Você está na página 1de 22

APLIKASI MODEL KONSEPTUAL ADAPTASI ROY PADA

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Ny. AP DENGAN STATUS


OBSTETTRIK G1P0000 PADA KEHAMILAN 32-33 MINGGU
DENGAN PLASENTA PREVIA
DI POLI HAMIL RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Diajukan sebagai salah satu tugas pada departement Maternitas

Pembimbing:
Diyan Indriyani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat
Riningsih Hidayati S.ST

Disusun Oleh :
Deddy Yuliansyah
1603012014

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2016
APLIKASI MODEL KONSEPTUAL ADAPTASI ROY PADA
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Ny. AP DENGAN STATUS
OBSTETTRIK G1P0000 PADA KEHAMILAN 32-33 MINGGU
DENGAN PLASENTA PREVIA
DI POLI HAMIL RSD dr. SOEBANDI JEMBER
I.

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pada saat kehamilan terjadi klien akan mengalami kondisi perubahan, baik
pada saat trimester I, II, maupun III, dimana hal ini akan juga dipengaruhi oleh
status primigravida, multigravida, kehamilan berisiko, juga riwayat penyakit masa
lalu (Mochtar, 2000).
Beberapa perubahan fisiologis yang timbul selama masa hamil disebut dengan
tanda kehamilan. Terdapat 3 kategori tanda ini yang disebut tanda presumtif, tanda
kemungkinan dan tanda pasti. Tanda presumtif merupakan perubahan yang
dirasakan oleh ibu seperti adanya amenorhea, keletihan, nyeri payudara,
pembesaran payudara, morning sickness dan quickening. Tanda kemungkinan
adalah tanda perubahan yang dapat di observasi oleh pemeriksa, seperti tanda hegar,
ballotement, test kehamilan dan tanda goodell. Adapun tanda pasti atau tanda positif
kehamilan bila telah diidentifikasi melalui pemeriksaan sonografi, terdapat denyut
jantung janin dan pemeriksa merasakan dan melihat gerakan janin (Indriyani,
2013).
Kehamilan sendiri sudah merupakan suatu stressor (krisis maturasi), apalgi
bila kehamilan tersebut termasuk kehamilan yang berisiko (dengan plasenta previa).
Perdarahan pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa rasa nyeri dan biasanya
belum muncul sampai menjelang akhir trimester kedua. Perdarahan awal jarang
berat, biasanya berhenti spontan kemudian bisa kambuh. Walaupun separuh wanita

memiliki kehamilan mendekati aterm saat perdarahan pertama kali terjadi,


persalinan premature masih menimbulkan masalah besar bagi sisanya, karena tidak
semua wanita dengan plasenta previa dan janin premature dapat menjalani
penatalaksanaan menunggu. Mereka yang perdarahannya sedemikian parah
sehingga janinnya harus dilahirkan walaupun masih imatur (Indriyani, 2013).
Wanita akan mengalami perubahan pada proses kehamilan, sehingga akan
berusaha beradaptasi pada tingkat regulator/kognator untuk menggunakan model
adaptasi mulai fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Tetapi
karena kehamilan meruapakan kondisi yang perlu dipertahankan dalam jangka
waktu lama (38-40 minggu), apalagi bila kehamilan terseut berisiko untuk terjadi
kalahiran immatur atau premature, maka perilaku klien yang dapat mempengaruhi
kehamilan yang sehat sangat perlu diperhatikan (Roy, 1991).
Penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus tersebut, dengan kondisi
tersebut penulis ingin mengidentifikasi lebih lajut bagaiman klien menghadapi
stressor dan perubahan tersebut. Berdasarkan hal tersebut penulis menggunakan
pendekatan model konsep adaptasi Roy untuk memberikan asuhan keperawatan
pada klien yang mengalami plasenta previa.
B. PERUMUSAN MASALAH

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat


yang abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh permukaan jalan lahir (ostium uteri internum). Plasenta previa akan
perdarahan tanpa rasa nyeri dan biasanya belum muncul sampai menjelang akhir
trimester kedua tanpa ada rasa sakit pada kehamilan trimester kedua atau permulaan
trimester ketiga, dimana keadaan ini sangat berisiko untuk terjadi abortus atau
kelahiran premature pada suatu kehamilan. Sehingga hal ini memerlukan suatu
perhatian dan penatalaksanaan yang khusus pada klien dalam melalui kehamilan
dan kelahiran dengan aman.
C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum
Mempelajari aplikasi Model Konsep Keperawatan Adaptasi Roy pada klien
yang mengalami kasus plasenta previa di Poli Hamil RSD dr. Soebandi Jember.
2. Tujuan Khusus
a. Menguraikan alasan ketertarikan dalam pengambilan kasus plasenta previa

b. Melakukan penerapan model konsep keperawatan Adaptasi Roy pada kasus


kehamilan dengan plasenta previa.
c. Melakukan pengelolaan pada kasus plasenta previa pada klien dengan
menggunakan pendekatan model konsep keperawatan tersebut.
d. Melakukan pembahasan terhadap kasus yang telah dikelola.
e. Menarik kesimpulan dari proses penerapan model konsep tersebut pada
kasus plasenta previa.
II.

TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR PLASENTA PREVIA

1. Devinisi
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang
abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh permukaan jalan lahir (ostium uteri internum).
2. Klasifikasi
Belum ada kesepakatan tentang klasifikasi plasenta previa, karena klasifikasi
tidak didasarkan pada keadaan fisiologis yang dapat berubah-ubah sehingga
dapat berubah setiap waktu. Luas bagian plasenta yang menutupi lubang servik
internal menentukan klasifikasi plasenta previa. Menurut Browne, klasifikasi
plasenta previa terbagi menjadi 4, yaitu:
a. Tingkat 1 : Plasenta previa letak rendah
Plasenta berimplantasi di segmen bawah rahim tetapi tidak menutupi
ostium uteri internal (OUI).
b. Tingkat 2 : Plasenta previa lateralis
Plasenta berimplantasi di segmen bawah rahim dan bagian tepi plasenta
sedikit menutupi ostium uteri internal (OUI).
c. Tingkat 3 : Plasenta previa marginalis
Plasenta berimplantasi di segmen bawah rahim dan sebagian plasenta
menutupi ostium uteri internal (OUI).
d. Tingkat 4 : Plasenta previa Totalis
Plasenta berimplantasi di segmen bawah rahim dan ostium uteri internal
(OUI) tertutup seluruhnya oleh plasenta terutama pada pembukaan
lengkap. Keadaan lain adalah vasa previa, suatu keadaan dimana
pembuluh-pembuluh janin berjalan melewati selaput ketuban dan terdapat
di os interna.
3. Etiologi
a. Usia ibu. Usia ibu yang lanjut meningkatkan resiko plasenta previa.
b. Multiparitas

c. Riwayat seksio sesaria


d. Kebiasaan merokok
e. Defek vaskularisasi desidua
4. Gambaran Klinis
Perdarahan pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa rasa nyeri dan
biasanya belum muncul sampai menjelang akhir trimester kedua. Perdarahan
awal jarang berat, biasanya berhenti spontan kemudian bisa kambuh. Penyebab
perdarahan perlu ditekankan kembali. Apabila plasenta terletak diatas os interna,
pembentukan segmen bawah uterus dan pembentukan os interna akan
menyebabkan robeknya plasenta pada tempat perlekatannya. Perdarahan
diperparah oleh ketidak mampuan serat miometrium disegmen bawah uterus
berkontraksi untuk menjepit pembuluh yang robek. Pada plasenta previa tidak
terdapat bukti koagulopati, mungkin tromboplastin yaitu pemicu koagulasi
intravascular yang sering terjadi pada solusio plasenta segera keluar melalui
kanalis services dan tidak dipaksa masuk ke dalam sirkulasi ibu.
5. Diagnosis
a. Perdarahan pada paruh terakhir kehamilan
b. Jarang dapat dipastikan dengan pemeriksaan klinis, pemeriksaan dalam
(VT) hanya boleh dilakukan diatas meja operasi (double set up) untuk
meraba plasenta, sehingga bila terjadi perdarahan karena maneuver ini
operator sudah siap dengan tindakan.
c. Pemeriksaan dalam (VT) sekarang sudah tergantikan oleh USG.
6. Penatalaksanaan
Wanita dengan plasenta previa dapat di bagi sebagai berikut :
a. Mereka yang janinnya preterm tetapi belum ada indikasi untuk pelahiran
b. Mereka yang janinnya sudah cukup matur
c. Mereka yang sudah inpartu
d. Mereka yang perdarahannya sedemikian parah sehingga janinnya harus
dilahirkan walaupun masih imatur.
Penatalaksaan pada janin premature tetapi tanpa perdarahan aktif adalah
pengawasan ketat. Seksio sesaria diperlukan pada hampir semua kasus plasenta
previa. Apabila plasenta previa dipersulit oleh adanya plasenta akreta sehingga
cara-cara konservatif untuk mengendalikan perdarahan dari tempat perlekatan
plasenta tidak berhasil, diperlukan metode hemostasis yang lain. Penjaitan
tempat implantasi dengan benang kromik 0 mungkin dapat menghentikan
perdarahan. Pada sebagian kasus diperlukan ligasi bilateral arteri uterine. Bagi

wanita yang plasentanya tertanam dianterior di bekas incisi seksiosesaria, maka


kemungkinan plasenta akreta dan perlunya histerektomi meningkat.
7. Prognosis
Walaupun separuh wanita memiliki kehamilan mendekati aterm saat perdarahan
pertama kali terjadi , persalinan premature masih menimbulkan masalah besar
bagi sisanya, karena tidak semua wanita dengan plasenta previa dan janin
premature dapat menjalani penatalaksanaan menunggu.
B. KONSEP MODEL ADAPTASI ROY

