Você está na página 1de 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM

RESPIRASI : PENYAKIT PARU OBSTRUKSI


MENAHUN (PPOM)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Kelompok
Mata Kuliah Manajemen Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pembimbing: Ns. Veronica Yosefa Winda S, Kep

Disusun OlehKelompok 2
ANTONIUS ARI WIBOWO

1001140003

SITI RAMADONA

1001140045

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan yang
berjudul PENYAKIT PARU OBSTRUKSI MENAHUN tepat pada waktunya.
Penulisan Asuhan Keperawatan ini merupakan penugasan dari mata
kuliahblok

Keperawatan Medikal Bedah. Penulis mengucapkan terima kasih

kepada dosen pembimbing yang telah memberikan sarannya dalam pembuatan


Asuhan Keperawatan ini dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan
membantu dalam pembuatan Asuhan Keperawatanini.
Penulis berharap Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memberikan sifat
membangun demi kesempurnaan Asuhan Keperawatan ini.Penulis menyadari
bahwa Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari sempurna mengingat penulis
masih tahap belajar dan oleh karna itu mohon maaf apabila masih banyak
kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan Asuhan Keperawatan ini.

Palembang,

September 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................
2

KATA PENGANTAR.....................................................................

ii

DAFTAR ISI...................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................

B.Ruang Lingkup Penulisan.....................................................

C. Tujuan Penulisan..................................................................

D. Metode Penulisan.................................................................

E. Sistematika Penulisan...........................................................

BAB II LANDASAN TEORI


A. Konsep Dasar Medik
1. Pengertian........................................................................
2. Anatomi Fisiologi............................................................
3. Patofisiologi.....................................................................
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian.......................................................................
2. Diagnosa Keperawatan....................................................
3. Intervensi.........................................................................
4. Implementasi....................................................................
5. Evaluasi............................................................................
6. Discharge Planning..........................................................
C. Patoflow Diagram Teori
BAB IIIPENUTUP

4
7
11
12
17
18
25
26
27

3.1 Kesimpulan.........................................................................

29

3.2 Saran....................................................................................

29

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Penyakit paru obstruktif menahun adalah kelompok penyakit paru
yang disebabkan terganggunya aliran udara.Istilah penyakit paru obsrtuksi
menahun di gunakan untuk menggambarkan penderita bronchitis kronis,
emfisema, atau kombinasi penyakit paru lainnya.
Menurut WHO yang di tuangkan dalam Global Intiatorve for
kronik obstructive lung Disease ( GOLD ) tahun 2001 dan di update
PPOM di definisikan sebagai penyakit yang dikarateristikan oleh adanya
obstruksi saluran pernafasan yang tidak reversible sepenuhnya. Sumbatan
aliran udara ini bersifat progresif dan berkaitan dengan respon inflamasi
abnormal paru-paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya.
Menurut

WHO,

menyebutkan

lima

penyakit

paru

utama

merupakan 17,4% dari seluruh kematian di dunia dengan masing-masing


infeksi paru : 7,2%, dari seluruh kematian di dunia pada tahun 2000:
(55.694.000), ternyata 59% di antaranya akibat penyakit tidak menular,
salah satu di antaranya adalah PPOM, di dunia terdapat 2,2 juta jiwa
meninggal akibat penyakit paru obstruksi menahun.
Di Amerika serikat , penyakit ini merupakan penyebab kematian ke
-4, di mana angka kesakitan meningkat dengan usia dan lebih besar
padapria dari pada wanita, kematian akibat PPOM sangat rendah pada
pasien usia di bawah,45 tahun dan meningkat dengan bertambahnya usia.
Menurut data Surkenas tahun 2001, penyakit pernafasan ( termasuk
PPOM ) merupakan penyebab kematian ke-2 di Indonesia prevalensi
PPOM meningkat dengan meningkatnya usia. Prevalensi ini juga lebih

tinggi pada pria dari pada wanita. Dari data diatas maka penulis tertarik
untuk membahas tentang masalah penyakit paru obstruksi menahun
dengan judul Asuhan Keperawatan
B. Ruang lingkup penulisan
Mengingat keterbatasan waktu yang ada pada penulis, maka dalam
penulisan makalah ini penulis membatasi ruang lingkup masalah hanya
pada asuhan keperawatan gangguan sitem pernafasan; penyakit paru
obstruksi menahun .
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu

memahami,

dan

mengaplikasikan

asuhan

keperawatan dengan gangguan sistem pernafasan; penyakit paru


obstruksi menahun.
2. Tujuan khusus
Merupakan penjabaran

langkah-langkah

pelaksanaan

asuhan

keperawatan, di mana penulis di harapkan mampu:


a. Mahasiswa mampu memahami mengenai Anatomi fisiologi
penyakit
b. Mahasiswa mampu memahami mengenai Definisi penyakit
gangguan sistem pernafasan: penyakit paru obstruksi menahun.
c. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai
Etiologi penyakit gangguan sistem pernafasan: penyakit paru
d.

obstruksi menahun.
Mahasiswa mampu

memahami

mengenai

Patofisiologi

penyakit gangguan sistem pernafasan: penyakit paru obstruksi


menahun.
e. Mahasiswa

mampu

memahami

dan

mengaplikasikan

mengenai Asuhan keperawatan penyakit gangguan sistem


pernafasan: penyakit paru obstruksi menahun.
D. Metode penulisan
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis adalah metode
deskriptif untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan
makalah ini penulis menggunakan metode:
1. Studi kepustakaan

Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini, penulis menggunakan


beberapa buku sumber dan internet sebagai referensi.
E. Sistematiaka penulisan
Adapun sistematika penulisan Asuhan Keperawatan ini terdiri dari 3 bab
yaitu:
1. BAB I : Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup,
metode penulisan dan sistematika penulisan.
2. BAB II : Tinjauan Teori
Bab ini terdiri dari konsep dasar medis dan konsep dasar keperawatan
berdasarkan buku sumber atau referensi yaitu Sistem Respirasi,
Defenisi,

Anatomi fisiologi, Etiologi, Patofisiologi, Asuhan

keperawatan dari gangguan sistem pernafasan: penyakit paru obstruksi


menahun.
3. BAB III : Penutup
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Medik
1. Pengertian
PPOM

adalah suatu istilah yang sering di pakai untuk

sekelompok penyakit yang berlangsung lama dan di tandai oleh

peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran


patofisiologi utamanya. (Price, Sylvia, 2005 ).
PPOM adalah semua penyakit penafasan yang dikarakteristikan
oleh obstruksi kronis pada aliran udara dengan klasifikasi yang luas
( Donges, Marylin , 1999 ).
PPOM adalah klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup
bronchitis kronis, bronkietasksis, emfisema, dan asma ( Brunner dan
Suddart 2001 ).
PPOM adalah sejumlah gangguan yang mempengaruhi
pergerakkan udara dari keluar paru ( Arif Muttaqim 2008 ).
PPOM adalah istilah umum yang di gunakan untuk
menggambarkan kondisi obstruksi ireversibel progresif aliaran udara
ekspirasi ( Niluh Gede Yasmin asih 2003 ).
PPOM adalah penyakit yang karakterisir oleh adanya obstruksi
saluran pernafasan yang tidak reversible sepenuhnya, sumbatan aliran
udara ini umumnya bersifat progresif dan berkaitan dengan respon
inflamasi abnormal paru-paru terhadap partikel atau gas yang
berbahaya.( Zullies Ikawati, Apt 2009 ).
PPOM adalah kelompok gangguan yang menyebabkan
obstruksi jalan napas, termasuk bronchitis, emfisema, dan asma
( carpito 1999 ).
Kesimpulan, Penyakit paru obstruktif kronik (COPD) merupakan
suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang
berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan tes resistensi terhadap
aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Penyakit COPD
meliputi: bronkitis kronik, asma bronchial, dan efisema paru. Keadaaan
penyakit-penyakit utama yang biasa menggangu fungsi ventilasi dan

pertukaran gas adalah penyakit paru-paru obstruksi menahun (PPOM) atau


kronik obstruction pulmonary disease (COPD).
1. Asma
Istilah asma berasal dari bahasa Yunani yang artinya ter engah-engah yang
artinya serangan nafas pendek meskipun dahulu istilah ini digunakan untuk
menyatakan gambaran klinis nafas pendek tanpa memandang sebabnya.asma
atau obstruksi jalan nafas yang bersifat reversible. Asma terjadi ketika
bronki mengalami inflamasi atau peradangan dan hiperresponsif.Asma
dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas, mengakibatkan dispnea,
batuk, dan mengi, tingkat jalan nafas dapat berubah baik secara sepontan
atau karena terapi.
Asma dapat terjadi pada sembarang golong usia sekitar setengan dari kasus
terjadi pada anak anak dan sepertiga lainya terjadi sebelum 40 tahun. Jenisjenis asma dapat dibagi menjadi:
a). Asma alergik disebabkan oleh allergen atau allergen-alergen yang
dikenal (serbuk sari, binatang, amarah, makanan, dan jamur).
Kebanyakan allergen terdapat di udara dan musiman.Penderita asma ini
diturunkan oleh anggota keluarga yang menderita penyakit ini dan
riwayat medis masa lalu.
b). Asma idiopatik atau non alergik, tidak berhubungan dengan allergen
spesifik. Factor factor seperti, common cold, infeksi traktus respiratoris,
latihan, emosi, dan polutan lingkungan.Serangan asma idiopatik atau
nonalergik menjadi lebih berat dan sering berjalan dengan berlalunya
waktu dan berkembang dari waktu dapat berkembangdari bronchitis
kronis dan enfisema.
c). Asma gabungan, adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini
mempunyai karakteristik dari bentuk alergik maupun bentuk idiopatik
atau nonalergik.

2. Bronkitis kronik
Bronchitis kronis bias dikenal dengan pengeluaran secret yang berlebihan
dari trakeo-bronkial dan terakumulasi setiap hari selama paling tidak tiga
bulan pertahun selama dua tahun berturut-turut (Phipps,cassmeye, sands,
dan lehman, 1995).
3. Emfisema
Terjadi pembesaran ruang udara bronkhioli distal sampai terminalis.Hal ini
menyebabkan kerusakan pada dinding alveolar, sehingga mengakibatkan
timbulnya malfungsi pada pertukaran gas. Ciri khas dari penyakit ini adalah
pasien akan mengalami periode stabil dan kemudian berangsur-angsur
memburuk, yang seringkali terjadi akibat dari infeksi pernafasan. Menurut
WHO emfisema merupakan gangguan pengembangan paru-paru yang
ditandai oleh pelebaran ruang udara di dalam paru-paru disertai destruksi
jaringan.

