Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NIM: 04011181419002
BETA PDU FK UNSRI 2014
Analisis Masalah
1. Arthur, laki-laki, 24 bulan dibawa ke klinik karena tidak bisa diam, menurut ibunya
sejak usia 20 bulan. VVV
2. Arthur terlihat tidak bisa diam, selalu bergerak kesana kemari tanpa tujuan. Arthur
belum bisa bicara, hanya mengoceh dengan kata-kata yang tidak dimengerti oleh orang
tuanya dan orang lain bila dipanggil seringkali tidak bereaksi dan menoleh. Arthur
tidak suka bermain dengan anak lain paling senang bermain bola dengan melemparlempar ke lantai dan dilakukan berulang-ulang. Arthur bisa makan sendiri tapi belum
bisa mandi sendiri. Bila menginginkan sesuatu di menarik tangan ibunya.VV
a. Bagaimana perkembangan normal pada anak usia 2 tahun?
Jawab:
Mengingat di Indonesia belum ada suatu alat tes yang mengetahui gangguan pada anak,
maka untuk tujuan dilakukan dengan membandingkan perkembangan anak dengan
perkembangan yang normal. Dibawah ini
UMUR
Lahir
2 bulan
5 bulan
UMUR
3 bulan
4 bulan
5 bulan
6 bulan
9 bulan
11 bulan
12 bulan
UMUR
Memeriksa benda
Melemparkan benda
Membuka penutup mainan
Meletakkan kubus dibawah gelas
MENGGAMBAR
Mencoret
Meniru membuat garis
Membuat garis spontan
Membuat garis horizontal dan vertikal
Meniru membuat lingkaran
Membuat lingkaran spontan tanpa melihat contoh
MELAKSANAKAN TUGAS
Memasukkan biji kedalam botol
Melepaskan biji dengan meniru
Melepaskan biji spontan
MENYUSUN KUBUS (Gunakan kubus dengan sisi 2.5
cm)
Menyusun 2 kubus
Menyusun 3 kubus
Kereta api dengan 4 kubus
Kereta api dengan cerobong asap
Jembatan dari 3 kubus
Pintu gerbang dari 5 kubus
Tangga dan dinding dari beberapa kubus tanpa melihat
contoh
MAKAN
Makan skuit yang dipegang
Minum dari gelas sendiri atau menggunakan sendok
BERPAKAIAN
Membuka baju sendiri
Memakai baju
Membuka kancing
Memasang kancing
Mengikatkan tali sepatu
7 -8 bulan
9 bulan
10 bulan
11 bulan
UMUR
12 bulan
15 bulan
18 bulan
25 27 bulan
30 bulan
3 tahun
UMUR
12 bulan
14 bulan
16 bulan
UMUR
15 bulan
16 bulan
2 tahun
2.5 tahun
3 tahun
4 tahun
6 tahun
UMUR
9 bulan
12 bulan
UMUR
24 bulan
36 bulan
36 bulan
48 bulan
60 bulan
UMUR
Lahir
5 minggu
4 bulan
8 bulan
14 bulan
8 bulan
Fase 1 (5 bulan),
fase 2 (7 bulan),
fase 3 (9 bulan)
11 bulan
EKSPRESIF
UMUR
Ooo-ooo
6 minggu
Guu, guuu
3 bulan
a-guuu, a-guuu
4 bulan
Mengoceh
4-6 bulan
Dadadada (menggumam)
6 bulan
Da-da tanpa arti, Ma-ma tanpa arti
8 bulan
Dada
10 bulan
Mama & kata pertama selain mama
11 bulan
Kata kedua
12 bulan
Kata ketiga
13 bulan
4 6 kata
15 bulan
7 20 kata
17 bulan
Kalimat pendek 2 kata
21 bulan
50 kata & kalimat terdiri dari 3 kata
3 tahun
Kalimat terdiri dari 4 -5 kata, bercerita, menanyakan arti
4 tahun
suatu kata, menghitung sampai 20
3. Anak pertama dari Ibu usia 25 tahun, lahir SC dengan usia kehamilan 38 minggu atas
indikasi kala 2 lama, lahir langsung menangis berat badan lahir 3000 gr. Selama hamil
periksa ke bidan 4 kali. Arthur bisa tengkurap usia 4 bulan dan berjalan usia 14
bulan.VV
a. Bagaimana hubungan riwayat kelahiran dengan keluhan?
