Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
Nama : Ika Novita Sari
Nim
: B0BO141648
LEMBAR PENGESAHAN
Ditulis Oleh
Nim
: B0BO141648
Judul
: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL Ny S
USIA 7 JAM DENGAN KEADAAN BAIK DI PUSKESMAS WAGIR-MALANG
.
()
NIP/NIK. .......................................
(..)
Tanda Tangan
Tanggal
.
()
NIDN/NIK. .
(..)
Tanda Tangan
Tanggal
()
NIDN/NIK.
Pembimbing Akademik
(..)
Tanda Tangan
Tanggal
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Karunia dan Hidayah-nya, asuhan
kebidanan dengan judul ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL
NY.S USIA 7 JAM DENGAN KEADAAN BAIK DI PUSKESMAS WAGIR- MALANG ini
dapat terselesaikan.
Asuhan kebidanan ini berisi tentang pengkajian data, identifikasi diagnose/masalah,
identifikasi masalah potensial, indentifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi, evaluasi
dan catatan perkembangan.
Penulis dalam hal ini banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis pengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
dr. Muljo Hadi Sungkono, Sp.OG (K), selaku Pembina Yayasan Kendedes Malang
drg. Suharwati, selaku Ketua Yayasan Kendedes Malang
dr. Endah Puspitorini, MscIH, DTMPH, selaku PLH Ketua STIKes Kendedes Malang
Dian Hanifah, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan
Dian Hanifah, SST., M.Keb Selaku Pembimbing Akademik
Ulfa Nur Hidayati. SKM, selaku instruktur Klinik Praktek Klinik Kebidanan 1
Drg. Widodo Widjanarko, Selaku Kepala Puskesmas Wagir
Bibit Amd Keb selaku Bidan Kordinator Puskesmas Wagir
Orang tua, teman-teman dan semua pihak yang selalu memberikan dukungan,
membimbing, dan membantu dalam menyelesaikan asuhan kebidanan ini
Penulis menyadari bahawa asuhan kebidanan ini tidak lepas dari kekurangan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan, semoga asuhan
kebidanan ini bermanfaat bagi pembaca pada umunya dan semoga asuhan kebidanan ini bisa
memberikan manfaat bagi diri kami sendiri dan pihak lain yang menggunakan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Masalah
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan husus
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis ...
1.3.2 Manfaat Praktis.
1.4 Metode Penulisan..
1.4.1 Studi Kepustakaan.
1.4.2 Observasi
1.4.3 Wawancara.
1.4.4 Mempelajari status.
1.5 Sistematika Penulisan....
1.5.1 PENDAHULUAN.
1.5.2 TINJAUAN TEORI...
1.5.3 TINJAUAN KASUS.....
1.5.4 PEMBAHASAN
1.5.5 PENUTUP.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bayi Baru Lahir Normal
2.2 Sistem Penilaian APGAR Scor
2.3 Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir di Luar Kandungan
2.4 Adaptasi Psikologis Bayi Baru Lahir di Luar Kandungan
2.5 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
2.6 Penampilan Bayi Baru Lahir
2.7 Penanganan Bayi Baru Lahir
2.8 Imunisasi
2.9 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Varney BBL
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN..
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir yang melewati masa penyesuaian pada minggu
pertama kehidupannya. Sedangakan waktu didalam uterus ibu bayi aman, hangat dan
makan dengan baik. Setelah lahir bayi harus menyesuaikan pada pola untuk makan,
bernapas dan tetap hangat.
Angka Kematian Bayi (AKB) di indonesia juga masih tinggi. Pada tahun 2012 angakanya
tercapai 32 per 1.000 kh atau setara dengan 144.000 orang.
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode
yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi terutama pada
BBLR, pemberian ASI dalam usaha menurunkan angka kematian oleh karena diare,
pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologi
merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak. Hal ini akan memberikan
kontribusi yang positif dan penurunan angka kematian bayi. Oleh karena itu, peran bidan
dalam mengatasi terjadinya komplikasi pada bayi maka perlu dilakukan asuhan kebidanan
yang memadai dalam rangka melaksanakan fungsi untuk memelihara kesehatan reproduksi
sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan taraf hidup ibu dan bayi yang pada akhirnya
dapat menurunkan AKI dan AKB.