2. Anatomi fisiologi
a. Anatomi

Paru- paru merupakan bagian dari system pernafasan, di mana organ


pernafasan di mulai dari nasal berlanjut ke faring, laring, trakea, kemudian
bronkus. Paru-paru adalah suatu organ yang berbentuk kerucut dengan apesk di
atas muncul sedikit lebih tinggi dari klavikula di dalam dasar leher dan terletak di
dalam rongga thorax, setiap paru di lapisi oleh suatu membrane sarcus yang di
sebut dengan pleura visceral, sementara dinding thorax di lapisi oleh pleura pada

bagian atas. Pada bagian atas oleh costa dan bagaian bawah oleh diagframa.Paruparu sebelah kanan relative lebih kecil di banding yang kiri dan memiliki bentuk
bagain yang konkap karena tertekan oleh hati.
Bagian-bagian paru di jelaskan sebagai berikut:
1. Lobus paru-paru
Paru- paru di bagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura, paruparu kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap
lobus tersusun atas icbula, sebagai bronchial kecil masuk ke dalam setiap
icbula dan semakin ia bercabang semakin menjadi tipis dan akhirnya
berakhir menjadi kantong kecil yang merupakan kantong udara paru-paru.
Jaringan paru-paru bersifat elastic, berfori seperti spon.
2. Bronkus pulmonaris
Trakea terbagi menjadi dua bronkus utama,bronkus ini bercabang lagi
sebelum masuk paru-paru. Bronkus pulmonaris becabang-cabang baru
kemudian memasuki paru-paru.
3. Hilus paru-paru
Hilus terdiri dari atteri pulmonalis yang mengembalikan darah tanpa
oksigen ke dalam paru, sedangkan udara pulmonalis yang berfungsi
mengembalikan darah berisi oksigen dari paru ke jantung. Arteri bronkus
yang mengantarkan darh arteri ke jaringan paru.Vena bronkialis berfungsi
mengembalikan

sebagian

darah

dari

paru-paru

ke

vana

cava

superior.Persyarafan paru adalah saraf vagus.


4. Pleura
Pleura Viseralis melapisi paru-paru masuk ke dalam pisura dan dengan
demikian memisahkan lobus-lobus ke paru. Membran ini kemudian
dilepas kearah hilus dan mebentuk pleura parietalis dan melapisi bagian
dalam dinding dada, pleura yang melapisi iga-iga disebut pleura kosiatis
dan pleura yang melapisi diafragma adalah pleura diafragma serta bagian
yang terletak di leher dikenal dengan nama pleura servikalis. Diantara
lapisan-lapisan pleura terdapat eksudat yang berfungsi menghindarkan
gesekkan antara paru-paru dan dinding dada saat bernafas.
5. Alveoli.

Alveolus

dalam

kelompok

sokus

alveoloris

yang

menyerupai

anggur.Berbentuk sakus terminalis dipisahkan dari alveolus disekat oleh


dinding tipis atau septum.Alveolus merupakan unti fungsional paru
sebagai tempat pertukaran gas.Dalam setiap paru-paru terdapat sekitar 200
juta alveolus.Surfaktan, sejenis fosfolipid yang dapat mengurangi
tegangan permukaan dan mengurangi resistensi terhadap pengembangan
pada waktu inspirasi dan mencegah kolaps alveolus pada waktu ekspirasi.
b. Fisiologi Sistem Pernapasan

( 1 )Pernapasan Paru-paru
Merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang
terjadi

pada

paru-paru.Pernapasan

melalui

paru-paru

atau

pernapasan eksterna.Oksigen diambil melalui mulut dan hidung


pada waktu bernapas dimana oksigen masuk melalui trakea sampai
alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler ari darah, oksigen
menembus membrane, diambil oleh sel darah merah dibawah
kejantung dan dari jantung dipompakan keseluruh tubuh.Didalam
paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan menembus
membrane alveoli, dari kapiler darah dikeluarkan melalui pita
bronkus berakhir sampai pada mulut dan hidung.
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner :
a. Ventilasi, pulmoner gerakan pernapasan yang menukar udara
dalam alveoli dengan udara luar.
b. Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen
masuk

keseluruh tubuh, karbondioksida dari seluruh tubuh

masuk keparu-paru.
c. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan
jumlah yang tepat yang bias capai untuk semua bagian.
9

d. Difusi gas yang menembus membrane alveoli dan kapiler


karbondioksida lebih mudah berdifusi daripada oksigen.
Proses pertukaran oksigen dan karbondioksida, konsentrasi
dalam darah mempengaruhi dan merangsang pusat pernapasan
terdapat dalam otak untuk memperbesar kecepatan dalam
pernapasan sehingga terjadi pengambilan O2 dan CO2 lebih
banyak.
( 2 ) Pernapasan jaringan ( Pernapasan Interna )
Darah merah ( hemoglobin ) yang banyak mengandung
oksigen dari seluruh tubuh masuk kedalam jaringan akhirnya
mencapai kapiler, darah mengeluarkan oksigen kedalam jaringan,
mengambil karbondioksida untuk dibwa keparu-paru dan diparuparu terjadi pernapasan eksterna.
( 3 ) Daya muat paru-paru.
Besarnya daya muat paru-paru 4.500 ml-5.000ml ( 4,5-5
liter ). Udara yang diproses dalam paru-paru ( inspirasi dan
ekspirasi ) hanya 10%, + 500 ml disebut juga udara pasang surut
( tidal air ), yaitu yang dihirup dan yang dihembuskan pada
pernapasan biasa.
( 4 ) Dinamika pernapasan
Tekanan udara mendesak melalui saluran pernapasan
menekan paru-paru kearah dinding torak, tekanan dalam ruang
pleura mencegah paru-paru menyusut dari dinding torak dan
memaksa paru-paru untuk mengikuti pergerakan pernapasan
dinding torak dan diafragma, tekanan ini meningkatkan pada waktu
inspirasi dan gerakan pernapasan ini dihasilkan oleh otot
pernapasan ( galang bahu )
Waktu ekspirasi serat otot diapragma yang relaksasi muncul
tinggi menuju diapragma membebaskan ruang pelengkap dantara
diapragma dan dinding torak.
3. Patofisiologi
Asap mengiritasi jalan napas mengakibatkan hipersekresi lender
dan inflamasi. Karena iritasi yang konstanini, kelenjar-kelenjar yang
mensekresi lender dan sel-sel goblet meningkat jumlahnya, fungsi silia
10