Jawab:
Pemeriksaan riwayat kelahiran ditujukan untuk mengetahui adanya hubungan
dengan resiko terkena autisme. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi resiko
autisme pada anak:
1. Genetik
Perubahan dalam gen berkontribusi pada terjadinya autisme. Menurut National
Institute of Health, keluarga yang memiliki satu anak autisme memiliki peluang 120 kali lebih besar untuk melahirkan anak yang juga autisme.
2.
Pestisida
Pestisida akan mengganggu fungsi gen di sistem saraf pusat. Menurut Dr Alice
Mao, profesor psikiatri, zat kimia dalam pestisida berdampak pada mereka yang
Keadaan Normal
Interpretasi
Menoleh
ketika Gangguan Interaksi Sosial
dipanggil namanya
Ada tujuan
Gangguan Prilaku
-
Normal
Normal
Mau bermain
anak lain
Gangguan Komunikasi
Tidak ada
nneurologis
Tes pendengaran bias mendengar pada 10-25 dB
25 dB
kelainan Normal
Normal
terhadap keadaan disekelilingnya sehingga tidak menghiraukan orang lain yang sedang
berbicara dengannya.
a. Bergoyang merupakan cara anak autis untuk merangsang keseimbangan atau sistem
vestibularnya
b. Menggerak-gerakan atau mengepak-ngepakkan tangan bisa jadi untuk merangsang
sensorik pengelihatannya
Cara untuk mengatasi stres dan kecemasan maka aktivitas repetitif terjadi, alasan ini
mungkin lebih dapat menjelaskan perilaku repetitif pada orang normal atau orang-orang
dewasa
Hipotesis lain dengan adanya penelitian yang dilakukan pada tikus percobaan untuk
mengetahui alasan gerakan berulang-ulang pada anak autis. . Uji coba dilakukan pada
beberapa tikus. Tikus percobaan adalah tikus yang kekurangan gen untuk protein atau
disebut Cntnap, yang ditemukan dalam sel otak interneuron. Kekurangan protein jenis
itu membuat potensi pelepasan molekul sinyal dua otak, atau dikenal sebagai dopamin
dan GABA (gamma-aminobutyric acid). Dopamin terkait dengan sensasi kesenangan
sedangkan GABA menghambat aktivitas saraf dan pengaturan aktivitas otot. Peneliti
menyebutkan kekurangan Cntnap bertanggungjawab atas munculnya perilaku dandan
yang berlebihan. Dalam uji coba ditemukan tikus yang kekurangan protein secara
obsesif mendandani bulu sesama tikus ke gaya rambut mohawk. Peneliti berpendapat
perilaku berulang-ulang pada tikus itu mirip dengan perilaku berulang pada penderita
autis. Hal ini menunjukkan hubungan antara genetika, fungsi otak dan perilaku autis.
Senang dan tertarik menyusun kotak-kotak bekas mainan sabun dan lain-lain
Senang membalik kalender bergambar: Individu autistik senang dan lebih mudah
belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers)
Bila memerlukan bantuan, dia menarik tangan ibunya untuk melakukan.
Selalu mengambil tangan pedamping bila memerlukan sesuatu: gangguan sulcus
temporalis
superior
mengakibatkan
penderita
sulit
untuk
memahami
suatu
Tidak bisa bermain pura-pura: karena kurangnya social play atau social imitation
(qualitative impairment of communication),serta adanya gangguan interaksi social dan
perilaku. Pada kasus ini, Gangguan ataupun kemungkinan kerusakannya ada pada
bagian amygdala dan hippocampus yang fungsi utamanya adalah untuk pengaturan
terhadap long term memory . Sehingga, Bram tidak bisa bermain pura-pura atau
imajinatif.
Tidak melihat ke benda yang ditunjuk
Tidak dapat melihat benda yang ditunjuk: karena adanya gangguan pada system
mirror. Sistem ini berasal dari bagian korteks prefrontal (korteks premotorik), korteks
motorik primer, dan korteks sensori primer. Kemungkinan lain, karena Bram tidak
memiliki atensi terhadap orang lain akibat terlalu asyik dengan dunia nya
sendiri,sehingga ia tidak merespon terhadap perintah yang ditujukan kepadanya. Hal ini
bisa berkaitan dengan teori penurunan atau pun atrofi sel purkinje di cerebellum yang
dapat menyebabkan kelainan atensi.