2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan pada By Ny S usia 7
jam dan diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang komprehensif
pada bayi baru lahir sesuai dengan standar asuhan dengan menggunakan
pendokumentasian 7 langkah varney dengan pndekatan managemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah praktek ini mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan paada bayi baru
lahir.
a. Melakukan pengkajian terhadap bayi baru lahir normal
b. Mengidentifikasi diagnose dan masalah kebidanan pada bayi baru lahir normal
c. Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial yang mungkin dapat terjadi
pada bayi baru lahir normal
d. Melakukan antisipasi dan tindakan segera atau kolaborasi
e. Melakukan suatu perencanaan pada bayi baru lahir normal
f. Melaksanakan rencana yang telah disusun
g. Mengevaluasi pelaksanaan dari rencana yang telah diberikan kepada klien
1.3 Manfaat
Menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan wawasan secara langsung
dalam memberikan asuhan yang komprehensif secara berkesinambungan pada bayi baru
lahir dengan menggunakan kerangka pikir manajemen kebidanan.
1.4 Metode Penulisan
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Nilai 0
Tidak ada
Tidak ada
Tonus otot
Lunglai
Iritabilitas reflex
Warna
Nilai 1
Kurang dari 100
Lambat, tidak
Teratur
Sedikit fleksi di
Ekstermitas
Menyeringai
Tubuh merah muda,
ekstermitas biru
Nilai 2
Lebih dari 100
Baik, menangis
Gerakan aktif
Menangis kuat
Seluruhnya merah
muda
Keterangan :
Nilai 1-3 Asfiksia berat
Nilai 4-6 Asfiksia sedang
Nilai 7-10 Asfiksia ringan (Normal)
(Rukiyah, 2012)
2.1.3
a.
Sistem Pernapasan/Respirasi
Selama dalam kandungan, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas
melalui plasenta. Setelah pelepasan plasenta yang tiba-tiba pada saat kelahiran,
adaptasi yang sangat cepat terjadi untuk memastikan kelangsungan hidup. Bayi
harus bernapas dengan menggunakan paru-paru.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 16)
Perkembangan paru-paru berlangsung sejak usia kehamilan 24 hari. Untuk
lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini :
Tabel Perkembangan Paru-paru
Usia Kehamilan
Perkembangan Paru-paru
24 hari
Bakal paru-paru terbentuk
26-28 hari
Kedua bronkus membesar
6 minggu
Segmen bronkus terbentu
12 minggu
Diferensiasi lobus
Pernapasan
24 minggu
Terbentuknya alveolus
pertama pada bayi
28 minggu
Terbentuknya surfaktan
normal terjadi dalam
34-36 minggu
Struktur paru-paru sudah
waktu
10
detik
pertama
sesudah
matang
lahir.
Rangsangan
gerakan pernapasan
pertama
terjadi
karena beberapa factor, yaitu :
a) Stimulasi mekanik, yaitu karena tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati
jalan lahir. Tekanan ini menyebabkan cairan di dalam paru-paru (pada bayi normal
jumlahnya 80-100 ml) berkurang sebanyak 1/3 nya dan cairan tersebut diganti
dengan udara.
b) Stimulasi kimiawi, yaitu penurunan Pao2 (dari 80 ke 15 mmHg) dan kenaikan
Paco2 (dari 40 ke 70 mmHg), serta penurunan Ph merangsang kemoreseptor yang
terletak di sinus karotikus.
c) Stimulasi sensorik, yaitu adanya rangsangan suhu dingin mendadak pada bayi saat
meninggalkan suasana hangat di uterus dan memasuki udara luar yang relative lebih
dingin. Perubahan sushu yang mendadak ini merangsang impuls sensorik di kulit
yang kemudian disalurkan ke pusat respirasi.
d) Refleks deflasi hering breur
Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1)
Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2)
Mengembangkan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Sebelum lahir paru-paru janin penuh dengan cairan yang diekskresikan oleh paruparu itu sendiri. Ketika dilahirkan, cairan ini meninggalkan paru-paru baik karena di
pompa menuju jalan napas dan keluar dari mulut dan hidung, maupun karena
bergerak melintasi dinding alveolar menuju pembuluh limfe paru dan menuju duktus
torasikus.