menurun dan lebih banyak lender yang dihasilkan.Sebagai akibat


bronkiolus dapat menjadi menyempit dan tersumbat.Alveoli yang
berdekatan dengan bronkiolus dapat menjadi rusak dan membentuk
fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveolar yang
berperan pentingdalam menghancurkan partikel asing termasuk
bakteri.Pasien kemudian menjadi lebih rentan terhadap infeksi
pernapasan.Penyempitan bronchial lebih lanjut terjadi sebagai akibat
perubahaan fibrotic yang terjadi dalam jalan napas.Pada waktunya
mungkin terjadi perubahan paru yang ireversibel, kemungkinan
mengakibatkan emfisema dan bronkiekt Obstruksi jalan napas
menyebabkan reduksi aliran udara yang beragam bergantung pada
penyakit.
Pada bronchitis kronis terjadi penumpukkan lender dan sekresi
yang sangat banyak sehingga menyumbat jalan napas.Pada emfisema,
obstruksi pada pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi akibat
kerusakan dinding alveoli.
Yang disebabkan oleh overekstensi ruang udara dalam paru pada
asma, jalan napas bronchial menyempit dan membatasi jumlah udara
yang mengalir, kedalam paru, Protocol pengobatan tertentu digunakan
dalam semua kelainan ini, meski patofisiologi dari masing-masing
kelainan ini membutuhkan pendekatan spesifik.
4. Discharge Planning
Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis
tentang hal berikut :
a. Pentingnya berhenti merokok. Berikan pasien sumber-sumber yang
berhubungan dengan program berhenti merokok.
b. Tanda distres pernapasan (gelisah, agitasi, perubahan perilaku,
keluhan sesak nafas/ dispnea) dan pentingnya memberitahu dokter
bila tanda ini terjadi.

11

c. Obat-obatan, termasuk nama obat, tujuan, dosis, jadwal, tindakan


pencegahan, interaksi obat/obat dan makanan/obat, dan potensial
efek samping.

B. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal pemikiran dasar proses
keperawatan, bertujuan mengumpulkan informasi dari pasien agar
dapat mengindentifikasi, mengenal masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan fisik, mental, social, spiritual, maupun lingkungan.
Pasien dengan penyakit paru obstruksi menahun harus di kaji
dengan tepat terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan untuk
merawat diri. Berikut ini di tampilkan pengkajian penyakit paru
obstruksi menahun dari buku Marilyn Doenges, 2001;

Gejala

a. Aktifitas/ istirahat
; keletihan, kelelahan,

mlaise

ketidak

mampuan

melakukan aktifitas sehari- hari karena pasien sulit


bernafas, ketidak mampuan untuk tidur, perlu tidur dalam
posisi duduk tinggi, dispnea pada saat istirhat atau respon
Tanda

terhadap aktifitas atau latihan .


; keletihan
Gelisah. Insomnia
Kelemahan umum/ hilang masa otot
b. Sirkulasi
Gejala
; Pembengkakan pada ekstermitas
bawah
Tanda

Peningkatan tekanan darah


Peningkatan prekuensi jantung
Distensi vena leher
Edema dependen, tidak berhubungan dengan penyakit
jantung.
Bunyi jantung redup
Warna kulit, membrane mukosa; normal atau abu-abu

12

Kuku tubuh sianosis perifer


Pucat dapat menunjukkan anemia
c. Integritas igo
Gejala
; Peningkatan factor risiko
Perubahan pola hidup
Tanda
ansietas, ketakutan, peka rangsangan.
d. Makanan dan cairan
Gejala
; mual dan muntah
Nafsu makan buruk/anorksia (efisema ).
Ketidak mampuan untuk makan karena
distress pernafasan
Penurunan berat badan menunjukkan edema
( bronchitis ).
Tanda

Turgor kulit buruk


Edema dependen
Berkeringat
Penurunan berat badan, penurunan massa otot/lemak

Gejala
Tanda
Gejala

subkutan (emfisema ).
Palpitasi abdominal dapat menyatakan hepatomegali.
e. Higene
; Penurunan kemampuan/ peningkatan kebutuhan bantuan
melakukan aktifitas sehari-hari.
Kebersihan buruk, bau badan.
f. Pernafasan
; nafas pendek ( timbulnya tersembunyi dengan dispnea
sebagai gejala menonjol pada emfisema 0 khususnya pada
episode kerja; cuaca atau episode berulangnya sulit nafas (
asma ); rasa dada tertekan, ketidak mampuan untuk
bernafas ( asma ).
lapar udara
Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari
( terutama saat bangun ) selama minimum 3 bulan
berturut-turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun. Produksi
sputum ( hijau, putih, atau kuning ) dapat banyak sekali
( bronchitis kronis ). Episode batuk hilang timbul,
biasanya tidk produktif pada tahap dini meskipun dapat
menjadi produktif (emfisema riwayat pneumonia berulang,