Tidak bisa menunjuk benda yang ditanyakan: karena kurangnya spontaneous
sharing (qualitative impairment of social interaction), serta adanya gangguan interaksi
social dan perilaku yang disebabkan karena adanya ganguan organic atau gangguan
perkembangan otak tepatnya di daerah sistem limbic (amygdala dan hippocampus).
Pada penderita ASD sel-sel saraf dalam amygdale mengalami hipoplasi (mengecil)
dimana amygdale yang berfungsi sebagai pusat emosi tidak mampu untuk
menyampaikan neurotransmitter dengan baik ke sel-sel saraf berikutnya, impuls saraf
terganggu, pusat emosi terganggu, tidak bisa mngendalikan emosi, interaksi sosial
terganggu (tidak bisa melihat benda yang ditunjuk dan tidak bisa menunjuk benda yang
diperintahkan).
Pemeriksaan Neurologi
Makna klinis dari tidak ada kelainan neurologis adalah gejala-gejala yang timbul
pada Bima bukan merupakan gejala yang diakibatkan oleh kelainan-kelainan pada
saraf kranialis, saraf perifer dan neuromuscular melainkan karena defek pada bagian-
6. Aspek Klinis
a. Algoritma penegakan diagnosis
Jawab:
DIAGNOSIS AUTISM BERDASARKAN DSM IV
(Diagnostic and Statistic manual)
Untuk menetapkan diagnosis gangguan autism para klinisi sering menggunakan
pedoman DSM IV.Gangguan Autism didiagnosis berdasarkan DSM-IV:
A. Harus ada sedikitnya 6 gejala dari(1), (2), and (3), dengan minimla harus ada 2 gejala
dari (1), dan satu gejala masing-masing dari (2) dan (3):
a) gangguan kualitatif dalam interaksi sosial,
minimal harus ada 2 manifestasi:
Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tak berlkembang (tak ada usaha
untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa bicara).
Cara bermain kurang variasi, kurang imajinatif dan kurang bisa meniru.
c)
Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan
berlebihan.
Terpaku pada satu kegiatan ritual atau rutin yang tidak ada gunanya.
B. Sebelum usia 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang:
1. Interaksi sosial
2. Bicara dan berbahasa
C. Gangguan tersebut bukan disebabkan karena sindrom Rett atau Gangguan disintegratif
masa kanak-kanak (Childhood Disintegrative Disorder).
b. Patofisiologi
Jawab:
Sel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan serabut untuk mengalirkan impuls
listrik (akson) serta serabut untuk menerima impuls listrik (dendrit).Sel saraf terdapat di
lapisan luar otak yang berwarna kelabu (korteks).Akson dibungkus selaput bernama
mielin, terletak di bagian otak berwarna putih. Sel saraf berhubungan satu sama lain
lewat sinaps.
Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan. Pada trimester
ketiga, pembentukan sel saraf berhenti dan dimulai pembentukan akson, dendrit, dan
sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar dua tahun.Setelah anak lahir, terjadi
proses pengaturan pertumbuhan otak berupa bertambah dan berkurangnya struktur akson,
dendrit, dan sinaps. Proses ini dipengaruhi secara genetik melalui sejumlah zat kimia
yang dikenal sebagai brain growth factors dan proses belajar anak.
Makin banyak sinaps terbentuk, anak makin cerdas. Pembentukan akson, dendrit, dan
sinaps sangat tergantung pada stimulasi dari lingkungan.Bagian otak yang digunakan
dalam belajar menunjukkan pertambahan akson, dendrit, dan sinaps.Sedangkan bagian
otak yang tak digunakan menunjukkan kematian sel, berkurangnya akson, dendrit, dan
sinaps.kelainan genetis, keracunan logam berat, dan nutrisi yang tidak adekuat dapat
menyebabkan terjadinya gangguan pada proses proses tersebut. Sehingga akan
menyebabkan abnormalitas pertumbuhan sel saraf.
