Você está na página 1de 17

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM

PERNAPASAN

Gb. Sistem Pernapasan


A. Pengertian Pernapasan (Respirasi)
Pernapasan atau respirasi adalah menghirup udara dari luar yang
mengandung O2 (oksigen) kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang
banyak mengandung CO2 (karbon dioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar
tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi
(Syaifuddin,1996).
Guna pernapasan yaitu :
1. Mengambil O2 dari luar masuk ke dalam tubuh, beredar dalam darah.
Selanjutnya terjadi proses pembakaran dalam sel atau jaringan.
2. Mengeluarkan CO2 yang terjadi dari sisa-sisa hasil pembakaran dibawa
oleh darah yang berasal dari sel (jaringan). Selanjutnya dikeluarkan
melalui organ pernapasan.
3. Untuk melindungi sistem permukaan dari kekurangan cairan dan
mengubah suhu tubuh.
4. Melindungi sistem pernapasan dari jaringan lain terhadap serangan
patogenik.
1

5. Untuk membentuk komunikasi seperti berbicara, bernyanyi, berteriak dan


menghasilkan suara.
B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan
1. Hidung
Hidung (nasal) merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat
pernapasan dan indra penciuman (pambau). Bentuk dan struktur hidung
menyerupai pyramid atau kerucut dengan alasnya pada prosesus platinus osis
maksilaris dan pars horizontal osis palatum. Dalam keadaan norma, udara masuk
dalam system pernapasan melalui rongga hidung. Vestibulum rongga hidung
berisi serabut-serabut halus. Epitel vestibulum berisi rambut-rambut halus yang
mencegah masuknya benda-benda asing yang menggangu psoses pernapasan.
Struktur Hidung
Tulang rawan epithelium dan lamina propia keduanya saling berkaitan,
dianggap sebagai bagian fungsional mukosa terbanyak yang berasal dari rongga
hidung. Lamina propia mengandung banyak arteri, vena, dan kapiler yang
membawa nutrisi dan air yang dikeluarkan oleh sel.
Rangka hidung dibentuk oleh :
1) Bagian atas oleh lamina kribosa ossis etmoidalis dan pars nasalis ossis
prontalis.
2) Dinding lateral oleh tulang tulang keras dan tulang rawan.
3) Sekat hidung (septum nasi) oleh tulang karang dan tulang rawan.
Di samping itu terdapat celah (kavum nasi) :
1) Prosessus spenoetmoidalis terletak antara konka suprima dan konka
superior.
2) Meatus nasi superior antara konka superior dan konka media.
3) Meatus nasi media anatara konka media dan konka inferior.
Pintu depan kavum nasi dibentik oleh tepi bawah os maksilaris dan
insisura nasalis ossis maksilaris. Sekeliling dinding sebelah dalam terdapat ruangruang udara di dalam tulang-tulang kepala yang disebut sinus para nasalis, terdiri
atas :

1) Sinus sfenoidalis, terletak di bagian belakang cranial hidung di dalam


korpus sfenoidalis, bermuara ke rongga hidung bagian belakang.
2) Sinus etmoidalis, terdapat dalam pars labirinitus ossis etmoidalis.
3) Sinus frontalis, terletak pada infundibulum meatus nasi media.
4) Sinus maksilaris (antrum hiqmori), terdapat pada dinding lateral hidung.
Bagian-bagian dari hidung :
1) Batang hidung : Dinding depan hidung yang dibentuk oleh ossa nasalis
2) Cuping hidung : Bagian bawah dinding lateral hidung yang dibentuk oleh
tulang rawan
3) Septum nasi

: Dinding yang membatasi dua rongga hidung

4) Dinding lateral rongga hidung (kavum nasi)


Fungsi Hidung
Fungsi hidung dalam proses pernapasan meliputi :
1. Bekerja sebagai saluran udara pernafasan
2. Udara dihangatkan oleh permukaan konka dan septum nasalis setelah
melewati faring, suhu lebih kurang 36oC
3. Udara dilembabkan, sejumlah besar udara yang melawati hidung bila
mencapai faring kelembapannya lebih kurang 75 %
4. Kotoran disaring oleh bulu-bulu hidung. Partikel di rongga disaring oleh
rambut vestibular, lapisan mukosiliar dan lisozim (protein dalam air mata).
Fungsi ini dinamakan fungsi air conditioning jalan pernapasan atas.
Kenaikan suhu tidak melebihi 2-3% dari suhu tubuh. Uap air mencapai
trakea bagian bawah bila seseorang bernapas melalui tabung langsung
masuk trakea. Pendingin dan pengeringan berpengaruh pada bagian bawah
paru sehingga mudah terjadi infeksi paru.
5. Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan
oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung.