13

terpajan pada polusi kimia/ rokok sigaret ), atau debu /asap


(abses, debu, batu bara, rami katun, serbuk gergaji ).
Factor keluarga dan keturunan, misalnya; defisiensi alfaTanda

anti tripsin ( emfisema ).


pernafasan ; biasanya cepat, dapat lambat fase ekspirasi
memanjang dengan mendengkur, nafas bibir (emfisema )
lebih memilih posisi tiga titik (tripot ) untuk bernafas
(khususnya dengan eksasebasia akut bronchitis kronis )
Penggunaan otot bantu pernafasan misalnya meninggikan
bahu; retraksi fosa supra klavikula, melebarkan hidung
Dada ; dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian
diameter AP, ( bentu barell ) gerakan diagfragma minimal.
Bunyi nafas; mungkin redup dengan ekpirasi mengi
(emfisema ); menyebar, lembut, atau krekels lembab kasar
( bronchitis ); rongki, mengi,sepanjang area paru pada
ekpirasi dan mungkin selama inpirasi belanjut sampai
penurunan atau tak adanya bunyi nafas ( asma )
Perkusi; hiperesonan pada area paru ( misalnya; jebakan
udara dengan emfisema ); bunyi pekak pada area paru
( missal; jebakan udara dengan emfisema ) ; bunyi pekak
pada area paru ( misalnya konsilidasi, caira, mukosa ).
Kesulitan bicara kalimat atau dri 4 tau 5 kata sekaligus
Warna; pucat denagn sianosis bibir dan dasar
kuku ; abu- abu.
Keseluruhan ; earna merah, ( bronchitis
kronis ).
Biru mengembung, pasien dengan emfisema
sedang sering di sebut pink puffer karena
warna kulit normal meskipun pertukaran gas
normal dan frekuensi pernafasan cepat tubuh
pada jari-jari.
g. Keamanan
Gejala

hubungan ketergantungan
Kurang system pendukung
Kegagalan
dukungan
dari/
pasangan /orang terdekat .

14

terhadap

Penyakit

lama

atau

ketidak

mampuan

membaik.
Tanda

ketidak

mampuan

membuat/mempertahankan

untuk
suara,

karena

distress pernafasan, keterbatasan mobilitas,


kelalaian

hubungan

dengan

anggota

keluarga.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnose keperawatan di buat berdasarkan analisa dan klien.
Berikut adalah beberapa diagnose
pasien

keperawatan yang terjadi pada

penyakit paru obstruksi menahun

namun demikian bukan

berarti bahwa diagnose keperawatan pada pasien ini hanya di sebut di


sini saja.
Menurut beberapa sumber yang penulis dapatkan, diagnose
keperawatan yang mungkin timbul adalah:
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
bronkospasme peningkatan

produksi secret, sekresi

tertahan , sekresi kental, penurunan energy .


b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan
suplai oksigen , kerusakan alveoli.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan
dengan dispnea, kelemahan , produksi sputum, anoreksia,
mual/ muntah.
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan keletihan dan
inadekuat oksigenasi untuk aktifitas.
e. Kurang pengetahuan
mengenai

rencana

tindakan

berhubungan dengan kurang informasi , salah mengerti


informasi, kurang mengingat .
f. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak
adekuatnya system imun.

15

g. Resiko tinggi infeksi pernafasan (pneumonia) berhubungan


dengan akumulasi secret jalan nafas jalan nafas dan
menurunnya batuk efektif.
3. Intervensi keperawatan
Perencanaan yang di buat sebagai acuan pelaksanaan keperawatan
pada penderita dengan gangguan system pernafasan ;penyakit paru
obstruksi menahun (PPOM ) yang di seuaikan dengan diagnose
keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan adalah ;
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan secret
kental.
Hasil yang di harapkan ;
1. Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas
bersih.
2. Menunjukkan

perilaku

untuk

memperbaiki

untuk

memperbaiki bersihan jalan nafas misalnya batuk efektif


dan mengeluarkan secret.
Intervensi ;
1. Kaji pola pernafasan pasien , warna, kekentalan dan jumlah
sputum.
Rasional; untuk mengetahui pola nafas pasien, biasanya
karateristik sputum dapat menunjukkan berat ringan nya
obstruksi
2. Observasi karakteristik batuk, misal; manetap, batuk
pendek- pendek.
Rasional ; batuk dapat

menetap tetapi tidak efektif

khususnya bila pasien lansia, sakit akut atau kelemahan


3. Atur posisi semifowler.
Rasional ; meningkatkan ekspansi dada.
4. Ajarkan cara batuk efektif dan latihan nafas dalam.
Rasional; batuk yang terkontrol dan efektif dapat
mengeluarkan

dari

secret

yang

melekat

di

jalan

nafas.Ventilsai maksimal membuka lumen jalan nafas dan


meningkatkan gerakkan secret ke dalam jalan nafas besar
untuk dikeluarkan.

