Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
Andreas Kandhi Cahya
NIM S11003
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah mencurahkan rahmat dan hidayah Nya. Pada akhirnya penulis mampu
menyelesaikanskripsi
dengan
judul
Pengaruh
Pendidikan
Kesehatan
selaku Pembimbing
8. Orang tuaku tercinta Heru Kantoko, Ibu Erna Diati yang selalu
memberikan dukungan, doa, materi
waktu.
9. Pramita Windi Astuti yang selalu mendukung dan memberi semangat
kepada saya sehingga saya dapat meyelesaikan proposal skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan S-1 Keperawatan angkatan 2011 yang selalu
mendukung dan membantu dalam proses pembuatan proposal skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun material
dalam penyusunan proposal ini, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu
persatu.
Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan
mandapat balasan yang lebih baik. Pada akhirnya penulis bersyukur pada Tuhan
YME semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada banyak pihak dan tidak lupa
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
DAFTAR ISI
1.3.2
1.4.2
1.4.3
1.4.4
1.4.5
Analisa data........................................................................ 56
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik responden ................................................................. 66
5.2 Gambaran keterampilan responden kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan sebelum pendidikan kesehatan .................................... 69
5.3 Gambaran keterampilan responden kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan sesudah pendidikan kesehatan .................................... 70
5.4 Pengaruh pendidikan kesehatan melalui media audiovisual terhadap
keterampilan penanganan pertama luka bakar ............................ 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1Pathway............................................................................................ 12
Skema 2.2 Kerangka teori.................................................................................. 44
Skema 2.3 Kerangka konsep.............................................................................. 45
Skema 3.1 Rancangan penelitian....................................................................... 49
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Jadwal penelitian
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
: Lembar oponent
Lampiran 8
: Lembar audience
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
: Lembar Observasi
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
: Dokumentasi
Lampiran 18
: Lembar konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN
suatu
arahan.
Seorang
remaja
memiliki
kemampuan
audiovisual,
70%
bila
dilaksanakan
dalam
praktek
nyata
Tujuan umum
Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui media audiovisual
terhadap keterampilan penanganan pertama luka bakar pada anak sekolah
menengah pertama.
1.3.2
Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik responden.
2. Mengidentifikasi keterampilan anak sekolah menengah pertama
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan melalui media audiovisual
tentang keterampilan penanganan pertama pada luka bakar.
3. Mengidentifikasi keterampilan anak sekolah menengah pertama
setelah dilakukan pendidikan kesehatan melalui media audiovisual
tentang keterampilan penanganan pertama pada luka bakar melalui
media audiovisual.
keperawatan
dapat
melakukan
program
peningkatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3. Flash Burns
Flashburns adalah luka bakar yang disebabkan oleh ledakan gas
alam, propan, butane, minyak destilasi, alkohol dan cairan mudah
terbakar lain.
4. Contact Burns
Luka bakar kontak berasal dari kontak dengan logam panas,
plastik, gelas atau batu bara panas. Kejadian ini terbatas. Balita yang
menyentuh atau jatuh dengan tangan menyentuh setrika, oven, dan bara
kayu menyebabkan luka bakar yang dalam pada telapak tagan.
5. Chemical Burn
Luka bakar yang diakibatkan oleh iritasi zat kimia, apakah bersifat
asam kuat atau basa kuat. Kejadian ini sering pada karyawan industri
yang memakai bahan kimia sebagai bagian dari proses pengolahan atau
produksnya, penanganan yang salah dapat memperluas luka bakar yang
terjadi. Irigasi dengan NS (NaCl 0,9%) atau aquades atau cairan netral
lainnya adalah penolong terbaik.
6. Electrical Burn
Sel yang dialiri listrik akan mengalami kematian yang bisa
menjalar dari arus masuk sampai bagian tubuh tempat arus keluar. Luka
masuk adalah tempat aliran listrik memasuki tubuh, luka keluar adalah
tempat keluarnya arus dari tubuh menuju bumi/ ground.
syok
dampak
hipovolemik).
yang
bersifat
Gangguan
sistemik,
yang
terjadi
menyangkut
3. Fase lanjut
Fase ini berlangsung sejak penutupan luka hingga terjadinya
maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional.
Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang
hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
yang
luas
(mayor)
mengkompensasisehingga
tubuh
timbul
tidak
mampu
berbagai
macam
lagi
untuk
komplikasi
(Christantie, 1999).
Berbagai faktor dapat menjadi penyebab luka bakar. Beratnya
luka bakar juga dipengaruhi oleh cara dan lamanya kontak dengan
sumber panas (misal, suhu benda yang membakar, jenis pakaian yang
terbakar, sumber panas : air panas, api, minyak panas), listrik, zat
kimia, radiasi.Faktor yang menjadi penyebab beratnya luka bakar antara
lain (Christantie, 1999) :
1. Keluasan luka bakar
2. Kedalaman luka bakar
3. Umur pasien
4. Agen penyebab
5. Faktor atau luka-luka lain yang menyertai
6. Penyakit yang dialami terdahulu : diabetes, jantung, ginjal,dll.
7. Obesitas
8. Adanya trauma inhalasi
2. Pathway(Skema 2.1)
Scald Burn
Flame Burn
Flash Burn
Chemical Burn
Contact Burn
Electrical Burn
Tekanan hidrostatik
kapiler pada cedera
Respon Stres
Kerusakan Kapiler
Permeabilitas Kapiler
Epinefrin &
norepinefri
Vasokonstriksi
selektif
Tahanan perifer
Edema Luka
Hemokonsentrasi
Tekanan osmotik
koloid kapiler
Tekanan hidrostatik
vaskular kelebihan
tekanan osmotik koloid
Volume darah yang
bersirkulasi
Edema umum
Curah jantung
Afterload
jantung
2.1.1.5 Komplikasi
1. Syok hipovolemik
Akibat pertama dari luka bakar adalah syok karena kaget dan
kesakitan. Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi akan rusak dan
permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak
sehingga
dapat
terjadi
anemia.
Meningkatnya
permeabilitas
Hal
ini
menyebabkan
berkurangnya
volume
cairan
adalah sesak napas, takipnea, stridor, suara serak, dan dahak berwarna
gelap karena jelaga.Permeabilitas kapiler setelah 12 - 24 jammulai
membaik dan terjadi mobilisasi dan penyerapan cairan edema kembali ke
pembuluh darah, ini ditandai dengan meningkatnya diuresis (Marzoeki,
1993).