2. Faring
Faring (tekak) merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan
dan jalan makanan. Terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung
dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ
lain keatas berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang
bernama koana. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan
ini bernama istmus fausium. Ke bawah terdapat dua lubang, ke depan lubang
laring, ke belakang lubang esofagus.
Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga dibeberapa tempat
terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini dinamakan adenoid.
Disebelahnya terdapat 2 buah tonsilkiri dan kanan dari tekak. Di sebelah belakang
terdapat epiglotis( empang tenggorok) yang berfungsi menutup laring pada waktu
menelan makanan.
Struktur Faring
Daerah faring dibagi atas tiga bagian, yaitu :
1. Nasofaring, yaitu bagian faring yang terdapat di dorsal kavum nasi
berhubungan dengan kavum nasi melalui konka dinding lateral dibentuk
oleh otot :
a. M. tensor vili palatini
b. M. levator vili palatini yang membentuk palatum mole
c. M. konstriktor peringis superior
Bagian lateral dinding nasofaring terdapat dua lubang, yaitu :
a. Osteum faring
b. Lobang medial (tuba faringeotimpanika eustachii)

2. Orofaring, mempunyai dua hubungan :


a. Ventral dengan kavum oris, melalu batas istmus fausium. Terdiri dari
palatum mole, arkus glosopalatinus dekstra, arkus glosopalatingus
sinistra, dan dorsum lingua. Diantara kedua arkus ini terdapat jaringan

limfoid yaitu tonsil palatine atau amandel yang terdapat di dalam suatu
lekuk, disebut fossa tonsilaris.
b. Kaudal terhadap radiks lingua, terdapat lubang yang merupakan batas
antara laring dan faring, terdapat suatu lipatan antara faring dan
epiglottis yang merupakan batas antara oral dan faring
3. Laringofaring, mempunyai hubungan dengan laring melalui mulut laring
yaitu aditus laringues.dinding depan laringofaring terdapat plika
laringiepiglotika. Lekuk ini mempunyai dinding medial dan lateral. Kedua
dinding ini bersatu di daerah ventral, dapat dilihat penonjolan yang disebut
plika nervus laringisi. Spasium parafaringeal mempunyai hubungan ke
ventral spatium sublingualis dan submaksilaris. Batas lateral ruangan ini
dibentuk oleh sarung pembuluh saraf. Antara arkus glosopalatinus dan
arkus faringopalatinus terdapat tonsil palatine. Pada atap nasofaring
berhadapan dengan tonsila faringeal. Pada radiks lingua terdapat bangunan
seperti lingkaran. Bila tonsil palatine membesar akan memperkecil istmus
fausium.
Fungsi faring
Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar
masuk dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga
menyediakan ruang dengung (resonansi) untuk suara percakapan.
3. Laring
laring atau pangkal tenggorokan merupakan jalinan tulang rawan yang
dilengkapi dengan otot, membran, jaringan ikat, dan ligamentum. Sebelah atas
pintu masuk laring membentuk tepi epiglotis, lipatan dari epiglotis aritenoid dan
pita interaritenoid, dan sebelah bawah terdapat tepi bawah kartilago krikoid. Tepi
tulang dari pita suara asli kiri dan kanan membatasi daerah epiglotis. Bagian atas
disebut supraglotis dan bagian bawah disebut subglotis.

Struktur Laring
Rangka laring terdiri dari :
1. Kartilago tiroidea

: Depan jakun sangat jelas terlihat pada pria.