Dalam asuhan keperawatan menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan adalah
individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai Holistic adaptif
system dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan.
System adalah suatu kesatuan yang dihubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan
untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagianbagiannya. System terdiri dari proses input, output, kontrol dan umpan balik (Roy,
1991). Adapun yang dimaksuk dengan tahapan tersebut adalah :
1. Input
Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan
informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan
respon, diman dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu stimulus fokal,stimulus
kontekstual dan stimulus residual.
a. Stimulus Fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang
dan efeknya segera.
b. Stimulus Kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik
internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat
diobservasi, diukur dan secara subyektif dilaporkan. Rangsangan ini muncul
secara bersamaan dimana dapat menimbulkan respon negatif pada stimulus
fokal.
c. Stimulus Residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan
situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayaan, sikap,
sifat individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi
proses belajaar untuk toleransi.

2. Kontrol
Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping yang
digunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi menjadi regulator dan kognator yang
merupakan subsistem.
a. Subsistem Kognator

Stimulus untuk subsistem kognator dapat ekternal maupun internal. Perilaku


output dari subsistem regulator dapat menjadi stimulus umpan balik untuk
subsistem kognator. Kognator kontrol proses berhubungan dengan fungsi
otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi. Persepsi atau proses
informasi berhubungan dengan proses internal dalam memilih atensi,
mencatat dan mengingat. Belajar berkorelasi dengan proses imitasi,
reinforcement dan insight (pengertian yang mendalam). Penyelesaian
masalah dan pengambilan keputusan adalah proses internal yang
berhubungan dengan penilaian atau analisa. Emosi adalah proses pertahanan
untuk mencari keringanan, mempergunakan penilaian dan kasih sayang.
b. Subsistem Regulator

Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input, proses dan


output. Input sebagai stimulus dapat berupa internal atau eksternal.
Transmitter subsistem regulator adalah kimia, neural atau endokrin. Refleks
otonom adalah respon neural barain sistem dan spinal cord yang diteruskan
sebagai perilaku output dari subsistem regulator. Banyak proses fisiologis
yang dapat dinilai sebagai perilaku susbsistem regulator.
3. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat diamati, diukur, atau secara
subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun luar. Perilaku ini
merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan output sistem
sebagai respon yang adaptif atau respon yang maladaptif. Respon yang adaptif
dapat meningkatkan integritas seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat
bila seseorang tersebut mampu melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan
kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi dan keunggulan. Sedangkan
respon maladaptif merupakan perilaku yang tidak mendukung tujuan ini.
Roy telah menggunakan bentuk mekanisme koping untuk menjelaskan proses kontrol
seseorang sebagai adaptif sistem. Dalam memelihara integritas seseorang, regulator

dan kognator subsistem diperkirakan sering bekerja sama. Tingkat adaptasi seseorang
sebagai sistem adaptasi dipengaruhi oleh perkembangan individu itu sendiri dan
penggunaan mekanisme koping. Penggunaan mekanisme koping yang maksimal
mengembangkan tingkat adaptasi seseorang dan meningkatkan rentang stimulus agar
dapat berespon secara positif. Selanjutnya Roy mengembangkan proses internal
seseorang sebagai sistem adaptasi dengan menetapkan sistem efektor yaitu 4 mode
adaptasi meliputi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.

Tanda-Tanda Kehamilan
Amenorrhea, Mual, Payudara Tegang, Sering Miksi dll
Tanda Tidak Pasti Kehamilan
Rahim Membesar, Pemeriksaan Urine HCG + (kadang palsu)
Tanda Pasti Kehamilan
Gerakan Janin, DJJ +, Pemeriksaan USG
Faktor yang berpengaruh

Perubahan Fase Kehamilan

secara umum: Primigravida,


Multigravida, Grandamulti,

Trimester I

Trimester II

Trimester III

Riwayat penyakit masa lalu,


Kelainan Obstetrik : Plasenta
previa

Stimulus Menurut Roy


Fokal (Stresor), Kontekstual (Eksternal), Residual (Internal)
Tingkat Adaptasi
1. Regulator
2. Cognator
Model Adaptasi
Fisiologis, konsep diri, fungsi peran, interdependensi
Adaptasi
Positif/adaptif
Negatif/maladaptif

Sumber: Pritchard, dkk (1991), Mohtar R (2000), Roy (1991)

III.

