Você está na página 1de 4

Nama

Nim
Kelas

: Putri Setyana Sari


: 201502105
: 3C Keperawatan

Saturday, September 29, 2012


Kesehatan Penerbangan

Transportasi udara saat ini bukan lagi sesuatu yang exclusive lagi seperti era 1980-an.
Juta-an orang berpindah setiap hari dari suatu tempat ke tempat lain menggunakan moda
transportasi yang dulu diimpikan Leonardo da vinci, bahkan saat ini dengan harga yang sangat
murah.Tidak terkecuali karyawan dan keluarga Adaro energy group, transportasi ini sudah
bukan nmenjadi suatu yang asing, setiap hari Airfast Indonesia melayani route dari dan ke lokasi
perusahaan.
Kemajuan teknologi transportasi selain memberikan kemudahan bukan berarti tanpa
akibat buruk yang berpotensi timbul. Salah satunya adalah akibat buruk adalah bagi kesehatan
penumpang , karena manusia yang secara fisiologis berhabitat hidup berjalan di darat berkat
teknologi penerbangan bisa manjadi burung yang bisa terbang dengan kecepatan sangat tinggi
yang sanggup memutar jarum jam mundur ke belakang.Tentunya hal ini membawa konsekuensi
gangguan psikologis dan fisiologis yang akan dikupas dalam artikel ini.
Kesehatan penerbangan
Kedokteran penerbangan adalah salah satu bidang keilmuan di ilmu kedokteran yang
mempelajari respon fisik, psikologis dan biokimia seseorang yang terbang , ilmu jarang
diminati sehingga tidak semua dokter mengetahui dengan baik bidang satu ini.

Sebagai ujung tombak seharusnya dokter umum memegang peran yang besar dalam
meminimalisasi resiko kesehatan berkaitan denga penerbangan melalui pemeriksaan penapisan
kesehatan sebelum terbang ( pre-flight screening ), memberi saran untuk mengurangi resiko
kesehatan pada perjalanan jarak jauh dan memberi penanganan kondisi medis paska terbang
termasuk jet-lag dan DVT ( deep vein thrombisis ).
Beberapa maskapai penerbangan dan tujuan penerbangan tertentu memerlukan pre-flight travel
clearance dari dokter pada kondisi medis tertentu seperti Myocard infarction ( kemtian otot
jantung ) dan psychosis acute gangguan jiwa akut.
Hal ini diperlukan karena perubahan fisiologis selama penerbangan bisa memperparah kondisi
kesehatan bahkan bisa berakibat fatal.
Perubahan fisiologis selama penerbangan di antaranya sbb:
1. Penurunan tekanan oksigen ( altitude hypoxia ). Tekanan udara menurun drastis pada
ketinggan jelajah terbang 10.000 feet atau 3000 meter diatas permukaan laut. Penumpang
dengan gangguan kesehatan jantung,paru dan anemia sangat beresiko jika tidak di
berikan oksigen tambahan selama penerbangan.
2. Selain itu perubahan tekanan akibat naik-turun mendadak, mengakibatkan
barotrauma. Barotrauma adalah akibat mengembangnya udara normal yang ada di dalam
beberapa organ tubuh misalnya telinga tengah, sinus, paru dan usus. Harus di perhatikan
pada pasien yang dievakuasi menggunakan ETT ( endotracheal tube ) harus dihindarkan
menggunakan udara untuk mengembangkan cuff ETT, karena bisa mengakibatkan baro
trauma pada trachea, tekanan harus di kurangi selama penerbangan, atau lebih aman
digunakan cairan normal saline untuk mengembangkan cuff. Barotrauma terjadi akibat
naik turun, sehingga untuk kenyaman penumpang banyak maskapai melakukan naikturun 400 feet/menit dan melakukan pengaturan tekanan kabin setiap naik-turun 400 ft.
Penyebab lain barotrauma adalah influenza/pilek atau rinitis alergi. Hidung yang buntu
mengakibatkan udara yang di telinga tengah dan sinus tidak bisa menyesuaikan dengan
tekanan udara luar sehingga mengakibatkan rasa sakit di telinga dan sinus .
Berikut tips manouver untuk menyesuaikan tekanan telinga atau sinus dengan
udara luar adalah dengan cara :
Menyumbat hidung dan mengeluarkan napas sampai terdengar suara plug atau
gemuruh di telinga.
Menelan ,mengunyah atau menguap.
Pada bayi dengan diberikan minum atau kue yang merangsang menelan.
Menggunakan tetes hidung ( Otrivin tetes )
3. Kondisi kabin kering dan kekurangan cairan / dehidrasi ( kelembaban relative 10 %
-20% ) pada perjalanan jauh kondisi kelembaban rendah ini mengakibatkan mata,
hidung ,mulut dan kulit kering, sehingga akan baik jika penumpang mengenakan
pelembab kulit dan minum yang cukup.
4. Paparan bising dan getaran
5. Mabuk perjalanan ( motion sickness )
6. Aerotoxic Syndrome , akhir-akhir muncul menjadi perhatian dan mengacu pada gas
uap beracun dari bahan bakar pesawat yang bocor dan masuk tersedot ke dalam saluran
udara cabin yang diatur oleh mesin pesawat udara.
7. Kekurangan gerakan pada penumpang beresiko bisa menyebabkan DVT. Penumpang
dengan varises,gangguan jantung,kematian otot jantung, akseptor KB esterogen ( pil