Pernapasan pada bayi baru lahir biasanya adalah pernapasan diafragmatik dan
abdominal. Sementara itu, frekuensi dan dalamnya pernapasan belum teratur,
umumnya antara 30-60 X/mnt dengan periode singkat apnea (kurang dari 15 detik).
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 17-19)
b.
Metabolisme Karbohidrat
Di dalam kandungan, janin mendapatkan kebutuhan akan glukosa dari plasenta.
Tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir menyebabkan seorang
bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada bayi baru
lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat ( 1-2 jam).
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup akan
membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya terjadi jika BBL tersebut mempunyai
persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam
bentuk glikogen, terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 23)
d.
mendapatkan kebutuhan akan glukosa dari plasenta. Tindakan penjepitan tali pusat
dengan klem pada saat lahir menyebabkan seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada bayi baru lahir, glukosa
darah akan turun dalam waktu cepat ( 1-2 jam).
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup akan
membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya terjadi jika BBL tersebut mempunyai
persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam
bentuk glikogen, terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 26-28)
e.
Sistem Gastrointestinal
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan
(selain susu) masih terbatas. Hubungan antara escfagus bawah dan lambung masih
belum sempurna sehingga dapat mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir.
Pada saluran pencernaan bayi baru lahir terdapat mekonium, yaitu zat berwarna
hitam kehijauan yang terdiri atas muskopolisakrida. Mekonium biasanya dilakukan
dalam 12-24 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah terbentuk dan
berwarna kekuningan. Enzim dalam saluran pencernaan biasanya sudah terdapat
pada neonatus, kecuali amylase dan lipase. Amylase baru dihasilkan oleh kelenjar
saliva setelah usia 3 bulan dan oleh pancreas setelah usia 6 bulan. Lipase baru
dihasilkan oleh pancreas setelah usia 6 bulan. (Di dalam kandungan, janin
mendapatkan kebutuhan akan glukosa dari plasenta. Tindakan penjepitan tali pusat
dengan klem pada saat lahir menyebabkan seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada bayi baru lahir, glukosa
darah akan turun dalam waktu cepat ( 1-2 jam).
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup akan
membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya terjadi jika BBL tersebut mempunyai
persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam
bentuk glikogen, terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 31)
f.
mekanisme inflamasi dan imun. Bayi harus dilindungi dari infeksi melalui
penggunaan teknik mencuci tangan yang baik. (Di dalam kandungan, janin
mendapatkan kebutuhan akan glukosa dari plasenta. Tindakan penjepitan tali pusat
dengan klem pada saat lahir menyebabkan seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada bayi baru lahir, glukosa
darah akan turun dalam waktu cepat ( 1-2 jam).
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup akan
membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya terjadi jika BBL tersebut mempunyai
persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam
bentuk glikogen, terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 32 dan 35)
g. Keseimbangan Cairan dan Fungsi Ginjal
Pada tubuh bayi baru lahir terdapat relative banyak air. Kadar natrium relative
lebih besar dari pada kalium karena ruangan ekstraseluler yang luas. Ginjal telah
berfungsi, tetapi belum sempurna karena jumlah nefron masih belum sebanyak
orang dewasa. Laju filtrasi glomerulus pada BBL hanyalah 30-50% dari laju filtrasi
glomerulus pada orang dewasa. Akibatnya, kemampuan mengeluarkan produk
limbah dari dalam darah masih kurang.
Bayi baru lahir sudah harus buang air kecil dalam 24 jam pertama. Jumlah urine
sekitar 20-30 mL/jam dan meningkat menjadi 100-200 mL/jam pada akhir minggu
pertama. Frekuensi BAK pada bayi baru lahir berbeda-beda tergantung pada asupan
cairan. Umumnya BBL akan BAK sekali dalam 24 jam pertama, dua kali dalam 24
jam kedua, dan tiga kali dalam 24 jam ketiga. Bayi yang diberi susu formula
mungkin BAK lebih sering, tetapi jumlah urine pada bayi yang diberi ASI
meningkat setelah 3-4 hari ketika ASI ibu telah muncul menggantikan kolostrum.
Setelah hari keempat, BBL seharusnya sudah BAK setidaknya 6-8 kali setiap 24
jam.( Di dalam kandungan, janin mendapatkan kebutuhan akan glukosa dari
plasenta. Tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir menyebabkan
seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada
bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat ( 1-2 jam).