3. Keracunan CO2
Keracunan gas CO atau gas beracun lain, karbon monoksida akan
mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi
mengikat oksigen. Tanda-tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung,
pusing, mual dan muntah. Keracunan yang berat terjadi koma. Bila > 60
% hemoglobin terikat dengan CO, penderita dapat meninggal
(Moenadjat,2003).
4. SIRS (systemic inflammatory respone syndrome)
Luka bakar sering tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati, yang
merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan
mempermudah infeksi. Infeksi ini sulit untuk mengalami penyembuhan
karena tidak terjangkau oleh pembuluh darah kapiler yang mengalami
trombosis. Kuman penyebab infeksi berasal dari kulitnya sendiri, juga
dari kontaminasi kuman dari saluran nafas atas dan kontaminasi kuman
di lingkungan rumah sakit. Infeksi nosokomial ini biasanya berbahaya
karena banyak yang sudah resisten terhadap antibiotik (Moenadjat,
2003).
hemodinamik
berupa
vasodilatasi,
depresi
oksigenasi
jaringan.
Ketiganya
menyebabkan
sirkulasi
dan
perfusi,
sulit
untuk
mempertahankan
spontan pada luka bakar superfisial atau partial thickness burn. Luka
bakar derajat 2 dibedakan menjadi 2 (dua) (Clevo, 2012) :
a. Derajat II dangkal (superfisial)
1) Kerusakan mengenai sebagian superfisial dari dermis
2) Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer
sebasea masih utuh
3) Penyembuhan terjasi spontan dalam waktu 10-14 hari.
b. Derajat II dalam (deep)
1) Kerusakan mengenai hampir saluruh bagian dermi
2) Apendises kulit sperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer
sebasea sebagian masih utuh.
3) Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang
tersisa. Biasanya terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
3. Luka bakar derajat tiga
Terjadi kerusakan pada seluruh ketebalan kulit. Meskipun tidak
seluruh tebal kulit rusak, tetapi bila semua organ kulit sekunder rusak dan
tidak ada kemampuan lagi untuk melakukan regenerasi kulit secara
spontan/ repitelisasi, maka luka bakar itu juga termasuk derajat tiga.
Penyebabnya adalah api, listrik,atau zat kimia. Mungkin akan tampak
berwarna putih seperti mutiara dan biasnya tidak melepuh, tampak kering
dan biasanya relatif anestetik. Dalam beberapa hari, luka bakar semacam
itu akan membentuk eschar berwarna hitam, keras, tegang dan tebal
(Clevo, 2012).
Tabel 2.1
Klasifikasi
Penyebab
Luka bakar
dangkal
(superficial
burn)
Sinar UV,
paparan
nyala api
Luka bakar
sebagian
dangkal
(superficial
partialthickness
burn)
Cairan atau
uap panas
(tumpahan
atau
percikan),
paparan
nyala api
Luka bakar
sebagian
dalam (deep
partialthickness
burn)
Luka bakar
seluruh
lapisan (full
thickness
burn)
(Moenadjat, 2003)
Penampakan
Luar
Sensasi
Waktu
penyembuhan
Jaringan
parut
Kering dan
merah;
memucat
dengan
penekanan
Gelembung
berisi cairan,
berkeringat,
merah;
memucat
dengan
penekanan
Nyeri
3-6 hari
Tidak
terjadi
jaringan
parut
Nyeri bila
terpapar
udara dan
panas
7-20 hari
Cairan atau
uap panas
(tumpahan)
, api,
minyak
panas
berisi cairan
(rapuh); basah
atau kering
berminyak,
berwarna dari
putih sampai
merah; tidak
memucat
dengan
penekanan
Terasa
dengan
penekana
n saja
>21 hari
Cairan atau
uap panas,
api,
minyak,
bahan
kimia,
listrik
tegangan
tinggi
Putih
berminyak
sampai abuabu dan
kehitaman;
kering dan
tidak elastis;
tidak memucat
dengan
penekanan
Terasa
hanya
dengan
penekana
n yang
kuat
Tidak dapat
sembuh (jika
luka bakar
mengenai >2%
dari TBSA)
Umumny
a tidak
terjadi
jaringan
parut;
potensial
untuk
perubaha
n pigmen
Hipertrofi
, berisiko
untuk
kontraktu
r
(kekakua
n akibat
jaringan
parut
yang
berlebih)
Risiko
sangat
tinggi
untuk
terjadi
kontraktu
r
dilakukan
setelah
pendinginan)
bertujuan
untuk
oli
atau
larutan
lainnya,
akan
menghambat
pertolongan
pada
fasilitas
kesehatan
untuk
2. Kamar mandi
a. Jauhkan blow dryer, curling irons dari jangkauan anak
b. Pastikan termostat pemanas air pada suhu 120F (48,8C)
atau lebih rendah. Umumnya air panas untuk anak sebaiknya
suhunya tidak lebih dari 100F (37,7C). Jangan biarkan anak
bermain dengan keran atau shower.
3. Di setiap ruangan
a. Tutup setiap tempat yang dapat dipakai untuk menusukkan
kabel listrik
b. Jauhkan anak dari pemanas ruangan, radiator, tempat yang
berapi
c. Pasang detektor asap dan periksa baterai minimal satu
tahun/kali
2.1.2 Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan dan
sikap yang didasarkan pada pengetahuan akan lebih langgeng daripada
pengetahuan dan sikap yang tidak didasari pengetahuan (Notoadmodjo,
2007).
2.1.2.1 Definsi
Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi
melalui
pancaindera
manusia,
yakni:
indra
penglihatan,
(kesadaran),
Kesadaran
adalah
dimana
seseorang
(menimbang-nimbang).
