Você está na página 1de 51

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun

BAB 4
Pendekatan &
Metodologi

4.1 PERIODE PERENCANAAN


Masa berlaku rencana induk atau PTMP adalah 20 tahun yang dihitung
mulai dari tahun perencanaan. Untuk PTMP Kabupaten Dairi, Kabupaten
Toba Samosir dan Kabupaten Simalungun, awal tahun adalah tahun
2016 dan berakhir pada tahun 2036. Periode ini dipilah menjadi tiga
jangka perencanaan, yaitu Perencanaan Jangka Pendek (1 2 tahun),
Perencanaan Jangka Menengah (5 tahun), dan Perencanaan Jangka
Panjang (20 tahun).
4.2 EVALUASI RENCANA INDUK
PTMP

selayaknya

mengakomodasi

dievaluasi

perubahan

setiap

yang

lima

terjadi

di

tahun

agar

dapat

bidang

perencanaan

lainnya, seperti perubahan tata ruang, adanya Perda RTRW, RDTR,


perubahan dan pembaruan master plan sektor air minum, air limbah,
dan drainase serta kebijakan baru pemerintah pusat dan daerah.

4-1

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun

4.3 KRITERIA PERENCANAAN


4.3.1 Kriteria Umum
Konten PTMP persampahan minimal meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Rencana umum, meliputi:
a. Evaluasi
kondisi
pengembangannya

kota/
yang

kawasan
bertujuan

dan
untuk

rencana
mengetahui

karakter, fungsi strategis dan konteks regional nasional kota/


kawasan yang bersangkutan.
b. Evaluasi kondisi eksisting penanganan sampah dari sumber
sampai TPA.
2. Rencana
penanganan
pengurangan

sampah

dengan

mengedepankan

sampah yang ditimbun di TPA, pemanfaatan

sampah sebagai sumber daya melalui kegiatan 3R, pewadahan,


pengumpulan,

pengangkutan,

pengolahan,

dan

pemrosesan

akhir sampah.
3. Program dan kegiatan penanganan sampah disusun berdasarkan
hasil evaluasi terhadap permasalahan yang ada dan kebutuhan
pengembangan di masa depan.
4. Kriteria, mencakup kriteria teknis yang dapat diaplikasikan dalam
perencanaan yang sudah umum digunakan, tetapi jika ada data
hasil survei, maka kriteria teknis menjadi bahan acuan.
5. Standar pelayanan ditentukan sejak awal, seperti tingkat pelayanan
dan
cakupan pelayanan yang diinginkan.
6. Rencana alokasi lahan TPA, untuk merencanakan penanganan
sampah dari

sumber sampai dengan TPA diperlukan ketetapan

alokasi lahan.
7. Rencana keterpaduan dengan air minum, air limbah, dan
drainase, yang meliputi :
a. Identifikasi sumber air baku air minum.
4-2

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
b. Identifikasi potensi pencemar badan air yang digunakan
c.
d.
e.
8.

sebagai air baku air minum.


Identifikasi lokasi IPAL/ IPLT.
Identifikasi saluran drainase di sekitar TPA/TPST.
Identifikasi sarana jalan dan rute transportasi truk sampah.
Rencana pembiayaan dan pola investasi, berupa indikasi besar
biaya tingkat awal, sumber, dan pola pembiayaan. Perhitungan
biaya tingkat awal mencakup seluruh komponen pekerjaan
perencanaan, pekerjaan konstruksi, pajak, pembebasan tahan,

dan perizinanan.
9. Rencana
pengembangan

kelembagaan.

Kelembagaan

penyelenggara meliputi, struktur organisasi dan penempatan


tenaga ahli sesuai dengan latar belakang pendiudikan yang
mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.

4.3.2 Kriteria Teknis


Konten kriteria teknis terdiri atas:
1. Periode perencanaan minimal 10 (sepuluh) tahun.
2. Sasaran dan prioritas penanganan. Sasaran pelayanan pada
tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah yang telah
mendapatkan pelayaan saat ini, daerah berkepadatan tinggi serta
kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada
daerah

pengembangan

sesuai

dengan

arahan

dalam

perencanaan induk kota.


3. Strategi penanganan. Untuk mendapatkan perencanaan yang
optimum,

perlu

mempertimbangkan

beberapa

hal

sebagai

berikut:
a. Kondisi pelayanan eksisting termasuk keberadaan TPA dan
masalah pencemaran yang ada.

4-3

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
b. Urgensi masalah penutupan dan rehabilitasi TPA eksisting
serta pemilihan lokasi TPA baru baik untuk skala kota maupun
lintas kabupaten/kota atau lintas provinsi (regional).
c. Komposisi dan karakteristik sampah.
d. Mengurangi jumlah sampah yang diangkut dan ditimbun di
TPA secara bertahap (hanya residu yang dibuang di TPA).
e. Potensi pemanfaatan sampah dengan kegiatan 3R yang
melibatkan masyakarat dalam penanganan sampah di sumber
melalui pemilahan sampah dan mengembangkan pola insentif
melalui bank sampah.
f. Potensi pemanfaatan gas bio dari sampah di TPA.
g. Pengembangan pelayanan penanganan sampah.
h. Penegakkan peraturan (law enforcement).
i. Peningkatan manajemen pengoperasian dan pemeliharaan.
4. Kebutuhan pelayanan. Kebutuhan pelayanan penanganan sampah
ditentukan berdasarkan:
a. Proyeksi penduduk
Proyeksi penduduk harus dilakukan untuk interval 5 tahun
selama periode perencanaan.
b. Proyeksi timbulan sampah. Timbulan sampah diproyeksikan
setiap interval 5 tahun. Asumsi yang digunakan dalam
perhitungan proyeksi timbulan sampah harus sesuai dengan
rencana induk penanganan sampah yang diuraikan di bagian
sebelumnya.
c. Kebutuhan lahan TPA.
d. Kebutuhan prasarana dan sarana persampahan (pemilahan,
pengangkutan, TPS, TPS 3R, SPA, FPSA, TPST, dan TPA).

4-4

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun

4.3.3 Kriteria Standar Pelayanan Minimal


PENGELOLAAN SAMPAH
1.

Tersedianya

Fasilitas

Pengurangan

Sampah

di

Perkotaan
a. Pengertian
1) Pengurangan sampah adalah meliputi kegiatan pembatasan
timbulan

sampah,

pendaurulangan

sampah

dan/atau

pemanfaatan kembali sampah.


2) Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat
3) Sumber sampah adalah asal timbulan sampah
4) Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari
kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak
termasuk tinja dan sampah spesifik.
5) Pengelolaan Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah
sampah

rumah

tangga

yang

berasal

dari

kawasan

komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas


sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya
6) Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh,

dan

berkesinambungan

yang

meliputi

pengurangan dan penanganan sampah.


b. Definisi Operasional
Setiap sampah yang dikumpulkan dari sumber ke tempat
pengolahan

sampah

3R,

yang

selanjutnya

dipilah

sesuai

jenisnya, digunakan kembali, didaur ulang, dan diolah secara


optimal, sehingga pada akhirnya hanya tersisa residu sampah.
4-5

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun

c. Cara Perhitungan
SPM pengurangan sampah di perkotaan adalah persentase
jumlah penduduk yang dilayani melalui kegiatan pengurangan
volume sampah (3R) terhadap jumlah total penduduk perkotaan.
SPM = (A/B) x 100%

Dimana:
A

= jumlah penduduk yang dilayani melalui kegiatan


pengurangan volume sampah (jiwa)

= jumlah total penduduk perkotaan (jiwa)


A=CxD

Dimana:
C=

jumlah fasilitas 3R di kota tersebut (unit)

D=

penduduk terlayani per fasilitas 3R (jiwa/unit)

Contoh Perhitungan:
Jika kota A pada akhir tahun SPM memiliki fasilitas pengurangan
sampah 3R sebanyak 13 unit. Dimana setiap unit fasilitas
pengurangan sampah mampu melayani penduduk sebanyak
1.000 jiwa, maka jumlah penduduk yang dilayani melalui fasilitas
pengurangan sampah adalah
= 13 unit x 1.000 jiwa/unit = 13.000 jiwa
Jika jumlah penduduk kota A sampai akhir tahun pencapaian SPM
adalah sebanyak 60.000 jiwa.