APLIKASI MODEL KONSEP ADAPTASI ROY DALAM STUDI KASUS


A. PENGKAJIAN (12 Oktober 2016 jam 10.00)
1. Riwayat Pasien
a. Identitas

Ny. AP, 26 tahun, islam, pendidikan S1, pekerjaan, IRT, suku jawa, kawin
dengan suami Tn. M 30 tahun, islam, pekerjaan swasta, suku jawa, Register
(142079)
b. Keluhan utama

Klien datang untuk periksa hamil dengan keluhan perut terasa sakit setelah
melakukan aktivitas.
c. Riwayat Obstetrik
1. Riwayat Menstruasi

Menarche umur 11 tahun, teratur, siklus haid 30 hari, lamanya 5-6 hari,
jumlah darah yang keluar banyak terutama pada hari pertama dan kedua
menstruasi. Haid terakhir pada tanggal 29 Pebruari 2016.
2. Riwayat Perkawinan

Ny. AP menikah satu kali yaitu dengan Tn. M pada umur 25 tahun.
3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

G1P0000, klien baru hamil saat ini.


4. Riwayat kelainan Obstetri

Hasil pemeriksaan medis sebelumnya klien mengalami plasenta previa.


5. Riwayat kontrasepsi

Klien belum pernah memakai kontrasepsi


d. Riwayat Ginekologi

Klien mengatakan tidak pernah mengalami keluhan yang berkaitan dengan


penyakit-penyakit gynekologi, seperti perdarahan tidak teratur, mioma uteri
dll.
e. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien datang untuk periksa kehamilannya untuk memastikan keadaan dan


bayinya saat ini. Klien datang dengan keluhan nyeri pada bagian perut
bawah setelah melakukan beberapa aktivitas dan kaki sempat bengkak pada
hari jumat tangga 9 Oktober 2016 kemarin. Sebelumnya klien periksa
kehamilannya ke dokter dan dilakukan USG, menurut dokter ari-ari dari
anak klien ada di bawah dan menutupi jalan lahirnya.

f. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan tidak memiliki keluhan yang berkaitan dengan penyakit


seperti jantung, hipertensi, DM, asma dan lain-lain.
g. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit jantung,


hipertensi, DM, asma dan lain-lain.
h. Status Perkembangan

Merupakan keluarga inti, dengan persiapan mempunyai seorang anak. Klien


menikah 1 tahun yang lalu dan sekarang hamil dengan usia kehamilan
sekarang 32-33 minggu.
i.

Riwayat Psikososial
Klien mengatakan dirinya dan suaminya sangat mengharapkan anak lahir
dengan selamat pada kehamilannya saat ini. Suami dan keluarganya sangat
mendukung dirinya saat ini. Hubungan dengan keluarga baik, termasuk
dengan lingkungan sekitarnya.

j. Status Sibling

Masih belum ada sibling


k. Pola Seksualitas

Klien mengatakan sebelum hamil klien melakukan hubungan seksual


dengan suaminya 2-3 kali dalam seminggu. Saat hamil klien jarang
melakukan hubungan seksual dengan suaminya.
2. Aplikasi Teori Adaptasi Roy
a. Pengkajian Tahap Pertama

1) Physiological Mode
a) Udara/oksigen

Pernapasan 22 x/menit, nadi 76 x/menit, tekanan darah 120/80


mmHg, CRT < 2 detik, konjungtiva tidak anemis, ekspansi dada
maksimal, pernapasan reguler.
b) Keseimbangan pemasukan air (Cairan elektrolit)

Pola minum baik tidak ada keluhan, sehari klien minum 8 gelas,
turgor baik, tekstur kulit baik.
c) Makanan (nutrisi)

Status nutrisi klien baik, TB 148 cm, BB sebelum hamil 52 Kg, BB


sekarang 69 Kg. Klien memiliki nafsu makan yang baik, hanya

akhir-akhir ini sedikit menurun karena mudah merasa kenyang.


Klien tidak melakukan pantang makan.
d) Ekskresi dan eliminasi

BAB dan BAK tidak ada keluhan, hanya frekuensi BAK saja
sekarang lebih meningkat dari sebelumnya.
e) Aktifitas dan istirahat

Aktivitas klien saat ini sedikit berkurang karena bila terlalu banyak
beraktivitas klien merasa sakit pada bagian perutnya.
f) Proteksi

Proteksi klien baik, kulit utuh, hiperpigmentasi areola mamae


g) Sense

Perut terkadang nyeri tapi tidak sering, punggung sering pegalpegal. Tidak ada gangguan dan keluhan terhadap sense yang ada.
h) Fungsi Neurologi

Kesadaran komposmentis, daya ingat baik, fungsi kognitif baik,


tidak ada gangguan neurologis.
i) Fungsi endokrin

Tidak ada masalah pada gangguan hormonal, kelenjar tiroid normal.


