Você está na página 1de 6

BAB 1

PENDAHULUAN
1. SEJARAH PROSES
Asam terephthalat diproduksi dari oksidasi larutan asam nitrat dari p-xylene, dan kedua
perusahaan tersebut menggunakan teknologi yang sama. Versi dari proses oksidasi asam nitrat,
yang sudah lama tidak digunakan secara komersial, termasuk penggunaan udara pada langkah
pertama untuk mengurangi konsumsi asam nitrat.
Meskipun dimetil tereftalat digunakan secara luas untuk produksi poli(etilena tereftalat),
penggunaan polimer kelas asam tereftalat menawarkan keuntungan biaya yang berbeda untuk
produsen. Secara khusus, proses poliester yang didasarkan pada tereftalat harus dirancang untuk
pemulihan metanol yang merupakan produk samping esterifikasi. Proses yang dapat
dibandingkan yang didasarkan pada asam tidak memerlukan desain tersebut. Selain itu, asam
tereftalat memberikan hasil yang lebih tinggi dari poliester per kilogram dari bahan awal, dan
etilena glikol kurang dibutuhkan selama poliesterifikasi yang mengurangi ukuran aliran daur
ulang dan meningkatkan kualitas akhir polimer.
Polimer kelas asam tereftalat menjadi tersedia secara komersial dari Amoco Chemicals
Corporation, yang merupakan anak perusahaan dari Perusahaan Minyak Standars dari Indiana,
pada tahun 1965. Proses Amoco didasarkan pada oksidasi p-xilena, tetapi unit pemurnian
terpisah digunakan untuk mencapai kemurnian produk yang dibutuhkan oleh produsen poliester.
Meskipun Amoco teknologi adalah yang paling populer, proses lain telah dikembangkan.

2. SPESIFIKASI BAHAN BAKU


p -Xylene adalah senya kimia sebagai bahan baku yang penting. Di antara aplikasi
industri lainnya, itu adalah bahan baku dalam sintesis skala besar berbagai polimer.
Secara khusus itu adalah komponen dalam produksi asam tereftalat untuk poliester
seperti Polyethylene terephthalate. Hal ini juga dapat dipolimerisasi langsung untuk
menghasilkan parylene. P-xylene dengan rumus molekul C6H4(CH3)2 memiliki spesifikasi
atau ciri bahan sebagai berikut:

Menurut

PubChem

(Open

Chemistry Database) secara fisis


p-xylene memiliki:
Penampilan: cairan tidak bewarna

a.

atau kristal bewarna padat (ketika


b.
c.
d.
e.
f.
g.

suhu di bawah 56oF)


Bau: Aromatis
Massa jenis: 0,861 g/liter
Titik didih: 138,35 C (281 F)
Titik leleh: 13,2 C (56 F)
Kelarutan dalam air: tidak larut
Kelarutan dalam ethanol: sangat

larut
h. Kelarutan dalam dietil eter: sangat
larut
i. Tekanan uap: 9 mmHg (pada suhu
20C)
Secara Kimia:
a.Dealkilasi
Dealkilasi xylene akan membentuk senyawa dengan BM yang lebih rendah.
Reaksi dealkalinasi xylene dengan hydrogen terjadi pada suhu 590-680C dan pada
tekanan 10-40 atm. Perbandingan antara hidrogen dengan senyawa hidrokabon adalah
3:1.
Reaksi:
C6H4(CH3)2 + H2 ==> C6H5CH3 + CH4
C6H5CH3 + H2 ==> C6H6 + CH4
b. Oksiadasi
Paraxylene pada fase cair berlangsung pada suhu 100-300 C dan tekanan operasi
yang digunakan bervariasi sampai dengan 40 atm. Umumnya digunakan udara sebagai
senyawa oksidator dan reaksinya bersifat eksotermis
Reaksi:
C6H4(CH3)2 + 3O2 ==> C6H5CH3(COOH)2 + 2H2O

c. Pirolisis
Pirolisis paraxylene akan membentuk produk paraxylene (CH 2C6H4CH2) pada
suhu di atas 1000C. Produk ini merupakan prototype dari senyawa hidrokarbon yang
dikenal dengan nama chicibabin hidrokarbon.

d. Ammoksidasi
Reaksi antara paraxylene dengan ammonia dinamakan reaksi ammoksidasi.
Reaksi ini terjadi pada suhu tinggi (700-950oC) dan tekanan 5-30 atm.
NH3 + udara + CH3C6H4CH3 ==> CH3C6H4CN + H2O
3. SPESIFIKASI PRODUK
Produk

yang

ingin

diperoleh

adalah

asam

terephthalate. Menurut PubCem (Open Chemical Database)


Asam Terephthalat memiliki:
Sifat Fisik:
a. Wujud
: Padat
b. Bentuk
: Kristal
c. Warna
: Putih
d. Bau
: Tidak berbau
e. Berat molekul, gram/mol
: 166,131
o
f. Titik didih, Td, C
: 427
g. Panas sublimasi, Hs, kJ/mol
: 142
h. Kapasitas panas, Cp, J/kg K
: 1202
i. Kerapatan massa 25oC, , kg/L
: 1,510
j. Kelarutan dalam solvent (gr/100 gr solvent)
Solvent
Air
Metanol
Asam asetat