4-6

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun

Maka SPM pengurangan sampah pada akhir tahun pencapaian


adalah
= (13.000 jiwa/60.000 jiwa) x 100% = 21,67 %
Artinya kota A tersebut telah memenuhi SPM pada akhir tahun
pencapaiannya karena perhitungan SPM melebihi SPM target.
d. Sumber Data

Data primer terkait jumlah fasilitas pengurangan volume


sampah perkotaan (3R) yang dikeluarkan oleh dinas yang
membidangi pengelolaan sampah.

Data primer terkait jumlah penduduk yang dilayani oleh


masing-masing

fasilitas

pengurangan

volume

sampah

perkotaan yang dikeluarkan oleh masing-masing pengelola


fasilitas pengurangan volume sampah dan dinas yang
membidangi pengelolaan sampah

Data sekunder, maksimal 2 (dua) tahun terakhir, bersumber


dari dokumen Rencana Induk Sistem Persampahan (RIS
Persampahan)/Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan
(PTMP), hasil studi bidang persampahan yang diakui oleh
pemerintah, dan/atau BPS Daerah.

e. Rujukan
-

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan


Sampah

4-7

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
-

Peraturan

Pemerintah

Nomor

81

Tahun

2012

tentang

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis


Sampah Rumah Tangga
-

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2006


Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
Sistem Pengelolaan Persampahan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013


Tentang

Penyelenggaraan

Prasarana

Dan

Sarana

Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga


Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
f. Target
Nilai SPM Pengurangan Sampah di perkotaan adalah 20% untuk
Tahun 2019.
g. Langkah kegiatan

Sosialisasi

kepada

masyarakat

mengenai

kegiatan

pengurangan volume sampah dalam suatu pengelolaan


sampah yang terpadu.

Membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) melalui


pemberdayaan oleh fasilitator.

Memfasilitasi

pembangunan

prasarana

dan

sarana

pengurangan volume sampah berbasis masyarakat.

Mengidentifikasi lokasi fasilitas pengurangan volume sampah


di perkotaan sesuai dengan RTRW Kabupaten/Kota.

4-8

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun

Menyiapkan rencana kelembagaan, teknis, operasional dan


finansial untuk fasilitas pengurangan volume sampah di
perkotaan.

Membangun

fasilitas

pengurangan

volume

sampah

di

perkotaan untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke


TPA.
h. SDM

KSM yang melaksanakan kegiatan 3R berbasis masyarakat.

SDM Dinas yang membidangi pengelolaan sampah dan


melaksanakan kegiatan 3R berbasis institusi.

2.

Tersedianya

Sistem

Pengangkutan

Sampah

di

Perkotaan
a. Pengertian
Pengangkutan sampah adalah membawa sampah dari sumber
timbulan

sampah

dan/atau

tempat

penampungan

sampah

sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu


menuju ke tempat pemrosesan akhir.
b. Definisi Operasional
Pelayanan pengangkutan sampah dilakukan dengan alat angkut
sampah baik untuk sampah terpilah maupun sampah tercampur,
mulai dari sumber timbulan sampah (rumah, perkantoran, pasar,
dll), TPS 3R, TPS menuju tempat pemrosesan akhir sampah
(TPA). Pengangkutan sampah ke TPA dilakukan secara berkala
minimal 2 (dua) kali seminggu, dimana untuk jenis sampah

4-9

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
mudah terurai/organik minimal 2 (dua) hari sekali terangkut dari
lingkungan permukiman.
c. Cara Perhitungan
SPM pengangkutan sampah di perkotaan adalah persentase
jumlah penduduk yang dilayani melalui kegiatan pengangkutan
sampah terhadap jumlah total penduduk perkotaan. Yang
dimaksud dengan penduduk perkotaan adalah penduduk pada
daerah pelayanan persampahan.
SPM = (A / B) x 100%

Dimana:
A = jumlah

penduduk

yang

dilayani

melalui

kegiatan

pengangkutan sampah (jiwa)


B = jumlah total penduduk perkotaan (jiwa)

A = (C x 1.000 x D x E) /
F
Dimana:
C

= kapasitas kendaraan pengangkut (m3/unit)

= jumlah ritasi (kali/hari)

= jumlah truk (unit)

= timbulan sampah (liter/jiwa/hari)

Contoh Perhitungan:
Jika kota A telah melakukan pengangkutan sampah di beberapa
wilayah kota. Pada akhir tahun pencapaian SPM, memiliki
kendaraan pengangkut berupa 10 unit motor sampah dengan
4 - 10

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
kapasitas 1 m3; 5 unit dump truck dengan kapasitas 6 m 3; 2 unit
armroll dengan kapasitas 8 m3, masing-masing dengan jumlah
ritasi 2 kali/hari. Berdasarkan SNI, didapat jumlah timbulan
sampah 2,65 liter/jiwa/hari.
A = ((10 unit x 1 m 3/unit x 2 kali/hari) + (5 unit x 6 m 3/unit x 2
kali/hari) + (2 unit x 8 m3/unit x 2 kali/hari)) x 1.000 / 2,65
liter/jiwa/hari
= 42.264 jiwa
Total penduduk daerah pelayanan sampah perkotaan sampai
akhir tahun pencapaian adalah 60.000 jiwa.
Maka SPM pengangkutan pada akhir tahun pencapaian adalah =
(42.264 jiwa/60.000 jiwa) x 100% = 70,44 %
Artinya kota A tersebut telah memenuhi SPM pada akhir tahun
pencapaiannya karena perhitungan SPM melebihi SPM target.

d. Sumber Data
-

Data primer timbulan sampah berdasarkan SNI 19-3964-1994


tentang

Metode

Pengambilan

dan

Pengukuran

Contoh

Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.


