Você está na página 1de 14

MAKALAH

PARADIGMA AUDIT BANK


SYARIAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :
Auditing Bank Syariah
Dosen pembimbing :
Dyah Pravitasari, SE, MSA

Disusun oleh:
Kelompok 01
Durrotun Nashihah

(2823123033)

Ellen Diyanti M

(2823123036)

Elsa Ayu Mentari

(2823123037)

Evita Agustina W

(2823123042)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH (PS) 6B


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah Audit Bank Syariah yang berjudul Paradigma Auditing Bank
Syariah ini, yang alhamdulillah tepat terselesaikan pada waktunya. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurah kan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Saw, yang telah membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang
terang benderang yaitu agama Islam.
Kami berterima kasih kepada Ibu Dyah Pravitasari S.E., M.S.A. yang telah
membimbing kami sehingga kami dapat menyelasaikan makalah dengan tepat.
Serta, teman-teman yang telah membantu fikiran dan tenaga untuk menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan aktif dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.

Tulungagung,

Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

COVER__________________________________________________________1
KATA PENGANTAR_______________________________________________2
DAFTAR ISI______________________________________________________3
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang______________________________________________4
B Rumusan Masalah____________________________________________5
C Tujuan Masalah______________________________________________5

BAB II PEMBAHASAN
A Bank Syariah_______________________________________________6
B Auditing Syariah_____________________________________________8
C Auditing Bank Syariah_______________________________________12

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN______________________________________________14

DARTAR PUSTAKA______________________________________________15

BAB I
PENDAHULUAN

A; LATAR BELAKANG

Secara garis besar auditing mengandung makna sebagai suatu


pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh pihak
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dapat memberikan pedapat mengenai laporan kewajaran
laporan keuangan tersebut. Pengertian audit dalam Islam adalah salah satu
unsur meluli pendekatan administratif. Maka administrasi menggunakan sudut
pandang keterwakilan. Oleh karena itu, ia (auditor) merupakan wakil dari para
pemegang saham yang menginginkan pekerjaan (investasi) mereka sesuai
dengan hukum-hukum syariat Islam.
Bank syariah menjadi salah satu Lembaga Keuangan Syariah (LKS)
yang memiliki karakteristik berdeda dengan entitas konvensional. Perbedaan
karakteristik tersebut mempengaruhi bentuk dan kegiatan dalam standar dalam
kegiatan pengawasan lembaga bank syariah termasuk pelaksanaan auditnya.
Bank Syariah sebagai salah satu lembaga keuangan perbankan yang beroperasi
berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai syariah memiliki tiga azas yang
melandasinya yaitu azas moral kemanusiaan, azas tanpa bunga, serta azas
profit and loss sharing.
Dalam perbankan syariah, pelaksanaan audit pun harus benar-benar
audit syariah yang fungsinya sebagai suatu proses untuk memastikan bahwa
aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh institusi keuangan Islam tidak
melanggar syariah atau pengujian kepatuhan syariah secara menyeluruh
terhadap aktivitas bank syariah. Dimana audit syariah dapat dimaknai sebagai
suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh
institusi keuangan Islam tidak melanggar syariah atau pengujian kepatuhan
syariah secara menyeluruh terhadap aktivitas bank syariah. Tujuan audit
syariah adalah untuk memastikan kesesuaian seluruh operasional bank dengan

prinsip dan aturan syariah yang digunakan sebagai pedoman bagi manajemen
dalam mengoperasikan bank syariah.
Berdasarkan paparan latar belakang tersebut di atas, disini kami akan
membahas lebih mendalam dalam makalah yang berjudul Paradigma Audit
Bank Syariah.

B; RUMUSAN MASALAH
1; Apa pengertian dan deskripsi dari Bank Syariah?
2; Apa yang dimaksud dengan auditing syariah ?
3; Bagaimana paradigma auditing bank syariah ?

C; TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sesuai dengan


rumusan masalah diatas, dimana dijelaskan mengenai deskripsi perbankan
syariah, auditing syariah, dan menjelaskan mengenai auditing yang dilakukan
pada bank syariah.