16

5. Pertahankan intake cairan sedikitnya 2500 ml/ hari kecuali


tidak di indikasikan.
Rasional ; hidrasi yang adekuat membantu mengencerkan
secret dan mengefektifkan pembersihan jalan nafas.
6. Kolaborasi pemberian obat bronkodilator, agen mukolitik
dan ekpektoran serta kortikostreroit.
Rasional; merileksasikan otot halus dan menurunkan
konghesti local, menurunkan spasme jalan nafas dan
produksi mukosa, agen mukolitik menurunkan kekentalan
dan

perlengketan

secret

paru

untuk

memudahkan

pembersihan.Agen ekpektoran memudahkan secret lepas


dari perlengketan dari jalan nafs.Kortikosteroit berguna
dengan keterlibatan luas pada hipoksemia dan menurunkan
reaksi inflamasi.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan
suplai oksigen, kerusakn alveoli.
Hasil yang di harapkan;
1. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
2. GDA dalam rentang normal.
3. Berpasipasi dalam program pengobatan
Intervensi
1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan
Rasional; berguna dalam eveluasi

derajat

distress

pernafasan dan kronis proses penyakit.


2. Beri posisi semi fowler.
Rasional; pengiriman oksigen dapat di perbaiki dengan
posisi duduk tinggi
3. Kaji kulit dan warna membrane mukosa
Rasional; sianosis mungkin periver atau senteralan
4. Auskultasi bunyi nafas
Rasional; bunyi nafas mungkin redup karena penurunan
aliran udara.
5. Awasi tanda-tanda vital
Rasional; takikardi dan perubahan tekanan darh dpat
menunjukkan efek hipoksemia.

17

6. Kolaborasi dengan tim medic dalam pemberian obat dn


oksigen
Rasional; dapat membantu memperbaiki hipoksia.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan dispnea, kelelahan umum, anoreksia.
Hasil yang di harapkan;
1. Menunjukkan peningkatan berat badan.
2. Menunjukkan perilaku/ perubahan pola hidup untuk
meningkatkan atau mempertahankan berat yang tepat.
Intervensi :
1. Kaji kebiasan diet, masukkan cairan saat ini.
Rasional : pasien dengan distress pernafasan akut sering
anoreksia karena dispnea, produksi sputum, dan
obat.
2. Auskultasi bunyi usus.
Rasional : penurunan atau hipoaktif bising usus
menunjukkan penurunan mmotilitas gaster.
3. Berikan perawatan oral sering, buang secret.
Rasional : rasa tak enak dan penampilan adalah pencegah
utama terhadap nafsu makan dan rasa mual .
4. Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
Rasional : dapat mengahsilkan distensi abdomen yang
menggangu

pada

abdomen

dan

gerakkan

diafagma dan dapat meningkatkan dispnea.


5. Hindari makanan yang sangat panas atau terlalu dingin.
Rasional : suhu ekstrem dapat meningkatkan spasme batuk.
6. Konsul dengan ahli gizi untuk memberikan makanan yang
mudah dicerna.
Rasional : metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan
pada situasi /
Kebutuhan individu.
7. Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium.
Rasional : mengevaluasi kekurangan dan keefektifan terapi
nutrisi.

18

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan


inadekuat oksigenase untuk aktivitas.
Hasil yang diharapkan :
1. Memperagakan metode batuk, bernapas dan penghematan
energy yang efektif.
2. Mengidentifikasikan dan tingkat aktivitas yang realistis
untuk dicapai, atau dipertahankan.
Intervensi :
1. Jelaskan aktivitas dan factor yang meningkatkan kebutuhan
oksigenase.
Rasional : merokok, suhu ekstrem dan stress menyebabkan
vasokontriksi
yang meningkat.
2. Ajarkan program hemat energi.
Rasional : mencegah penggunaan energi berlebih.
3. Buat jadwal aktivitas harian, tingkatkan secara bertahap.
Rasional : mempertahankan pernapasan lambat dengan
tetap
memperhatikan

latihan

fisik

yang

memungkinkan

peningkatan
kemampuan otot bantu pernapasan.
4. Ajarkan teknik napas efektif.
Rasional : meningkatkan oksigenase tanpa mengorbankan
banyak energy.
5. Pertahankan terapi oksigen.
Rasional
:
mempertahankan,

memperbaiki

dan

meningkatkan konsentrasi
Oksigen darah.
6. Kaji respon abnormal setelah beraktivitas.
Rasional : respon abnormal meliputi nadi, teknana darah
dan pernapasan
yang meningkat.
7. Beri waktu istirahat yang cukup.
Rasional : meningkatkan daya tahan klien, mencegah
kelelahan.
e. Kurang pengetahuan mengenai rencana tindakan berhubungan
dengan kurang adanya informasi.
Hasil yang diharapkan :

19

1. Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan


tindakan.
2. Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari
proses penyakit dan menghubungkan dengan factor
penyebab.
3. Melakukan perubahan pola hidupdan partisipasi dalam
program pengobatan.
Intervensi :
1. Jelaskan kepada individu tentang proses penyakit individu.
Rasional : menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan
perbaikan
Partisipasi.
2. Ajarkan latihan napas dalam dan batuk efektif.
Rasional : napas abdomen dan napas bibir menguatkan otot
diafragma.
3. Anjurkan menghindari agen sediatif antinisetas kecuali
diresepkan dokter.
Rasional : meskipun pasien mungkin gugup dan merasa
perlu sedative.
4. Jelaskan tentang

efek

dari

bahaya

merokok

dan

menasehatkan untuk berhenti merokok.


