Você está na página 1de 3

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN

PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN BUYBACK

Disusun Oleh :
Raka Anindita P.

(145020207111037)

Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2016

PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN BUYBACK SAHAM TAHUN 2015

Source : http://www.bareksa.com/id/text/2015/08/31/inilah-9-perusahaan-yang-berencana-telahmelakukan-buyback-saham/11314/news

Analisis :
Aksi korporasi itu dilakukan karena harga saham-saham sudah menurun tajam akibat
anjloknya IHSG sebesar 24,6 persen dari 5.523, level tertinggi pada April 2015 menjadi
4.163 pada pekan lalu.
Kebijakan buyback sesuai dengan Surat Edaran OJK 21 Agustus 2015, Nomor
22/SEOJK.04/2015 Jadi, emiten diperbolehkan melakukan pembelian kembali saham
maksimal 20 persen dari modal disetor tanpa persetujuan RUPS, dan tujuh hari bursa setelah
pasar berfluktuasi, emiten harus memberi keterbukaan informasi terkait rencana tersebut.
Dua emiten di antara list diatas telah melakukan buyback . PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk
(RALS) telah melakukan aksi pembelian kembali saham sejak 25-28 Agustus sebesar Rp9,28
miliar atau 2,32 persen dari seluruh jumlah maksimum pembelian sebesar Rp390,7 miliar.
Transaksi pembelian saham RALS dilakukan melalui salah satu anggota Bursa, yaitu PT
Maybank Kim Eng Securities (ZP) dengan harga rata-rata pembelian sebesar Rp590,75607,28. Harga saham RALS pun ikut terdorong sekitar 19,4 persen menjadi Rp615 dari
sebelumnya Rp515.

Nb : akibat dari dilakukannya buyback , mendongkrak harga saham PT. Ramayana Lestari
Sentosa TBK

Menurut Ahli :
Menurut Rasbrant (2011), pembelian kembali saham telah menjadi salah satu langkah penting
untuk mendistribusikan kas kepada para pemegang saham. Kebijakan buy back perusahaan
dinilai oleh OJK sebagai solusi untuk mengatasi harga saham yang mengalami penurunan
yang cukup signifikan. Ketika buy back dilakukan, secara otomatis jumlah lembar saham
yang beredar akan semakin berkurang. Jika dikaitkan dengan nilai Earning Per Share (EPS)
perusahaan, semakin kecil jumlah saham yang beredar (sebagai denominator), akan semakin
tinggi EPS yang dihasilkan dari sebuah perhitungan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Marpaung& Fadilah (2012) yang menemukan terjadinya peningkatan
EPS sebagai salah satu tolak ukur kinerja keuangan suatu perusahaan sebesar 118% persen
pada triwulan kedua setelah dilakukan buy back. Kinerja keuangan yang membaik ini tidak
disebabkan oleh laba perusahaan yang meningkat, tetapi dikarenakan semakin berkurangnya
jumlah lembar saham yang beredar. Investor melihat perbaikan kinerja keuangan ini sebagai
daya tarik tersendiri untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut. Meskipun
pengumuman bahwa perusahaan akan melakukan buy back khususnya pada pasar terbuka
bukan berarti komitmen perusahaan untuk melakukan realisasi buy back, secara umum
pengumuman ini dipandang sebagai hal yang baik oleh pasar (Stephen& Weisbach, 1998).
Hal ini dikarenakan apabila suatu perusahaan melakukan buy back terhadap sahamnya,
investor mengindikasikan adanya return positif yang selalu mengikuti program ini.

Você também pode gostar