2) Self Consep Mode
a) Physical Self
Klien mengatakan badanya berubah, perutnya membuncit, klien
menerima keadaan tersebut, karena memang normal pada kondisi
hamil. Klien tetap merasa yakin dan memiliki konsep yang positif
terhadap perubahan bentuk tubuhnya. Menurut klien suaminya tidak
pernah mempermasalahkan bentuk tubuhnya karena hal itu
merupakan hal yang wajar.
b) Personal Self
Harga diri klien positif, klien sangat senang dengan kehamilannya
saat ini dan berharap kehamilannya tidak memiliki masalah sampai
proses persalinannya selesai. Klien bertanya apakah kondisi bayinya
baik-baik saja dan klien bertanya hal apa yang harus dilakukan agar
kehamilannya tetap sehat dan tidak terjadi masalah.

3) Role Function Mode


Kehamilannya ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan klien dan
suaminya. Karena ini merupakan kehamilan pertamanya klien sangat
berhati-hati dalam menjaga kehamilannya.
4) Interdependensi Mode
Hubungan dengan anggota keluarga baik, hubungan dengan suami baik.
Klien mengatakan suaminya sangat perhatian dengan kondisinya
sekarang, suaminya selalu mengantarkanya kemana-mana, termasuk saat
ini mengantarakan pariksa hamil beserta kakanya.
b. Pengkajian Tahap Kedua

1) Faktor Fokal
Klien datang ke poli hamil untuk periksa hamil dengan keluhan perut
terasa sakit bila terlalu banyak aktivitas dan terkadang punggung pegalpegal. Klien menanyakan tentang kondisi anak dan dirinya. Klien selalu
membicarakan bila ada masalah kepada suaminya. Koping klien cukup
adaptif dalam menghadapi persoalan.
2) Faktor Kontekstual
Klien dan suaminya saat ini sangat menjaga kehamilannya sekarang.
Klien hamil 32-33 minggu sehingga sangat membutuhkan informasi
yang berkaitan dengan kehamilannya dan rencana persalinannya kelak.
3) Faktor Residual
Klien masih pertama hamil dan belum mengerti tanda-tanda mau
melahirkan, hal-hal apa saja yang dapat membuat kondisinya membaik
dan hal apa saja yang membuat kondisinya memburuk. Klien
membutuhkan informasi untuk persiapanya kelak.
3. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum baik, tanda-tanda vital TD 120/80 mmHg, pernapasan 22


x/menit, nadi 76 x/menit, suhu 36,6 C, TB 148 cm, BB 69 Kg. Kesadaran
composmentis. Secara umum penampilan klien bersih. Kepala : rambut bersih,
sedikit rontok, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterik, palpebra tidak
edema, tidak ada keluhan pandangan, muka tidak sembab, telinga bersih tidak
ada peradangan, hidung bersih, leher tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid,
tidak ada distensi vena jugularis, mulut bersih. Dada : simetris, suara normal
vesikuler, ronchi -, whezing -, rackles -, bunyi jantung S1 S2 tunggal. Payudara

: membesar, areola mamae hiper pigmentasi, puting susu menonjol. Abdomen :


perut membuncit, striae gravidarum +, linea +, TFU 3 jari diatas pusat, 25 cm,
punggung kanan, presentasi kepala, belum masuk PAP, DJJ 132 x/menit.
Ekstremitas : tidak ada edema, tonus otot kuat, replek patela +.
4. Pemeriksaan Diagnostik:

USG : Plasenta Previa Totalis


5. Analisa Data

a. Analisa data 1
DS : Klien mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya. Klien mengeluh
perutnya terasa sakit bila terlalu banyak beraktivitas. Klien bertanya
tentang kondisi anaknya dan dirinya.
HPHT : 29-2-2016
HPL : 5-11-2016
DO : G1P0000 usia kehamilan 32-33 minggu
Pemeriksaan Abdomen :
L I : TFU 3 jari diatas pusat, 25 cm
LII : punggung kanan
LIII : presentasi kepala, masih bisa bergerak
LIV : belum masuk PAP
Auskultasi : Bising usus +, DJJ 132 x/menit
USG : Plasenta Previa Totalis
Masalah : Kesiapan meningkatkan menejemen kesehatan
b. Analisa data 2
DS : Klien mengatakan sangat menginginkan anaknya dapat lahir dengan
selamat. Suami klien sangat mendukungnya saat ini, hubungan
keluarganya baik. Klien ngatakan suaminya sangat perhatian dengan
kondidinya saat ini dan selalu mendampinginya kemana-mana,
termasuk saat periksa hamil saat ini.
DO : Ekspresi wajah klien rileks dan santai saat bercerita tentang
keluarganya. Klien didampingi suami dan keluarganya.
Masalah : Kesiapan meningkatkan koping

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kesiapan meningkatkan menejemen kesehatan


