Você está na página 1de 10

ARTHRITIS REUMATOID

Arthritis rheumatoid adalah suatu penyakit autoimun yang


ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosive simetrik yang
walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali
melibatkan tubuh lainnya.Apabila tidak diobati menyebabkan
terjadinya kerusakan persendian dan deformitas sendi yang
progresif yang menyebabkan disabilitas bahkan kematian dini.
(sumber : buku ilmu penyakit dalam jilid II)
Arthritis rheumatoid adalah penyakit inflamasi kronis yang
menyebabkan degenerasi jaringan penyambung.(sumber : buku
saku patofisiologi)

Factor-faktor penyebab pathogenesis AR :


a. Factor genetic
AR
memiliki
predisposisi
genetic
diketahui
dari
terdapatnya
hubungan
antara
produk
kompleks
histokompatibilitas utama kelas II (MCH class II
determinants).Dengan cra MLC saat ini sekurang telah
diketahui terdapat 5 subtype dari HLA-DR4 yaitu Dw4,
Dw10, Dw13, Dw14, Dw15.Perbedaan subtypeHLA-DR4 ini
ditentukan oleh susunan rantai polipeptida pada variable
domain
b. Hubungan hormone seks dengan arthritis rheumatoid
Prevalensi AR diketahui 3 kali lebih banyak diderita kaum
wanita dibandingkan daripada kaum pria.
c. Factor infeksi sebagai penyebab arthritis rheumatoid

Dugaan factor infeksi sebagai penyebab AR juga timbul


karena umumnya onset penyakit ini terjadi secara
mendadak dan timbul disertai oleh gambaran inflamasi
yang mencolok.Agen infeksius yang diduga merupakan
penyebab AR antara lain adalah bakteri, mycoplasma atau
virus.Terdapat
suatu
komponen
petidoglikan
dan
endotoksin mikro organisme yang dapat mencetuskan
terjadinya AR.Dijumpai titer antibody terhadap EBV (virus
Epstein barr) yang lebih tinggi ssecara bermakna
dibandingkan dari kelompok control dan secara in vitro
dan telah terbukti bahwa transformasi limfosit terjadi lebih
cepat setelah dilakukan pemaparan terhadap EBV,timbul
dugaan bahwa EBV merupakan salah satu factor
penyebab AR.
PATOGENESIS
Patogenesis AR dimulai dengan terdapatnya suatu
antigen yang berada pada membrane synovial.Pada
membrane synovial tersebut, antigen tersebut akan
diproses oleh antigen presenting cells (APC) yang terdiri
dari berbagai jenis sel seperti sel synoviocite A, sel
dendrik atau makrofak dan semuanya mengekspresi
determinan HLA-DR pada membrane selnya.Determinan
HLA-DR yang terdapat pada permukaan membrane APC
dan CD4+ akan membentuk suatu kompleks antigen
trimolekular.Kompleks
antigen
trimolekular
akan
mengekspresi
reseptor
interleukin-2
(IL-2)
pada
permukaan CD4+.IL-2 akan mengikatkan diri pada
reseptornya dan menyebabkan terjadinya mitosis dan
proliferasi sel tersebut.
Complement C5a merupakan factor kemotaktik yang
selain meningkatkan permeabilitas vascular juga menarik
lebih banyak sel PMN yang memfagositir kompleks imun
mengakibatkan degranulasi mast cells dan pembekakan

radikal
oksigen
,leukotriene,
enzim
lisosomal,
prostaglandin,
collagenase
dan
stromelysin
yang
bertangung jawab terjadinya inflamasi dan kerusakan
jaringan seperti erosi rawan sendi dan tulang.
Pengendapan kompleks imun juga menyebabkan
masuknya sel T kedalam membrane synovial dan
merangsang terbentuknya pannus yangberisfat destruktif
pada pathogenesis AR.Pannus merupakan jaringan
granulasi yang terdiri dari makrofag yang teraktivasi, sel
fibroblasi
yang
berproliferasi
dan
jaringan
mikrovaskular.Pembentukkan
pannus
mengakibatkan
terjadinya peningkatan ekspresi intracellular adhesion
molecule-1 (ICAM-1) merupakan tempat perlekatan sel
mononukleus pada sel endotel mikrovaskular.
Berlangsung terusnya destruksi persendian pada AR
kemungkinan juga disebabkan karena terbentuknya factor
rheumatoid.Faktor rheumatoid adalah suatu autoantibody
terhadap etitope fraksi Fc IgG yang dijumpai pada 70-90%
pasien AR.
GEJALA KLINIS
Gejala
klinis
utama
AR
adalah
poliartritis
yang
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada rawan sendi daan
tulang disekitarnya.Kerusakan ini terutama mengenai sendi
perifer pada tangan dan kaki yang umumnya bersifat
simetris.Pada pemeriksaan lebih baik menunda diagnosis AR
Selama beberapa bulan dari pada gagal mendiagnosis
terdapatnya jenis arthritis lain yang sering kali gejala yang sama.
Criteria diagnosis arthritis deumatoid
Factor rheumatoid sering kali tidak dijumpai pada stadium
dini penyakit atau pembentukkannya dapat ditekan oleh