BAB II
PEMBAHASAN
A; BANK SYARIAH

Bank syariah dikenal sebagai suatu lembaga penghimpunan dana dari


masyarakat dalam bentuk simpanan dan penyaluran dana kepada masyarakat
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1 Sejak awal
kelahirannya bank syariah berlandaskan dua gerakan renaissance Islam
modern : neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari lembaga keuangan
berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai upaya kaum muslimin untuk
mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berlandaskan Al-Quran dan
Assunah.2
Bank Syariah sebagai salah satu lembaga keuangan perbankan yang
beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai syariah yang memiliki
tiga azas yang melandasinya yaitu azas moral kemanusiaan, azas tanpa bunga,
serta azas profit and loss sharing. Konsep perbankan Islam dengan ketiga azas
ini menjadi bagian integral dari keseluruhan sistem dalam syariah, sehingga
karena memiliki potensi dan rasa tanggung jawab sosial yang sangat besar bisa
lebih mendukung untuk program-program restrukturisasi bidang ekonomi.
Sebagai lembaga yang menjunjung tinggi prinsipnya berlandaskan kaidahkaidah syari tentu saja bank syariah diharapkan mampu menerapkan suatu
penerapan dimana nantinya tertuju pada tujuan mendapatkan harta barokah dan
halal, menolong sesama, sebagai sarana untuk berdakwah, edukasi umat
mengenai pentingnya mencari harta halal serta menunjukkan bahaya dan
besarnya dosa riba.
Akad yang dilakukan oleh bank syariah memiliki konsekuensi
duniawi dan ukhrawi, karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam.
Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi
maupun ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan akad seperti hal-hal
berikut :3
1; Rukun :
a; Penjual
b; Pembeli

1Syamsuddin Mahmud, Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi dan Koperasi, (Banda Aceh: Intermasa,
1986), hal 194
2 Muhammad SyafiI Antonio, Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gemi Insani Press,
2001), hal 18
3 Muhammad SyafiI Antonio, Bank Syariah, hal 30

c; Barang
d; Harga
e; Akad/ ijab qabul
2; Syarat :
a; Barang dan jasa harus halal sehingga transaksi atas harta yang halal dan

haram menjadi batal demi hukum syariah.


b; Harga barang dan jasa harus jelas
c; Tempat penyeraha atau deliveri harus jelas karena akan berdampak pada
biaya transportasi
Bank syariah merupakan salah satu bentuk dari perbankan nasional
yang mendasarkan operasionalnya pada syariat islam. Bank Syariah menurut
Arifin (2006:60), adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang beroperasi dengan pnnsip-prinsip syariah.
Sedangkan menurut Muhammad (2004 : 2), bank syariah adalah bank
yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dengan kata lain,
bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayarannya serta
peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat
islam.4
Menurut Metwally (1995:13), prinsip utama yang digunakan dalum
kegiatan perbankan syariah adalah:
1; Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi
2; Melakukan kegiatan usaha perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan
yang sah.
3; Memberikan zakat.5
Oleh karena itu, dalam operasinya perbankan syariah tidak menerapkan
sistem bunga, seperti bank konvensional tetapi menerapkan sistem bagi hasil
untuk para nasabah.6
B; AUDITING SYARIAH

4 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta : Ekonisia, 2005), hal 2


5 Metwally, Teori dan Ekonomi Islam, (Jakarta : Bangkit Daya Insana, 1995), hal, 13.
6 Dewi Megasari, Pengaruh Peran Komite Audit dan Dewan Pengawas Syariah dalam
Mewujudkan Good Corporate Governance untuk Meningkatkan Kinerja Bank Syariah (Studi
Empiris pada Perbankan Syariah di Jakarta),(UIN Syarif Hidayatullah : 2010), Hal, 28.