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup akan
membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya terjadi jika BBL tersebut mempunyai
persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam
bentuk glikogen, terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal:35-36)
a. Sistem Hepatik
Selama periode neonatal, hati menghasilkan zat yang esensial untuk pembekuan
darah. Hati juga mengendalikan jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang bersirkulasi,
pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel
darah merah.
Segera setelah lahir, pada hati terjadi perubahan kimia dan morfologis, yaitu
kenaikan kadar protein serta penurunan kadar lemak dan glikogen. Enzim hati
belum aktif benar pada bayi baru lahir dan umumnya baru benar-benar aktif sekitar
3 bulan setelah kelahiran. Daya detoksifikasi hati pada bayi baru lahir juga belum
sempurna sehingga pemberian obat harus sangat diperhatikan.( Di dalam
kandungan, janin mendapatkan kebutuhan akan glukosa dari plasenta. Tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir menyebabkan seorang bayi harus
mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada bayi baru lahir,
glukosa darah akan turun dalam waktu cepat ( 1-2 jam).
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup akan
membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya terjadi jika BBL tersebut mempunyai
persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam
bentuk glikogen, terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 36-37)
a. Sistem Saraf
Pada saat lahir, sistem saraf belum terintegrasi sempurna, tetapi sudah cukup
berkembang untuk bertahan dalam kehidupan ekstrauterin. Sebagai besar fungsi
neurologic berupa refleks primitif, misalnya refleks moro, refleks mencari putting
susu, refleks mengisap dan menelan, refleks batuk dan bersin, refleks
menggenggam, refleks babyskin. Sistem saraf autonomy sangat penting selama
transisi karena merangsang respirasi awal, membantu mempertahankan
keseimbangan asam-basa, dan mengatur sebagian control suhu. (Di dalam
kandungan, janin mendapatkan kebutuhan akan glukosa dari plasenta. Tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir menyebabkan seorang bayi harus
mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada bayi baru lahir,
glukosa darah akan turun dalam waktu cepat ( 1-2 jam).
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup akan
membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya terjadi jika BBL tersebut mempunyai
persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam
bentuk glikogen, terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 37-38)
2.1.4
merupakan waktu yang tepat untuk memulai proses pendekatan (kulit dengan
kulit) karena bayi dapat mempertahankan kontak mata dalam waktu lama.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 50)
b. Fase Tidur
Fase tidur dimulai 30-120 menit awal setelah bayi dilahirkan. Pada fase ini
bayi tidur atau aktivitasnya berkurang. Fase tidur mengacu pada periode
berkurangnya responsivitas. Frekuensi pernapasan dan denyut jantung menurun
kembali ke nilai dasar seiring dengan masuknya bayi dalam fase tidur, warna
kulit cenderung stabil, dan bisa terdengar bising usus. Otot menjadi relaks dan
responsivitas terhadap rangsangan dari luar berkurang.
Selama fase ini sangat sulit sulit untuk berinteraksi dengan bayi, bayi
terlihat tidak tertarik untuk menyusu. Waktu yang tenang ini dapat digunakan
oleh ibu dan bayi untuk tetap dekat dan beristirahat bersama.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 51)
c. Periode Kedua Reaktivitas
Periode ini berlangsung sejak bayi terbangun dan menunjukkan
ketertarikan terhadap rangsangan dari lingkungan. Periode ini berlangsung
selama 2-8 jam pada bayi baru lahir normal. Denyut jantung dan laju
pernapasan meningkat. Frekuensi nadi apical berkisar 120-160 x/mnt sedangkan
frekuensi berkisar 30-60 x/mnt. Peristalsis juga meningkatkan sehingga
bukanlah hal yang jarang bagi bayi baru lahir untuk mengeluarkan mekonium.
Interaksi antara ibu dan bayi selama periode ini didorong jika ibu telah
beristirahat dan menginginkannya, periode ini juga menyediakan kesempatan
bagus bagi orang tua untuk memeriksa bayinya dan mengajukan pertanyaan.
Periode ini, perlu dilakukan pemantauan ketat atas kemungkinan bayi
tersedak saat mengeluarkan mucus yang berlebihan, pemantauan setiap kejadian
apnea, dan mulai melakukan metode stimulasi keinginan atau rangsangan taktil
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 51-52)
2.1.5
j. genitalia: testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora telah
menutupi labia minora (pada bayi perempuan)
k. Rekleks isap, menelan, dan moro telah terbentuk.
l. Eliminasi, urin dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.
Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket.
(Sondakh, 2013 hal : 150)
2.1.6
terjadi perut yang tiba-tiba membesar, tanpa keluar tinja, disertai muntah dan
mungkin kulit kebiruan, harap segera konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut,
untuk kemungkinan hirschprung/congenital megacolon.
j. Reflek: reflek rooting, bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi; reflek
isap, terjadi apabila terdapat benda menyentuh bibir, yang disertai
reflek menelan; reflek moro ialah timbulnya pergerakan tangan yang simetris
seperti merangkul apabila kepala tiba-tiba digerakkan; reflek mengeluarkan
lidah terjadi apabila diletakkan benda didalam mulut, yang sering ditafsirkan
bayi menolak makanan/minuman.
k. Berat badan: sebaiknya tiap hari dipantau penurunan berat badan lebih dari 5%
berat badan waktu lahir, menunjukkan kekurangan cairan.
(Rukiyah dan Yulianti, 2013 hal : 3-5)
2.1.7 Penanganan Bayi Baru Lahir
1) Menjaga bayi agar tetap hangat
Langkah awal dalam menjaga bayi agar tetap hangat adalah dengan menyelimuti
bayi sesegera mungkin sesudah lahir. Lalu, tunda memandikan bayi selama
setidaknya 6 jam atau sampai bayi stabil untuk mencegah hipotermi.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal : 62)
2) Membersihkan Saluran Napas
Saluran napas dibersihkan dengan cara mengisap lendir yang ada di mulut dan
hidung, hal ini hanya dilakukan jika diperlukan. Tindakan ini juga dilakukan
sekaligus dengan penilaian skor APGAR menit pertama.
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak
langsung menangis, jalan napas segera dibersihkan.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 62-63)
3) Mengeringkan Tubuh Bayi
Tubuh bayi dikeringkan dari cairan ketuban dengan menggunakan kain atau
handuk yang kering, bersih dan halus. Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan
tindakan stimulasi. Bayi yang sehat hal ini biasanya cukup untuk merangsang
terjadinya pernapasan spontan.
Tubuh bayi dikeringkan mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan
lembut tanpa menghilangkan verniks. Verniks akan membantu menyamankan dan
menghangatkan bayi. Setelah dikeringkan, selimuti bayi dengan kain kering untuk
menunggu 2 menit sebelum tali pusat di klem. Hindari mengeringkan punggung
tangan bayi, cairan amnion pada tangan bayi membantu bayi untuk mencari putting
ibunya.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 64)
4) Memotong dan Mengikat Tali Pusat
Ketika memotong dan mengikat tali pusat, teknik aseptic dan antiseptic harus
diperhatikan. Tindakan ini sekaligus dilakukan untuk menilai skor APGAR menit
kelima.
Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat, kemerahan pada kulit sekitar tali pusat,
tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda infeksi, nasihati ibu untuk membawa
bayinya ke fasilitas kesehatan.
( Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 65 dan 67)
5) Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Prinsip pemberian ASI adalah di mulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan
diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan.
Pemberian ASI pertama kali dapat dilakukan setelah tali pusat bayi dipotong dan
diikat. Langkah Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru lahir yaitu, lakukan kontak
kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit satu jam, biarkan bayi mencari dan
menemukan putting ibu dan mulai menyusu
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 67-68)
6) Memberikan Identitas Diri
Segera setelah IMD, bayi baru lahir di fasilitas kesehatan segera mendapatkan
tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan pada bayi dan ibunya untuk
menghindari tertukarnya bayi.
Tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan juga perlu menuliskan keterangan
lahir untuk digunakan orang tua dalam memperoleh akte kelahiran bayi.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 70)
7) Memberikan Suntikan Vitamin K1
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna, semua
bayi baru lahir berisiko mengalami perdarahan. Untuk mencegah terjadinya
perdarahan, pada semua bayi baru lahir, terutama bayi berat lahir rendah, diberikan
suntikan vitamin K1 sebanyak 1 mg dosis tunggal, intramaskular pada anterolateral
paha kiri. Suntikan vitamin K1 dilakukan setelah proses IMD dan sebelum
pemberian imunisasi hepatitis B.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 71)
8) Memberi Salep Mata Antibiotik pada Kedua Mata
Salep mata antibiotic diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata.
Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam setelah lahir. Salep mata antibiotic yang biasa
digunakan tetrasiklin 1%.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 71)
9) Memberikan Imunisasi
Imunisasi Hepatitis B pertama (HB-0) diberikan 1-2 jam setelah pemberian
vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah
infeksi hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.
Imunisasi Hepatitis B (HB-0) harus diberikan pada bayi usia 0-7 hari.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 72)
10) Melakukan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta
kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan kelahiran.
(Dr. Lyndon Saputra :2014 hal: 73)
2.1.8
Imunisasi
Tabel Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib
Umur
0-7 hari
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan
Jenis Vaksin
Hepatitis B
BCG dan Polio 1
DPT 1 dan Polio 2
DPT 2 dan Polio 3
DPT 3 dan POLIO 4
Campak
(Kemenkes RI, 2013)
2.1.9
I.
Pengkajian
A. Data subjektif
1. Biodata
Nama bayi
Tanggal lahir
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Nama ibu
2. Keluhan utama
3.
4.
2. Pemeriksaan fisik
Kepala
: adakah caput succedaneum, chepal hematoma, keadaan
ubun-ubun tertutup.
Muka
: warna kulit merah.
Mata
: sclera putih, tidak ada perdarahan subconjugtiva.
Hidung
: lubang simetris, bersih, tidak ada sekret
Mulut
: refleks mengisap baik, tidak ada palatoskisis
Telinga
: simetris, tidak ada serumen
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran
bendungan vena jugularis.
Dada
: simetris, tidak ada retraksi dada.
Tali pusat
: bersih, tidak ada perdarahan, terbungkus kasa.
Abdomen
: simetris, tidak ada massa, tidak ada infeksi.
Genitalia
:
untuk bayi laki-laki testis sudah turun, untuk bayi
perempuan, labia mayora sudah menutupi labio minora.
Anus
: tidak terdapat atresia ani.
Ekstermitas : tidak terdapat polidaktili dan syndaktili
Pemeriksaan Neurologis
a) Refleks Moro/Terkejut : apabila bayi diberi sentuhan
mendadak
terutama dengan jari dan tangan, maka akan menimbulkan gerak
terkejut.
b) Refleks Menggenggam : apabila telapak tangan bayi disentuh dengan
jari pemeriksa, maka ia akan berusaha menggenggam jari
pemeriksaan.
c) Refleks Rooting/mencari : apabila pipi bayi disentuh oleh jari
pemeriksa, maka ia akan menoleh dan mencari sentuhan itu.
d) Refleks Mengisap/sucking : apabila bayi diberi dot/putting, maka ia
berusaha mengisap.
e) Glabella refleks
: apabila bayi disentuh pada daerah os glabella
dengan jari tangan pemeriksa, maka ia akan mengerutkan keningnya
dan mengedapkan matanya.
f) Gland refleks
: apabila bayi disentuh pada lipatan paha kanan
dan kiri. Maka ia berusaha mengangkat kedua pahanya.
g) Tonic Neck Refleks : apabila bayi diangkat dari tempat tidur
(digendong), maka ia akan berusaha mengangkat kepalanya.
Pemeriksaan Antropometri
a) Berat Badan
: BB bayi normal 2500-4000 gram
b) Panjang Badan : PB bayi lahir normal 48-52 cm
c) Lingkar kepala : lingkar kepala bayi normal 33-38 cm
d) Lingkar lengan atas : normal 10-11 cm
e) Ukuran kepala
:
1. Diameter suboksipitobregmatika
Antara foramen magnum dan ubun-ubun besar (9,5 cm).
2. Diameter suboksipitofrontalis
Antara foramen magnum ke pangkal hidung (11 cm)
3. Diameter frontooksipitalis
5.
6.
:.........