2. Kartilago krikoid

: Berbentuk cincin bagian ventral, yang sempit

disebut arkus, bagian yang lebar disebutlamina


3. Kartilago aritenoidea : Sepasang, berbentuk segitaga dengan apeks di
cranial, terdapat kartilago kornikulata dan kartilago epiglotika
4. Kartilago epiglotika : bBerbentuk kaudal meruncing, disebut peptiolus
5. Os hioid dan kartilaines

: laring (tulang lidah) bentuknya seperti

tapak kuda dan terdiri dari :


a. Korpus ossis hioid : Bagian tengah
b. Kornuminus

: Tiga tonjolan tulang kecil yang mengecil ke

kranialis di pertengahan tulang


c. Kornu mayus

: Bagian belakang tulang yang mulai dari

bagian lateral korpus hioid


Fungsi Laring
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring
juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan
batuk.
4. Trakea

Gb. Trakea
Trakea (batang tenggorok) adalah tabung berbentuk pipa seperti huruf C
yang dibentuk oleh tulang-tulang rawan yang disempurnakan oleh selaput, terletak
di antara vertebra servikalis VI sampai ke tepi bawah kartilago krikoidea vertebra

torakalis V. panjangnya sekitar 13 cm dan diameter 2,5 cm, dilapisi oleh otot
polos, mempunyai dinding fibroelastis yang tertanam dalam balok-balok hialin
yang mempertahankan trakea tetap terbuka.
Struktur Trakea
Pada ujung bawah trakea, setinggi angulus sterni tepi bawah vertebra
torakalis IV, trakea bercabang dua, menjadi bronkus kiri dan bronkus kanan.
Trakea dibentuk oleh tulang-tyulang rawan yang berbentuk cincin yang terdiri dari
15-20 cincin. Diameter trakea tidak sama pada seluruh bagian. Pada daerah
servikal agak sempit, bagian pertengahan sedikit melebar, dan mengecil lagi dekat
percabangan bronkus. Bagian dalam trakea terdapat septum yang disebut karina,
terletak agak ke kiri dari bidang median. Bagian dalam dari trakea terdapat sel-sel
bersilia, berguna untuk mengeluarkan benda asing yang masuk bersama udara ke
jalan pernapasan.
Hubungan trakea dengan alat di sekitarnya :
1. Sebelah kanan terdapat nervus vagus dekstra, A. anonima, V. azigos
2. Sebelah kiri terdapat aorta, dan nervus rekuren sinistra
3. Bagian depan menyilang V. anonima sinistra dan fleksus kardiakus
profundus
4. Bagian belakang terdapat esophagus, pada sisi trakea berjalan cabangcabang nervus vagus dan trunkus simpatikus ke arah fleksus kardiakus
Fungsi Trakea
Mukosa trakea terdiri dari epitel keras seperti lamina yang berisi jaringan
serabut-serabut elastic. Jaringan mukosa ini berisi glandula mukosa yang sampai
ke permukaan epitel menyambung ke pembuluh darah bagian luar. Submukosa
trakea menjadikan dinding trakea kaku dan melindungi serta mencegah trakea
mengempis. Kartilago antara trakea dan esofagus lapisannya berubah menjadi
elastis pada saat proses menelan sehingga membuka jalan makanan untuk masuk
ke lambung. Rangsangan saraf simpatis memperlebar diameter trakea dan
mengubah besar volume saat terjadinya proses pernapasan.

5. Bronkus

Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan. Jumlahnya sepasang,


yang satu menuju paru-paru kanan dan yang satu menuju paru-paru kiri. Struktur
lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus
bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang
rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi
menjadi bronkiolus.
Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus
sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru, bronkus
bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan(bronkus primer)
bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus
sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil
masuk ke dalam gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus
mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah dalam alveolus inilah
oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama bronkus adalah
menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.
Bronkus yang ke arah kiri lebih panjang, sempit, dan mendatar daripada
yang ke arah kanan. Hal inilah yang mengakibatkan paru-paru kanan lebih mudah
terserang penyakit. Struktur dinding bronkus hampir sama dengan trakea.
Perbedaannya dinding trakea lebih tebal daripada dinding bronkus. Bronkus akan
bercabang menjadi bronkiolus. Bronkus kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus
sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.