2. Kesiapan meningkatkan koping
C. RENCANA TINDAKAN
1. Diagnosa Keperawatan (1)

a. Tujuan
Klien tetap mempertahankan perilaku positipnya dalam mencari bantuan
persalinan sampai dengan waktu persalinan tiba
b. Kriteria Hasil
Klien mampu menjelaskan kembali tentang : hal-hal yang harus dilakukan
berkaitan dengan persiapan dan waktu persalinan, kapan mencari bantuan
kesehatan, fasilitas kesehatan tempat mencari bantuan persalinan
c. Intervensi
1) Jalin hubungan saling kenal dan percaya untuk memasuki tahapan
belajar.
Rasional : Hubungan saling percaya dapat memudahkan proses dalam
pemberian informasi dan penyuluh dapat memberikan bimbingan dan
meningkatkan tanggung jawab individu terhadap kesehatan.
2) Kaji persiapan, tingkat pengetahuan dan harapan klien.
Rasional : membantu menentukan kebutuhan akan informasi/belajar.
3) Klarifikasi kesalahpahaman.
Rasional : Ketakutan biasanya timbul dari kesalahan informasi dan
dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya.
4) Tentukan derajat motivasi untuk belajar.
Rasional : Klien dapat mengalami kesulitan dalam menerima informasi
(belajar) kecuali kebutuhan untuk belajar tersebut jelas.
5) Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan.
Rasional

Penerimaan

penting

untuk

mengembangkan

dan

mempertahankan hubungan.
6) Berikan bimbingan dan informasi serta diskusikan hal-hal yang
berkaitan dengan persiapan dan waktu persalinan.
Rasional

Informasi

yang

diperlukan

oleh

klien

akan

mengkondisikan klien mempertahankan perilaku positipnya.

dapat

7) Diskusikan dengan klien waktu yang tepat dalam mencari bantuan


kesehatan, dan menentukan tempat persalinan yang telah direncanakan.
Rasional : Waktu mencari bantuan yang tepat dan sekaligus tempat
persalinan yang memadai memungkinkan klien mendapat bantuan
persalinana yang optimal.
8) Beri reinforcement positip tentan perilaku klien yang positip.
Rasional : Memberikan penguatan dalam mempertahankan sikap
positip klien.
2. Diagnosa Keperawatan (2)

a.

Tujuan
Mekanisme koping klien tetap efektif sampai proses persalinan klien
berlangsung.

b.

Kriteria Hasil

Klien mampu mengungkapkan tentang :


Penggunaan koping selama ini, penggunaan koping berkaitan dengan
kehamilannya yang sekarang, support social yang penting bagi klien,
hubungan dengan pasangan, koping yang adaptif dan tidak adaptif.
c.Intervensi
1) Gali kemampuan dan penggunaan koping yang dimiliki klien selama
ini. Rasional : Mengidentifikasi lebih lanjut koping yang dimiliki klien.
2) Gali penggunaan koping yang dilakukan selama kehamilan. Rasional :
Mengidentifikasi kemampuan koping klien terhadap masalah.
3) Disskusikan efektifitas koping yang selama ini digunakan dalam
menghadapi masalah. Rasional : Penggunaan koping yang efektif dapat
mengkondisikan klien beradaptasi secara adaptif.
4) Diskusikan dengan klien tentang bagaimana bila penggunaan koping
yang ada kadang belum efektif untuk mengatasi masalah yang
dihadapi. Rasional : Mengidentifikasi kemapuan klien dalam memilih
alternative koping.
5) Perkuat diskusi perasaan diantara pasangan. Rasional : Pasangan
merupakan orang terdekat yang dapat mendorong kemampuan koping
klien dalam menghadapi masalah.

6) Gali cara untuk memberi kesempatan bagi pasangan yang terlibat


dalam kehamilan persalinan bayi. Rasional : Hubungan yang harmonis
dengan pasangan dapat meningkatkan kemampuan koping klien.
7) Diskusikan dengan klien tentang support social yang penting bagi klien
selama ini. Rasional : Support social yang dapat diterima klien dapat
membantu klien dalam meningkatkan kemampuan koping.
8) Diskusikan dengan klien tentang jenis-jenis koping yang adaptif dan
kurang adaptif. Rasional : Pengetahuan klien dalam mengidentifikasi
koping dapat meningkatkan kemampuan klien dalam memilih koping
yang tepat.
D. IMPLEMENTASI

1. Diagnosa Keperawatan (1)


a. Berkenalan dengan klien dan membina hubungan saling percaya.
Respon : Klien terbuka dan kooperatif dalam berinteraksi selama dalam
proses asuhan.
b. Menggali tingkat pengetahuan dan persiapan serta harapan klien dalam
menerima informasi yang diharapkan.
Respon : Klien ingin mengetahui kondisi kesehatan diri dan janinnya saat ini.
c. Menggali motivasi klien tentang kebutuhan akan informasi tentang hal yang
berkaitan tentang kehamilan dan proses persalinannya nanti.
Respon : Klien ingin mengetahui kondisi dirinya dan janinnya saat ini.
d. Mempertahankan sikap terbuka selama proses diskusi
Respon : Klien cukup terbuka selama terjadinya diskusi sesuai dengan
harapan petugas.
e. Berdiskusi dengan klien tentang tanda bahaya selama kehamilan yang
berkaitan dengan plasenta previa.
Respon : Klien mendengarkan dan terjadi diskusi secara aktif
f. Menganjurkan klien untuk sering periksa ke pelayanan kesehatan sampai usia
kehamilannya cukup bulan atau cukup untuk menjalani operasi dan bila ada
tanda bahaya yang muncul segera mencari bantuan kesehatan.
Respon : Klien mendengarkan dan setuju untuk periksa rutin setiap 1 minggu
atau 2 minggu sekali atau bila ada masalah terhadap kehamilannya.