Landasan syariah dari pelaksanaan audit syariah antara lain dapat dirujuk pada
penafsiran atas QS. Al Hujarat [49]: 6 yang terjemahan artinya adalah sebagai
berikut:
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang
fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."
Ayat ini menunjukkan pentingnya pemeriksaan secara teliti atas sebuah
informasi karena bisa menjadi penyebab terjadinya musibah atau bencana.
Dalam konteks audit syariah, pemeriksaan laporan keuangan dan informasi
keuangan lainnya juga menjadi sangat penting, mengingat keduanya dapat
menjadi sumber malapetaka ekonomi berupa krisis dan sebagainya jika tidak
dikelola secara maksimal.7
Audit syariah dapat dimaknai sebagai suatu proses untuk memastikan
bahwa aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh institusi keuangan Islam tidak
melanggar syariah atau pengujian kepatuhan syariah secara menyeluruh
terhadap aktivitas bank syariah. Tujuan audit syariah adalah untuk memastikan
kesesuaian seluruh operasional bank dengan prinsip dan aturan syariah yang
digunakan sebagai pedoman bagi manajemen dalam mengoperasikan bank
syariah.
Hal-hal yang dilakukan pada audit bank syariah meliputi:8
a; Pengungkapan kewajaran penyajian laporan keuangan dan unsur kepatuhan
syariah,
b; Memeriksa akunting dalam aspek produk, baik sumber dana ataupun
pembiayaan,
c; Pemeriksaan distribusi profit
d; Pengakuan pendapatan cash basis secara riil
e; Pengakuan beban secara accrual basis
f; Dalam hubungan dengan bank koresponden depositori, pengakuan
pendapatan dengan bagi hasil.
g; Pemeriksaan atas sumber dan penggunaan zakat.
h; Ada tidaknya transaksi yang mengandung unsur-unsur yang tidak sesuai
dengan syariah.
7 Minarni, Konsep Pengawasan, Kerangka Ausit Syariah dan Tata Kelola Lembaga Keuangan
Syariah, Mahasiswa magister Stdui Islam, Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia
8 M. Syafi'i Antonio, Bank Syariah, hal 77

Hal-hal di atas adalah unsur-unsur yang harus ada dalam audit syariah,
meskipun demikian prosedur audit yang telah ada tetap memiliki peran dalam
audit pada perbankan syariah. Prosedur audit secara umum antara lain:
a; Prosedur analitis/mempelajari dan membandingkan data yang memiliki
b;
c;
d;
e;

hubungan
Menginspeksi/pemeriksaan dokumen,catatan dan pemeriksaan fisik atas
sumber-sumber berwujud,
Mengkonfirmasi/pengajuan pertanyaan pada pihak intern atau ekstern untuk
mendapat informasi
Menghitung dan menelusur dokumen
Mencocokkan ke dokumen.

AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial


Institutions). Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya mengeluarkan dan
mensahkan standar audit yang berlaku pada lembaga keuangan syariah
termasuk bank yang kemudian banyak diacu di berbagai negara. Standar
Auditing AAOIFI untuk audit pada lembaga keuangan syariah sendiri
mencakup lima standar, yaitu tujuan dan prinsip (objective and principles of
auditing), laporan auditor (auditors report), ketentuan keterlibatan audit
(terms of audit engagement), lembaga pengawas syariah (sharia supervisory
board), tinjauan syariah (sharia review).9
Adapun penjelasan singkat dari kelima standar tersebut adalah sebagai
berikut:
1; Tujuan dan prinsip (objective and principles of auditing)

Tujuan dari sebuah audit laporan keuangan yaitu


untuk
memungkinkan auditor menyampaikan opini atas laporan keuangan
tertentu dalam semua hal yang material dan sesuai dengan aturan dan
prinsip Islam, AAOIFI, standar akuntansi nasional yang relevan, serta
praktek di negeri yang mengoperasikan lembaga keuangan. Adapun
prinsip etika profesi meliputi, kebenaran, integritas, dapat dipercaya,
9 Rifaat Ahmed Abdel-Karim, Accounting and Auditing Standards for Islamic Financial
Institutions, Proceedings of the Second Harvard University Forum on Islamic Finance: Islamic
Finance into the 21 Century, (Cambridge, Massachusetts: Center for Middle Eastern Studies,
Harvard University, 1999), pp.239-241.

keadilan dan kewajaran, kejujuran, independen,objekivitas, kemampuan


professional, bekerja hati-hati,menjaga kerahasiaan, perilaku professional
dan menguasai standar teknis.
2; Laporan auditor (auditors report)
Elemen dasar dari laporan auditor (judul, alamat, paragraf
pembukaan atau pengenalan, cakupan paragraf (gambaran dari audit), acuan
ASIFI dan standar nasional yang relevan atau praktek, Uraian pekerjaan
yang dilakukan auditor,