Rasional : penghentian merokok dapat memperlambat /
menghambat
kemajuan PPOM.
5. Diskusikan pentingnya mengikuti perawatan medic.
Rasional : pengawasan proses penyakit untuk membuat
program terapi
untuk memenuhi perubahan kebutuhan dan dapat mencegah
komplikasi.
f. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak
adekuatnya sistem imun.
Hasil yang diharapkan :
1. Menyatakan pemahaman penyebab resiko individu.
2. Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah / menurunkan
resiko infeksi.
3. Menunjukkan teknik pola hidup untuk meningkatkan
lingkungan yang aman.
Intervensi :

20

1. Kaji suhu tubuh.


Rasional : demam dapat terjadi karena inveksi atau
dehidrasi.
2. Observasani warna, karakter, bau sputum.
Rasional : secret berbau kuning atau kehijauan menandakan
infeksi.
3. Ajarkan pasien tentang cara pembuangan sputum dengan
tisu.
Rasional : mencegah penyebaran pathogen melalui cairan.
4. Dorong keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
Rasional : menurunkan konsumsi / kebutuhan
keseimbangan oksigen dan
Memperbaiki pertahanan pasien.
5. Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi.
Rasional : malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan
umum.
6. Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium
Rasional : untuk mengidentifikasi organism penyebab dan
kerentanan
Terhadap berbagai antimikroba.
7. Kolaborasi dalam pemberian obat antimikroba.
Rasional : dapat diberikan untuk organism khusus yang
teridentifikasi
dengan kultur dan sensifitas atau diberikan secara
profilaksis
untuk resiko tinggi.
g. Resiko tinggi infeksi pernapasan ( pneumonia ) yang
berhubungan dengan akumulasi sekret jalan napas dan
menurunnya kemampuan batuk efektif.
Hasil yang diharapkan :
Infeksi bronkopulmonal dapat

dikendalikan

untuk

menghilangkan edema inflamasi dan untuk memungkinkan


penyembuhan aksi siliaris normal.
Intervensi :
1. Kaji kemampuan klien.
Rasional : batuk yang berkaitan dengan infeksi bronchial
memulai siklus
yang ganas, dengan trauma dan kerusakan pada paru lebih
21

lanjut, kemajuan gejala peningkatan bronkosspasme dan


peningkatan lebih lanjut terhadap kerentanan infeksi
bronkial,
infeksi mengganggu fungsi paru dan merupakan penyebab
umum gagal napas pada klien dengan PPOM.
2. Monitor adanya perubahan yang mengarah pada tandatanda infeksi pernapasan.
Rasional : klien diinstruksikan untuk melaporkan dengan
segera jika
sputum mengalami perubahaan warna, karena pengeluaran
sputum purulen atau perubahan karakter warna atau jumlah
adalah tanda-tanda infeksi.
3. Ajarkan latihan bernapas dan training pernapasan.
Rasional : sebagian besar individu dengan PPOM bernapas
dari dada
bagian atas dengan cara yang cepat dan tidak efesien.
4. Implementasi keperawatan
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari rencana
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan memenuhi
kebutuhan pasien secara optimal.
5. Evaluasi keperawatan.
Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengevaluasi respon pasien terhadap perawatan
yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diberikan dan
diharapkan pada pasien telah tercapai. Menurut beberapa literatur
hasil asuhan keperawatan yang diharapkan pada pasien dengan
gangguan sistem pernapasan : Penyakit Paru Obstruksi Menahun (
PPOM ).
a. Pasien mencapai bersihan jalan napas.
b. Pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi
jaringan adekuat dengan GDA dalam rentan normal dan bebas
c.
d.
e.
f.

gejala distress pernapasan.


Keadaan nutrisi klien tidak kurang dari kebutuhan tubuh.
Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang dilakukan.
Klien mampu memahami kondisi dan proses penyakit.
Klien mampu untuk memahami penyebab atau faktor resiko
infeksi.
22

g. Infeksi pernapasan pada klien tidak terjadi.

6. Discharge Planning
Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis
tentang hal berikut :
a. Pentingnya berhenti merokok. Berikan pasien sumber-sumber
yang berhubungan dengan program berhenti merokok.
b. Pentingnya memakai Alat pelindung diri di saat bekerja.
c. Tanda distres pernapasan (gelisah, agitasi, perubahan perilaku,
keluhan sesak nafas/ dispnea) dan pentingnya memberitahu
dokter bila tanda ini terjadi.
d. Obat-obatan, termasuk nama obat, tujuan, dosis, jadwal, tindakan
pencegahan, interaksi obat/obat dan makanan/obat, dan potensial
efek samping.

23

C. Patoflow Diagram Teori


Asap,polusi udara, pekerjaan
Melalui jalan nafas
Mengiritasi jalan nafas
Hipersekresi lendir
Sel-sel goblet
Fungsi silia
Fibrosis makrofag alveolar
Pasien menjadi rentang

Emfisema

Bronchitis kronis

Penatalaksanaan :
- Mencegah merokok
- Terapi eksaserbasi
akut
- Terapi yang panjang
- Mengurangi factor

PPOM
Iinfeksi berulang
Pneumothorak spontan
Ateletaksis
Pneumonia
Penurunan batuk efektif
Peningkatan frekuensi nafas
Gangguan pertukaran gas

24

Asma
Pemeriksaan
diagnostik :
- Radiologi
- GDA
- Kultur sputum

Tanda dan gejala:


1.letih
MK : intoleransi
aktivitas
2.sesak nafas
MK: kerusakan
pertukaran gas
3.sekret kental MK : - Resti Infeksi
Mk : kurang
pengetahuan
4.mual
- anoreksia
- muntah.
MK : perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh

Gagal nafas
Kematian
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit paru obstruktif kronik (COPD) merupakan suatu istilah
yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung
lama dan ditandai oleh peningkatan tes resistensi terhadap aliran udara
sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Penyakit COPD meliputi:
bronkitis kronik, asma bronchial, dan efisema paru. Keadaaan penyakitpenyakit utama yang biasa menggangu fungsi ventilasi dan pertukaran gas
adalah penyakit paru-paru obstruksi menahun (PPOM) atau kronik
obstruction pulmonary disease (COPD).
Adapun konsep dasar keperawatan dan konsep dasar medis untuk
penyakit paru obstruktif kronik, konsep dasar keperawatan antara lain:
Pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dn evaluasi.
Kemudian konsep dasar medik antara lain : pengertian copd, anatomi
fisiologi, patofisiologi,
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah ada, maka penulis memberi
saran yang ditujukan untuk pembaca. Penyakit copd saat ini masih terdapat
di masyarakat ,sampai penyakit ini menyerang manusia yang berakibat
fatal sampai dengan kematian, semoga dengan membaca karya tulis ini di
harapkan pembaca dapat mengerti resiko yang terjadi dan menjadi
perhatian tersendiri.

25

DAFTAR PUSTAKA

Reeves, Charlene, J.2011.Keperawatan Medikal Bedah. Edisi Pertama. Jakarta:


Salemba Medika
Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Pernafasan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Price, Sylvia, A.2006.Patifisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Cetakan 1. Jakarta:EGC.
Brunner dan Suddart 2001.Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, Volume I.
penerbit :Buku Kedokteran
Carpenito 1999.Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Penerbit Buku
Kedokteran
Doenges, Marilyn.E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta.
Penerbit: Buku Kedokteran

26

Você também pode gostar

  • Pengkajian KMBgout
    Pengkajian KMBgout
    Documento29 páginas
    Pengkajian KMBgout
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Goutmakalah Askep
    Goutmakalah Askep
    Documento44 páginas
    Goutmakalah Askep
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Absens I
    Absens I
    Documento2 páginas
    Absens I
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Nama Kelompok
    Nama Kelompok
    Documento1 página
    Nama Kelompok
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Kewirausahaan Dafa
    Kewirausahaan Dafa
    Documento13 páginas
    Kewirausahaan Dafa
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Cara Root
    Cara Root
    Documento6 páginas
    Cara Root
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Proposal Kewirausahaan
    Proposal Kewirausahaan
    Documento9 páginas
    Proposal Kewirausahaan
    Edhy Mo Dee
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan Ny R
    Asuhan Keperawatan Ny R
    Documento32 páginas
    Asuhan Keperawatan Ny R
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Soal SP 2
    Soal SP 2
    Documento9 páginas
    Soal SP 2
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Kardio 1
    Kardio 1
    Documento23 páginas
    Kardio 1
    diandirami
    Ainda não há avaliações
  • Proposal Usaha
    Proposal Usaha
    Documento5 páginas
    Proposal Usaha
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Analisis Bisnis Dan Studi Kelayakan Usaha
    Analisis Bisnis Dan Studi Kelayakan Usaha
    Documento60 páginas
    Analisis Bisnis Dan Studi Kelayakan Usaha
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Miokarditis
    Miokarditis
    Documento23 páginas
    Miokarditis
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Proposal Usaha
    Proposal Usaha
    Documento5 páginas
    Proposal Usaha
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Peran Dan Fungsi Perawat Komtas
    Peran Dan Fungsi Perawat Komtas
    Documento26 páginas
    Peran Dan Fungsi Perawat Komtas
    Alfun Hidayatulloh
    Ainda não há avaliações
  • LP Efusi Pleura
    LP Efusi Pleura
    Documento30 páginas
    LP Efusi Pleura
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Trauma Kepala Siska
    Trauma Kepala Siska
    Documento28 páginas
    Trauma Kepala Siska
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Kewirausahaan Melin
    Kewirausahaan Melin
    Documento14 páginas
    Kewirausahaan Melin
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Rheumatoid Artitis
    Rheumatoid Artitis
    Documento24 páginas
    Rheumatoid Artitis
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Konsep Belajar
    Konsep Belajar
    Documento11 páginas
    Konsep Belajar
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Ibu Fika
    Makalah Ibu Fika
    Documento12 páginas
    Makalah Ibu Fika
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa PDF
    Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa PDF
    Documento366 páginas
    Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa PDF
    fanijessica
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Agama
    Makalah Agama
    Documento16 páginas
    Makalah Agama
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Pronalges
    Makalah Pronalges
    Documento5 páginas
    Makalah Pronalges
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Pronalges
    Makalah Pronalges
    Documento7 páginas
    Makalah Pronalges
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Obat Pronalges
    Obat Pronalges
    Documento4 páginas
    Obat Pronalges
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • AGAMA KATOLIK DAN PERKEMBANGANNYA SR, Hiero
    AGAMA KATOLIK DAN PERKEMBANGANNYA SR, Hiero
    Documento14 páginas
    AGAMA KATOLIK DAN PERKEMBANGANNYA SR, Hiero
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Agama Katolik Dan Perkembangannya SR, Hiero
    Agama Katolik Dan Perkembangannya SR, Hiero
    Documento14 páginas
    Agama Katolik Dan Perkembangannya SR, Hiero
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações
  • Antropologi Kesehatan
    Antropologi Kesehatan
    Documento21 páginas
    Antropologi Kesehatan
    Antonius Ari Wibowo
    Ainda não há avaliações