Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
radikal
oksigen
,leukotriene,
enzim
lisosomal,
prostaglandin,
collagenase
dan
stromelysin
yang
bertangung jawab terjadinya inflamasi dan kerusakan
jaringan seperti erosi rawan sendi dan tulang.
Pengendapan kompleks imun juga menyebabkan
masuknya sel T kedalam membrane synovial dan
merangsang terbentuknya pannus yangberisfat destruktif
pada pathogenesis AR.Pannus merupakan jaringan
granulasi yang terdiri dari makrofag yang teraktivasi, sel
fibroblasi
yang
berproliferasi
dan
jaringan
mikrovaskular.Pembentukkan
pannus
mengakibatkan
terjadinya peningkatan ekspresi intracellular adhesion
molecule-1 (ICAM-1) merupakan tempat perlekatan sel
mononukleus pada sel endotel mikrovaskular.
Berlangsung terusnya destruksi persendian pada AR
kemungkinan juga disebabkan karena terbentuknya factor
rheumatoid.Faktor rheumatoid adalah suatu autoantibody
terhadap etitope fraksi Fc IgG yang dijumpai pada 70-90%
pasien AR.
GEJALA KLINIS
Gejala
klinis
utama
AR
adalah
poliartritis
yang
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada rawan sendi daan
tulang disekitarnya.Kerusakan ini terutama mengenai sendi
perifer pada tangan dan kaki yang umumnya bersifat
simetris.Pada pemeriksaan lebih baik menunda diagnosis AR
Selama beberapa bulan dari pada gagal mendiagnosis
terdapatnya jenis arthritis lain yang sering kali gejala yang sama.
Criteria diagnosis arthritis deumatoid
Factor rheumatoid sering kali tidak dijumpai pada stadium
dini penyakit atau pembentukkannya dapat ditekan oleh
MANIFESTASI EKSTRAARTIKULAR
Nodul rheumatoid umumnya timbul pada fase aktif dan
terbentuk di bawah kulit terutama pada lokasi yang
banyak
menerima
tekanan
seperti
olekranon,
permukaan ekstensor lengan dan tendon Achilles.
a. Mata
Kelainan
mmata
pada
AR
adalah
keratokonjunctivis
sicca
yang
merupakan
manifestasi sindrom sjogren.Pada Ar dapat pula
dijumpai gejala yang secara histology menyerupsi
nodul rheumatoid dan menyebabkan terjadinya
erosi
sclera
sampai
pada
lapisan
koroid
menimbulkan gejala skleromalasia perforans yang
menyebabkan kematian.
b. System respiratorik
Gejala keterlibatan saluran nafas atas ini dapat
berupa nyeri tenggorokkan, nyeri menelan.
c. System kardiovaskular
Lesi inflamasi yang menyerupai nodul rheumatoid
dijumpai pada miokardium dan katup jantung. Lesi
ini menyebabkan disfungsi katup, fenomen
embolisasi, gangguan konduksi, oartitis, dan
kardiomiopati.
d. System gastrointersinal
ETIOLOGI
1.Infeksi (biasanya pada anak )
2.faktor hereditas
3.trauma
4.faktor endokrin
5.alergi
6.faktor neurologic
7.stress
8.faktor immunologic
Lemah
Lelah
Lekas capek
Nafsu makan menurun
Berat badan menurun
Nyeri seluruh tubuh dan kaku
Tanda-tanda inflamasi
Parastesia, Raynouds pnenomenon
Morning stiffnes (pin pagi, menurun siang)
Polyarthritis simetris : bengkak merah, panas, kaku
Vaskilitis
Kelainan paru (pleuritis, pneumonitis)
Perikarditis
Nodul reumatik (bursa olekranon, eksternal lengan atas,
tendo Achilles, telingga)
Neuropati
BSR meninggi
Anemia ringan
Rheuma factor
Factor ADF spesifik
Darah rutin, urine rutin, faal ginjal, faal hepar
Cairan synovial berupa exudat
RADIOLOGI
DIAGNOSA
MANIFESTASI KLINIS
GAMBARAN RADIOLOGIS
LABORATORIUM
-lebih baik menunda diagnose daripada gagl mendiagnosa
adanya penyakit
-semakin lama diagnose tak dapat ditegakkan semakin baik
prognosa RA yang diderita.