Ahmad Husni, SH kepla desa Bajur Kecamatan Labuapi Lombok
Barat naik pitam ketika melihat angka BGM (bawah garis merah) balita di desanya lebih tinggi dari desa yang lain sewilayah puskesmas Perampuan. BGM adalah istilah yang sering digunakan oleh lembaga atau tenaga kesehatan untuk menyebut anak-anak yang berada di amabang busung lapar. Husni marah disebabkan tidak adanya koordinasi/pemberitahuan dari para kader posyandunya tentang keadaan yang terjadi terhadap para balita ini, dia justeru mengetahui masalah ini dari para petugas PKM (Pusat Kesehatan Masyarakat) Perampuan yang sedang mengadakan sosialisasi KTR (kawasan tanpa asap rokok) beberapa hari yang lalu. para kader tidak pernah memberitahukan/melapor kepada saya kalau ternyata di Bajur banyak anak tergolong BGM. Tegasnya, kesal. Data dari PKM (pusat kesehatan masyarakat) perampuan kecamatan Labuapi Lombok Barat menyebutkan desa Bajur mengalami BGM tertinggi dengan 35 kasus, disusul desa Trongtawah dengan 22 kasus, desa Karang Bongkot 19 kasus, desa Perampuan 12 kasus, desa Kuranji Dalang 11 kasus, sedangkan desa Kuranji hanya 3 kasus. Berangkat dari masalah ini Husni merencanakan pada tahun 2017 akan menganggarkan di APBDes untuk mengatasi maslah balita yang kena BGM. Pada tahun 2015 dan 2016 Husni telah merealisasikan insentif untuk para kader posyandu, dan masingmasing kader mendapatkan Rp. 600.000,-/tahun. untuk posyandu kami telah memberikan intensif bagi para kader, dan insya Allah tahun depan kita akan memprogramkan untuk mengatasi maslah BGM. Tandasnya. Musleh