Pada pemeriksaan darah bayi-bayi yang baru lahir, diketahui pertumbuhan abnormal
pada penderita autis dipicu oleh berlebihnya neurotropin dan neuropeptida otak (brainderived neurotrophic factor, neurotrophin-4, vasoactive intestinal peptide, calcitoninrelated gene peptide) yang merupakan zat kimia otak yang bertanggung jawab untuk
kemudian
terjadi
gangguan
yang
menyebabkan
kerusakan
sel
Purkinye.Kerusakan terjadi jika dalam masa kehamilan ibu minum alkohol berlebihan
atau obat seperti thalidomide.
Selain itu ditemukan juga adanya disfungsi dari Mirror Neuron System (MNS) pada
anak autis
sehingga bermanifestasi menjadi abnormalitas motor, kurang atau tidak adanya empati,
dll.
Daerah yang mengalami kerusakan:
Para ilmuwan dalam riset terbaru menemukan, anak-anak autis pada umumnya
memiliki otak yang lebih berat dan sel-sel otak yang berlebihan. Para ilmuwan
mengatakan siklus tersebut membuat otak mengatur dirinya dan sel-sel otak saling
tersambung satu sama lain. Namun jika terjadi pertumbuhan berlebihan, koneksi antar sel
otak ini akan terganggu. Studi sebelumnya menunjukkan, anak autis memiliki ukuran
kepala lebih besar dan otak.Selain itu bagian otak yang penting untuk memroses emosi,
komunikasi dan sosial berkembang berlebihan.
Amigdala
Amigdala terletak di sebelah anterior dari kornu inferius ventrikuli latealis dan
disebelah dalam dari unkus di dalam lobus temporalis.Beberapa data klinik menunjukkan
bahwa amigdala mempunyai hubungan dengan mekanisme-mekanisme batang otak yang
mengendalikan atau mengontrol agresifitas dan emosional. Pada autism pertumbuhan sel
neuron di amigdala sangat padat dan kecil-kecil daipada sel neuron normal, sehingga
fungsinya menjadi kurang baik. Sehingga para penyandang autism pada umumnya
kurang dapat mengendalikan emosinya, sering marah bila tidak mendapatkan
keinginannya, kadang-kadang mendadak tertawa, menangis atau marah tanpa sebab yang
jelas. Sering terdapat agresivitas yang ditujukan pada orang lain maupun diri sendiri.
Mereka juga sering menunjukkan rasa takut yang tidak lazim atau menyenangi sesuatu
yang berlebihan.
Hipokampus
Terletak didalam dinding medial kornu inferius ventrikuli lateralis lobus
temporalis.Walaupun hipokampus merupakan struktur saraf yang berkembang sempurna
dan besar tapi relative hanya sedikit yang diketahui tentang fungsinya. Lesi atau
rengsangan pada hipokampus hewan percobaan menimbulkan gejala perubahan tingkah
laku yang aneh dan diulang-ulang. Data menunjukkan bahwa hipokampus berkaitan
dengan daya ingat dan belajar, sehingga gangguan di hipokampus menyebabkan
timbulnya kesulitan dalam menyerap dan menyimpan informasi baru. Penelitian telah
dilakukan terhadap volumetri global dan regional, relaxometry, anisotropi, dan
diffusometry bagian Greymatter (otak abu-abu) dan putih pada 10 anak autisme berfungsi
sebagai kontrol kecerdasan nonverbal. Ternyata hasilnya menunjukkan volume
hipokampus normalisasi meningkat dengan usia pada individu autisme dengan struktur
limbik yang lebih besar. Demikian pula volume Hippocampus lebih besar pada anak-anak
autisme.Volume Hippocampus berkorelasi terbalik dengan kecerdasan nonverbal seluruh
individu kontrol.Pola kelainan hippocampal menunjukkan adanya gangguan pada
perkembangan otak pada anak-anak autisme intelek independen.