g. Menganjurkan klien untuk tidak banyak beraktivitas yang berat dan tidak
boleh berhubungan seksual selama kehamilannya saat ini.
Respon : Klien mendengarkan dan terjadi diskusi secara aktif.
h. Memberi reinforcement positip pada jawaban-jawaban klien yang positip.
Respon : Klien tersenyum dan mengucapkan terimakasih.
2. Diagnosa Keperawatan (2)
a. Menggali koping yang dimiliki klien selama klien menghadapi kehamilannya
saat ini.
Respon : Klien mengatakan bila ada masalah dalam kehamilannya saat ini,
klien membicarakannya dengan suami atau keluarganya.
b. Berdiskusi dengan klien tentang efektifitas koping yang selama ini digunakan
klien.
Respon : Klien mengatakan selama ini masalah yang dihadapi dapat
diselesaikan karena dia terbuka dan adanya dukungan dari suami dan
keluarganya.
c. Berdiskusi dengan klien tentang support sosial yang penting dalam
kehidupan klien saat ini.
Respon : Klien mengatakan mendapat support dari suaminya dan
keluarganya dalam menghadapi masalah
d. Menggali perasaan klien untuk saling memperkuat hubungan dengan
pasangannya, termasuk menggali cara klien memberi kesempatan pada
pasangannya untuk terkait dalam kehamilannya saat ini.
Respon : Klien mengatakan sangat dekat dengan suaminya dan suaminya
selalu mendampinginya kemana-mana termasuk periksa hamil saat ini
ditemani oleh suaminya.
e. Memberikan reinforcement positip pada pencapaian kemampuan klien
selama proses diskusi, terutama karena koping yang dimiliki cukup efektif
Respon : Klien tersenyum dan mengucapkan terimakasih.

E. EVALUASI

1. Diagnosa Keperawatan 1
Subjektif
Klien dapat menyebutkan kembali tanda tanda bahaya selama kehamilan yang
dapat terjadi seperti, perdarahan, tensi yang tinggi, kejang dan lain lain. Klien
mengerti tentang kondisinya saat ini, kehamilannya ari-arinya berada dibawah
menutupi jalan lahir, sehingga harus sering periksa dan harus di lakukan operasi
saat persalianan nanti.
Objektif
G1P0000 kehamilan 32-33 minggu, keadaan janin normal, DJJ 132 x/menit,
HPL 5-11-2016, USG : Plasenta Previa, Perdarah -, CRT < 2 detik, konjungtiva
tidak anemis, TD 120/80 mmHg, Nadi 76 x/menit, RR 22 x/mnt, Suhu 36,6 C
Analisa
Kesiapan meningkatkan menejemen kesehatan dapat dipertahankan, hal ini
dapat dinilai dari respon klien selama diskusi.
Planing
Pertahankan kompetensi klien dari hasil diskusi tersebut
Beri catatan agar klien bisa membaca dan mengulangnya kembali saat pulang
kerumah tentang tanda bahaya selama kehamilan dan bantuan persalinan.
2. Diagnosa Keperawatan 2
Subjektif
Klien mengatakan selama menghadapai masalah selama ini dapat diselesaikan
dengan baik, hubungan suami istri baik dan saling mendukung.
Klien dapat menyebutkan kembali tentang jenis-jenis koping yang adaptif dan
maladaptif
Objektif
Ekspresi wajah klien rileks saat diskusi. Klien cukup terbuka saat diskusi
Analisa
Mekanisme koping yang dimiliki klien cukup efektif
Planing
Anjurkan klien untuk mempertahankan hubungan yang saling menguatkan
dengan pasangan dan anggota kelurganya.

Anjurkan klien untuk mencari koping yang efektif bila koping yang saat ini
sudah tidak efektif lagi.
IV.