KB/suntik ), hamil dan nifas, paska aoperasi besar dalam 6 minggu,stroke memiliki
resiko sedang tinggi untuk terjadi DVT.

Kehamilan dan penerbangan


Dengan berbagai alasasn banyak ibu hamil harus melakukan perjalanan menggunakan
pesawat terbang, dan tentunya ini memberikan resiko kepada ibu dan janin yang dikandung .
Kehamilan yang sering beresiko adalah kehamilan trimester pertama(umur kehamilan 1-3 bulan )
dan trimester ketiga ( umur kehamilan 6-9 bulan ). Resiko ini akan lebih besar pada wanita hamil
kembar, riwayat keguguran atau melahirkan prematur, pinggul sempit dan pre-eklampsia.
Pada kondisi kehamilan diatas surat keterangan pemeriksaan dokter harus di tunjukan ke
maskapai .
Karena resiko gangguan kehamilan tinggi maka asuransi tertentu hanya men-cover pada
usia kehamilan sampai 24 minggu.
Mengingat resiko yang menyangkut ibu dan janin maka ibu hamil sebisa mungkin mengatur
jadwal perjalanan via udara pada waktu aman, trimester ke dua .
Kondisi yang dilarang terbang
Salah satu maskapai internasional memberlakukan ketentuan larangan terbang dan
mengharuskan adanya medical clearance kepada penumpang dengan gangguan kesehatan.
Dibawah ini adalah penumpang yang di larang terbang sbb :
1. Serangan jantung , dalam 7 hari sebelum penerbangan
2. Stroke dalam 3 hari sebelum penerbangan .
3. Gangguan kejiwaan akut dan tak terkontrol
4. Penyakit menular yang bemiliki potensi menenular langsung kepada penumpang lain.
5. Operasi pembuluh darah 3 hari sebelum penerbangan.
6. Operasi pembuluhh darah dengan stent dalam 2 hari sebelum penerbangan.
7. Kehamilan :
Penerbangan dalam negeri, hamil kembar umur kehamilan diatas 36 minggu ( 9
bulan )
Penerbangan >4 jam , hamil tunggal umur kehamilan diatas 36 minggu.
Penerbangan internasional, hamil kembar umur kehamilan diatas 32 minggu.
Kondisi yang memerlukan keterangan dokter ( medical clearance )
1. Asma dalam 48 jam sebelum terbang.
2. Trauma kepala 2 minggu sebelum penerbangan.
3. Serangan Jantung 21 hari sebelum penerbangan
4. Operasi dada 10 hari sebelum penerbangan
5. Sakit telinga dan sinus 48 jam sebelum penerbangan.
6. Stroke 10 hari sebelum penerbangan
7. Fobia ketinggian , jika ragu terhadap kemampuan mengatasi ketakutan.
8. Operasi perut 10 hari sebelum penerbangan
9. Anemia dibawah 7 g/dl
10. Bayi sebelum umur 7 hari

11. Luka tembus pada mata, yang mengakibatkan kebocoran cairan vitreus.
12. Pneumothorax , masa penyembuhan sebelum 14 hari.
13. Gips/ plaster cast, gips harus di belah jika sebelum 48 jam .
Dengan mengetahui kaitan kesehatan dan penerbangan , marilah meningkatkan
kepedulian kepada diri kita dan orang-orang disekeliling , memberikan informasi mengenai
resiko dan melakukan upaya pencegahan .
http://keselamatandankesehatankerja.blogspot.co.id/2012/09/kesehatan-penerbangan.html

Você também pode gostar