-

Data

primer

terkait

pengangkutan

pelayanan

sampah

perkotaan

kendaraan

pengangkut,

ritasi

sampah

(jumlah

di

daerah

dan

kapasitas

pengangkutan

termasuk

4 - 11

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
pengangkutan yang dilakukan oleh pihak swasta) yang
dikeluarkan dinas yang membidangi pengelolaan sampah.
Data sekunder, maksimal 2 (dua) tahun terakhir, bersumber

dari dokumen Rencana Induk Sistem Persampahan (RIS


Persampahan)/Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan
(PTMP), hasil studi bidang persampahan yang diakui oleh
pemerintah, dan/atau BPS Daerah.
e. Rujukan
-

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan


Sampah

Peraturan

Pemerintah

Nomor

16

Tahun

2005

tentang

2012

tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum


-

Peraturan

Pemerintah

Nomor

81

Tahun

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis


Sampah Rumah Tangga
-

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2006


Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
Sistem Pengelolaan Persampahan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013


Tentang

Penyelenggaraan

Prasarana

dan

Sarana

Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga


Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

4 - 12

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
-

SNI

19-3964-1994

Pengukuran

tentang

Contoh

Metode

Timbulan

dan

Pengambilan
Komposisi

dan

Sampah

Perkotaan
f. Target
Nilai SPM Pengangkutan Sampah adalah 70% untuk Tahun 2019.
g. Langkah kegiatan
-

Menentukan daerah pelayanan persampahan perkotaan

Menentukan

rencana

tahapan

pelayanan

persampahan

perkotaan
-

Menghitung

jumlah

kendaraan

yang

dibutuhkan

sesuai

dengan rencana pelayanan


-

Melakukan pengangkutan sampah minimal 2 kali seminggu

Melakukan pengangkutan sampah mudah terurai/organik


minimal 2 (dua) hari sekali

Melakukan pengangkutan residu dari TPS 3R secara berkala

Melakukan pengangkutan dengan aman, sampah tidak boleh


berceceran ke jalan saat pengangkutan (gunakan jaring,
mengangkut sampah sesuai kapasitas kendaraan)

Melakukan

pembersihan

dan

perawatan

berkala

untuk

kendaraan untuk mencegah karat yang diakibatkan lindi dari


sampah yang menempel di kendaraan
h. SDM
SDM dinas yang membidangi pengelolaan sampah.
4 - 13

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
3.

Tersedianya

Sistem

Pengoperasian

Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah


a. Pengertian
Tempat pemrosesan akhir adalah tempat untuk memroses dan
mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi
manusia dan lingkungan.
Sistem

pengoperasian

TPA

meliputi

pengoperasian

TPA,

pengolahan lindi, dan penanganan gas.


Metode Lahan Urug Terkendali (controlled landfill) adalah metode
pengurugan

di

areal

pengurugan

sampah,

dengan

cara

dipadatkan dan ditutup dengan tanah penutup sekurangkurangnya setiap tujuh hari. Metode ini merupakan metode yang
bersifat antara, sebelum mampu menerapkan metode lahan
urug saniter.

Metode Lahan Urug Saniter (sanitary landfill) adalah metode


pengurugan di areal pengurugan sampah yang disiapkan dan
dioperasikan

secara

sistematis,

dengan

penyebaran

dan

pemadatan sampah pada area pengurugan serta penutupan


sampah setiap hari.
b. Definisi Operasional
TPA dioperasikan minimal secara controlled landfill untuk kota
kecil/sedang, dan minimal secara sanitary landfill untuk kota
besar/metropolitan.
SPM Pengoperasian TPA sampah adalah ketentuan tentang jenis
dan

mutu

pelayanan

dasar

sektor

persampahan

kepada
4 - 14

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
masyarakat dan lingkungan oleh pemerintah daerah melalui
kegiatan pemrosesan akhir sampah. Hal ini dinyatakan dalam
frekuensi penutupan sel sampah (40%), kualitas pengolahan lindi
(40%), dan penanganan gas (20%).
c. Cara Perhitungan
SPM Pengoperasian TPA sampah adalah frekuensi penutupan sel
sampah

(40%),

kualitas

pengolahan

lindi

(40%),

dan

penanganan gas (20%).


Koefisien Pengoperasian TPA Kota Kecil/Sedang
Open dumping

= 0,0

Controlled landfill

= 1,0

Koefisien Pengoperasian TPA Kota Besar/Metropolitan


Open dumping

= 0,0

Controlled landfill

= 0,5

Sanitary landfill

= 1,0

Koefisien Kualitas Pengolahan Lindi


Efluen tidak memenuhi baku mutu = 0,0
Efluen memenuhi baku mutu

= 1,0

Koefisien Penanganan Gas


Tidak ditangani/tidak ada pipa pengumpul gas

= 0,0

Ditangani hanya melalui pipa pengumpul gas = 0,5


Ditangani dengan dikumpulkan dan dibakar/dimanfaatkan = 1,0
SPM = (A x 40%) + (B x 40%) + (C x 20%)

4 - 15

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
Dimana:
A = Koefisien pengoperasian TPA
B = Koefisien kualitas pengolahan lindi
C = Koefisien penanganan gas
Contoh Perhitungan:
Jika kota A adalah sebuah kota besar yang telah mengoperasikan
TPA dengan melakukan penutupan sel sampah setiap 7 hari
sekali

(controll

landfil).

Setelah

melalui

pemeriksaan

laboratorium, kualitas efluen lindi memenuhi baku mutu. Gas


dikumpulkan melalui pipa pengumpul dan dilepaskan ke udara.
SPM = (0,5 x 40%) + (1,0 x 40%) + (0,5 x 20%) = 70%
Maka nilai SPM Pengoperasian TPA adalah 70%.
Artinya kota A tersebut telah memenuhi SPM pada akhir tahun
pencapaiannya karena perhitungan SPM sama dengan SPM
target.
d. Sumber Data
-

Data primer terkait pengoperasian TPA (frekuensi penutupan


dan pemadatan sel sampah, hasil pemeriksaan laboratorium
efluen

lindi,

sistem

perpipaan

penangkapan

dan

pemanfaatan gas) yang dikeluarkan oleh instansi yang


membidangi pengoperasian TPA.
-

Data sekunder, maksimal 2 (dua) tahun terakhir, bersumber


dari dokumen Rencana Induk Sistem Persampahan (RIS
Persampahan)/Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan

4 - 16

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
(PTMP), hasil studi bidang persampahan yang diakui oleh
pemerintah, dan/atau BPS Daerah.

e. Rujukan
-

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan


Sampah

Peraturan

Daerah

terkait

Baku

Mutu

Efluen

dan/atau

Peruntukan Badan Air


-

Peraturan

Pemerintah

Nomor

16

Tahun

2005

tentang

2012

tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum


-

Peraturan

Pemerintah

Nomor

81

Tahun

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis


Sampah Rumah Tangga
-

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2006


Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
Sistem Pengelolaan Persampahan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013


Tentang

Penyelenggaraan

Prasarana

dan

Sarana

Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga


Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
-

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 1995


tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri

f. Target
Nilai SPM Pengoperasian TPA adalah 70% untuk Tahun 2019.
4 - 17

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun

g. Langkah kegiatan
-

Mengoperasikan TPA sesuai dengan SOP, terutama dalam


hal:
1. Menghitung volume dan/atau berat sampah yang masuk
ke TPA
2. Membuat perencanaan zonasi penimbunan sampah (sel
harian/sel mingguan/sel bulanan)
3. Memeriksa kualitas efluen lindi ke laboratorium yang
tersertifikasi secara berkala (minimal 1 bulan sekali)
dan/atau pada saat perubahan cuaca yang signifikan
4. Penangkapan dan pemanfaatan gas

Penyempurnaan terhadap SOP apabila diperlukan

h. SDM
SDM institusi yang membidangi pengoperasian TPA.

