Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
-lactam,
sulfonamid,
antikonvulsan.
Dan
allopurinol
diterima dalam 6 minggu sebelum onset gejala dipertimangkan sebagai obatobatan penyebab. Jika pasien telah menerima lebih dari satu obat, semua dari obat
tersebut dipertimbangkan sebagai obat-obatan penyebab.
3. Analisis statistik
Variabel-variabel kontinu dilaporkan sebagai rata-rata SD dan data untuk
variabel-variabel kategori dilaporkan sebagai angka atau persentase. Perbandingan
dari variabel-variabel kategori di antara kelompok dilakukan menggunakan uji x2
atau uji Fisher. Perbandingan dari variabel-variabel kontinu di antara kelompok
dilakukan menggunakn unpaired Students t-test atau uji Mann-Whitney U.
Signifikasi statistik diatur pada P < 0.05 (dua arah). Analisis statistik dilakukan
dengan SPSS versi 18.0.
4. Hasil
Delapan puluh tujuh pasien (44 laki-laki dan 43 perempuan) dimasukkan selama
periode ini. Terdapat 36 kasus (rata-rata usia 42.6) sejak tahun 2003 hingga 2007
dan 51 kasus (rata-rata usia 49.3) sejak tahun 2008 hingga 2012. Pada kelompok
pertama, 36 kasus diklasifikasikan sebagai SJS 26 kasus (70.6%), SJS-TEN
overlap 1 kasus (2.8%), dan TEN 9 kasus (25.0%). Pada kelompok kedua, 51
kasus diklasifikasikan sebgai SJS 36 kasus (70.6%), SJS-TEN overlap 7 kasus
(13.7%), dan TEN 8 kasus (15.7%). Penyakit kardiovaskular, diabetes melitus,
dan infeksi HIV tidak berbeda antara kelompok pertama dan kedua. Keganasan
terdapat 7 kasus (13.7%) pada kelompok kedua, sedangkan tidak terdapat kasus
keganasan pada kelompok pertama. Keterlibatan mukosa yang melibatkan mulut
lebih sering daripada tempat-tempat lainnya pada kedua kelompok. Keterlibatan
lebih sering terjadi pada kelompok pertama daripada kelompok kedua, sementara
infeksi kulit dan pneumonia yang didapat di rumah sakit lebih sering pada
kelompok kedua daripada kelompok kedua. Durasi perawatan rata-rata 13.9 hari
pada kelompok pertama dan 19.2 hari pada kelompok kedua. Tingkat mortalitas
menurun dari 25% dari kelompok pertama menjadi 13.7% pada kelompok kedua.
5. Diskusi
Pada penelitian kami, insidensi SJS dan/atau TEN adalah 8-9 kasus per tahun
yang serupa dengan laporan lainnya dari Asia seperti Thailand dan Korea. Ratarata usia sekitar 46 tahun yang setinggi dengan yang dilaporkan dari negaranegara lainnya di Asia seperti Jepang, Singapura, dan Korea. Berlainan dengan
penelitian-penelitian yang lebih awal yang menunjukkan bahwa perempuan yang
menderita dengan SJS dan/atau TEN lebih sering daripada laki-laki, series kami
memiliki jumlah yang sama dari laki-laki dan perempuan, yang seuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Tan dan Tay. Kelompok obat-obatan penyebab
yang paling sering pada penelitian ini adalah antibiotik (grup penisilin dan grup
sulfonamid) yang sama dengan penelitian lainnya di Thailand dan negara-negara
Asia lainnya. Allopurinol menunjukkan resiko yang lebih tinggi pada penelitian
ini daripada pada penelitian-penelitian sebelumnya. Allopurinol merupakan obatobatan penyebab yang paling sering sama dengan oenelitian EuroSCAR. Insidensi
allopurinol yang berhubungan dengan SJS atau TEN meningkat pada penelitian
EuroSCAR karena peningkatan penggunaan dan dosis dari obat ini. Penelitian ini
mengungkapkan bahwa indisensi dari allopurinol yang behubungan dengan SJS
atau TEN menurun dari 19% pada kelompok pertama menjadi 12% pada
Carbapenem,
suatu
antibiotik
spektrum
luas,
yang
meningkat
retrospektif
monocenter
menyatakan
bahwa
kortikosteroid
6. Kesimpulan
Obat yang paling sering berhubungan dengan SJS dan/atau TEN di Rumah Sakit
Vajira adalah allopurinol dan kelompok obat yang paling sering adalah antibiotik.
Kortikosteroid jangka pendek mungkin berkontribusi pada pengurangan tingkat
mortalitas pada SJS dan/atau TEN tanpa meningkatkan kejadian infeksi sekunder.
Penelitian-penelitian lebih lanjut dengan desain yang baik diperkukan untuk
membandingkan efek dari pengobatan kortikosteroid pada SJS dan/atau TEN.