Seseorang
akan
dipelajari
antara
lain:
menyebutkan,
menguraikan,
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan katakata kerja: dapat meggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis
menunjuk
pada
suatu
kemampuan
untuk
ini
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
dan
penggunaan
pengetahuan
(Neisser,
1976
dalam
Tabel 2.2
No
Sensory-motor (sensori-motor)
0 sampai 2 tahun
Preoperationan (Praoperasional)
2 sampai 7 tahun
Concrete-operational(Konkret-operasional)
7 sampai 11 tahun
Formal-operational (Formal-operasional)
11 sampai 15 tahun
2.1.4 Keterampilan
2.1.4.1 Definisi
Keterampilan adalah keahlian,kemampuan berlatih, fasilitas dalam
melakukan sesuatu, ketangkasan dan kebijaksanaan. Keterampilan mencakup
pengalaman dan praktek dan memperoleh keterampilan mengarah ketindakan
sadar dan otomatis keterampilan merupakan praktik atau tindakan yang
dilakukan oleh peserta didik sehubungan materi pendidikan yang diberikan.
Tindakan praktik atau tindakan menurut Notoadmodjo (2007) terdiri dari :
1. Persepsi (perception)
Praktik tingkat pertama adalah persepsi yaitu mengenal dan memilih
berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2. Respon terpimpin (guided response)
Indikator praktik tingkat kedua adalah respon terpimpin yaitu seseorang
dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan
contoh.
3. Mekanisme (mechanism)
Peserta didik dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
4. Adaptasi (adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Tindakan atau keterampilan itu sudah dimodifikasi sendiri
tanpa mengurangi kebenaran indakan tersebut.
kesehatan
merupakan
suatu
komunikasi
untuk
kemudian
jawaban/tanggapan,
peserta
memberikan
tanggapan/jawbaban
tersebut
menjadi
kelompok
kecil-kecil,
kemudian
lain,
mendiskusikan
dan
masing-masing
masalah
tersebut.
kelompok
Selanjutnya
Mereka
memperagaka
bagaimana
(slide, film, dan film strip) dan alat bantu yang tidak diproyeksikan
(Notoatmodjo, 2012).
2. Alat bantu dengar (audio aids)
Alat bantu dengar adalah alat yang membantu untuk menstimulasi
indra
pendengar
pada
waktu
proses
penyampaian
bahan
dengan
cepat
dan
bergantian
sehingga
atau
mempengaruhi sikap.
memperpanjang
waktu,
dan
2.2
Faktor Predisposisi
Kerangka Teori
1.
2.
3.
4.
Luka Bakar
Faktor pendukung
pendidikan
sikap
pengetahuan
persepsi
1. persediaan alat
2. budaya
Clothing
Cooling
Cleaning
Chemoprophylaxis
Covering
Comforting
Faktor pendorong
1. media promosi
2. keinginan/kemauan
individu
3. sikap dan perilaku
petugas
Persepsi
Keterampilan
Respon
terpimpin
Memahami
Mekanisme
konseptual
merupakan
kerangka
fikir
mengenai
dengan
apa
yang
telah
diuraikan
pada
studi
kepustakaan
(Nasirdkk,2011).
Kerangka konseptual ini menjelaskan tentang variable-variabel
yang dapat diukur dalam penelitian ini. Kerangka konsep penelitian ini
meliputi dua komponen yaitu :
Variabel independen
Variabel dependen
Pendidikan kesehatan
Keterampilan siswa
dalam penanganan
luka bakar
2.4
Nama peneliti
Judul penelitian
Metode
Hasil
Assessment of
Cooling on an Acute
Scald Burn Injury in
a Porcine Model
Penelitian ini
menggunakan
eksperimental
Penelitian ini
menunjukkan
bahwa air yang
mengalir dingin
muncul paling
efektif pertolongan
pertama untuk luka
bakar melepuh
akut dalam model
babi dibandingkan
dengan handuk
basah dan
semprotan air .
Pengaruh Bedside
Teaching Model
Terhadap Penguasaan
Kasus Dan
Kemampuan
Keterampilan
Mahasiswa Praktik
Klinik Keperawatan
Menggunakan
eksperimen semu
dengan sampel 25
orang setiap
kelompok. Data
dianalisis dengan
independent t-test.
Terdapat pengaruh
metode bed side
teaching terhadap
penguasaan kasus
mahasiswa praktik
klinik keperawatan
kelompok kontrol
dengan kelompok
intervensi (p-value
0,001). Sedangkan
terhadap
kemampuan skill
tidak ditemukan
perbedaan
pengaruh (p-value
0,686).
Pengaruh Penyuluhan
Dengan Media
Audiovisual
Terhadap
Peningkatan
Pengetahuan, Sikap,
Dan Perilaku Ibu
Balita Gizi Kurang
Dan Buruk Di
Kabupaten Kota
Waringin Barat
Propinsi Kalimantan
Tengah
ini adalah
penelitian
eksperimental
kuasi yang
digunakan pre test
- test pro dengan
desain kelompok
kontrol (random
alloca-tion).
populasi
dialokasikan dalam
tiga kelompok;
kontrol,
pengobatan, dan
kelompok
improvemen
pengetahuan ,
sikap dan perilaku
ibu yang telah
lama anak di
bawah 5 tahun
yang bersama di
informasi dengan
media audio visual
lebih tinggi
daripada mereka
yang bersama
informasion
dengan modul dan
kelompok kontrol .
audiovisual dengan
15 ibu yang
memiliki ringan
dan berat anak
kurang gizi di
bawah usia lima
tahun berturutturut.
ada perbedaan
pengetahuan ,
sikap dan perilaku
ibu anak di bawah
lima tahun
sebelum dan
sesudah intervensi
BAB III
METODE PENELITIAN
pengaruh
pendidikan
kesehatan
terhadap
keterampilan
diberi
intervensi
pada
48
kelompok
kontrol
(Dharma
2011).
Menurut Dharma (2011) untuk desain penelitian Quasi Eksperimental dengan Pre
and post test with control group design adalah sebagai berikut :
(Nursalam, 2014)
Skema 3.1
Rancangan penelitian
Kelompok
Pre test
O1
O2
Perlakuan
X
Post test
O3
O4
Keterangan :
A
: Kelompok perlakuan
: Kelompok kontrol
3.2.2 Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat
dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Teknik
pengumpulan
sampel
menggunakan
purposive
sampling
yaitu
10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006). Penelitian ini
pengambilan sampel 20% dari jumlah populasi sebanyak 180 sehingga
sampel yang digunakan 36 responden.
Definisi
Proses
pemberian
informasi
kepada
responden
tentag
penatalaksanaan
luka bakar.
