Você está na página 1de 14

MAKALAH

PENDIDIKAN ISLAM
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen: Sh. Choirul Ummah M.Pd

OLEH :

3. TITIS AKMALIA S
4. VIKI AMBARWATI

1. HANDI RIANTANA
2. RUSTI
( 14312241003 )
( 14304241005 )

()
( 14312241004 )

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Pendidikan
Islam. Penulisan makalah ini adalah merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam, Universitas Negeri Yogyakarta.
Pada penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada,
Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Yogyakarta, 26 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar

Belakang...............................................................................................................1
B.
Rumusan
Masalah..........................................................................................................2
C.
Tujuan...................................................................................................................
.........2
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Pengertian Pendidikan Islam.........................................................................................


Pengertian Pendidikan Agama Islam............................................................................
Fungsi Pendidikan Islam dan Pendidikan Agama Islam.............................................
Tantangan Pendidikan Islam.........................................................................................
Pembaharuan Pendidikan Islam....................................................................................
Manajemen IQ, EQ, SQ untuk Meningkatkan SDM....................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................................................
B. Saran............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seorang yang terdidik, di tangannya tergenggam dunia; seseorang yang menyerah pada
kebodohan, berarti menyerah dalam hegemoni dan keterjajahan. Keterjajahan hanya pantas
disandang oleh masyarakat atau bangsa yang memusuhi hak pendidikan (Abdul Munaf,
Pendidikan Bukan Untuk Penjajahan, Hlm 12).
Pandangan tersebut kiranya menjadi sangat penting ketika kita membahas masalah
pendidikan. Karena pendidikan merupakan dunia mendasar, asasi dan fundamental bagi
masyarakat. Perumusan pendidikan akan dibawa kearah mana tergantung oleh pandangan
hidupnya, apakah manusia dilihat sebagai insan kesatuan badan dan jasmani?, atau
manusia merupakan insan yang memiliki badan, jiwa dan roh yang berkaitan dengan
tuhannya?
Dalam pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan
nasional, dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
negara. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional).
Dari pandangan diatas kita akan mengetahui bahwa peran pendidikan sangat penting
bahkan pada Undang-undang diatas kita dapat mengetahui bahwa komponen spiritual
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam hal ini komponen spiritual dapat diwakili
oleh pendidikan agama Islam.

Pendidikan agama Islam merupakan bimbingan secara sadar dan terus-menerus dari
seseorang kepada orang lain sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan
ajarannya (pengaruh dari luar) baik secara individual atau kelompok, sehingga manusia
mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran islam secara utuh dan benar
meliputi aqidah (keimanan), syariah ( ibadah dan muamalah), dan akhlak (budi pekerti).
Selain itu pendidikan Islam bukan hanya mengandung unsur transformasi ilmu. Namun juga
mengandung unsur mengenai keterampilan anak didik, yang juga berorientasi pada
pembentukan karakter, moral dan keagamaan.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, membangun beberapa rumusan masalah yang
ingin dicari solusi permasalahannya, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Apakah pengertian dari pendidikanIslam dan pendidikan agama Islam?


Apakah fungsi dari pendidikan Islam dan pendidikan agama Islam?
Apakah tantangan-tantangan pendidikan Islam?
Bagaimana pendidikan Islam mampu meningkatkan kualitas SDM?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari pendidikan Islam dan pendidikan agama Islam.
2. Mengetahui fungsi dari pendidikan Islam dan pendidikan agama Islam.
3. Mengetahui tantangan-tantangan dari pendidikan Islam.
4. Mengetahui pengaruh pendidikan Islam terhadap peningkatan kualitas SDM.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDIDIKAN ISLAM DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1. Pengertian Pendidikan Islam
Istilah pendidikan dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tarbiyah. Istilah tarbiyah
bisa dilihat dari beberapa akar kata, yaitu kata pertama raba-yarbu ( - ) yang berarti
bertambah dan tumbuh. Kedua rabiya- yarba ( --- ) yang berarti mendidik dan
mengasuh. Ketiga rabba-yarubbu (

- ) yang berarti memperbaiki, mengasuh

memimpin, menjaga dan memelihara. Berikut pendapat beberapa pakar pendidikan dan
pendidikan Islam, mengenai pengertian pendidikan Islam antara lain :

Menurut Ahmad D. Marimba


Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang

utama.
Menurut Dr. Ahmad Tafsir
Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segenap aspek.
Menurut Langeveled
Pendidikan adalah suatu bimbingan yang diberikan orang dewasa kepada anak yang
belum dewasa untuk mencapai tujuan yaitu kedewasaan.
Menurut UU RI No. 20 / 2003 tentang SISDIKNAS
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdsan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.

Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami, pendididkan adalah suatu proses atau
usaha yang dilakukan secara sadar untuk memberikan bimbigan atau pengarahan terhadap
perkembangan jasmani dan rohani anak menuju kesempurnaan dan kelengkapan arti
kemanusiaan. Atau dengan kata lain menuju terbentuknya manusia yang dewasa, memiliki
ketrampikan, keahlian yang sempurna dengan kepribadian atau akhlak yang utama.
Adapun pengertian pendidikan Islam menurut para ahli antara lain :

Menurut Yusuf Qardawi


Pendidikan Islam adalah Pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, jasmani
dan rohaninya, akhlak dan ketrampilannya.
Menurut Hasan Langgulung
Pendidikan Islam adalah Suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi
peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan
fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat. Lebih lanjut
ia menjelaskan bahwa pendidikan Islam dalam pengertian di atas merupakan suatu
proses pembentukan individu berdasarkan ajaran Islam yang diwahyukan Allah
kepada Muhammad melalui proses mana individu dibentuk agar dapat mencapai
derajat yang tinggi sehingga ia mampu menunaikan tugasnya sebagai kholifah di

bumi yang dalam kerangka lebih lanjut mewujudkan kebahagiaan di dunia dan

akhirat.
Menurut Ahmad D. Marimba
Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani menuju kepada terbentuknya
kepribadian yang utama menurut ukukran-ukuran Islam.

Dari beberapa definisi di atas,

secara umum pendidikan Islam dapat didefinisikan

sebagai suatu proses atau usaha yang dilakukan secara sadar untuk membina, mengarahkan
dan mengembangkan secara optimal fitroh atau potensi manusia dalam segenap aspek, baik
jasmani maupun rohani berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam untuk memperoleh kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat dengan memerankan fungsinya sebagai Abdullah dan
khalifatullah.
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Kadang kita tidak tahu perbedaan dari mengajar dan mendidik. Menurut Sardiman
(1987:52) kalau dilihat dari asal katanya, antara mengajar dan mendidik memiliki arti yang
sedikit berbeda. Mengajar itu cenderung kepada penanaman atau penyampaian pengetahuan
kepada anak didik, sedangkan mendidik cenderung sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap
mental dan akhlak anak didik.
Dengan demikian pengajaran agama hanya berorientasi pada penanaman ilmu pengertian
agama, bukan jadi orang yang taat beragama. Sedangkan kalau pendidikan agama,
orientasinya adalah pembentukan pribadi muslim yang taat, berilmu pengetahuan dan
beramal shalih (Zuhaerini, 1987:27). Adapun rumusan pengerian Pendidikan Agama Islam
menurut Zuhaerini (1987:27) adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam
membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. Kemudian Zakiah
Daradjat (1992:86) mengemukakan tiga pengertian tentang Pendidikan Agama Islam, yaitu:

Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak
didik agar kelak setelah selesai pendidikan dapat memahami, dan mengamalkan
ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai padangan hidup (way of life).

Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran


Islam.

Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama


Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya selesai
dari pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran
agama Islam yang telah diyakini secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama
Islam itu sebagai suatu pandangan hidup demi keselamatan dan kesejahteraan di dunia
dan di akhirat nanti.

Sedangkan menurut rumusan Dirjen Kelembagaan Agama Islam (Depag, 1994:1)


Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam
menyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati
agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk
mewujudkan persatuan nasional. Jadi kesimpulannya Pendidikan Agama Islam adalah usaha
sadar dari pendidikan terhadap perkembangan fisik dan psikis anak didik sesuai dengan
ajaran Islam menuju terbentuknya kepribadian muslim yang utuh.

B. FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Pendidikan dan pendidikan Islam khususnya memiliki fungsi penting. Pendidikan diakui
sebagai satu kesatuan (education of power) yang menentukan prestasi dan produktivitas
dibidang lain. Dapat dikatakan bahwa seseorang tidak memiliki fungsi dalam kehidupan

masyarakat tanpa melalui proses pendidikan maupun pendidikan Islam. Adapaun fungsi
pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Untuk menumbuhkan kreativitas
Secara antropologik dan sosial, masyarakat manusia adalah masyarakat yang
berkebudayaan dan berperadaban serta membutuhkan generasi-generasi pelanjut
sebagai pengembang kebudayaan peradaban mereka. Dalam hal ini, Pendidikan
Islam menciptakan generasi yang memiliki kreativitas sehingga mampu membangun
dan mengembangkan kebudayaan dan peradaban di masa mendatang. Dari segi ini
maka pendidkan menjadi sangat penting bagi pengembangan potensi-potensi qiwam
pada diri manusia sehingga benar-benar menjadi ahsanu taqwim bagi
2.

pembangunan masa depan manusia yang lebih berperadaban.


Untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai insan dan ilahi
Kehidupan bersama dan interaksi dalam masyarakat membutuhkan nilai-nilai
yang disepakati antar manusia: saling percaya, kejujuran dan amanah, saling tolong
menolong, tanggung jawab, keadilan, dll. Dalam fungsi ini, pendidikan merupakan
usaha yang mampu menanamkan nilai-nilai tersebut kepada peserta didik yang
merupakan nilai-niali dasar yang diperlukan dalam merealisasikan visi kekhalifahan

3.

dan misi manusia sebagai hamba Allah.


Untuk menyiapkan tenaga kerja produktif
Pendidikan berfungsi untuk menyiapkan subyek didik menjadi calon tenaga kerja
produktif, dengan pengertian: 1) tidak hanya dalam arti ekonomi tetapi juga dalam
arti sosial kultural ; 2) tidak hanya dalam rangka menyesuaikan dengan prediksi
ekonomik, melainkan mengantisipasi masa depan lebih terstruktur. Hal ini sejalan
dengan prinsip umat Muslim yang menekankan kepentingan dunia dan akhirat

secara harmoni.
4. Menumbuhkan kecerdasan emosional
Kecerdasan emosional apabila dihubungkan dengan pendidikan Islam akan
ditemukan istilah insan yang menunjuk manusia secara totalitas, jiwa, dan raga.
Manusia berbeda dengan manusia lain dari segi fisik, mental, dan kecerdasannya.
Dengan menggunakan kata insan dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional
adalah kemampuan dn kecakapan manusia dalam memanfaatkan potensi
psikologisnya, seperti kemampuan dalam bidang penalaran, memanfaatkan waktu
luang, mengatur waktu, berkomunikasi, beradaptasi dan keterkaitan dengan moral.
Kecerdasan emosional menjadi penting dalam menopang kelangsungan dan
kesuksesan manusia dalam menjalani tugasnya. Bilamana dihubungkan dengan
dunia kerja, kecerdasan emosional adalah prestasi puncak dalam pekerjaan.

Adapun fungsi pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah Abdul Majid, dan Dian
Andayani, dalam bukunya Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompotensi, yakni sebagai
berikut:
1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada
Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya
kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan di lakukan oleh setiap orang tua
dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam
diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan
tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian hidup didunia
dan di akhirat.
3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya
sesuai dengan ajaran agama Islam.
4. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan
dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan
pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal, hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya
menuju manusia Indonesia seutuhnya.
6. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum system dan
fungsional.
7. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di
bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga
dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.
C. TANTANGAN PENDIDIKAN ISLAM