Paragraf opini

berisi sebuah ungkapan opini

tentang laporan keuangan, Tanggal Laporan, Alamat Auditor dan Tanda


Tangan Auditor). Terkait ruang lingkup paragraf, laporan auditor harus
menggambarkan cakupan audit

dengan menyatakan bahwa audit telah

dilaksanakan sesuai ASIFI dan standar nasional yang relevan atau praktek
telah sesuai dan tidak melanggar aturan dan prinsip Syariah. Ruang lingkup
mengacu pada kemampuan auditor untuk melaksanakan prosedur audit yang
dianggap penting dalam hal itu. Hal ini meyakinkan para pembaca bahwa
audit telah berjalan sesuai ketetapan standar maupun praktek. Disamping itu
juga telah sesuai dengan standar auditing nasional atau praktek mengikuti
negara tempat auditor berada, hal ini terlihat dalam alamat auditor.Laporan
itu termasuk sebuah pernyataan bahwa audit telah direncanakan dan
dilaksanakan untuk memperoleh jaminan layak mengenai apakah laporan
keuangan bebas dari pernyataan salah yang material.
Laporan auditor harus menggambarkan, antara lain:
a; Pengujian pada sebuah uji dasar, bukti yang mendukung sejumlah

laporan keuangan dan pengungkapan.


b; Menilai/menaksir prinsip akuntansi yang digunakan dalam persiapan
laporan keuangan.
c; Menilai perkiraan signifikan yang dibuat oleh manajemen dalam
persiapan laporan keuangan.
d; Mengevaluasi presentasi laporan keuangan secara keseluruhan.
3; Ketentuan keterlibatan audit (terms of audit engagement)
Auditor dan klien harus menyetujui ketentuan perjanjian. Istilah setuju
perlu disampaikan dalam surat penugasan audit sesuai kontrak. Isi dasar
surat perjanjian adalah dokumen surat penunjukan dan menegaskan

10

tanggung jawab auditor untuk klien dan bentuk setiap laporan yang akan
diberikan oleh auditor.
4; Lembaga pengawas syariah (Sharia supervisory board)
Intinya berisi penunjukan, komposisi dan laporan DPS.
5; Tinjauan Syariah (syaria review)
Shari'a review merupakan sebuah pengujian yang luas dari
kepatuhan Syariah sebuah LKS, dalam seluruh kegiatannya. Pengujian ini
meliputi penunjukan, persetujuan, kebijakan, produk, t r a n s a k s i ,
memorandum (surat peringatan), dan anggaran dasar dari perserikatan,
laporan keuangan, laporan (khususnya audit internal dan pengawasan
bank central), sirkulasi dan lain-lain. Tujuan dari sebuah syaria review adalah
untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas yang diselenggarakan dalam
LKS tidak bertentangan dengan Syariah. DPS bertanggung jawab untuk
membuat dan mengungkapkan sebuah opini dari suatu Lembaga Keuangan
Syariah terhadap kepatuhannya pada syariah10
C; AUDITING BANK SYARIAH

Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa dalam perbankan syariah


pelaksanaan audit yang dilakukan harus benar-benar sesuai dengan proses
auditing syariah, yaitu suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitasaktivitas yang dilakukan oleh institusi keuangan Islam tidak melanggar syariah
atau pengujian kepatuhan syariah secara menyeluruh terhadap aktivitas bank
syariah. Tujuannya untuk memastikan kesesuaian seluruh operasional bank
dengan prinsip dan aturan syariah yang digunakan sebagai pedoman bagi
manajemen dalam mengoperasikan bank syariah.
Hal-hal yang dilakukan pada audit bank syariah, yaitu meliputi:11
a; Pengungkapan kewajaran penyajian laporan keuangan dan unsur kepatuhan
b;
c;
d;
e;

syariah
Memeriksa akunting dalam aspek produk, baik sumber dana ataupun
pembiayaan
Pemeriksaan distribusi profit
Pengakuan pendapatan cash basis secara riil
Pengakuan beban secara accrual basis