Keterampilan Keterampilan
siswa dalam
penanganan luka
bakar
Alat ukur
Cara ukur
Hasil Ukur
Skala
Data
Dengan
cara
mengisi
pertanyaan
pada
kuesioner
kuesioner
dengan
cara diisi
oleh
responden
1. Tidak
diberikan
pendidikan
kesehatan
2. Diberikan
pendidikan
kesehatan
Nominal
Lembar
Observasi
Lembar
observasi
diisi oleh
peneliti.
Penyataan
terdiri dari
6 item
dengan
menggunak
an skala
Guttman
jika
melakukan
tindakan
dinilai 1
dan jika
tidak
melakukan
dinilai 0
1. Memadai :
apabila
skore 6-5
2. Cukup :
apabila
skore 4-3
3. Kurang
memadai :
apabila
skore 2-1
Ordinal
(Wirawan, 2002)
mengucapkan
terimakasih
kepada
responden
atas
4. Entry Data
Data yang telah terkumpul kemudian dimasukan dalam program
analisis dengan menggunakan perangkat komputer.
5. Cleaning
Merupakan kegiatan pengecekan data yang sudah dimasukan untuk
diperiksa ada tidaknya kesalahan.
yang
ikut
dalam
penelitian
dan
responden
berhak
untuk
mengundurkan diri sewaktu waktu tanpa sanksi apa pun. Prinsip ini
diaplikasikan melalui penjelasan secara singkat dan jelas oleh peneliti
kepada responden tentang tujuan, prosedur, durasi keterlibatan
responden, hak responden dan manfaat penelitian. Setelah diberikan
penjelasan, responden secara suka rela memberikan tanda tangan pada
lembar persetujuan. Selama penelitian semua responden bersedia untuk
dilibatkan dalam penelitian.
2. Menghormati
confidentiality).
prinsip
kerahasiaan
(respect
for
privacy
and
keadilan
dan
inklusivitas
(respect
for
justice
inclusiveness)
Prinsip keterbukaann dalam penelitian mengandung makna
bahwa penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan
dilakukan secara professional. Prinsip keadilan mengandung makna
bahwa penelitian memberikan keuntungan dan beban secara merata
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan responden. Pada saat
penelitian berlangsung terjadi masalah etik dimana dalam satu ruangan
terdapat responden yang belum mendapat pendidikan kesehatan
tentang penanganan luka bakar (pre) dan terdapat responden yang akan
dilakukan pendidikan kesehatan tentang penanganan luka bakar. Solusi
untuk mengatasi masalah ini adalah memberikan informasi kepada
responden yang belum dilakukan pendidikan kesehatan tentang
penanganan luka bakar bahwa pendidikan kesehatan tentang
penanganan luka bakar ini akan dilakukan sesuai jadual yang sudah
disepakati.
4. Beneficence
Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus
mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi subjek
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Jumlah
25
11
36
Presentasi (%)
69,4%
30,6%
100%
61
Jumlah
Presentasi (%)
15
21
36
42,7%
58,3%
100%
Jumlah
18
Presentasi (%)
50%
18
50%
36
100%
Pre
Post
Frekuensi
Prosentase
Frekuensi
Prosentase
50%
12
66,7%
50%
33,3%
18
100%
18
100%
Pre
Post
Frekuensi
Prosentase
Frekuensi
Prosentase
18
100%
12
66,7
33,3
18
100%
18
100%
Shapiro-Wilk
Df
,552
,655
5
10
Sig.
,000
,000
Sig
,206
Keterangan
Ho diterima
Sig
,000
Keterangan
Ho ditolak
BAB V
PEMBAHASAN
1) kapasitas menggunakan hipotesis 2) kapasitas menggunakan prinsipprinsip abstrak. Menggunakan kapasitas hipotesis (anggapan dasar), seorang
remaja akan mampu berpikir hipotetis, yakni berpikir mengenai sesuatu
khususnya dalam hal pemecahan masalah. Selanjutnya dengan kapasitas
menggunakan prinsip-prinsip abstrak, remaja tersebut akan mampu
mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak, seperti ilmu agama
(dalam hal ini misalnya ilmu tauhid), ilmu matematika dan ilmu-ilmu
abstraklainnya dengan luas dan lebih mendalam (Muhibbin, 2013).
Usia menentukan tahap perkembangan kognitif seseorang.
Semakin bertambah usia semakin bertambah pula kemampuan kognitif
dalam menyimpan informasi dan berkemampuan merespon informasiinformasi tersebut secara sistematik (Muhibbin, 2013)
Kenyataan yang ditemukan oleh peneliti, dari hasil penelitian ini
bahwa usia mempengaruhi perkembangan kognitif seseorang.Hal ini sesuai
dengan penelitian dari Arifmiboy (2015) tentang perbedaan individu dan
perkembangan kognitif anak serta implikasinya terhadap pembelajaran, agar
pendidik mengenali dan memahami perbedaan individu dari peserta didik
sesuai tahap usia perkembangan kognitif anak.
kontrol 9 siswa (50%) masih dalam kategori cukup dan 9 siswa (50%)
dalam kategori tidak memadai. Data dari kelompok perlakuan 12 siswa
(66,67%) juga masih dalam kategori cukup dan 6 siswa (33,3%) dalam
kategori tidak memadai, pada hasil kedua kelompok tersebut masih belum
mencapai
kategori
memadai.Dikarenakan
kurangnya
atau
belum
sesuatu,
ketangkasan
dan
kebijaksanaan.
Keterampilan
yang
masuk
dalam
kategori
memadai.Hasil
tersebut
yang
paling
banyakmenyalurkanpengetahuankedalamotakadalahmata.Kuranglebih
75%-87% pengetahuanmanusiadiperolehmelaluimatasedangkan 13%-25%
lainnyatersalurmelaluiindra
yang
lain
(Notoatmodjo,
2012).Media
meningkat
dalam
penelitian
ini
pengetahuan
tentang
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh
pendidikan
kesehatan
melalui
audiovisual
terhadap
keterampilan
75
6.2 Saran
6.2.1 Masyarakat
Masyarakat (siswa) dapat memberikan gambaran dan mengaplikasikan
tentang penanganan luka bakar dan dapat memberikan informasi kepada
teman atau anggota keluarga.