disease modifying anti-rheumatic dtugs (DMARD).susunan


criteria klasifikasi arthritis
rheumatoid :
a. Kaku pagi
b. Arthritis pada persendian tangan
c. Arthritis simetris
d. Nodul rheumatoid
e. Factor rheumatoid serum positif
f. Perubahan gambaran radiologis.
Penyakit inflamasi sistemik proresif khronik pada sendi,
tendon, synovial, dan organ lain.
Penyakit connective tissue, tetapi sendi yang mengalami
kelainan desdruktif yang tipycal.
Mengganggu tetapi tidak mematikan.

MANIFESTASI KLINIS ARTRITIS DEUMATOID

AR dapat bermanifestasi sebagai palindromic rheumatism, yaitu


timbulnya gejala monoartritis yang hilang timbul berlangsung
antara 3-5 hari dan diselinggi dengan masa remisi sempurna
sebalum bermanifestasi sebagai AR yang khas..Dalam keadaan ini
AR juga dapat bermanifestasi sebagai pauciarticular rheumatism,
yaitu gejala poliartritis yang melibatkan 4 sendi atau tulang.
MANIFESTASI ARTIKULAR
Dibagi menjadi 2 kategori:gejala inflamasi akibat aktivitas
sinovitis yang bersifat reversible.gejala akibat kerusakan
struktur persendian yang bersifat irreversible.Sinovitis
merupakan kelainan bersifat reversible dan dapat diatasi
dengan pengobatan medikamentosa atau pengobatan nonsurgikal lainnya.Sinovitis akan menyebabkan kerusakan

rawan sendi dan erosi tulang particular sehingga


menyebabkan terbentuknya permukaan sendi yang tidak
rata.
a. Vertebra servikalis
Gejala dini AR pada vertebra servikalis umumnya
bermanifestasi sebagai kekauan pada seluruh
segmen leher disertai dengan berkur angnya lingkup
gerak sendi secara menyeluruh.
b. Gelang bahu
Peradangan
pada
pergelangan
bahu
akan
mengurangi lingkup ruang sendi gelang bahu.Karena
dalam aktivitas sehari-hari gerakan bahu tidak
memerlukan lingkup gerak yang luas, umumnya
pada keadaan dini pasien tidak terasa terganggu
dengan keterbatasan tersebut.
c. Siku
Sinovitis dapat menimbulkan penekanan pada nervus
ulnaris sehingga menimbulkan gejala neuropati
tekanan.
d. Tangan
Selain gejala yang berhubungan dengan sinovitis
pada AR juga dapat dijumpai nyeri dan disfungsi
persendian akibat penekanan nervus medianus yang
terperangkap dalam rongga karpalis yang mengalami
sinovitis sehingga menyebabkan gejala carpal tunnel
syndrome.AR dapat pula menyebabkan terjafinya
tenosinovitis akibat pembentukkan nodul rheumatoid
sepanjang sarung tendon yang dapat menghambat
gerakan tendon dalam sarungnya.
e. Panggul
Sendi panggul mungkin hanya dapat terlihat sebagai
keterbatasan gerak yang tidak jelas gangguan ringan
pada kegiatan tertentu disaat mengenakan sepatu.
f. Lutut

Penebalan synovial dan efusi lutut umumnya mudah


dideteksi pada pemeriksaan.Herniasi kapsul sendi
kea rah posterior dapat menyebabkan terbentuknya
kista baker.
g. Kaki dan pergelangan kaki
Persendian kaki dan pergelangan kaki merupakan
struktur yang menyangka berat badan,menimbulkan
disfungsi dan rasa nyeri dibandingkan keterlibatan
ekstremitas atas.