PEMBAHASAN
Perubahan yang terjadi pada fase kehamilan trimester III (32-33 minggu) dengan
plasenta previa membutuhkan adaptasi dari Ny. AP untuk mempertahankan kondisi
kehamilannya agar tetap terjaga. Perawat dapat melakukan asuhan keperawatan dengan
pendekatan model adaptasi Roy untuk mengoptimalkan koping dan potensi yang
dimiliki klien untuk beradaptasi dengan kondisinya saat ini.
Berdasarkan analisis medis klien didiagnosis mengalami plasenta previa totalis. Hal ini
membutuhkan penanganan yang khusus dan harus dilakukan pemantauan secara terus
menerus. Klien harus menjaga kehamilannya agar plasenta tidak terlepas dari ostium
uteri internum yang diimplantasinya, apabila terlepas akan menyebabkan perdarahan
yang berbahaya bagi ibu dan janinnya.
Dengan kondisi yang dialami klien saat ini, membuat klien cemas dengan kondisi
kehamilannya dan dirinya saat ini sehingga Ny AP waspada dan menjaga kehamilannya
saat ini. Kehamilan Ny AP saat ini merupakan kehamilan yang pertama dan belum
memiliki pengalaman tentang-tanda tanda bahaya selama kehamilan yang mungkin
dapat terjadi pada kondisinya saat ini. Hal ini menyebabkan klien sangat ingin mengerti
dengan benar tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi dan hal apa saja yang memperbaik
kondisi kehamilannya dan hal-hal apa saja yang dapat memperburuk kondisi
kehamilannya saat ini. Klien cukup kooperatif dan dapat menerima informasi dengan
baik selama proses pemberian informasi dan diskusi.
Ny AP memiliki support sosial yang cukup optimal, yaitu support dari suami dan
keluarganya, sehingga hal ini dapat memperkuat koping yang dimiliki Ny AP dalam
menghadapai masalah pada kehamilannya yang beresiko saat ini. Suami klien dapat
menerima kondisi istrinya saat ini serta tetap berupaya optimal menjaga kehamilan
istrinya agar tidak terjadi komplikasi dan lahir prematur. Salah satu tindakan yang
mereka lakukan adalah sering periksa di dokter dan poli hamil untuk mengetahui
kondisi janin dan istrinya. Dari hasil pengkajian tersebut dapat dipersepsikan bahwa
mekanisme koping yang dimiliki klien cukup efektif dan akan meningkat.

Terdapat 2 masalah keperawatan yang muncul pada Ny AP yaitu kesiapan


meningkatkan menejemen kesehatan dan kesiapan meningkatkan koping yang efektif.
Selama proses implementasi, termasuk saat proses pemberian informasi klien cukup
kooperatif dan dapat menerima informasi dengan baik. Sehingga pada hasil evaluasi
didapatkan kondisi bahwa perilaku klien positif dalam mencari bantuan kesehatan dan
mekanisme koping klien cukup efektif.
Berdasarkan hal yang telah di jelaskan diatas, maka dapat disimpulkan pendekatan
adaptasi Roy dalam pemberian asuhan keperawatan Ny AP dengan G1P0000 hamil 3233 minggu dengan plasenta previa dapat diterapkan sebagai landasan pemberian
asuhan.
V.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Model adaptasi Roy dapat digunakan untuk mengidentifikasi adaptasi terhadap
perubahan kehamilan beresiko dengan plasenta previa, sehingga dapat diketahui
apakah adaptasi yang dilakukan klien Ny AP adaptif atau maladaptif.
Selain dukungan dari petugas kesehatan terhadap masalah yang dihadapai oleh
klien, support sosial dari orang terdekat seperti suami dan orang tua sangatlah
dibutuhkan untuk mempertahankan dan memperkuat koping yang dimiliki klien,
sehingga klien dapat melalui proses adaptasi secara optimal.
Pemberian informasi yang berkaitan dengan tanda bahaya yang dapat terjadi selama
dalam kehamilan dengan plasenta previa pada Ny AP sangatlah penting, sehingga
klien dapat mempertahankan kehamilannya sampai cukup bulan dan dilakukan
persalinan dengan baik.
B. Saran
Kasus kehamilan dengan plasenta previa dapat dilakukan asuhan keperawatan
dengan menggunakan pendekatan model konsep adaptasi Roy.
Berkaitan dengan pengkajian yang masih belum bisa diadopsi melalui pendekatan
adaptasi Roy, maka perawat dapat memodifikasi dengan menggunakan pendekatan
model konsep yang lain untuk melengkapi.

DAFTAR PUSTAKA
Bobak, LM., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D., (2005). (Alih Bahasa * Wijayarini, M.A.),
Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4, Jakarta: EGC.
Craven, R. (1991). Maternal, Neonatal & Womens Health Nursing. Pensylivinia : Spring
House Corporation
Hamilton, P.M., (1995). Alih Bahasa Yasmin Asih. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC.
Pritchard, Mac Donald, Gant (1991). Obstetri Williams. (Edisi ke tujuh belas). Surabaya :
Airlangga University Press.
Roy, S.C & Andrews, H.A., (1991). The Roy Adaptation Model, The Definitive Statement.
California : Appleton & Lange
T. Heather, Herdman, (2015) Alih bahasa, Budi Anna Keliat. Diagnosis Keperawatan:
Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Wiknjosastro, H., dkk., (1999). Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Cetakan kelima. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, FK UI.

Você também pode gostar