Serebelum
Terletak
di
fosa
kranialis
posterior,
bertanggung
jawab
untuk
gerakan.Pemeriksaan MRI menemukan bahwa pada anak autism didapatkan lobules VI-
VII lebih besar (hyperplasia) daripada normal.Dari hasil otopsi didapatkan pula pada 2530% anak autism jumlah sel purkinye berkurang, yaitu sel yang mempunyai kandungan
serotonin yang tinggi.Akibatnya keseimbangan antara neurotransmitter serotonin dan
dopamine terganggu, menyebabkan kacaunya lalu-lalang impuls otak
Lobus Frontalis
Lobus frontalis meluas dari ujung frontal yang berakhir pada sulkus sentralis dan
disisi samping fisura lateralis. Lobus frontalis berfungsi sebagai fungsi perencanaan suatu
tindakan, pada anak autism terdapat kelainan dalam lobus frontalisnya sehingga anak
tidak bisa merencanakan suatu tindakan
1. Pertumbuhan yang berlebihan dan disfungsi pada korteks prefrontal serta areaarea otak lainnya. Korteks prefrontal merupakan bagian lapisan terluar kortikal otak,
yang terdiri dari satu-sepertiga dari semua materi abu-abu kortikal. Lapisan ini
merupakan bagian otak yang terlibat dalam sosial, bahasa, komunikasi, fungsi afektif dan
kognitif, merupakan fungsi yang paling mendapat gangguan pada autisme. Penelitian
pencitraan otak pada anak-anak penderita autisme telah menunjukkan pertumbuhan yang
berlebihan dan disfungsi pada korteks prefrontal serta area-area otak lainnya. Sebuah
studi dari para peneliti di University of California, Autism Center of Excellence San
Diego, menunjukkan bahwa pertumbuhan otak pada anak penderita autis melibatkan
jumlah neuron yang berlebihan di area otak yang berhubungan dengan sosial, komunikasi
dan perkembangan kognitif. studi ini menemukan bahwa anak-anak penderita autisme
memiliki kelebihan neuron hingga 67 persen pada korteks prefrontalnya. Otak anak-anak
autis juga lebih berat dibandingkan anak-anak yang bertumbuh secara normal pada usia
yang sama. Karena neuron kortikal baru tidak dihasilkan setelah kelahiran, maka
peningkatan jumlah neuron pada anak autisme telah terjadi pada proses kehamilan.
Proliferasi (perkembangan) neuron tersebut bersifat eksponensial antara kehamilan 10
minggu dan 20 minggu, dan biasanya menghasilkan peluapan neuron pada poin dalam
perkembangan janin ini. Namun, selama trimester ketiga kehamilan dan kehidupan awal
bayi, sekitar setengah dari neuron biasanya dikeluarkan dalam proses yang disebut
apoptosis (kematian sel). Kegagalan dari proses perkembangan awal yang penting ini
akan menciptakan kelebihan patologis neuron kortikal yang besar.
2. Neuron pada prefrontal cortex lebih banyak.Temuan studi ini didasarkan pada analisis
post-mortem dari tujuh anak laki-laki autis yang berusia antara 2-16 tahun yang semuanya
menderita kematian karena kecelakaan. Para peneliti memeriksa otak dari para anak lakilaki pengidap autis tersebut dan membandingkannya dengan kelompok kontrol setengah
lusin anak-anak yang meninggal karena kecelakaan. Hasil temuan mereka mengungkap
bahwa otak dari anak laki-laki yang kena autis lebih berat 18 persen, berisi 67 persen
neuron pada prefrontal cortex dibanding otak normal berdasarkan umur. Prefrontal cortex
merupakan area di otak yang bertanggung jawab terhadap perilaku tertentu, termasuk
kemampuan sosial, perhatian, suasana hati. Banyaknya sel-sel otak di bagian yang
bertanggung jawab untuk komunikasi dan perkembangan emosi diduga menjadi
penyebab autisme. Karena cortical neurons tidak dihasilkan pada kehidupan setelah
melahirkan, peningkatan patologis pada jumlah neuron dalam anak-anak autis
mengindikasikan penyebab dalam masa prenatal.
Lobus temporalis
Lobus temporalis terletak di bawah fisura lateralis serebri (sylvii) dan berjalan ke
belakang sampai fisura parieto-oksipitalis. Lobus parietalis berfungsi sebagai pusat
pendengaran, bicara dan daya ingat, demikian pula pada lobus temporalis anak autis
terdapat kelainan sehingga anak telambat bicara
Serotonin
Sampai sekarang belum ada petanda biologis spesifik untuk membantu mencari
penyebab gangguan autistik.Pada anak dengan gangguan autistik ditemukan adanya
abnormalitas serotonin baik.dalam darah tepi maupun otak. Pada darah tepi ditemukan
adanya platelethyperserotonemia, sedangkan pada otak ditemukan gangguan sintesis
serotonin otak baik secara keseluruhan maupun fokal. Ganguan tersebut dapat berupa
rendahnya sintesis serotonin, atau serotonin berlebihan yang akhirnya akan mengurangi
jumlah terminal serotonergik melalui mekanisme negative-feedback. Belum diketahui
dengan pasti apakah platelethyperserotonemia pascanatal sampai anak berumur 2 tahun
menyebabkan penurunan serotonin otak, atau gangguan serotonin otak terjadi sangat dini
sebelum terlihatnya platelethiperserotonemia.