25 oC
0,0017
0,1000
0,0130

150 oC
0,2400
3,1000
0,3800

200 oC
1,7000
1,5000

250 oC
12,6000
5,7000

Sifat Kimia
a. Reaksi asam terepthalat dengan thionil klorida membentuk senyawa klorida asam.
(HOOC)C6H4(COOH) + 2 SOCl2 (ClCO)C6H4(COCl)

b. Chlorine, bromine, dan iodine, bereaksi dengan asam terepthalat dalam larutan asam
sulfat dengan penambahan asam tetrahalogen membentuk heksahalogen benzene.
c. Asam terepthalat bereaksi dengan ethylene glycol menghasilkan polyethylene terepthalat.
1,4C6H4(COOH)2 + HOCH2CH2OH OH-(- CH2CH2O2(C6H4CO2)NCH2CH2-)-OH
asam terepthalat

ethylene glycol

polyethylene terephthalate

4. PENGARUH PRODUK
Produk berupa asam terephthalate sangat berpengaruh sekali pada industri saat ini. Asam
terephthalate kini telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan serat benang polyester pada
industri tekstil, sebagai bahan baku utama pembuatan polyester chip, sebagai bahan baku
pembuatan polyester fiber yang berguna untuk bahan baku tekstil, ban, seatbelt, reinforcement
dan jaket tahan panas, berguna sebagai polyester filament untuk bahan baku benang polyester,
dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan botol PET (polyethylene terephthalat), dan
sebagai bahan baku pembuatan PET film. Bahkan kapasitas produksi dapat mencapai 15 ton per
hari.

5. TINJAUAN TERMODINAMIKA PEMBENTUKAN ASAM TEREPHTHALAT


Purified terephthalic acid (PTA) bukanlah merupakan suatu senyawa yang tersedia dialam,
maka untuk memperolehnya tidak dapat dilakukan dengan penambangan atau ekstraksi dari
sumber-sumber alam. PTA harus diperoleh melalui sintesa kimia, maka hal pertama yang harus
dilakukan adalah mencari reaksi kimia yang dapat menghasilkan PTA dari senyawa lain yang
tersedia. Beberapa reaksi kimia yang telah diketahui adalah sebagai berikut:
1. Reaksi oksidasi:
Pembentukan asam terepthalat melalui oksidasi p-xylene dengan udara merupakan reaksi
eksotermis. Hal ini ditunjukkan dengan harga entalpi yang negatif yaitu -326 kkal/mol asam
terepthalat yang terbentuk. Karena reaksi berlangsung eksotermis maka kenaikan temperatur dalam
tekanan tetap akan mengurangi konversi sehingga akan menyebabkan asam terepthalat yang
dihasilkan akan semakin berkurang.

Selain itu, untuk menentukan apakah reaksi berjalan eksotermis atau endotermis perlu
pembuktian dengan menggunakan panas pembentukan standar (H of) pada 1 atm dan 298,15 K dari
reaktan dan produk.
Reaksi:

H3C-C6H4-CH3 (l) + 3 O2 (g) HOOC-C6H4-COOH (s) + 2 H2O (l)


Hof reaksi = Hof produk - Hof reaktan
Jika Hof reaksi berharga negatif maka reaksi akan bersifat eksotermis, sebaliknya jika
berharga positif reaksi akan bersifat endotermis.
Hof H3C-C6H4-CH3 (l) = -5.840 kkal/kgmol
Hof HOOC-C6H4-COOH (s) = -19.500 kkal/kgmol
Hof 2 H2O (l) = -68.317 kkal/kgmol
Hof reaksi = [ (2x-68.317) + (-19.500) ] - [-5.840] = -150.294 kkal/kgmol
Dari perhitungan Hof reaksi di atas maka dapat disimpulkan bahwa reaksi pembentukan
asam terepthalat bersifat eksotermis.
Sedangkan reaksi dapat balik (reversible) atau searah (irreversible) dapat ditentukan secara
thermodinamika yaitu berdasarkan persamaan vant Hoff:

Jika Ho merupakan entalpi standar (panas reaksi) dan dapat diasumsikan konstan
terhadap temperatur, persamaan di atas dapat diintegrasikan menjadi:

ln (k/k1) = -[ (Ho/R) (1/T-1/T1) ]


Data-data energi gibbs (gibbs heat of formation):
G f H3C-C6H4-CH3 (l) = -4.192 kkal/kgmol
o

G f HOOC-C6H4-COOH (s) = -17.913,70 kkal/kgmol


o

G f 2 H2O (l) = -56.910,96 kkal/kgmol


o

G f total = [(2x-56.910,96) + (-17.913,70)] - [-4.192] = -127.543,62 kkal/kgmol


o

G f = -RT ln K
o

K standar pada 298,15K


K = e (G f /RT)
o

= e (127.543,62/ 1,987x298,15)
= 3,16.1093
Harga K yang sangat besar (3,16.10 93) mengindikasikan reaksi pembentukan asam terepthalat
bersifat searah (reversible).

6. KONDISI OPERASI
7. KESIMPULAN
Asam Terepthalat atau 1,4 benzene dicarboxylic acid dengan rumus molekul C 6H4(COOH)2
merupakan salah satu senyawa berupa kristal putih yang dapat digunakan sebagai bahan baku
dalam industri serat sintetis. Adapun penggunaan asam terephthalat antara lain menghasilkan
serat polyester yang digunakan pada industri tekstil, produksi herbisida, bahan baku dalam
industri cat, dan salah satu bahan pembuatan botol.

Você também pode gostar