6.2.2 Tenaga Kesehatan
Perawat, tim medis atau tenaga kesehatan yang lain dapat menggunakan
media
audiovisual
dalam
memberikan
penyuluhan
dalam
upaya
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah mencurahkan rahmat dan hidayah Nya. Pada akhirnya penulis mampu
menyelesaikanskripsi
dengan
judul
Pengaruh
Pendidikan
Kesehatan
selaku Pembimbing
8. Orang tuaku tercinta Heru Kantoko, Ibu Erna Diati yang selalu
memberikan dukungan, doa, materi
waktu.
9. Pramita Windi Astuti yang selalu mendukung dan memberi semangat
kepada saya sehingga saya dapat meyelesaikan proposal skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan S-1 Keperawatan angkatan 2011 yang selalu
mendukung dan membantu dalam proses pembuatan proposal skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun material
dalam penyusunan proposal ini, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu
persatu.
Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan
mandapat balasan yang lebih baik. Pada akhirnya penulis bersyukur pada Tuhan
YME semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada banyak pihak dan tidak lupa
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
DAFTAR ISI
1.3.2
1.4.2
1.4.3
1.4.4
1.4.5
Analisa data........................................................................ 56
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik responden ................................................................. 66
5.2 Gambaran keterampilan responden kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan sebelum pendidikan kesehatan .................................... 69
5.3 Gambaran keterampilan responden kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan sesudah pendidikan kesehatan .................................... 70
5.4 Pengaruh pendidikan kesehatan melalui media audiovisual terhadap
keterampilan penanganan pertama luka bakar ............................ 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1Pathway............................................................................................ 12
Skema 2.2 Kerangka teori.................................................................................. 44
Skema 2.3 Kerangka konsep.............................................................................. 45
Skema 3.1 Rancangan penelitian....................................................................... 49
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Jadwal penelitian
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
: Lembar oponent
Lampiran 8
: Lembar audience
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
: Lembar Observasi
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
: Dokumentasi
Lampiran 18
: Lembar konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN
suatu
arahan.
Seorang
remaja
memiliki
kemampuan
audiovisual,
70%
bila
dilaksanakan
dalam
praktek
nyata
Tujuan umum
Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui media audiovisual
terhadap keterampilan penanganan pertama luka bakar pada anak sekolah
menengah pertama.
1.3.2
Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik responden.
2. Mengidentifikasi keterampilan anak sekolah menengah pertama
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan melalui media audiovisual
tentang keterampilan penanganan pertama pada luka bakar.
3. Mengidentifikasi keterampilan anak sekolah menengah pertama
setelah dilakukan pendidikan kesehatan melalui media audiovisual
tentang keterampilan penanganan pertama pada luka bakar melalui
media audiovisual.
keperawatan
dapat
melakukan
program
peningkatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3. Flash Burns
Flashburns adalah luka bakar yang disebabkan oleh ledakan gas
alam, propan, butane, minyak destilasi, alkohol dan cairan mudah
terbakar lain.
4. Contact Burns
Luka bakar kontak berasal dari kontak dengan logam panas,
plastik, gelas atau batu bara panas. Kejadian ini terbatas. Balita yang
menyentuh atau jatuh dengan tangan menyentuh setrika, oven, dan bara
kayu menyebabkan luka bakar yang dalam pada telapak tagan.
5. Chemical Burn
Luka bakar yang diakibatkan oleh iritasi zat kimia, apakah bersifat
asam kuat atau basa kuat. Kejadian ini sering pada karyawan industri
yang memakai bahan kimia sebagai bagian dari proses pengolahan atau
produksnya, penanganan yang salah dapat memperluas luka bakar yang
terjadi. Irigasi dengan NS (NaCl 0,9%) atau aquades atau cairan netral
lainnya adalah penolong terbaik.
6. Electrical Burn
Sel yang dialiri listrik akan mengalami kematian yang bisa
menjalar dari arus masuk sampai bagian tubuh tempat arus keluar. Luka
masuk adalah tempat aliran listrik memasuki tubuh, luka keluar adalah
tempat keluarnya arus dari tubuh menuju bumi/ ground.
syok
dampak
hipovolemik).
yang
bersifat
Gangguan
sistemik,
yang
terjadi
menyangkut
3. Fase lanjut
Fase ini berlangsung sejak penutupan luka hingga terjadinya
maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional.
Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang
hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
yang
luas
(mayor)
mengkompensasisehingga
tubuh
timbul
tidak
mampu
berbagai
macam
lagi
untuk
komplikasi
(Christantie, 1999).
Berbagai faktor dapat menjadi penyebab luka bakar. Beratnya
luka bakar juga dipengaruhi oleh cara dan lamanya kontak dengan
sumber panas (misal, suhu benda yang membakar, jenis pakaian yang
terbakar, sumber panas : air panas, api, minyak panas), listrik, zat
kimia, radiasi.Faktor yang menjadi penyebab beratnya luka bakar antara
lain (Christantie, 1999) :
1. Keluasan luka bakar
2. Kedalaman luka bakar
3. Umur pasien
4. Agen penyebab
5. Faktor atau luka-luka lain yang menyertai
6. Penyakit yang dialami terdahulu : diabetes, jantung, ginjal,dll.
7. Obesitas
8. Adanya trauma inhalasi
2. Pathway(Skema 2.1)
Scald Burn
Flame Burn
Flash Burn
Chemical Burn
Contact Burn
Electrical Burn
Tekanan hidrostatik
kapiler pada cedera
Respon Stres
Kerusakan Kapiler
Permeabilitas Kapiler
Epinefrin &
norepinefri
Vasokonstriksi
selektif
Tahanan perifer
Edema Luka
Hemokonsentrasi
Tekanan osmotik
koloid kapiler
Tekanan hidrostatik
vaskular kelebihan
tekanan osmotik koloid
Volume darah yang
bersirkulasi
Edema umum
Curah jantung
Afterload
jantung
2.1.1.5 Komplikasi
1. Syok hipovolemik
Akibat pertama dari luka bakar adalah syok karena kaget dan
kesakitan. Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi akan rusak dan
permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak
sehingga
dapat
terjadi
anemia.
Meningkatnya
permeabilitas
Hal
ini
menyebabkan
berkurangnya
volume
cairan
adalah sesak napas, takipnea, stridor, suara serak, dan dahak berwarna
gelap karena jelaga.Permeabilitas kapiler setelah 12 - 24 jammulai
membaik dan terjadi mobilisasi dan penyerapan cairan edema kembali ke
pembuluh darah, ini ditandai dengan meningkatnya diuresis (Marzoeki,
1993).