Teknologi modern telah memungkinkan terciptanya komunikasi bebas lintas benua,


lintas negara, menerobos berbagai pelosok perkampungan di pedesaan dan menyelusup di
gang-gang sempit di perkotaan, melalui media audio (radio) dan audio visual (televisi,
internet, dan lain-lain). Fenomena modern yang terjadi di awal milenium ketiga ini popular
dengan sebutan globalisasi. Dalam proses pembudayaan umat manusia, adanya kelembagaan
pendidikan dalam masyarakat merupakan conditisine qua non ( syarat mutlak ) dengan tugas
dan tanggung jawabnya yang kultural edukatif terhadap anak didik dan masyarakatnya yang
semakin berat. Di hadapan idea-idea modernisme, terutama yang di dasari dan didorong oleh
pengaruh kemajuan teknologi modern, maka lembaga-lembaga pendidikan tidak terlepas dari
tangtangan ( challange) yang harus diberi jawaban-jawaban. adapun tantangan-tantangan
dalam dunia pendidikan Islam antara lain :
1. Politik
Dalam kehidupan politik, terutama politik kenegaraan banyak berkaitan dengan
masalah bagaimana negara itu membimbing, mengarahkan dan mengembangkan
kehidupan bangsa dalam jangka panjang. Pengarahan tersebut didasarkan atas falsafah
negara yang mengikat semua sektor perkembangan bangsa dalam proses pencapaian
tujuan negara atau tujuan nasional itu. Dengan kata lain lembaga pendidikan yang ada
di dalam wilayah suatu negara adalah merupakan sektor kehidupan budaya bangsa
commited (terikat) dengan tujuan perjuangan nasional yang berlandaskan falsafah
negaranya.oleh karena itu, maka suatu lembaga pendidikan yang tidak bersedia
mengikuti politik negaranya, khususnya dalam bidang pendidikan, akan merasakan
bahwa politik tersebut menjadi presure (tekanan) terhadap cita kelembagaan
tersebut.
2. Kebudayaan
Yaitu suatu hasil budi daya manusia baik bersifat material maupun mental
sepiritual dari bangsa itu sendiri ataupun dari bangsa lain. Suatu bangsa yang mampu
survive (mempertahankan diri dalam kehidupannya) di tengah-tengah bangsa lain,
adalah bangsa yang mampu

mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan

bangsa di dunia ini.suatu perkembangan kebudayaan dalam abad modern saat ini
adalah tidak dapat terhindar dari pengaruh kebudayaan bangsa lain kondisi demikian
menyababkan timbunya \proses akulturasi ( pertukaran atau saling berbaurnya antara
kebudayaan yang satu dengan yang lainnya), di mana faktor nilai yang mendasari
kebudayaannya sendiri sangat menentukan survive tersebut. Bila mana nilai-nlai

bangsa itu mudah terperangkap atau tertelan oleh kebudayaan lain yang
memasukinya, sehingga identitas kebudayaan bangsa itu sendiri akan lenyap.
3. Ilmu pengetahuan dan teknologi
Adalah suatu segi dari peradaban dan kebudayaan manusia, dimana
perkembangannya yang lebih cepat menjalah ke jantung masyarakat sesuatu bangsa,
merupakan salah satu ciri khas dari zaman modern saat ini. Teknologi sebagai ilmu
pengetahuan terapan (Technology is an applied science) adalah hasil kemajuan
budaya manusia yang banyax bergantung kepada manusia yang menggunakannya.
Dengan kata lain teknologi dapat diartikan sebagai satu kekuatan kebudayaan yang
bersifat netral dalam tugas
4. Ekonomi
Merupakan suatu aspek pengetahuan manusia yang memberitahukan tentang
bagaimana seharusnya manusia itu memenuhi kebutuhan hidup jasmaninya. Ekonomi
merupakan tulang punggung dari kehidupan bangsa yang dapat menentukan maju
mundurnya, lemah-kuatnya, lambat-cepatnya suatu proses pembudayaan bangsa.
Pengaruh kehidupan ekonomi banyak corak perkembangan sistem kependidikan
dalam masyarakat bangsa. Oleh karana itu kehidupan ekonomi suatu bangsa banyak
mempengaruhi pertumbuhan lembaga pendidikan. Bahkan juga mempengaruhi sistem
kependidikan apa yang diberlakukan serta kelembagaan bagaimana yang dapat
menunjang ataupun mengembangkan sistem ekonomi yang diinginkan. Oleh karna itu
timbulah suatu perencanaan kependidikan dilihat dari aspek kehidupan ekonomi yang
di kenal dengan ekonomi pendidikan . Sehingga pendidikan yang diselenggarakan
dalam masyarat selalu di ukur sejauh mana dapat menunjang

kehidupan dan

perkembangan dibidang ekonomi.