MANIFESTASI EKSTRAARTIKULAR
Nodul rheumatoid umumnya timbul pada fase aktif dan
terbentuk di bawah kulit terutama pada lokasi yang
banyak
menerima
tekanan
seperti
olekranon,
permukaan ekstensor lengan dan tendon Achilles.
a. Mata
Kelainan
mmata
pada
AR
adalah
keratokonjunctivis
sicca
yang
merupakan
manifestasi sindrom sjogren.Pada Ar dapat pula
dijumpai gejala yang secara histology menyerupsi
nodul rheumatoid dan menyebabkan terjadinya
erosi
sclera
sampai
pada
lapisan
koroid
menimbulkan gejala skleromalasia perforans yang
menyebabkan kematian.
b. System respiratorik
Gejala keterlibatan saluran nafas atas ini dapat
berupa nyeri tenggorokkan, nyeri menelan.
c. System kardiovaskular
Lesi inflamasi yang menyerupai nodul rheumatoid
dijumpai pada miokardium dan katup jantung. Lesi
ini menyebabkan disfungsi katup, fenomen
embolisasi, gangguan konduksi, oartitis, dan
kardiomiopati.
d. System gastrointersinal

Kelainan traktus gastrointestinalis pada AR adalah


gastritis dan ulkus peptic yang merupakan
komplikasi penggunaan obat anti inflamasi non
steroid, factor penyebab morbiditas dan mortalitas
utama pada AR.
e. Ginjal
Penggunaan OAINS yang tidak terkontrol dapat
sampai menimbulkan nekrosis papilar ginjal.
f. System saraf
Pathogenesis komplikasi neurologis pada AR
berhubungan dengan mielopati akibat instabilitas
veryebra,
servikal,
neuropati
jepitan
atau
neuropati iskemin akibat vaskulitis.
g. system hematologis
anemia akibat penyakit kronik ini harus dibedakan
dari anemia defisiensi besi yang juga dijumpai
pada AR akibat pengguanaan OAINS atau DMARD
menyebabkan erosi mukosa lambung.

ETIOLOGI
1.Infeksi (biasanya pada anak )
2.faktor hereditas
3.trauma
4.faktor endokrin
5.alergi
6.faktor neurologic
7.stress
8.faktor immunologic

KELUHAN DAN GEJALA


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Lemah
Lelah
Lekas capek
Nafsu makan menurun
Berat badan menurun
Nyeri seluruh tubuh dan kaku
Tanda-tanda inflamasi
Parastesia, Raynouds pnenomenon
Morning stiffnes (pin pagi, menurun siang)
Polyarthritis simetris : bengkak merah, panas, kaku

Pergerakan sendi terbatas oleh karena :


Rasa sakit
Kelemahan dan pemendekan tendon dan ligament sekitar
sendi
Ankilosis tulang
Terutama :
PIP, MCP, jari, pergelangan lutut ankle, toes leher
Jika penyakit menetap akan terlibat :
Siku, bahu, sternoclaural, pinggul, temporo mandibular

MANIFESTASI EKSTRA ARTIKULAR

Vaskilitis
Kelainan paru (pleuritis, pneumonitis)
Perikarditis
Nodul reumatik (bursa olekranon, eksternal lengan atas,
tendo Achilles, telingga)
Neuropati

Lesi kornea dan konjunctiva


Skleritis
Pembesaran kelnjar getah bening
Pembesaran limfa
Hiperpigmentasi
Ulkus di kulit
Limfe adenopati
Anemia
Thrombositopenia
LABORATORIUM

BSR meninggi
Anemia ringan
Rheuma factor
Factor ADF spesifik
Darah rutin, urine rutin, faal ginjal, faal hepar
Cairan synovial berupa exudat

RADIOLOGI

Terutama sendi kecil di tangan, pergelangan dan kaki


Asimetris menjadi simetris
Awal (erosi dan ruang antar sendi sempit)
Lanjut (lesi pseudokistik, erosi marginal, swan neck
deformity, Z deformity ibu jari, sub luxsio atlanto axral c1c2,osteoporosis periarticular / panggul, prostusio acetabuli /
caput femoris bergeser dari sumber)

DIAGNOSA
MANIFESTASI KLINIS
GAMBARAN RADIOLOGIS

LABORATORIUM
-lebih baik menunda diagnose daripada gagl mendiagnosa
adanya penyakit
-semakin lama diagnose tak dapat ditegakkan semakin baik
prognosa RA yang diderita.

Você também pode gostar