Pertumbuhan otak yang terlalu cepat dan abnormal terjadi pada sel saraf integratif
di korteks frontalis (otak bagian depan).Selain itu, pertumbuhan abnormal juga
disebabkan oleh pematangan mielin terlalu cepat di daerah frontalis dan temporalis
(daerah pelipis).Kedua keadaan ini, dikombinasi dengan perkembangan sinaps
(sambungan antar sel saraf) yang tidak sempurna akan menghasilkan otak yang lebih
mementingkan strategi pemrosesan informasi lokal, bukan informasi sebagai suatu
kesatuan. Tidak heran bahwa anak dengan gangguan autistik sangat memperhatikan
detail, bukan secara menyeluruh.
Penelitian terhadap gangguan spektrum autisme (ASD) mengungkapkan adanya
disfungsi dalam sistem saraf mediasi pengolahan objek dan kognisi sosial.Respon
kortikal dalam biasanya berkembang remaja dan orang-orang dengan ASD terhadap
rangsangan dari domain konseptual yang berbeda yang dikenal untuk mendapatkan
kategori yang berhubungan dengan aktivitas dalam sistem saraf yang terpisah.
Didapatkan defisit selektif dalam rangsangan sosial yang dinamis (video dan titik-light
display orang, bergerak bentuk geometris), tetapi tidak gambar statis, di wilayah lateral
yang fungsional lokal dari gyrus fusiform kanan, termasuk daerah fusiform wajah.
Sebaliknya, tidak ada perbedaan kelompok yang ditemukan dalam menanggapi baik
gambar statis atau rangsangan dinamis di daerah otak lain yang terkait dengan wajah dan
proses sosial (misalnya posterior sulkus temporal superior, amigdala), menunjukkan
konektivitas teratur antara daerah dan gyrus fusiform di ASD. Kemungkinan ini diperkuat
oleh analisis konektivitas fungsional.
c. Pemeriksaan penunjang
Jawab:
Bila terdapat gangguan pendengaran harus dilakukan beberapa pemeriksaan Audiogram
and Tympanogram.
a. EEG untuk memeriksa gelombang otak yang menunjukkan gangguan kejang,
diindikasikan pada kelainan tumor dan gangguan otak
b. Skrening gangguan metabolik, (pemeriksaan darah dan urine untuk melihat
metabolisme makanan di dalam tubuh dan pengaruhnya pada tumbuh kembang anak)
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CAT Scans (Computer Assited Axial
Tomography): untuk mendiagnosis kelainan struktur otak
d. Pemeriksaan genetik (melalui pemeriksaan darah adalah untuk melihat kelainan
genetik, yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan. Beberapa penelitian
menunjukkkan bahwa penyandang autism telah dapat ditemukan pola DNA dalam
tubuhnya)
d. Prognosis
Jawab:
Prognosis pada pasien dengan autism, sangat tergantung pada tingkat IQnya. Pada pasien
dengan IQ yang rendah, pasien tidak dapat hidup mandiri, namun pada pasien dengan IQ
tinggi dapat mandiri, bekerja ataupun sukses. Sejauh ini penderita autism tidak bisa sembuh
secara total, namun dapat diminimalisir sehingga anak mampu tumbuh dalam hidup dan
perkembangan yang normal. 2-15% pasien yang mendapatkan peningkatan fungsi kognitif
dan adaptive yang baik. Anak-anak autistik dengan IQ > 70 dan mereka yang menggunakan
bahasa komunikatif pada usia 5-7 tahun memiliki prognosis yang terbaik, prognosis
membaik jika lingkungan atau rumah adalah suportif dan mampu memenuhi kebutuhan
anak tersebut yang sangat banyak.Selain itu juga dilihat dari ada tidaknya comorbid
disorder dan waktu diagnosis. Waktu diagnosis, diagnosis lebih dari umur 3 tahun,
memiliki prognosis lebih jelek