Bronkus (cabang tenggorok) merupakan lanjutan trakea yang terdapat


ketinggian vertebrata torakalis ke-4 dan ke-5. Bronkus memiliki struktur yang
sama dengan trakea, yang dilapisi oleh sejenis sel yang sama dengan trakea yang
berjalan ke bawah menuju tampuk paru-paru. Bronkus terbagi menjadi dua
cabang:
a. Bronkus prinsipalis dekstra.
Panjangnya sekitar 2,5 cm masuk ke hilus pulmonalis paru-paru kanan dan
mempercabangkan bronkus lobularis superior. Pada masuk ke hilus,
bronkus prinsipalis dekstra bercabang tiga menjadi bronkus lobularis
medius, bronkus lobularis inferior, bronkus lobularis superior.
b. Bronkus prinsipalis sinistra.
Lebih sempit dan lebih panjang serta lebih horizontal disbanding bronkus
kanan, panjangnya sekitar 5 cm berjalan ke bawah aorta dan di depan
esophagus, masuk ke hilus pulmonalis kiri dan bercabang menjadi dua,
yaitu bronkus lobularis inferior, bronkus lobularis superior. Dari tiap-tiap
bronkiolus masuk ke dalam lobus dan bercabang lebih banyakdengan
diameter kira-kira 0,5 mm. bronkus yang terakhir membangkitkan
pernapasan dan melepaskan udara ke permukaan pernapasan di paru-paru.
Pernapasan bronkiolus membuka dengan cara memperluas ruangan
pembuluh alveoli yang merupakan tempat terjadinya pertukaran udara
antara oksigen dengan karbondioksida.
6. Bronkiolus

Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus. Bronkiolus bercabangcabang menjadi saluran yang semakin halus, kecil, dan dindingnya semakin tipis.
Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan tetapi rongganya bersilia. Setiap
bronkiolus bermuara ke alveolus. Ciri khas bronkiolus adalah tidak adanya tulang
rawan dan kelenjar pada mukosanya, pada bagian awal dari cabang bronkiolus
hanya memiliki sebaran sel globet dan epitel.
Fungsi Bronkiolus
Fungsi utama dari bronkiolus adalah menyalurkan udara dari bronkus ke
alveoli, dan untuk mengontrol jumlah udara yang didistribusikan melalui paruparu dengan konstriksi dan dilatasi.
7. Alveolus

Alveolus adalah bagian paru-paru yang berbentuk gelembung-gelembung


udara, yang mempunyai dinding tipis, selalu lembab, dan banyak mengandung
kapiler darah sehingga berfungsi sebagai tempat terjadinya difusi oksigen dan
karbon dioksida melalui kapiler darah tersebut. Epithelium yang berada di
permukaan alveolus sangat luas dan berlipat-lipat permukaan alveolus apabila
direntangkan dapat menjadi 50-60 kali lebih luas dibandingkan permukaan tubuh
kita atau sekitar 100 m2.
Orang yang tenggelam akan kemasukan air di dalam gelembung
alveolusnya. Keberadaan air yang berlebihan di dalam alveolus dapat menutup
10

permukaan alveolus sehingga menghambat proses difusi dan menyebabkan


kegagalan dalam bernafas. Tetapi setelah dipacu dengan udara pernapasan melalui
teknik pernapasan buatan akan mengaktifkan proses difusi dan kontraksi otot
sehingga mendorong air dari alveolus keluar, sehingga menyebabkan muntah dan
mengeluarkan air baik dari alveolus maupun lambung, dan akhirnya dapat
bernapas normal kembali.
Fungsi Alveolus
fungsi alveoli termasuk menyimpan udara untuk sementara waktu untuk
memungkinkan penyerapan oksigen kedalam darah, fungsional unit paru-paru
adalah kantung udara kecil yang muncul dari bronkiolus yang disebut alveoli.
bandara terminal kantung udara adalah daerah dimana pertukaran gas terjadi di
dalam paru-paru. ( co2 dan o2).
8. Paru-paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada (mediastinum), dilindungi oleh


struktur tulang selangka. Rongga dada dan perut dibatasi oleh suatu sekat disebut
diafragma. Berat paru-paru kanan sekitar 620 gram, sedangkan paru-paru kiri
sekitar 560 gram. Masing-masing paru-paru dipisahkan satu sama lain oleh
jantung dan pembuluh-pembuluh besar serta struktur-struktur lain di dalam rongga
dada. Selaput yang membungkus paru-paru disebut pleura. Paru-paru terbenam
bebas dalam rongga pleuranya sendiri. Pleura dibagi menjadi dua yaitu:
a. Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang
langsung membungkus paru.
11

b. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.


Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum
pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru
dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna
untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru-paru dan
dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas.
Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan terdiri atas
tiga gelambir (lobus) yaitu gelambir atas (lobus superior), gelambir tengah (lobus
medius), dan gelambir bawah (lobus inferior). Sedangkan paru-paru kiri terdiri
atas dua gelambir yaitu gelambir atas (lobus superior) dan gelambir bawah (lobus
inferior). Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen.
Paru-paru kiri mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus
superior, dan lima buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai
sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen
pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini
masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus. Diantara
lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh
darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkeolus.
Di dalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus.
Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2
0,3 mm.
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (gelembung hawa, alveoli, atau alveolus). Pada gelembung inilah
terjadi pertukaran udara di dalam darah, O 2 masuk ke dalam darah dan CO2
dikeluarkan dari darah. Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan
endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya 90m2. Banyaknya gelembung
paru-paru ini kurang lebih 700juta buah. Ukurannya bervariasi, tergantung lokasi
anatomisnya, semakin negatif tekanan intrapleura di apeks, ukuran alveolus akan
semakin besar. Ada dua tipe sel epitel alveolus. Tipe I berukuran besar, datar dan
berbentuk skuamosa, bertanggungjawab untuk pertukaran udara. Sedangkan tipe
II, yaitu pneumosit granular, tidak ikut serta dalam pertukaran udara. Sel-sel tipe

12

II inilah yang memproduksi surfaktan, yang melapisi alveolus dan mencegah


kolapnya alveolus.
Fungsi utama paru-paru adalah untuk pertukaran gas antara udara atmosfer
dandarah. Dalam menjalankan fungsinya, paru-paru ibarat sebuah pompa mekanik
yang berfungsi ganda, yakni menghisap udara atmosfer ke dalam paru (inspirasi)
dan mengeluarkan udara alveolus dari dalam tubuh (ekspirasi). Untuk melakukan
fungsi ventilasi, paru-paru mempunyai beberapa komponen penting, antara lain
(Guyton, 1983 ; Wenzel dan Larsen, 1996) :
a. Dinding dada yang terdiri dari tulang, otot, saraf perifer.
b. Parenkim paru yang terdiri dari saluran napas, alveoli, dan pembuluh
darah.
c. Dua lapisan pleura, yakni pleura viseralis yang membungkus erat
jaringan
d. parenkim paru, dan pleura parietalis yang menempel erat ke dinding
toraks bagian dalam. Di antara kedua lapisan pleura terdapat rongga
tipis yang normalnya tidak berisi apapun.
e. Beberapa reseptor yang berada di pembuluh darah arteri utama
Volume paru-paru dibagi menjadi empat macam, yakni (Guyton, 1983) :
a. Volume tidal merupakan volume udara yang diinspirasikan dan
diekspirasikan pada setiap pernapasan normal
b. Volume cadangan merupakan volume tambahan udara yang dapat
diinspirasikan di atas volume tidal normal
c. Volume cadangan ekspirasi merupakan jumlah udara yang masih dapat
dikeluarkan dengan ekspirasi kuat setelah akhir suatu ekspirasi
d. Volume residual adalah volume udara yang masih tersisa di dalam
paru-paru setelah melakukan ekspirasi kuat
Fungsi Paru-Paru
Paru-paru berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida yang
tidak dibutuhkan tubuh. Selain itu masih banyak lagi fungsi paru-paru diantaranya
sebagai penjaga keseimbangan asam basa tubuh. bila terjadi acidosis, maka tubuh
akan mengkompensasi dengan mengeluarkan banyak karbondioksida yang
bersifat asam ke luar tubuh. Dalam sistem ekskresi, fungsi paru-paru adalah untuk
mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Dalam sistem pernapasan, fungsi paru13

paru adalah untuk proses pertukaran oksigen dan karbondioksida di dalam darah.
Dalam sistem peredaran darah, fungsi paru-paru adalah untuk membuang
karbondioksida di dalam darah dan menggantinya dengan oksigen.
Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan
karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap
karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru.
Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paruparu melalui hidung.
Fisiologi Paru-Paru
Fungsi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Pada pernapasan melalui paru-paru, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut.
Pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkhial ke alveoli,
dan dapat erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Hanya satu lapisan
membran , yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dari darah.
Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah
dan dibawa ke jantung. Dari sini, dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh.
Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat
ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen. Di dalam paru-paru, karbon dioksida
adalah salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membran alveolerkapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkhial dan
trakhea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat
membutuhkan oksigen dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen selama
4 menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan
bias menimbulkan kematian. Kalau penyediaan oksigen berkurang akan
menimbulkan kacau pikiran dan anoksia serebralis, misalnya orang bekerja pada
ruangan yang sempit, tertutup, ruang kapal, ketel uap, dll. bila oksigen tidak
mencukupi maka warna darah merahnya hilang berganti menjadi kebiru-biruan
misalnya di bibir, telinga, lengan, dan kaki (sianosis).
Pengambilan udara pernapasan dikenal dengan inspirasi dan pengeluaran
udara pernapasan disebut dengan ekspirasi. Mekanisme pertukaran udara