3. Keracunan CO2
Keracunan gas CO atau gas beracun lain, karbon monoksida akan
mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi
mengikat oksigen. Tanda-tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung,
pusing, mual dan muntah. Keracunan yang berat terjadi koma. Bila > 60
% hemoglobin terikat dengan CO, penderita dapat meninggal
(Moenadjat,2003).
4. SIRS (systemic inflammatory respone syndrome)
Luka bakar sering tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati, yang
merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan
mempermudah infeksi. Infeksi ini sulit untuk mengalami penyembuhan
karena tidak terjangkau oleh pembuluh darah kapiler yang mengalami
trombosis. Kuman penyebab infeksi berasal dari kulitnya sendiri, juga
dari kontaminasi kuman dari saluran nafas atas dan kontaminasi kuman
di lingkungan rumah sakit. Infeksi nosokomial ini biasanya berbahaya
karena banyak yang sudah resisten terhadap antibiotik (Moenadjat,
2003).
hemodinamik
berupa
vasodilatasi,
depresi
oksigenasi
jaringan.
Ketiganya
menyebabkan
sirkulasi
dan
perfusi,
sulit
untuk
mempertahankan
spontan pada luka bakar superfisial atau partial thickness burn. Luka
bakar derajat 2 dibedakan menjadi 2 (dua) (Clevo, 2012) :
a. Derajat II dangkal (superfisial)
1) Kerusakan mengenai sebagian superfisial dari dermis
2) Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer
sebasea masih utuh
3) Penyembuhan terjasi spontan dalam waktu 10-14 hari.
b. Derajat II dalam (deep)
1) Kerusakan mengenai hampir saluruh bagian dermi
2) Apendises kulit sperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer
sebasea sebagian masih utuh.
3) Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang
tersisa. Biasanya terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
3. Luka bakar derajat tiga
Terjadi kerusakan pada seluruh ketebalan kulit. Meskipun tidak
seluruh tebal kulit rusak, tetapi bila semua organ kulit sekunder rusak dan
tidak ada kemampuan lagi untuk melakukan regenerasi kulit secara
spontan/ repitelisasi, maka luka bakar itu juga termasuk derajat tiga.
Penyebabnya adalah api, listrik,atau zat kimia. Mungkin akan tampak
berwarna putih seperti mutiara dan biasnya tidak melepuh, tampak kering
dan biasanya relatif anestetik. Dalam beberapa hari, luka bakar semacam
itu akan membentuk eschar berwarna hitam, keras, tegang dan tebal
(Clevo, 2012).
Tabel 2.1
Klasifikasi
Penyebab
Luka bakar
dangkal
(superficial
burn)
Sinar UV,
paparan
nyala api
Luka bakar
sebagian
dangkal
(superficial
partialthickness
burn)
Cairan atau
uap panas
(tumpahan
atau
percikan),
paparan
nyala api
Luka bakar
sebagian
dalam (deep
partialthickness
burn)
Luka bakar
seluruh
lapisan (full
thickness
burn)
(Moenadjat, 2003)
Penampakan
Luar
Sensasi
Waktu
penyembuhan
Jaringan
parut
Kering dan
merah;
memucat
dengan
penekanan
Gelembung
berisi cairan,
berkeringat,
merah;
memucat
dengan
penekanan
Nyeri
3-6 hari
Tidak
terjadi
jaringan
parut
Nyeri bila
terpapar
udara dan
panas
7-20 hari
Cairan atau
uap panas
(tumpahan)
, api,
minyak
panas
berisi cairan
(rapuh); basah
atau kering
berminyak,
berwarna dari
putih sampai
merah; tidak
memucat
dengan
penekanan
Terasa
dengan
penekana
n saja
>21 hari
Cairan atau
uap panas,
api,
minyak,
bahan
kimia,
listrik
tegangan
tinggi
Putih
berminyak
sampai abuabu dan
kehitaman;
kering dan
tidak elastis;
tidak memucat
dengan
penekanan
Terasa
hanya
dengan
penekana
n yang
kuat
Tidak dapat
sembuh (jika
luka bakar
mengenai >2%
dari TBSA)
Umumny
a tidak
terjadi
jaringan
parut;
potensial
untuk
perubaha
n pigmen
Hipertrofi
, berisiko
untuk
kontraktu
r
(kekakua
n akibat
jaringan
parut
yang
berlebih)
Risiko
sangat
tinggi
untuk
terjadi
kontraktu
r
dilakukan
setelah
pendinginan)
bertujuan
untuk
oli
atau
larutan
lainnya,
akan
menghambat
pertolongan
pada
fasilitas
kesehatan
untuk
2. Kamar mandi
a. Jauhkan blow dryer, curling irons dari jangkauan anak
b. Pastikan termostat pemanas air pada suhu 120F (48,8C)
atau lebih rendah. Umumnya air panas untuk anak sebaiknya
suhunya tidak lebih dari 100F (37,7C). Jangan biarkan anak
bermain dengan keran atau shower.
3. Di setiap ruangan
a. Tutup setiap tempat yang dapat dipakai untuk menusukkan
kabel listrik
b. Jauhkan anak dari pemanas ruangan, radiator, tempat yang
berapi
c. Pasang detektor asap dan periksa baterai minimal satu
tahun/kali
2.1.2 Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan dan
sikap yang didasarkan pada pengetahuan akan lebih langgeng daripada
pengetahuan dan sikap yang tidak didasari pengetahuan (Notoadmodjo,
2007).
2.1.2.1 Definsi
Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi
melalui
pancaindera
manusia,
yakni:
indra
penglihatan,
(kesadaran),
Kesadaran
adalah
dimana
seseorang
(menimbang-nimbang).
Seseorang
akan
dipelajari
antara
lain:
menyebutkan,
menguraikan,
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan katakata kerja: dapat meggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis
menunjuk
pada
suatu
kemampuan
untuk
ini
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
dan
penggunaan
pengetahuan
(Neisser,
1976
dalam
Tabel 2.2
No
Sensory-motor (sensori-motor)
0 sampai 2 tahun
Preoperationan (Praoperasional)
2 sampai 7 tahun
Concrete-operational(Konkret-operasional)
7 sampai 11 tahun
Formal-operational (Formal-operasional)
11 sampai 15 tahun
2.1.4 Keterampilan
2.1.4.1 Definisi
Keterampilan adalah keahlian,kemampuan berlatih, fasilitas dalam
melakukan sesuatu, ketangkasan dan kebijaksanaan. Keterampilan mencakup
pengalaman dan praktek dan memperoleh keterampilan mengarah ketindakan
sadar dan otomatis keterampilan merupakan praktik atau tindakan yang
dilakukan oleh peserta didik sehubungan materi pendidikan yang diberikan.