5. Kemasyarakatan
Yaitu suatu lapangan hidup manusia yang mengandung ide-ide yang sangat laten
terhadap pengaruh kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagai suatu

sisitem kehidupan, kemasyarakatan adalah tidak setatis dan beku, melainkan


kecenderungan ke perubahan-perubahan yang biasa kita kenal sebagai perubahan
sosial (sosial cange). Perubahan yang terjadi dalam sistem kehidupan sosial itu
seringkali mengalami ketidak pastian tujuan, dan sering pula berarah tujuan yang
jelas. Hal demikian banyak bergantung peda sektor krprmimpinan masyarakat yang
ada didalamnya serta faktor tingkat kesadaran sosial yang ada. Bila mana perubahan
itu dikehendaki oleh pemimpin-pemimpinnya, maka menjadi jelas arahnya, akan
tetapi bila tidak dikehendaki yang berarti tidak berencana, maka perubahan tersebut

cenderung ke arah oportunis yang tidak menguntungkan perkembangan masyarakat


dimasa yang akan datang.
PEMBAHARUAN DALAM ISLAM
Bila berbicara tentang pembaharuan dalam islam, maka kita akan menanyakan haal
hal apa saja dalam dunia islam yang sudah mengalami degenerasi sehingga memerlukan
pembaharuan atau penyegaran. Lahirnya gerakan gerakan pembaharuan atau reformasi dalam
islam mulai muncul terutama zaman dinasti umayyah, yang melahirkan bermacam aksi da
protes sosial politik. Salah satu reaksi terhadap ketidakadilan sosial dan degenerasi moral
pada waktu itu adalah gerakan sufi yang mencoba menangkap kedalaman dan spiritualitas
islam.
Munculnya ide pembaharuan setelah dua setengah abad sepeninggalan nabi Muhammad
SAW dipelopori oleh Ibnu Taiimiyah yang dianggap sebagai bapak Tajdidi atau pembaharuan
yang melakukan kritik tajam terhdap sufisme dan para filosof yang mendewakan
rasionalisme, juga terhadap teologi asyaari yang cenderung pasrah terhadap kehendak
Tuhan. Kritik Ibnu Taimiyyah selalu dibarengi dengan seruanya agar umat islam kembali
kepada al-quran dan sunah dan memahami kembali kedua sumber islam itu dengan landasan
ijtihad.
Pada dasarnya gerakan gerakan pembaharuan islam pada abad abad sebelum abad dua
puluh memiliki kesaaan kesamaan dasar yaitu :
1. Gerakan gerakan itu datang dari masyarakat islam sendiri dan terutama didorong oleh
ajaran ajaran islam sendiri
2. Gerakan gerakan itu pada dasarnya melakukan kritik terhadap sufisme yang
cenderung menjauhi tugas tugas manusia muslim dan pergumulan sosial di dunia
konkrit .
3. Hampir semua gerakan pembaharuan menekankan mutlak perlunya rekonstruksi
sosio-moral dan sosio-etnik masyarakat islam.
4. Semua gerakan pembaharuan islam sebelum abad 20 mengorbankan semangat ijtihad
yaitu menggunakan akal fikiran untuk memecahkan masalah masalah yang timbul
dalam masyarakat islam dengan referensi utama al-quran dan sunnah.
5. Pada umumnya gerakan gerakan pembaharuan menggaris bawahi pentingnyajihad
untuk mencapai tujuan atau merealisasikan cita cita pembaharuan, (Amien
Rais,1989:XI)

Adapun yang menjadi tema sentral sebagai pusat perhatian para pemikir pembaharuan islam
adalah :
1. Hubungan antara iman dan ilmu atau keyakinan dan akal
2. Ajaran islam dalam segi sosial yakni sejauh manakah islam mengajarkan keadilan
3.
4.
5.
6.

sosial, ekualitas antara pria dan wanita dan sebagainya.


Hubungan antara agama dan negara dan pandangan islam terhadap sekularisme .
Masalah pembaharuan hukum.
Ajaran ajaran islam dibidang ekonomi.
Pembaharuan dalam bidang pendidikan.

KURANG INI YA RUS, TIS. SILAKAN DILANJUTKAN

D.PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM


E.MANAJEMEN
IQ,
EQ,
SQ

UNTUK

MENINGKATKAN SDM
BAB III
KESIMPULAN
SARAN

DAFTAR PUSTAKA
Manaf, Abdul. Pendidikan Bukan untuk Penjajahan. Visipres. Surabaya, 2008.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta. Citra Umbara. 2003.
Arifin, M. Filsafat Pendidikan

Islam.

PT

Bina

Aksara.

Jakarta.

1987.

Bashori Muchsin, M. Sulthon Muh. Abdul, Wahid. Pendidikan Islam Humanistik. PT Refika
Aditama. Bandung. 2010.
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-sitinuryat-1552bab3_319-4.pdf
http://web.iaincirebon.ac.id/pai/pentingnya-pendidikan-agama-islam/

Você também pode gostar