14

pernapasan berlangsung di alveolus disebut pernapasan eksternal. Udara


pernapasan selanjutnya diangkut oleh hemoglobin dalam eritrosit untuk
dipertukarkan ke dalam sel. Peristiwa pertukaran udara pernapasan dari darah
menuju sel disebut pernapasan internal. Aktivitas inspirasi dan ekspirasi pada saat
bernapas selain melibatkan alat-alat pernapasan juga melibatkan beberapa otot
yang ada pada tulang rusuk dan otot diafragma (selaput pembatas rongga dada
dengan rongga perut). Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh
perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh.
Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya,
apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua
macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut
terjadi secara bersamaan.
Sebagian udara yang dihirup oleh seseorang tidak pernah sampai pada
daerah pertukaran gas, tetapi tetap berada dalam saluran napas di mana pada
tempat ini tidak terjadi pertukaran gas, seperti pada hidung, faring dan trakea.
Udara ini disebut udara ruang rugi, sebab tidak berguna dalam proses pertukaran
gas. Pada waktu ekspirasi, yang pertama kali dikeluarkan adalah udara ruang rugi,
sebelum udara di alveoli sampai ke udara luar. Oleh karena itu, ruang rugi
merupakan kerugian dari gas ekspirasi paru-paru. Ruang rugi dibedakan lagi
menjadi ruang rugi anatomik dan ruang rugi fisiologik. Ruang rugi anatomik
meliputi volume seluruh ruang sistem pernapasan selain alveoli dan daerah
pertukaran gas lain yang berkaitan erat. Kadang-kadang, sebagian alveoli sendiri
tidak berungsi atau hanya sebagian berfungsi karena tidak adanya atau buruknya
aliran darah yang melewati kapiler paru-paru yang berdekatan. Oleh karena itu,
dari segi fungsional, alveoli ini harus juga dianggap sebagai ruang rugi dan
disebut sebagai ruang rugi fisiologis.

SIMPULAN
Pernapasan atau respirasi adalah menghirup udara dari luar yang
mengandung O2 (oksigen) kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang

15

banyak mengandung CO2 (karbon dioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar
tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi
Organ sistem pernapasan meliputi, organ sistem pernapasan atas yaitu:
hidung, faring, laring, dan organ sistem pernapasan bawah yaitu: trakea, bronkus,
bronkiolus, alveolus, dan paru-paru.

DAFTAR PUSTAKA
Syaifudidin. 2011. Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk
Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.

16

Susilowarno, R. Gunawan, dkk. 2007. Biologi. Jakarta: Grasindo.


Distira,
Firda.
2013.
Anatomi
Fisiologi
Sistem
Pernafasan.
http://firdadistira.blogspot.com/p/blog-page_25.html (diakses pada tanggal
8 November 2014 pukul 15.02 WITA)
Sasrawan,
Hedi.
2013.
Organ
Pernapasan
pada
Manusia.
http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/08/8-organ-pernapasan-padamanusia.html (diakses pada tanggal 8 November 2014 pukul 15.20 WITA)
Dianti,
Sri.
2014.
Pengertian
Fungsi
http://www.sridianti.com/pengertian-fungsi-bronkiolus.html
tanggal 8 November 2014 pukul 15.30 WITA)

Bronkiolus.
(diakses pada

Sasrawan,
Hedi.
2013.
Paru-Paru
Artikel
Lengkap.
http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/03/paru-paru-artikel-lengkap.html
(diakses pada tanggal 8 November 2014 pukul 16.02 WITA)
Admin.
2013.
Anatomi
dan
Fisiologi
Paru-Paru
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32583/4/Chapter%20II.pdf
(diakses pada tanggal 8 November 2014 pukul 16.15 WITA)

17

Você também pode gostar