Jam
:............WIB
S
: data yang diperoleh dari pasien/keluarga
O
: hasil pemeriksaan fisik berserta pemeriksaan diagnostik dan
penunjang/pendukung lain, serta catatan medik
A
: kesimpulan dari data subjektif dan objektif
P
: merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan evaluatif
(Sondakh, 2013 hal : 165)
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Hari/Tanggal
: Jumat/12 Agustus 2016
Jam
: 02.00 WIB
Tempat
:
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Bayi
: Bayi Ny S
Umur
: 7 jam
Jenis kelemin
: Perempuan
Tanggal lahir
: 12 Agustus 2016
Jam
: 02.00 WIB
Biodata Penanggung Jawab
Nama ibu
: Ny s
Nama Suami
: Tn F
Umur
: 28 tahun
Umur
: 29 tahun
Suku
: Jawa
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pendidikan
: Sma
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Sitirejo 01/03
Alamat
:
Sitirejo
01/03
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayi lahir secara Normal di BPM Siti Mahmudah pada tanggal 12
agustus 2016 pukul 02.00 WIB dengan jenis kelamin bayi perempuan, berat badan
3100 gram, panjang badan 48 cm.
3. Riwayat antenatal
Trimester I (Jumlah Kunjungan, Keluhan, Terapi)
Ibu mengatakan jumlah kunjungan TM I = 2x di BPM, ibu mengatakan mengeluh
mual, muntah dan mendapat obat vit B6. Bidan menganjurkan ibu untuk makan
sedikit tapi sering, banyak mengkonsumsi gizi seimbang (Nasi, Sayur, Ikan, Ayam,
Telur) air putih dan buah-buahan dan memberitahu tanda bahaya kehamilan.
Trimester II
4) Mata
: Bersih, simetris, sclera putih (tidak icterus), conjungtiva
merah muda (tidak anemis),
5) Hidung
: Bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung,
6) Mulut
: Bersih, tidak ada stomatitis, lidah tidak kotor, tidak ada
kelainan seperti labyoskisis, palatoskisis
7) Telinga
: Bersih, tidak ada serumen, daun telinga tidak menempel
pada kulit kepala
8) Leher
: Bersih, simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe,
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis
9) Dada
: Simetris, retraksi dinding dada
10) Abdomen : Tali pusat, Bersih, masih basah, tidak ada perdarahan,
tidak ada tanda-tanda infeksi
11) Punggung : Tidak ada spina bifida
12) Genatalia
: Bersih, labia mayora sudah menutupi labio minora
13) Anus
: Bersih, tidak ada atresia ani
14) Ekstermitas :
a. Atas
: Bersih, simetris, kuku jari tangan tidak pucat
b. Bawah : Bersih, simetris, kuku jari kaki tidak pucat
15) Kulit
: Warna kemerahan, turgor kulit baik.
b. Perkusi
Abdomen
: Tidak ada kembung
c. Auskultasi
a. Dada
: Tidak ada ronchi, tidak ada wheezing,
b. Abdomen : Bising usus (+)
II.
3. Pemeriksaan Khusus
1) Pemeriksaan Antropometri
Berat Badan
: 3100 gram
Panjang Badan
: 48 cm
Lingkar kepala
: 34 cm
SOB
: 33 cm
MC
: 36 cm
FO
: 34 cm
Lingkar dada
: 30 cm
Lingkar lengan atas : 12 cm
2) Refleks
Refleks moro
: positif
Refleks rooting
: positif
Refleks sucking
: positif
Graphs/platar
: positif
Graphs walking
: tidak dikaji
Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx
: By. Ny S usia 7 jam dengan keadaan baik
Ds
: Ibu mengatakan bayi lahir secara normal di Puskesmas wagir pada tanggal 12
agustus 2016 pukul 02.00 WIB dengan jenis kelamin perempuan, berat badan 3100 gram,
panjang badan 48 cm.
III.
IV.
V.
VI.
Do
: Pada buku KIA tercatat bayi lahir normal oleh bidan pada tanggal 12 agustus
2016 pukul 02.00 WIB.
