Você está na página 1de 2

Konflik Sumber Air Umbul Gemulo antara masyarakat setempat Desa Bulukerto Kota

Wisata Batu dengan PT Panggon Sarkarya Sukses Mandiri (PT PSSM) dilihat dari
Aspek Keadilan Sosial
Sumber air merupakan kebutuhan vital masyarakat yang harus terpenuhi sebagai
indikator yang harus terpenuhi dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Adanya investor
yakni PT Panggon Sarkarya Sukses Mandiri (PT PSSM) melakukan pendirian hotel The
Rayja Batu Resort (TRBR) disekitar konservasi sumber air Umbul Gemulo mendapatkan
surat rekomendasi Tata Ruang dari Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bapedda)
Kota Batu. Berdasarkan Kepala Bappeda Kota Batu bahwa kondisi lokasi pendirian hotel
berada di kawasan perumahan, perdagangan jasa dan pelayanan umum yang mengacu pada
dasar kajian Tata Ruang Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Batu Tahun 2010-2030 dan Peta Rencana Pemanfaatan Ruang. Konflik yang
terjadi di Sumber Air Umbul Gemulo antara masyarakat setempat dengan investor yang
melakukan pembangunan Hotel The Rayja Batu Resort berlangsung cukup lama dari tahun
2012 hingga sekarang konflik ini masih berada di Mahkamah Agung. Namun adanya
pendirian hotel disekitar konservasi sumber air menimbulkan permasalahan seperti
penurunan debit air, penurunan kualitas air, serta merusak sumber air Umbul Gemulo sebagai
upaya pelestarian DAS Brantas sehingga merugikan masyarakat setempat dan mengganggu
ekosistem yang ada disekitar konservasi sumber air Umbul Gemulo.
Konflik Sumber Air Umbul Gemulo antara masyarakat setempat dengan investor
dilihat dari aspek keadilan sosial yang dinilai melanggar, mengingat nilai keadilan sosial
ingin dicapai dengan tujuan tersusunnya masyarakat yang seimbang dan teratur sehingga
seluruh masyarakat memperoleh kesempatan guna membangun suatu kehidupan yang layak
dan masyarakat yang lemah kedudukannya akan mendapatkan bantuan seperlunya. Konflik
tersebut mencerminkan bahwa adanya ketimpangan yang terjadi dimana nilai keadilan sosial
tidak diberlakukan. Masyarakat dirugikan akibat pendirian hotel oleh investor sehingga hak
masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang layak tidak terpenuhi. Disamping itu, konflik
konservasi sumber air Umbul Gemulo dibawa ke pengadilan tinggi dan dimenangkan oleh
masyarakat. Namun yang menjadi polemik ialah ketika adanya pengajuan banding ke
Mahkamah Agung terdapat keputusan yang berbeda dengan keputusan yang didapat di
pengadilan negeri. Konflik konservasi sumber air Umbul Gemulo antara masyarakat setempat
dengan investor PT PSSM pada dasarnya merupakan pelanggaran pendirian bangunan hotel
yang telah dikeluarkan oleh KLH, Ombudsman, dan Komnas HAM. Hal ini memunculkan
indikasi bahwa adanya pelanggaran hukum. Proses pengambilan keputusan di Mahkamah
Agung berdasarkan berkas. Hasil berkas tidak dapat menggambarkan segala permasalahan
yang ada. Sedangkan tingkat pengadilan tinggi masyarakat memenangkan kasus ini, bertolak
belakang dengan teori mengenai para pengambil keputusan harus menggunakan penilaianpenilaian objektif dalam mengatasi permasalahan masyarakat dalam hal ini mengenai
pelanggaran pendirian hotel yang merugikan masyarakat mengingat konservasi sumber air
kebutuhan vital masyarakat, bukan hanya didasarkan kepentingan pribadi (vested inerest)
untuk mengambil keputusan. Konflik tersebut dihubungkan dengan moralisme legal
dikategorikan menyangkut tindakan manusia di sisi legal bahwa tindakan-tindakan yang salah
adalah tindakan-tindakan yang ilegal atau melawan hukum. Adanya konflik tersebut yang
melibatkan birokrat dalam mengambil keputusan dapat diindikasikan melakukan pelanggaran
berdasarkan tipe pelanggaran, birokrat melakukan perlakuan yang tidak adil terhadap
masyarakat lemah dibuktikan dengan adanya perbedaan keputusan antara pengadilan tinggi

dan Mahkamah Agung. Selain itu, adanya Kepala Bappeda Kota Batu yang memberikan surat
rekomendasi Tata Ruang yang menyatakan bahwa kondisi lokasi pendirian hotel berada di
kawasan perumahan, perdagangan jasa dan pelayanan umum yang mengacu pada dasar kajian
Tata Ruang Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Batu Tahun 2010-2030 dan Peta Rencana Pemanfaatan Ruang dapat diindikasikan
melakukan pelanggaran prosedur dibuktikan dengan adanya rekomendasi dari KLH,
Ombudsman, Komnas HAM bahwa pendirian hotel di sekitar konservasi sumber air
melanggar pendirian bangunan. Namun adanya upaya untuk mendapatkan keadilan dengan
melakukan audiensi antara masyarakat sekitar Umbul Gemulo dengan Sekretariat Negara
yang akan membentuk tim penyelidikan kasus bekerjasama dengan KLH dan mendesak
penegak hukum untuk bersikap adil atas kasus ini.

Você também pode gostar