4.4 SURVEI PENYUSUNAN PTMP


4.4.1 Survei dan Pengkajian Wilayah Studi dan Wilayah
Pelayanan

4 - 18

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
Cara Pengerjaan survei dan pengakajian wilayah studi dan wilayah
pelayanan diuraikan sebagai berikut sesuai dengan prosedur teknis
penyusnan rencana induk sampah
1. Persiapan
Yang harus dipersiapkan sebelum melakukan survei lapangan
adalah:
-

Surat pengantar untuk melakukan survei

Peta kota

Tata cara survei dan manual peralatan yang dipakai

Penyiapan kuesioner survei

Jadwal pelaksanaan survei lapangan

Prosedur pelaksanaan survei


2. Prosedur pelaksanaan survei

Prosedur pelaksanaan survei adalah sebagai berikut:


a. Serahkan surat izin survei kepada setiap instansi yang dituju
b. Lakukan pengumpulan data berikut:
-

Peta dan laporan terdahulu;

Laporan mengenai rencana tata ruang wilayah;

Peta sistem penanganan sampah termasuk letak PSP;

Peta rute pengumpulan dan pengangkutan sampah;

Data teknis.
4 - 19

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
c. Lakukan survei lapangan yang berupa kunjungan lapangan
terhadap:
-

Sumber timbulan sampah;

Komposisi dan karakteristik sampah;

PSP pada rencana daerah pelayanan;

Rute alternatif sistem pengangkutan.


Selanjutnya siapkan peta kota, plot

lokasi sumber

timbulan sampah, PSP, dan rute pengangkutan sesuai


dengan batas wilayah studi dan wilayah pelayanan.

d. Buat foto lokasi yang ada kaitannya dengan rencana sistem


penanganan sampah.
3. Pengkajian
a. Pengkajian sumber timbulan sampah
Pengkajian sumber timbulan sampah mengacu pada hasil
identifikasi

prasarana

kota,

pada

umumnya

dapat

digambarkan dengan data yang meliputi :


-

Jaringan jalan, meliputi jalan arteri/protokol, kolektor, jalan


lingkungan (dilengkapi peta jaringan jalan).

Perumahan,
komplek

meliputi

baik

yang

perumahan
teratur,

komplek

tidak

teratur

dan

non

maupun

perumahan kumuh.
-

Fasilitas komersial, meliputi pertokoan, pasar, hotel,


restauran, salon, bioskop, kawasan wisata, kawasan
4 - 20

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
industri dan lain-lain.
-

Fasilitas umum,

meliputi

perkantoran,

fasilitas

pendidikan (universitas, sekolah dan lain-lain), fasilitas


kesehatan (rumah sakit, apotik, puskesmas dan lain-lain).
-

Fasilitas sosial, meliputi rumah ibadah, panti sosial dan


lain-lain.

Ruang terbuka hijau/hutan kota, meliputi taman kota,


hutan kota, perkebunan, persawahan dan lahan pertanian.

Data tersebut perlu dilengkapi dengan peta tata guna lahan.


b. Pengkajian komposisi dan karakteristik sampah
c. Pengkajian pola penanganan sampah sejak dari sumber hingga
TPA
d. Penetapan wilayah pelayanan
Pada dasarnya sasaran wilayah pelayanan suatu daerah
tergantung pada fungsi strategis kota atau kawasan, dan
tingkat kepadatan penduduk. Wilayah pelayanan tidak
terbatas pada wilayah administrasi yang bersangkutan
sesuai hasil kesepakatan dan koordinasi dengan pihak yang
terkait dalam rangka menunjang penyelenggaraan sistem
penanganan sampah.
Kondisi

wilayah

pelayanan

yang

menjadi

sasaran

pelayanan mengacu pada pertimbangan teknis dalam


standar

spesifikasi

teknis

berikut.

Cantumkan

hasil

pertimbangan teknis dalam bentuk tabel dan buatlah


dalam bentuk peta.

4 - 21

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
-

Bentuk Wilayah Pelayanan


Bentuk

wilayah

pelayanan

mengikuti

arah

perkembangan kota dan kawasan di dalamnya.


-

Luas Wilayah Pelayanan


Luas wilayah pelayanan ditentukan berdasarkan survei
dan pengkajian sehingga memenuhi persyaratan teknis.

Pertimbangan Teknis Wilayah Pelayanan


Pertimbangan

teknis

dalam

menentukan

wilayah

pelayanan antara lain namun tidak dibatasi oleh:

Kepadatan penduduk

Tata ruang kota

Tingkat perkembangan daerah

Dana investasi, dan

Kelayakan operasi

e. Penetapan wilayah studi


-

Apabila

terdapat

penanganan seperti

sistem
pada

eksisting,

maka

ketentuan

lakukan

umum

dan

ketentuan teknis di atas, sesuai dengan ketentuan yang


berlaku.
-

Uraikan

sasaran

wilayah

pelayanan

dan

arah

pengembangan kota menurut tata ruang kota yang sudah


disetujui.

4 - 22

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
-

Uraikan komponen yang ada di dalam wilayah pelayanan


saat ini dan proyeksi pada masa mendatang.

Plot lokasi sumber timbulan sampah dan alternatif rute


pengangkutan.

Buatlah batas wilayah yang mencakup seluruh sumber


timbulan sampah dan wilayah yang menjadi kesepakatan
dan koordinasi pihak terkait.

f. Penetapan wilayah Perencanaan


Wilayah perencanaan merupakan wilayah sistem yang
sudah

terpilih

yang

mencakup

semua

tahapan

penyelenggaraan sistem penanganan sampah.


Cantumkan alternatif
peta

wilayah

terpilih

perencanaan,

tersebut
dan

pada

sebuah

lengkapi

dengan

keterangan sistem yang mencakup:


-

Lokasi sumber timbulan sampah dan pengembangannya,

Lokasi

PSP

dari

sumber

hingga

TPA

dan

pengembangannya,
-

Wilayah pelayanan dan pengembangannya.

4. Hasil Pengkajian
Hasil pengkajian berupa ketetapan pasti mengenai:
a. Sumber timbulan, komposisi dan karakteristik sampah
b. Pola penanganan sampah mulai dari sumber hingga TPA, serta
rute pengangkutan alternatif;

4 - 23

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
c. Batas wilayah pelayanan beserta komponennya;
d. Batas wilayah studi beserta komponennya;
e. Batas wilayah perencanaan
4.4.2 Survei dan Pengkajian Sumber Timbulan, Komposisi dan
Karakteristik Sampah
Survei

sumber

timbulan,

komposisi

dan

karakteristik

sampah

dimaksudkan untuk mendapatkan dasar perencanaan kebutuhan PSP


baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Perkiraan atau proyeksi timbulan sampah dapat diketahui setelah data
eksisting diketahui (data primer, melalui sampling analisa timbulan
sampah, SNI No 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan
Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan).
1. Ketentuan Umum
Survei sumber timbulan, komposisi dan karakteristik sampah harus
dilaksanakan sesuai ketentuan umum sebagai berikut:
Dilaksanakan

oleh

tenaga

ahli

bersertifikat

dengan

pemimpin tim (team leader) berpengalaman dalam bidang


persampahan minimal 5 tahun atau menurut peraturan
yang berlaku;
Melaksanakan

survei

lapangan

yang

seksama

dan

terkoordinasi dengan pihak terkait;


Membuat laporan tertulis mengenai hasil survei yang
memuat:
-

Foto lokasi;

Data timbulan, komposisi dan karakteristik sampah;


4 - 24

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
-

Peta letak PSP.

Mengirimkan data dan laporan tersebut di atas kepada


pemberi tugas instansi yang terkait.
2. Ketentuan Teknis
Dalam pelaksanaan survei lapangan bidang persampahan, harus
dipenuh ketentuan teknis sebagai berikut:
Gambar

sketsa

lokasi,

peta

dengan

ukuran

gambar

sesuai ketentuan yang berlaku;


Sumber

sampah

yang

disurvei

harus

memenuhi

ketentuan sebagai berikut:


-

Menggambarkan jumlah sumber penghasil sampah;

Menggambarkan karakteristik

dan

komposisi

sampah

dari wilayah pelayanan.


3. Peralatan
Peralatan yang dipergunakan dalam survei sumber timbulan,
komposisi dan karakteristik sampah disesuaikan dengan SNI No
19-3964-1994

tentang

Metode

Pengambilan

dan

Pengukuran

Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.

4. Cara Pengerjaan
Persiapan
Dalam

persiapan

survei

sumber

timbulan,

komposisi

dan

4 - 25

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
karakteristik sampah perlu dilakukan persiapan sebagai berikut:
-

Siapkan

surat

pengantar

yang

diperlukan

dalam

pelaksanaan survei lapangan;


-

Siapkan

formulir

lapangan

menyusun data yang

yang

dibutuhkan

digunakan

agar

untuk

mempermudah

pelaksanaan pengumpulan data di lapangan;


-

Siapkan peta lokasi, topografi, geologi, hidrogeologi dan


data sekunder yang diperlukan;

Siapkan

tata

cara

survei

dan

manual

mengenai

peralatan yang dipakai;


-

Interpretasi peta dan data mengenai lokasi yang akan


disurvei;

Siapkan

estimasi

pelaksanaan

survei

lamanya
serta

survei

dan

perkiraran

jadwal

biaya

yang

diperlukan;
-

Usulkan jadwal pelaksanaan survei kepada pemberi tugas;

Cek ketersediaan peralatan dan perlengkapan yang akan


digunakan di lapangan.

Pelaksanaan Survei dan Pengkajian


a. Pelaksanaan survei timbulan, komposisi dan karakteristik
sampah:
-

Pastikan sumber timbulan yang akan disurvei;

Ambil

sampel

sampah

sesuai

dengan

SNI

No

19-

3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran


4 - 26

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan;
Penentuan jumlah sample kepala keluarga

(KK)yang

representatif

permukiman

mewakili

suatu

wilayah

ditentukan berdasarkan persamaan berikut :


Jumlah contoh jiwa/sampel : S = CdPs
S

= jumlah contoh (jiwa)

Cd = koefisien perumahan
Cd

= 1 (koia besar/metropolitan), 0,5 (kota

sedang dan kecil)


Ps = Populasi (jiwa
Jumlah KK yang diamati

K = S/N

K = jumlah contoh (KK)


N = Jumlah jiwa per keluarga = (5)
-

Uji kualitas sampah untuk mendapatkan komposisi dan


karakteristik sampah

b. Pengkajian hasil survei timbulan, komposisi dan karakteristik


sampah:
-

kaji timbulan sampah untuk mengetahui laju timbulan


sampah;

kaji timbulan

sampah untuk mendapatkan komposisi

dan karakteristik sampah

4 - 27

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun

4.4.3 Survei dan Pengkajian Demografi dan Ketatakotaan


Ketentuan Umum
Ketentuan umum tata cara ini adalah:
Dilaksanakan
minimal

oleh

tenaga

tahun

dalam

ahli

dengan

bidang

pengalaman

demografi

dan

ketatakotaan.
Tersedia

surat

yang

diperlukan

dalam

pelaksanaan

pekerjaan;
Tersedia data statistik sampai dengan 10 tahun terakhir
yang terdiri dari:
-

statistik penduduk;

kepadatan penduduk;

persebaran penduduk;

migrasi penduduk per tahun;

penduduk usia sekolah.


Tersedia peta yang memperlihatkan kondisi fisik daerah
yang di studi;
Tersedia studi yang ada mengenai ketatakotaan.

Ketentuan Teknis
Kependudukan
Ketentuan teknis untuk tata cara survei dan pengkajian
4 - 28

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
demografi adalah:
-

Wilayah

sasaran

survei

harus

kategori

wilayah

berdasarkan

dikelompokan
jumlah

ke

penduduk

dalam
sebagai

berikut:

Tabel 4 . 1 Kategori Wilayah


No.

Kategori Wilayah

Jumlah Penduduk (jiwa)

Jumlah Rumah (buah)

Kota Metropolitan

>

>

Kota

Besar

1.000.000

200.000

Kota

Sedang

Kota Kecil

Desa

500.000 1.000.000

100.000 200.000

100.000 500.000

20.000 100.000

10.000 100.000

2.000 20.000

3.000 10.000

600 2.000

Cari data jumlah penduduk awal perencanaan.

Tentukan nilai persentase pertambahan penduduk per tahun


(r).

Hitung pertambahan nilai penduduk sampai akhir tahun


perencanaan

dengan

menggunakan

salah

satu

metode

arithmatik, geometrik, dan least squre;


Pn Po + Ka (Tn To)
Namun, metode yang biasa digunakan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) adalah Metode Geometrik.
-

Rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk:


o Metoda Arithmatik

4 - 29

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
Pn P0 + K a (Tn T0 )
Ka =

Pa P1
T2 T1

Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n;
P0 = Jumlah penduduk pada tahun dasar;
Tn = Tahun ke n;
T0 = Tahun dasar;
K a = Konstanta arithmatik;
P1 = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke I;
P2

= Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun

terakhir;
T1 = Tahun ke I yang diketahui;
T2 = Tahun ke II yang diketahui.

o Metode Geometrik
Pn = P0 (1+r)n
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n;
P0 = Jumlah penduduk pada tahun dasar;
r = laju pertumbuhan penduduk
n = Jumlah interval tahun
o Metode Least Square

4 - 30

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
= a + bX
Dimana:
= Nilai variabel berdasarkan garis regresi;
X = Variabel independen;
a = Konstanta;
b = Koefisien arah regresi linear
Adapun persamaan a dan b adalah sebagai
berikut:
a = Y. X2 - X. Y
n. X2 (X)2
o Metode Trend Logistic
o Untuk

menentukan pilihan

rumus

proyeksi

jumlah

penduduk yang akan digunakan dengan hasil perhitungan


yang paling mendekati kebenaran harus dilakukan analisis
dengan menghitung standar deviasi atau koefisien korelasi
yang paling kecil.
o Rumus standar deviasi dan koefisien korelasi adalah
sebagai berikut:
a. Standar Deviasi
b. Koefisien Korelasi
Ketatakotaan
Ketentuan teknis untuk survei dan pengkajian ketatakotaan
adalah
-

Ada sumber daya baik alam maupun bukan alam yang dapat
mendukung penghidupan dan kehidupan di kota yang akan di
4 - 31

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
survei
-

Ada prasarana perkotaan yang merupakan titik tolak arah


pengembangan penataan ruang kota

Cara Pengerjaan
Persiapan
Pekerjaan persiapan untuk tata cara ini adalah sebagai berikut:
-

Siapkan data sekunder

Lakukan studi pendahuluan dengan data sekunder yang telah


terkumpul

Buat rencana survei yang diperlukan

Cara pengerjaan
-

Survei demografi
o Siapkan surat izin untuk ke kelurahan
o Kumpulkan data dari kelurahan yang bersangkutan
o Catat jumlah per kelurahan

Ketatakotaan
o Lakukan peninjauan lapangan untuk membandingkan tata
guna tanah berdasarkan peta dari dinas tata kota dengan
tata guna tanah sesungguhnya