Tindakan praktik atau tindakan menurut Notoadmodjo (2007) terdiri dari :
1. Persepsi (perception)
Praktik tingkat pertama adalah persepsi yaitu mengenal dan memilih
berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2. Respon terpimpin (guided response)
Indikator praktik tingkat kedua adalah respon terpimpin yaitu seseorang
dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan
contoh.
3. Mekanisme (mechanism)
Peserta didik dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
4. Adaptasi (adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Tindakan atau keterampilan itu sudah dimodifikasi sendiri
tanpa mengurangi kebenaran indakan tersebut.
kesehatan
merupakan
suatu
komunikasi
untuk
kemudian
jawaban/tanggapan,
peserta
memberikan
tanggapan/jawbaban
tersebut
menjadi
kelompok
kecil-kecil,
kemudian
lain,
mendiskusikan
dan
masing-masing
masalah
tersebut.
kelompok
Selanjutnya
Mereka
memperagaka
bagaimana
(slide, film, dan film strip) dan alat bantu yang tidak diproyeksikan
(Notoatmodjo, 2012).
2. Alat bantu dengar (audio aids)
Alat bantu dengar adalah alat yang membantu untuk menstimulasi
indra
pendengar
pada
waktu
proses
penyampaian
bahan
dengan
cepat
dan
bergantian
sehingga
atau
mempengaruhi sikap.
memperpanjang
waktu,
dan
2.2
Faktor Predisposisi
Kerangka Teori
1.
2.
3.
4.
Luka Bakar
Faktor pendukung
pendidikan
sikap
pengetahuan
persepsi
1. persediaan alat
2. budaya
Clothing
Cooling
Cleaning
Chemoprophylaxis
Covering
Comforting
Faktor pendorong
1. media promosi
2. keinginan/kemauan
individu
3. sikap dan perilaku
petugas
Persepsi
Keterampilan
Respon
terpimpin
Memahami
Mekanisme
konseptual
merupakan
kerangka
fikir
mengenai
dengan
apa
yang
telah
diuraikan
pada
studi
kepustakaan
(Nasirdkk,2011).
Kerangka konseptual ini menjelaskan tentang variable-variabel
yang dapat diukur dalam penelitian ini. Kerangka konsep penelitian ini
meliputi dua komponen yaitu :
Variabel independen
Variabel dependen
Pendidikan kesehatan
Keterampilan siswa
dalam penanganan
luka bakar
2.4
Nama peneliti
Judul penelitian
Metode
Hasil
Assessment of
Cooling on an Acute
Scald Burn Injury in
a Porcine Model
Penelitian ini
menggunakan
eksperimental
Penelitian ini
menunjukkan
bahwa air yang
mengalir dingin
muncul paling
efektif pertolongan
pertama untuk luka
bakar melepuh
akut dalam model
babi dibandingkan
dengan handuk
basah dan
semprotan air .
Pengaruh Bedside
Teaching Model
Terhadap Penguasaan
Kasus Dan
Kemampuan
Keterampilan
Mahasiswa Praktik
Klinik Keperawatan
Menggunakan
eksperimen semu
dengan sampel 25
orang setiap
kelompok. Data
dianalisis dengan
independent t-test.
Terdapat pengaruh
metode bed side
teaching terhadap
penguasaan kasus
mahasiswa praktik
klinik keperawatan
kelompok kontrol
dengan kelompok
intervensi (p-value
0,001). Sedangkan
terhadap
kemampuan skill
tidak ditemukan
perbedaan
pengaruh (p-value
0,686).
Pengaruh Penyuluhan
Dengan Media
Audiovisual
Terhadap
Peningkatan
Pengetahuan, Sikap,
Dan Perilaku Ibu
Balita Gizi Kurang
Dan Buruk Di
Kabupaten Kota
Waringin Barat
Propinsi Kalimantan
Tengah
ini adalah
penelitian
eksperimental
kuasi yang
digunakan pre test
- test pro dengan
desain kelompok
kontrol (random
alloca-tion).
populasi
dialokasikan dalam
tiga kelompok;
kontrol,
pengobatan, dan
kelompok
improvemen
pengetahuan ,
sikap dan perilaku
ibu yang telah
lama anak di
bawah 5 tahun
yang bersama di
informasi dengan
media audio visual
lebih tinggi
daripada mereka
yang bersama
informasion
dengan modul dan
kelompok kontrol .
audiovisual dengan
15 ibu yang
memiliki ringan
dan berat anak
kurang gizi di
bawah usia lima
tahun berturutturut.
ada perbedaan
pengetahuan ,
sikap dan perilaku
ibu anak di bawah
lima tahun
sebelum dan
sesudah intervensi
BAB III
METODE PENELITIAN
pengaruh
pendidikan
kesehatan
terhadap
keterampilan
diberi
intervensi
pada
48
kelompok
kontrol
(Dharma
2011).
Menurut Dharma (2011) untuk desain penelitian Quasi Eksperimental dengan Pre
and post test with control group design adalah sebagai berikut :
(Nursalam, 2014)
Skema 3.1
Rancangan penelitian
Kelompok
Pre test
O1
O2
Perlakuan
X
Post test
O3
O4
Keterangan :
A
: Kelompok perlakuan
: Kelompok kontrol
3.2.2 Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat
dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Teknik
pengumpulan
sampel
menggunakan
purposive
sampling
yaitu
10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006). Penelitian ini
pengambilan sampel 20% dari jumlah populasi sebanyak 180 sehingga
sampel yang digunakan 36 responden.
Definisi
Proses
pemberian
informasi
kepada
responden
tentag
penatalaksanaan
luka bakar.
