasan kompetensi pada setiap semester.
Penilaian, Penentuan Indeks Prestasi, dan Kelulusan Menurut Kurikulum 2013
Pengaturan mengenai penilaian, penentuan indeks prestasi, dan kelulusan adalah sebagaimana
diuraikan
Penilaian
di
setiap
keterampilan,
mata
pelajaran
bawah
meliputi
ini.
kompetensi pengetahuan,
Kompetensi
pengetahuan
dan
kompetensi
kompetensi
sikap
skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), yang dapat
dikonversi
ke
dalam
Predikat
Tabel
seperti
pada
Konversi
Tabel
di
bawah
ini.
Nilai
Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan yaitu 2.66 (B-). Pencapaian minimal untuk kompetensi sikap adalah B.
Untuk kompetensi yang belum tuntas, kompetensi tersebut dituntaskan melalui pembelajaran
remedial sebelum melanjutkan pada kompetensi berikutnya. Untuk mata pelajaran yang belum
tuntas pada semester berjalan, dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum memasuki
semester berikutnya.
Penentuan Indeks Prestasi (IP) di SMP/MTs
IP merupakan rata-rata dari gabungan hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan
yang
masing-masing
dihitung
dengan
rumus
sebagai
berikut:
Keterangan:
IP
N
sks
Indeks
:
:
Jumlah
Satuan
Jumlah
kredit
sks
semester
:
yang
jumlah
Prestasi
mata
diambil
untuk
sks
dalam
pelajaran
setiap
mata
satu
pelajaran
semester
Siswa pada semester 2 dan seterusnya dapat mengambil sejumlah mata pelajaran dengan jumlah
sks
berdasarkan
IP
semester
sebelumnya
dengan
ketentuan
sebagai
berikut:
(1)IP < 2.66 dapat mengambil maksimal 20 sks. (2)IP 2.66 3.32 dapat mengambil maksimal 24
sks. (3)IP 3.33 3.65 dapat mengambil maksimal 28 sks. (4)IP > 3.65 dapat mengambil
maksimal 32 sks. Selain itu, nilai kompetensi sikap paling rendah B.
Kelulusan Siswa SMP/MTs Menurut Kurikulum 2013
Siswa dapat memanfaatkan semester pendek hanya untuk mengulang mata pelajaran yang belum
tuntas. Bagi yang sudah tuntas (mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah)
tidak
diperbolehkan
untuk
mengikuti
semester
pendek.
Kelulusan siswa dari satuan pendidikan yang menyelenggarakan SKS dapat dilakukan pada
setiap
akhir
semester.
memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran;