Você está na página 1de 10

Kurikulum 2013 untuk SMP (versi lengkap)

Organisasi Kompetensi, Tujuan Satuan Pendidikan, dan Struktur Kurikulum


A. Organisasi Kompetensi
Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari Kompetensi Dasar. Untuk kurikulum
SMP/MTs, organisasi Kompetensi Dasar dilakukan dengan cara mempertimbangkan
kesinambungan antarkelas dan keharmonisan antarmata pelajaran yang diikat dengan
Kompetensi Inti. Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata
pelajaran sehingga Struktur Kurikulum SMP/MTs menjadi lebih sederhana karena jumlah mata
pelajaran dan jumlah materi berkurang.
Substansi muatan lokal termasuk bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni
Budaya. Substansi muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Sedangkan Prakarya merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
B. Tujuan Satuan Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang:
a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian
luhur;
b. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
c. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
d. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

C. Struktur Kurikulum dan Beban Belajar

Struktur Kurikulum 2013 untuk SMP dan MTs Menurut Kurikulum 2013
1. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk
mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, dostribusi konten/mata
pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban
belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan
aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian
beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar
yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per
semester.
Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai
posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang
pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi
belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran
yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa
untuk menentukan berbagai pilihan.
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SMP/MTs antara lain Pramuka (Wajib), Organisasi

Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.


Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran
Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan Prakarya adalah
kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi
dengan

konten

lokal

yang

dikembangkan

oleh

pemerintah

daerah.

Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan
peserta didik pada satuan pendidikan tersebut. Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan
integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai
pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan
belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan sosial dan alam. Disamping itu, tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme,
serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam juga ditujukan untuk pengenalan
lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah
nusantara.
Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni
teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat
memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan
pendidikan

itu.

Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan.
Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan
menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya sesuai
dengan

kemampuan

2. Beban Belajar

dan

potensi

daerah

pada

satuan

pendidikan

itu.

Beban belajar di SMP/MTs untuk kelas VII, VIII, dan IX masing-masing 38 jam per
minggu. Jam belajar SMP/MTs adalah 40 menit.
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari
semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan
IX. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu 40 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar,
guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang
berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang
lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu
latihan untuk melakukan pengamatan, menanya, asosiasi, menyaji, dan komunikasi.
Proses pembelajaran yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu
respon peserta didik karena mereka belum terbiasa.Selain itu, bertambahnya jam belajar
memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang
harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau
jenjang pendidikan tertentu,gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti
harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)Kompetensi Dasar.
Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal
dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah
keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang
di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan
antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata
pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi

proses

saling

memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan
sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan
(Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu
menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa
pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar
tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri
atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus
dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai
sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu
diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi
esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut
filosofi rekonstruksi sosial, progresifisme, atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut
dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi, maka nama
mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu
terikat

pada

kaedah

filosofi

esensialisme

dan

perenialisme.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah yang
merupakan satu kesatuan ide masing-masing mata pelajaran dimuat dalam dokumen ini adalah:
1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Agama dan Budi Pekerti
a.

Pendidikan

Agama

Islam

b.

Pendidikan

Agama

Kristen

dan
dan

Budi

Pekerti

Budi

Pekerti

c.

Pendidikan

Agama

Katolik

dan

Budi

Pekerti

d.

Pendidikan

Agama

Hindu

dan

Budi

Pekerti

e.

Pendidikan

Agama

Buddha

dan

Budi

Pekerti

f.

Pendidikan

Agama

Khonghucu

dan

Budi

Pekerti

2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


3.
4.

Kompetensi

Inti

Kompetensi

dan

Inti

Kompetensi
dan

Dasar

Kompetensi

Bahasa
Dasar

Indonesia
Matematika

5.

Kompetensi

Inti

dan

Kompetensi

Dasar

Ilmu

Pengetahuan

Alam

6.

Kompetensi

Inti

dan

Kompetensi

Dasar

Ilmu

Pengetahuan

Sosial

7.

Kompetensi

Inti

8.

Kompetensi

Inti

dan
dan

Kompetensi
Kompetensi

Dasar
Dasar

Bahasa

Inggris

Seni

Budaya

9. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
10. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Prakarya Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013
Di dalam Kurikulum 2013, beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam
satuan kredit semester (sks). Beban belajar 1 sks terdiri dari 1 jam pembelajaran tatap muka, 1
jam penugasan terstruktur, dan 1 jam kegiatan mandiri.
Unsur-unsur Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013
Adapun untuk unsur-unsur beban belajar yang sudah disebutkan di atas definisinya adalah
sebagai berikut :
1. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
siswa dengan guru.
2. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk mencapai kompetensi dasar.
Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh guru.
3. Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar.
Waktu penyelesaiannya diatur oleh siswa atas dasar kesepakatan dengan guru.

Cara Menetapkan Beban Belajar pada Kurikulum 2013


Adapun cara menetapkan beban belajar dengan sistem kredit semester (sks) untuk SMP/MTs
adalah sebagai berikut:
1. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada SMP/MTs berlangsung
selama 40 menit;
2. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri bagi siswa pada SMP/MTs
maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.
Harap diperhatikan saat melakukan penetapan beban belajar sks untuk SMP/MTs dilakukan
dengan memadukan semua komponen beban belajar, baik untuk Sistem Paket maupun untuk
SKS,

sebagaimana

yang

tercantum

dalam

tabel

berikut.

Tabel Penetapan Beban Belajar sks di SMP/MTs berdasarkan pada Sistem Paket

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk menetapkan beban
belajar

sks

adalah

dengan

rumus

berikut:

Sehingga beban belajar sks untuk SMP/MTs dengan mengacu pada rumus tersebut dapat
ditetapkan bahwa setiap pembelajaran dengan beban belajar 1 sks pada SKS sama dengan beban
belajar 2 jam pembelajaran pada Sistem Paket. Agar lebih jelas lagi, dalam Tabel di bawah ini
disajikan
Tabel

contoh

konversi
Contoh

kedua

jenis

Konversi

Beban Belajar Minimal Menurut Kurikulum 2013

beban

pembelajaran
Beban

tersebut.
Belajar

Agar proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang menggunakan SKS dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien maka harus ditentukan suatu batas minimal beban belajar
sks

yaitu

sebagai

berikut:

Beban belajar yang harus ditempuh oleh siswa SMP/MTs yaitu minimal 114 sks, yang dapat
ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling lama 5 tahun (10 semester).
Komposisi Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013
Komposisi beban belajar di SMP/MTs adalah terdiri atas kelompok A (wajib) dan B (wajib) .
Kriteria Pengambilan Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan beban belajar adalah sebagai berikut:
1. Fleksibilitas dalam SKS yaitu siswa diberi keleluasaan untuk menentukan beban belajar
pada setiap semester.
2. Pengambilan beban belajar oleh siswa didampingi oleh Pembimbing Akademik.Kriteria
yang digunakan untuk menentukan beban belajar bagi siswa yaitu: (a) pengambilan
beban belajar (jumlah sks) semester berikutnya ditentukan berdasarkan Indeks Prestasi
(IP) yang diperoleh pada semester sebelumnya; (b)Siswa wajib menyelesaikan mata
pelajaran yang tertuang dalam Struktur Kurikulum; (c)Satuan pendidikan dapat mengatur
penyajian mata pelajaran secara tuntas dengan prinsip on and off, yaitu suatu mata
pelajaran bisa diberikan hanya pada semester tertentu dengan mempertimbangkan
ketuntasan kompetensi pada setiap semester.
Penilaian, Penentuan Indeks Prestasi, dan Kelulusan Menurut Kurikulum 2013
Pengaturan mengenai penilaian, penentuan indeks prestasi, dan kelulusan adalah sebagaimana
diuraikan
Penilaian

di
setiap

keterampilan,

mata

pelajaran

dan kompetensi sikap.

bawah
meliputi

ini.

kompetensi pengetahuan,

Kompetensi

pengetahuan

dan

kompetensi
kompetensi

keterampilan menggunakan skala 14 (kelipatan 0.33), sedangkan kompetensi


menggunakan

sikap

skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), yang dapat

dikonversi

ke

dalam

Predikat

Tabel

seperti

pada

Konversi

Tabel

di

bawah

ini.

Nilai

Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan yaitu 2.66 (B-). Pencapaian minimal untuk kompetensi sikap adalah B.
Untuk kompetensi yang belum tuntas, kompetensi tersebut dituntaskan melalui pembelajaran
remedial sebelum melanjutkan pada kompetensi berikutnya. Untuk mata pelajaran yang belum
tuntas pada semester berjalan, dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum memasuki
semester berikutnya.
Penentuan Indeks Prestasi (IP) di SMP/MTs
IP merupakan rata-rata dari gabungan hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan

yang

masing-masing

dihitung

dengan

rumus

sebagai

berikut:

Keterangan:
IP

N
sks

Indeks

:
:

Jumlah

Satuan

Jumlah

kredit

sks

semester
:

yang

jumlah

Prestasi
mata

diambil

untuk

sks

dalam

pelajaran
setiap

mata

satu

pelajaran
semester

Siswa pada semester 2 dan seterusnya dapat mengambil sejumlah mata pelajaran dengan jumlah
sks

berdasarkan

IP

semester

sebelumnya

dengan

ketentuan

sebagai

berikut:

(1)IP < 2.66 dapat mengambil maksimal 20 sks. (2)IP 2.66 3.32 dapat mengambil maksimal 24
sks. (3)IP 3.33 3.65 dapat mengambil maksimal 28 sks. (4)IP > 3.65 dapat mengambil
maksimal 32 sks. Selain itu, nilai kompetensi sikap paling rendah B.
Kelulusan Siswa SMP/MTs Menurut Kurikulum 2013

Siswa dapat memanfaatkan semester pendek hanya untuk mengulang mata pelajaran yang belum
tuntas. Bagi yang sudah tuntas (mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah)
tidak

diperbolehkan

untuk

mengikuti

semester

pendek.

Kelulusan siswa dari satuan pendidikan yang menyelenggarakan SKS dapat dilakukan pada
setiap

akhir

semester.

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan di SMP/MTs setelah:

menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran;

lulus ujian sekolah/madrasah; dan

lulus Ujian Nasional.

Você também pode gostar