4 - 32

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
o Gambarkan

di

atas

peta

lokasi

daerah

perumahan,

perdagangan, perkantoran, industri, fasilitas sosial dan


pendidikan yang ada;
o Gambarkan diatas peta jalan baru, yang sedang dan akan
dibuat (bila ada).
Pengkajian
-

Pengkajian Demografi
o Hitung

mundur

jumlah

penduduk

per

tahun

untuk

tahun- tahun sebelumnya dengan menggunakan metoda


aritmatik,

geometrik

dan

least

square

dengan

menggunakan data jumlah penduduk tahun terakhir;


o Hitung standar deviasi masing-masing hasil perhitungan
mundur tersebut terhadap data penduduk eksisting, nilai
standar deviasi terkecil dari tiga perhitungan di atas
adalah paling mendekati kebenaran;
o Gunakan metoda yang memperlihatkan standar deviasi
terkecil untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk
-

Pengkajian Ketatakotaan
o Pelajari

rencana

induk

kota

yang

bersangkutan dan

rencana tata ruang wilayah yang diperoleh dari Bappeda


Kabupaten/Kota;
o Lakukan evaluasi terhadap rencana tata ruang wilayah
dengan membandingkan peta tata guna tanah yang
diperoleh dari Dinas Tata Kota dengan peta yang dibuat
berdasarkan peninjauan lapangan;
4 - 33

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
o Lakukan

peninjauan

kembali

terhadap

rencana

tata

ruang wilayah apabila terjadi penyimpangan tata guna


tanah yang cukup besar. Peninjauan kembali meliputi:
peruntukan tanah dan luasnya; kepemilikan tanah;jenis
bangunan; konsentrasi daerah niaga; penyebaran daerah
pemukiman;

peruntukan

daerah

industri;

peruntukan

daerah perkantoran.
o Buat

pembahasan

hasil

peninjauan

kembali

rencana

tata ruang wilayah yang bersangkutan berikut kesimpulan


dan sarannya.
4.4.4

Survei dan Pengkajian Biaya, Sumber Pendanaan dan

Keuangan
Ketentuan Teknis
Survei dan pengkajian biaya, sumber pendanaan dan keuangan dalam
pelaksanaannya merupakan perolehan data lapangan yang akan
digunakan dalam analisis keuangan. Data lapangan yang diperlukan
adalah sebagai berikut:

1. Perolehan Data Eksisting Penyelenggaraan Prasaran dan Sarana


sampah dan Data Statistik;
2. Perolehan Data Pelanggan;
3. Perolehan Data Penagihan Retribusi;
4. Perolehan Data Timbulan Sampah;
5. Perolehan Data Personil;
4 - 34

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
6. Perolehan Data Laporan Keuangan;
7. Perolehan Data Kemampuan Sumber Pendanaan Daerah;
8. Perolehan Data Kemampuan Masyarakat;
9. Perolehan Data Peluang Adanya KPS;
10. Perolehan Data Alternatif Sumber Pembiayaan.
Kuestioner
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. No Responden

2. Nama (opsional)

3. Usia

4. Alamat
Kota

Kecamatan

Kelurahan

RW

RT

Nomor Telepon (opsional) :


5. Lama Tinggal

6. Tingkat Pendidikan
a. Tinggi
4 - 35

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
b. Menengah
c. Rendah

B. STATUS SOSIAL EKONOMI


7. Pendidikan Responden
a. Tidak sekolah

f. SMA (tidak tamat)

b. SD (tidak tamat)

g. SMA (tamat)

c. SD (tamat)

h.

Universitas/Akademik

(tidak

tamat)
d. SMP (tidak tamat)

h. Universitas/Akademik (tamat)

e. SMP (tamat)
8. Pekerjaan utama kepala keluarga
a. Petani

f.

Profesional

(dokter, pengacara,

arsitek)
b. Pedagang

g. supir

c. PNS, Tentara, Guru

h. Buruh/kuli

d. Pegawai swasta

i. pensiunan

e. Jasa sektor informal

Lain-lain (sebutkan)

9. Pekerjaan sampingan kepala keluarga


a. Petani

f. Profesional (fotografer, dll)

b. Pedagang

g. Supir
4 - 36

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
c. PNS, tentara, guru

h. Buruh/kuli

d. Pegawai swasta

i. Tidak ada pekerjaan sampingan

e. Jasa sektoral informal


10.

Rata-rata pendapatan perbulan

(seluruh pendapatan dari pekerjaan utama dan sampingan, juga


bantuan dari keluarga rutin tiap bulan)
a. < Rp. 500.000
b. Rp. 500.000 Rp. 2.000.000
c. > Rp. 2.000.000
11.

Rata-rata pengeluaran tiap bulan

(seluruh pengeluaran seperti pendidikan, transportasi, listrik, air,


kesehatan, pakaian, rekreasi, pajak, dll)
a. < Rp. 500.000
b. Rp. 500.000 2.000.000
c. > Rp. 2.000.000

12.

Kondisi tempat tinggal


a. Permanen
b. Semi permanen
c. Non permanen

4 - 37

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
13.

14.

Status kepemilikan rumah


a. Rumah pribadi

c. Rumah keluarga

b. Rumah dinas

d. sewaan

Harga tanah

Rp.
15.

Bagaimanakah pola penyewaan lahan di wilayah sekitar

16.

Bagaimana

kondisi

keamanan

di

wilayah

sekitar

C. KONDISI PENGELOLAAN SAMPAH


17.

Bagaimanakah

kondisi

lingkungan

anda,

khususnya

persampaha di rumah anda


a. Bersih dan rapih
b. Kotor dan sedikit terdapat sampah
c. Terlalu banyak sampah yang tidak terangkut
18.

Siapakah yang mengumpulkan sampah di rumah anda


a. RT/RW

d. dikelola oleh pemilik gedung

b. Dinas Kebersihan

e. lain-lain (sebutkan)

c. Swasta
19.

Berapa kali sampah dikumpulkan (frekuensi)


a. Tiap hari

e. Sekali seminggu

4 - 38

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
b. 5 kali dalam seminggu

f. Kurang dari sekali seminggu

c. 3 kali dalam seminggu

g. Tidak tahu

d. 2 kali dalam seminggu


20.

Berapa iuran sampah anda per bulan

Rp.
21.

Kemanakan sampah tersebut dibawa

a. TPS kemudian dikelola oleh Dinas Kebersihan


b. Hanya dibuang begitu saja
c. Tidak tahu
22.

Apakah

anda

puas

dengan

pelayanan

pengumpulan

sampah di wilayah anda


a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
23.

Jika tidak, kenapa

a. Sampah jarang diangkut


b. Pengumpulan sampah selalu terlambat
c. Pembuangan sampah yang ilegal (tidak terkelola) dan tidak
dibawa ke TPA
d. Tidak ada lokasi pembuangan di TPS
e. Pengumpulan sampah tidak jelas

4 - 39

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
f. Lain-lain (sebutkan)
Tabel Hasil Survey
Tabel 4.2. Responden berdasarkan usia
No

Usia

< 20 Tahun

21-40 Tahun

41-60 Tahun

> 60 Tahun

Jumlah

Persentase

Total

Tabel 4.3 Responden Tingkat Penghasilan


No

Usia

Tinggi

Menengah

Rendah

Jumlah

Persentase

Total

Tabel 4.4 Responden Pendidikan Formal


No

Tingkat
Pendidikan

Tidak Sekolah

SD

Jumlah

Persentase

4 - 40

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
3

SMP

SMA

Universitas/Akademi
Total

Tabel 4.5. Responden Jenis Pekerjaan


No

Jenis Pekerjaan

Jumlah

Petani

Pedagang

PNS, tentara, guru

Pegawai swasta

Jasa sektor informal

Profesional
dll)

Supir

Buruh

Pensiunan

10

Lain-lain (wirausaha)

(dokter,

Persenta
se

pengacara,

Total

Tabel 4.6. Responden berdasarkan rata-rata pendapatan perbulan


No

Rata-rata Pendapatan

< Rp. 500.000

Rp.
500.000
2.000.000

> Rp. 2.000.000

Jumlah

Persentase

Rp.

Total

4 - 41

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
Tabel 4.7. Responden berdasarkan rata-rata pengeluaran
per-bulan
No

Rata-rata Pengeluaran

< Rp. 500.000

Rp.
500.000
2.000.000

> Rp. 2.000.000

Jumlah

Persentase

Rp.

Total

Tabel 4.8. Responden berdasarkan kondisi tempat tinggal


No

Kondisi tempat tinggal

Permanen

Semi-permanen

Non-permanen

Jumlah

Persentase

Total

Tabel 4.9. Responden berdasarkan status tempat tinggal


No

Kondisi tempat tinggal

Rumah Pribadi

Rumah Dinas

Rumah Keluarga

Sewaan

Jumlah

Persentase

Total

Tabel 4.10. Responden berdasarkan jumlah anggota keluarga


No

Jumlah
Keluarga

1-3

4-5

Anggota Jumlah

Persentas
e

4 - 42

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
3

6
Total
Tabel 4.11. Responden berdasarkan lama tinggal

No

Lam Tinggal (tahun)

< 10

11 40

> 41

Jumlah

Persentas
e

Total

4.5 KETERPADUAN PERENCANAAN DENGAN SEKTOR LAIN


4.5.1 Air Minum
Penanganan sampah hendaklah memperhatikan perencanaan sektor air
minum, baik sumber air, system transmisi, distribusi, lokasi IPAM, dan
fasilitas MCK komunal serta sumur dangkal dan sumur dalam warga.
Pertimbangan juga perlu diberikan pada saat penetapan lokasi TPS,
TPS3R, TPST dan TPA atau area pengomposan. Sumber air berupa mata
air, air permukaan seperti danau, sungai, dan waduk hendaklah bebas
dari sampah, apalagi dari polusi air lindi. Jarak antara lokasi tersebut
dengan lokasi sampah harus mempertimbangkan jarak dan factor
permeabilitas air tanah. Kriteria lokasi TPA pun sudah diberikan di
dalam SNI dan buku pedoman dalam mendesain TPA. Konstruksi TPA
juga harus kedap air, dilapisi tanah lempung dan geotextile
geomembrane. Begitu juga dengan pengolahan lindinya, harus mampu
menurunkan polutan organik sehingga efluent IPL yang dibuang ke
badan air terdekat tidak mencemari air di badan air tersebut.
Pertimbangan serupa juga diberlakukan untuk lokasi TPS, TPS3R, TPST
dan area pengomposan.
4 - 43

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun

4.5.2 Drainase
Perencanaan PTMP permasalahan juga harus mempertimbangkan
perencenaan drainase perkotaan. Erat kaitan antara sampah dan banjir
atau genangan akibat saluran drainase yang tersumbat sampah. Begitu
juga sungai bisa dipenuhi sampah yang hanyut melalui saluran drainase
kota. Perencanaan drainase sudah mempertimbangkan curah hujan dan
periode ulang hujan tetapi banjir tetap saja terjadi karena salurannya
dipenuhi sampah. Sumber sampah ini bisa dari rumah tangga, bisa juga
dari TPS dan transportasi sampah selama pengangkutannya menuju
TPS atau TPA. Karena potensi sumbatan sampah di saluran drainase
hampir selalu terjadi, maka lokasi tertentu hendaklah dipasang trash
rack untuk mengangkat sampah dari saluran drainase atau dari sungai.
Sampah yang sudah diangkut ini harus segera dibawa ke TPA atau
lokasi TPS3R dan pengomposan agar tidak mengangu lalu-lintas dan
menimbulkan bau busuk. Wadah sampah hendaklah diberi penutup
sehingga sampah tidak jatuh ke luar dan selama pengangkutannya
titutupi plastic atau terpal agar tidak berceceran di jalan yang
berpotensi masuk ke selokan dan menyumbat aliran air hujan.
4.5.3 Air Limbah
Seperti halnya sampah, air limbah juga masuk kategori limbah yang
harus dibuatkan fasilitas dalam hal transportasi dan pengolahannya. Air
limbah khususnya air limbah domestic biasanya diolah dengan septic
tank sebagai system onsite. Di kota besar seperti Jakarta, Bandung,
Medan, Makasar, Denpasar, juga sebagian di Cirebon, air limbah sudah
disalurkan dengan pipa menuju IPAL terpusat. Pipa air limbah ini
berpotensi tersumbat sampah yang masuk lewat manhole. Adakalanya
4 - 44

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
pipa tersumbat justru akibat sampah yang dibuang lewat kloset seperti
pembalut yang digunakan perempuan, kertas tissue yang tidak hancur
dan sampah plastic lainnya, baik dari hotel maupun rumah tangga. Air
limbah domestic banyak berisi zat organic dengan BOD bisa mencapai
500 mg/l, bergantung pada jenis makanan yang dimakan manusia.
Namun air lindi sampah bisa mencapai 3.000 mg/l BOD dan COD-nya
mencapai 5.000 mg/l. Pada tahap perencanaan TPA dan IPL sebaiknya
dipikirkan

juga

kemungkinan

menggunakan

IPL

sebagai

pengolahan air limbah domestic. Lokasi TPA dan IPL

sarana

dan lokasi IPAL

domestik apabila terintegrasi akan memudahkan perawatan dan biaya


konstruksinya murah.
4.5.4 Jalan dan Sarana Transportasi
Sampah perlu diangkut dari sumber, ke TPS, TPS3R, TPST dan ke TPA.
Pengangkutan ini menggunakan truk sehingga bisa menimbulkan
kemacetan

dan

juga

kerusakan

jalan.

Perencanaan

jalan

perlu

mempertimbangkan penggunaan jalan sebagai jalur angkutan sampah.


Apabila jalur pengangkutan sampah ini sudah ditetapkan sebelumnya,
maka jalan di dalam rute angkutan sampah ini bisa dibuat dengan
konstruksi yang kuat sehingga tidak mudah rusak. Pembangunan jalan
bisa dikerjasamakan antara dinas pengelola sampah dengan dinas
pekerjaan umum yang mengelola jalan raya. Atau, rute jalur angkutan
sampah

disiapkan

dengan

tidak

mengganggu

jalur

motor

dan

kendaraan umum. Apabila tidak bisa dipisahkan demikian, maka


pengaturan waktu angkutan sampah harus dibuat tanpa mengganggu
kegiatan harian warga yang menggunakan jalan raya. Misal, angkutan
sampah pada malam hari atau dini hari sebelum aktivitas kota dimulai.
4.6

KONTRIBUSI

SISTEM

PENGELOLAAN

SAMPAH

DALAM

PROGRAM PERUBAHAN IKLIM


4 - 45

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
Pembusukan sampah organik di sumber, di TPS dan TPA umumnya
berlangsung dalam kondisi anaerobik. Adapun proses aerobik hanya
berlangsung pada saat oksigen terjebak di dalam tumpukan sampah
pada waktu pembongkaran. Segera setelah perataan dan pemadatan,
konsentrasi

oksigen

akan berkurang kecuali di lapisan atas sampah

yang berhubungan dengan udara. Dalam kondisi aerobik, bakteri aerob


menguraikan zat organik menjadi karbondioksida dan air. Dalam kondisi
anaerobic,

degradasi

sampah

menghasilkan

karbondioksida

dan

metana.
4.6.1 Metabolisme Anaerob.
Sesuai dengan namanya, pada proses anaerob (an = tidak, aerob =
udara atau oksigen) tidak ada oksigen yang terlibat atau dikonsumsi
oleh

mikroba

sehingga

tidak

ada

reduksi

zat

organik.

Namun

penyisihannya dapat terjadi jika zat organik telah dikonversi menjadi


metana, yang lepas ke udara luar.
Ada sejumlah pola alur degradasi sampah organik, mulai dari yang
sederhana sampai dengan yang kompleks, melibatkan banyak grup
atau kelompok bakteri. Ada tiga tahap degradasi anaerob zat organik
yaitu

reaksi

enzimatis

ekstra-seluler,

asidogenesis

dan

aseto-

metanogenesis.

4 - 46

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun

Gambar 4.1 Degradasi anaerobik sampah organik (Wang K, 1994)

a. Reaksi enzimatis ekstraseluler.


Zat organik tersuspensi (insoluble) atau terlarut bermolekul besar, tidak
dapat

langsung

dimetabolisme

oleh

bakteri

karena

tidak

bisa

menembus membran sel sehingga harus dilarutkan dulu (solubilisasi,


likuifaksi)

dan

ukurannya

(berat

molekulnya)

diperkecil.

Penanggungjawab pelarutan dan reduksi ukuran itu adalah reaksi


hidrolisis yang dikatalisis oleh enzim ekstraseluler hasil ekskresi bakteri.
Inilah yang membantu transformasi atau hidrolisis partikulat dan
senyawa polimer (karbohidrat, protein, lemak) menjadi monomer
sehingga dapat ditransportasikan ke dalam sel dan dimetabolisme

4 - 47

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
sebagai sumber energi dan karbon. Namun karena tahap ini tidak
dihasilkan metana maka belum ada reduksi COD.
b. Tahap asidogenesis.
Monomer yang dihasilkan pada tahap hidrolisis seperti asam lemak
rantai

panjang,

asam

amino,

gula

dan

alkohol,

selanjutnya

dimetabolisme intra-seluler oleh bakteri hidrolitis dan non-hidrolitis


yang digunakan sebagai sumber karbon dan energi. Selain hasilnya
berupa asam asetat, propionat, butirat dan H2/CO2, juga sejumlah kecil
asam format, laktat, valerat, metanol, etanol, butanediol atau aseton.
Karena asam lemak volatil adalah hasil utama tahap ini maka golongan
bakterinya

disebut

acidifying

atau

acid-producing

bacteria

atau

acidogenic bacteria atau acidogens yang tahan pada pH rendah (pH


<5). Pada tahap ini dibutuhkan banyak alkalinitas untuk mengimbangi
produksi CO2 dan asam-asam volatil.
c. Tahap aseto-metanogenesis.
Sebagai tahap terpenting pada proses anaerob, metanogen prokaryote
bertugas mengkonversi substrat atau senyawa antara (intermediate) di
atas menjadi CH4 dan CO2. Substrat yang dapat diuba menjadi metana
tersebut - menurut Brock T. D (1997) - dibagi menjadi tiga kelas.
Kelas I (pengguna CO2) terdiri atas CO2, format dan CO dengan donor
elektron dari H2, alkohol atau piruvat. Kelas ini juga disebut hidrogenotrofik atau hidrogenofilik (pengguna hidrogen). Metanogennya bersifat
autotrof (CO2 sebagai sumber karbon dan aseptor elektron). Kelas II
adalah pengguna grup metil (CH 3) seperti metanol, metilamin, dimetilamin,

trimetilamin,

metilmerkaptan

dan

dimetilsulfida.

Kelas

III

(pengguna asetat atau asetotrofik) terdiri atas dua genus archae yaitu
Methano-sarcina dan Methanosaeta (Methanothrix). Kelas inilah sumber
4 - 48

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
utama (prekursor) metana karena tak kurang dari 70 % total metana
berasal dari asam asetat sedangkan sisanya dari H 2/CO2. Atau secara
total, lebih dari 90 % zat organik diubah jadi CH 4 dan sisanya untuk
sintesis biomassa.
Pada metabolisme anaerob, ada hubungan sinergis antara penghasil
hidrogen dengan pengguna hidrogen. Perubahan pada kondisi tekanan
parsial

hidrogen

akan

berpengaruh

pada

produk

akhir

fase

asidogenesis. Jika ada kenaikan tekanan parsial hidrogen maka oksidasi


hidrogen

menjadi

dominan

daripada

degradasi

asetat

sehingga

konsentrasi asetat meningkat. Degradasi alkohol pun dapat terganggu


oleh tekanan hidro-gen yang tinggi. Jadi meskipun hidrogen yang
dihasilkan sedikit tetapi merupakan senyawa antara (intermediate)
yang berperan penting pada metabolime anaerob.
Gas akan terbentuk selama proses dekomposisi sampah adalah:

Karbondioksida (CO2)
Gas karbondioksida merupakan gas yang cukup dominan di TPA
dan

terbentuk baik melalui proses aerobik maupun anaerobik.

Karbondioksida bukan merupakan gas yang berbahaya bagi


kesehatan makhluk hidup akan tetapi kehadirannya di atmosfer
menimbulkan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya
pemanasan bumi secara global.

Metan (CH4)
Gas metan merupakan komponen terbesar dari gas yang timbul di
TPA. Dalam bahasa sehari-hari gas metan sering disebut sebagai
4 - 49

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


(PTMP)
Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan
Kabupaten Simalungun
biogas yang bersifat mudah terbakar dan memiliki nilai panas
cukup tinggi. Kehadirannya di TPA sering menimbulkan masalah
kebakaran atau asap yang umumnya mengganggu operasional di
TPA. Gas metan di TPA dapat mempengaruhi kesehatan manusia
karena mengubah komposisi gas di udara; disamping menimbulkan
gangguan terhadap kesehatan paru-paru.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gas metan memiliki potensi
yang

sangat

tinggi

atas

proses

pemanasan

bumi.

Para

ahli

mempercayai bahwa gas ini menimbulkan efek rumah kaca jauh lebih
kuat dari gas karbondioksida; dan TPA merupakan salah satu sumber
potensial lepasnya gas metan ke atmosfer. Potensi pengaruh CO2
tidaklah besar dibandingkan metana dalam perubahan iklim. Metana
21 kali lebih besar daripada CO2. CFC malah 7.300 kali lebih besar
daripada CO2. Hanya saja, karena kadar CO2 sangat banyak maka gas
inilah yang paling besar kontribusinya pada GW, yaitu 50%. Sumber gas
rumah kaca itu ialah BBM (57%), CFC 17%, pertanian 14%, dan
penebangan hutan 9%.

4.7 METODOLOGI

4 - 50

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan (PTMP)


Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir Dan Kabupaten Simalungun
Gambar 4.2 Metodologi Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan (PTMP) Kabupaten Toba Samosir,
Kabupaten Simalungun Dan Kabupaten Dairi

4 - 51

Você também pode gostar