Keterampilan Keterampilan
siswa dalam
penanganan luka
bakar
Alat ukur
Cara ukur
Hasil Ukur
Skala
Data
Dengan
cara
mengisi
pertanyaan
pada
kuesioner
kuesioner
dengan
cara diisi
oleh
responden
1. Tidak
diberikan
pendidikan
kesehatan
2. Diberikan
pendidikan
kesehatan
Nominal
Lembar
Observasi
Lembar
observasi
diisi oleh
peneliti.
Penyataan
terdiri dari
6 item
dengan
menggunak
an skala
Guttman
jika
melakukan
tindakan
dinilai 1
dan jika
tidak
melakukan
dinilai 0
1. Memadai :
apabila
skore 6-5
2. Cukup :
apabila
skore 4-3
3. Kurang
memadai :
apabila
skore 2-1
Ordinal
(Wirawan, 2002)
mengucapkan
terimakasih
kepada
responden
atas
4. Entry Data
Data yang telah terkumpul kemudian dimasukan dalam program
analisis dengan menggunakan perangkat komputer.
5. Cleaning
Merupakan kegiatan pengecekan data yang sudah dimasukan untuk
diperiksa ada tidaknya kesalahan.
yang
ikut
dalam
penelitian
dan
responden
berhak
untuk
mengundurkan diri sewaktu waktu tanpa sanksi apa pun. Prinsip ini
diaplikasikan melalui penjelasan secara singkat dan jelas oleh peneliti
kepada responden tentang tujuan, prosedur, durasi keterlibatan
responden, hak responden dan manfaat penelitian. Setelah diberikan
penjelasan, responden secara suka rela memberikan tanda tangan pada
lembar persetujuan. Selama penelitian semua responden bersedia untuk
dilibatkan dalam penelitian.
2. Menghormati
confidentiality).
prinsip
kerahasiaan
(respect
for
privacy
and
keadilan
dan
inklusivitas
(respect
for
justice
inclusiveness)
Prinsip keterbukaann dalam penelitian mengandung makna
bahwa penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan
dilakukan secara professional. Prinsip keadilan mengandung makna
bahwa penelitian memberikan keuntungan dan beban secara merata
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan responden. Pada saat
penelitian berlangsung terjadi masalah etik dimana dalam satu ruangan
terdapat responden yang belum mendapat pendidikan kesehatan
tentang penanganan luka bakar (pre) dan terdapat responden yang akan
dilakukan pendidikan kesehatan tentang penanganan luka bakar. Solusi
untuk mengatasi masalah ini adalah memberikan informasi kepada
responden yang belum dilakukan pendidikan kesehatan tentang
penanganan luka bakar bahwa pendidikan kesehatan tentang
penanganan luka bakar ini akan dilakukan sesuai jadual yang sudah
disepakati.
4. Beneficence
Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus
mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi subjek
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Jumlah
25
11
36
Presentasi (%)
69,4%
30,6%
100%
61
Jumlah
Presentasi (%)
15
21
36
42,7%
58,3%
100%
Jumlah
18
Presentasi (%)
50%
18
50%
36
100%
Pre
Post
Frekuensi
Prosentase
Frekuensi
Prosentase
50%
12
66,7%
50%
33,3%
18
100%
18
100%
Pre
Post
Frekuensi
Prosentase
Frekuensi
Prosentase
18
100%
12
66,7
33,3
18
100%
18
100%
Shapiro-Wilk
Df
,552
,655
5
10
Sig.
,000
,000
Sig
,206
Keterangan
Ho diterima
Sig
,000
Keterangan
Ho ditolak
BAB V
PEMBAHASAN
1) kapasitas menggunakan hipotesis 2) kapasitas menggunakan prinsipprinsip abstrak. Menggunakan kapasitas hipotesis (anggapan dasar), seorang
remaja akan mampu berpikir hipotetis, yakni berpikir mengenai sesuatu
khususnya dalam hal pemecahan masalah. Selanjutnya dengan kapasitas
menggunakan prinsip-prinsip abstrak, remaja tersebut akan mampu
mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak, seperti ilmu agama
(dalam hal ini misalnya ilmu tauhid), ilmu matematika dan ilmu-ilmu
abstraklainnya dengan luas dan lebih mendalam (Muhibbin, 2013).
Usia menentukan tahap perkembangan kognitif seseorang.
Semakin bertambah usia semakin bertambah pula kemampuan kognitif
dalam menyimpan informasi dan berkemampuan merespon informasiinformasi tersebut secara sistematik (Muhibbin, 2013)
Kenyataan yang ditemukan oleh peneliti, dari hasil penelitian ini
bahwa usia mempengaruhi perkembangan kognitif seseorang.Hal ini sesuai
dengan penelitian dari Arifmiboy (2015) tentang perbedaan individu dan
perkembangan kognitif anak serta implikasinya terhadap pembelajaran, agar
pendidik mengenali dan memahami perbedaan individu dari peserta didik
sesuai tahap usia perkembangan kognitif anak.
kontrol 9 siswa (50%) masih dalam kategori cukup dan 9 siswa (50%)
dalam kategori tidak memadai. Data dari kelompok perlakuan 12 siswa
(66,67%) juga masih dalam kategori cukup dan 6 siswa (33,3%) dalam
kategori tidak memadai, pada hasil kedua kelompok tersebut masih belum
mencapai
kategori
memadai.Dikarenakan
kurangnya
atau
belum
sesuatu,
ketangkasan
dan
kebijaksanaan.
Keterampilan
yang
masuk
dalam
kategori
memadai.Hasil
tersebut
yang
paling
banyakmenyalurkanpengetahuankedalamotakadalahmata.Kuranglebih
75%-87% pengetahuanmanusiadiperolehmelaluimatasedangkan 13%-25%
lainnyatersalurmelaluiindra
yang
lain
(Notoatmodjo,
2012).Media
meningkat
dalam
penelitian
ini
pengetahuan
tentang
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh
pendidikan
kesehatan
melalui
audiovisual
terhadap
keterampilan
75
6.2 Saran
6.2.1 Masyarakat
Masyarakat (siswa) dapat memberikan gambaran dan mengaplikasikan
tentang penanganan luka bakar dan dapat memberikan informasi kepada
teman atau anggota keluarga.
6.2.2 Tenaga Kesehatan
Perawat, tim medis atau tenaga kesehatan yang lain dapat menggunakan
media
audiovisual
dalam
memberikan
penyuluhan
dalam
upaya
DAFTAR PUSTAKA