10 Abdul Rahim Abdul Rahman (2008), Shari'ah Audit for Islamic Financial Services: The
Needs and Challenges Makalah dipresentasikan pada International Shari'ah Research Academy
for Islamic Finance (ISRA) Islamic Finance Seminar, Kuala Lumpur, 11 November 2008.
11 M. Syafi'i Antonio, Bank Syari'ah Dari Teori, hal 77

11

f; Dalam

hubungan dengan bank koresponden depositori, pengakuan


pendapatan dengan bagi hasil.
g; Pemeriksaan atas sumber dan penggunaan zakat.
h; Ada tidaknya transaksi yang mengandung unsur-unsur yang tidak sesuai
dengan syariah.
Hal-hal di atas adalah unsur-unsur yang harus ada dalam audit syariah,
meskipun demikian prosedur audit yang telah ada tetap memiliki peran dalam
audit pada perbankan syariah. Prosedur audit secara umum antara lain:
a; Prosedur analitis/mempelajari dan membandingkan data yang memiliki
b;
c;
d;
e;

hubungan
Menginspeksi/pemeriksaan dokumen,catatan dan pemeriksaan fisik atas
sumber-sumber berwujud
Mengkonfirmasi/pengajuan pertanyaan pada pihak intern atau ekstern untuk
mendapat informasi
Menghitung dan menelusur dokumen
Mencocokkan ke dokumen.

12

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Bank syariah dikenal sebagai suatu lembaga penghimpunan dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan penyaluran dana kepada masyarakat
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank Syariah sebagai
salah satu lembaga keuangan perbankan yang beroperasi berdasarkan prinsipprinsip dan nilai-nilai syariah yang memiliki tiga azas yang melandasinya yaitu
azas moral kemanusiaan, azas tanpa bunga, serta azas profit and loss sharing.
Konsep perbankan Islam dengan ketiga azas ini menjadi bagian integral dari
keseluruhan sistem dalam syariah, sehingga karena memiliki potensi dan rasa
tanggung jawab sosial yang sangat besar bisa lebih mendukung untuk programprogram restrukturisasi bidang ekonomi. Akad yang dilakukan oleh bank syariah
memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi, karena akd yang dilakukan
berdasarkan hukum islam.
Sedangkan audit syariah dapat dimaknai sebagai suatu proses untuk
memastikan bahwa aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh institusi keuangan
Islam tidak melanggar syariah atau pengujian kepatuhan syariah secara
menyeluruh terhadap aktivitas bank syariah. Tujuan audit syariah adalah untuk
memastikan kesesuaian seluruh operasional bank dengan prinsip dan aturan
syariah yang digunakan sebagai pedoman bagi manajemen dalam mengoperasikan
bank syariah.

13

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahim Abdul Rahman. 2008. Shari'ah Audit for Islamic Financial
Services: The Needs and Challenges Makalah dipresentasikan pada
International Shari'ah Research Academy for Islamic Finance (ISRA)
Islamic Finance Seminar, Kuala Lumpur, 11 November 2008.
Dewi Megasari. 2010. Pengaruh Peran Komite Audit dan Dewan Pengawas
Syariah dalam Mewujudkan Good Corporate Governance untuk
Meningkatkan Kinerja Bank Syariah (Studi Empiris pada Perbankan
Syariah di Jakarta. UIN Syarif Hidayatullah
Mahmud, Syamsuddin. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi dan Koperasi. Banda
Aceh: Intermasa
Metwally. 1995. Teori dan Ekonomi Islam. Jakarta : Bangkit Daya Insana
Minarni, Konsep Pengawasan, Kerangka Ausit Syariah dan Tata Kelola Lembaga
Keuangan Syariah, Mahasiswa magister Stdui Islam, Program Pascasarjana
Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia
Muhammad. 2005. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta : Ekonisia
Rifaat Ahmed Abdel-Karim, Accounting and Auditing Standards for Islamic
Financial Institutions, Proceedings of the Second Harvard University
Forum on Islamic Finance: Islamic Finance into the 21 Century,
(Cambridge, Massachusetts: Center for Middle Eastern Studies, Harvard
University, 1999), pp. 239-241.
SyafiI, Muhammad, Antonio. 2001. Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik.
Jakarta: Gemi Insani Press

14

Você também pode gostar