Jenis kelamin : perempuan
BB
: 3100 gram
PB
: 48 CM
Keadaan umum
: baik
Pernafasan
: 45x/m
Nadi
: 118x/m
Suhu
: 36,70c
Tidak ada kelainan dan tidak ada tanda-tanda infeksi
Antisipasi Masalah Potensial
Icterus dan infeksi neonatorum
Identifikasi Kebutuhan Segera
KIE tentang cara meneteki yang benar dan posisi menyusui yang benar
Intervensi
Tanggal
: 12 agustus 2016
Pukul
: 02.08 WIB
Dx
: By. Ny S usia 7 jam dengan keadaan baik
Tujuan
: setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan tidak terjadi infeksi
neonatorum dan icterus
Kriteria hasil : keadaan umum bayi baik dan tanda-tanda vital normal,tidak ada infeksi
Intervensi
1. Jalin komunikasi dengan keluarga klien
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pemeriksaan
3. Pertahankan suhu tubuh bayi
4. Lakukan perawatan tali pusat
5. Kaji tanda-tanda bahaya pada bayi
a. Hipotermi atau hipertermi
b. Icterus
c. Tanda infeksi
6. Beri imunisasi HB unijeck, menyuntikkan vaksin HB 1/3 paha bagian luar
(IM)
7. Ajarkan pada keluarga cara perawatan bayi sehari-hari
8. Berikan penyuluhan untuk ibu tentang pemberian ASI eksklusif
Implementasi
Hari/Tanggal : 12 agustus 2016
Pukul
: 02.08 WIB
Dx
: Bayi baru lahir By. Ny S usia 7 jam
Implementasi :
1. Menjalin komunikasi dengan keluarga klien
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi menggunakan kain yang
bersih dan kering
4. Melakukan perawatan tali pusat pada bayi dengan membungkus tali pusat
menggunakan kassa steril
5. Mengkaji tanda-tanda bahaya pada bayi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan ini dikelompokkan sesuai langkah-langkah manajemen kebidanan meliputi :
pengkajian, identifikasi diagnosa dan masalah, antisipasi masalah potensial, identifikasi
kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Menurut tinjauan pustaka dan data subyektif yang harus ada pada bayi baru lahir By Ny
S usia 7 jam, bayi tidak mengalami komplikasi. Jadi dalam pengkajian tidak terjadi
kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus. Dari kasus diatas ibu sudah mengerti
dengan apa saja yang diinstruksikan oleh petugas kesehatan. Bayi tampak sehat dan minum ASI
baik.
Pada identifikasi masalah/diagnose juga tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan
praktek di lapangan. Karena diagnose pada kasus ini diperoleh dari pengkajian.
Tidak terdapat masalah potensial pada kasus diatas, sehingga tidak memerlukan
kebutuhan segera. Karena bayi baru lahir dalam keadaan normal dan tidak ada komplikasi yang
menyertai.
Pada penyusunan rencana dan pemberian asuhan tidak ada kesenjangan antara teori
dengan praktek di lapangan. Dimana dalam praktek langkah-langkah tersebut pada By S usia 7
jam dengan keadaan baik dapat dilakukan dengan baik, sehingga hasilnya dapat tercpai dengan
maksimal pada evaluasi.
Berdasarkan kasus di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul Bayi Baru Lahir
By. Ny S usia 7 jam dengan keadaan baik di puskesmas wagir dengan tidak ada masalah yang
dialami selama pemeriksaan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Neonatus adalah bayi yang berumur antara 0-28 hari, pada masa ini bayi melakukan
adaptasi pada berbagai sistem tubuh. Oleh karena itu sangan rentan terhadap berbagai
masalah kesehatan.
Banyaknya kasus Angka Keamatian Bayi (AKB) di Indonesia disebabkan oleh banyak
factor yang terjadi pada masa neonatus antara lain : infeksi, asfiksia neonatorum, trauma
kelahiran, cacat bawaan, penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan dismaturitas,
imaturitas. Pada masa neonatus yang retan ini perlu diwaspadai terjadinya hal-hal diatas dan
perlu diadakan pemantauan pada bayi baru lahir.
Oleh karena itu, asuhan yang adekuat dan menyeluruh perlu dilakukan guna memberikan
penanganan pada kasus yang ada pada neonatus sehingga dapat mengatasi masalah yang
ada.
5.2 Saran
Hendaknya mampu menerapkan pengetahuan yang diterima di kampus dengan kasus yang
ditemui dilapangan sehingga dapat memberikan asuhan yang menyeluruh pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
Sondaka Jeni J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : Erlangga
Siwi, Elisabeth dkk.2015.Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : Pustaka
BaruMarmy.2015.Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelaja
Saputra Lyndon.2014.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Tanggerang : Binarupa Aksara
Dr. Lydon. 2014. AsuhanNeonatus, Bayi dan Balita. Tanggerang: BinarupaAksara